Determinan efisiensi teknis penangkapan

Manfaat informasi dapat dipahami melalui kemampuan manajerial nelayan yang diwujudkan dalam penerapan teknologi penangkapan ikan. Dalam hal ini, mencakup aspek efisiensi teknis dalam penggunaan teknologi penangkapan, penggunaan faktor produksi, dan prediksi daerah penangkapan potensil. Dengan demikian, aplikasi teknologi penangkapan pada akhirnya akan tercermin pada jumlah produksi ikan yang dihasilkan, yang sekaligus menggambarkan tingkat kemampuan manajerial nelayan. Nelayan dikatakan melakukan penangkapan secara efisien jika produksi ikan yang diperoleh pada saat penangkapan mendekati potensi maksimum. Berkenaan dengan hal di atas, bagian ini akan menganalisis fungsi stochastic production frontier , determinan-determinan yang mempengaruhi produksi ikan, sekaligus menganalisis variabel yang diduga mempengaruhi kemampuan manajerial nelayan serta faktor penyebab inefisiensi dalam pengelolaan usaha perikanan pelagis kecil di lokasi sampel. Dengan demikian, dapat dihasilkan faktor produksi yang berpotensi meningkatkan produksi ikan dan faktor-faktor yang berpontensi dapat mengurangi inefisiensi teknis penangkapan.

5.3.2.1 Determinan efisiensi teknis penangkapan

Fungsi produksi dengan menggunakan pendekatan stochastic production frontier dalam penelitian ini disusun dalam dua tipe. Pertama, adalah fungsi produksi tanpa membedakan musim penangkapan yang menggambarkan kegiatan penangkapan pelagis kecil dalam rentang waktu satu tahun atau periode tahunan. Kedua , adalah fungsi produksi untuk dua musim yang berbeda yaitu musim timur dan musim barat. Perbedaan fungsi produksi menurut musim dimaksudkan untuk melihat sejauh mana pengaruh musim terhadap fungsi produksi penangkapan dengan faktor input sama, kecuali waktu operasi efektif, yang diasumsikan dapat memberikan pengaruh berbeda terhadap efisiensi teknis sesuai musim tangkap. Hasil analisis menunjukkan panjang alat tangkap memberikan pengaruh yang sangat nyata secara positif di dalam model fungsi stochastic production frontier . Implikasi pengaruh tersebut mengindikasikan jika panjang alat tangkap ditambah pada batas ukuran tertentu akan berpeluang meningkatkan hasil tangkapan. Lebar alat tangkap juga berpengaruh sangat nyata secara positif di dalam model fungsi produksi. Artinya, dengan penambahan lebar alat akan memberi peluang untuk lebih meningkatkan hasil tangkapan. Perpaduan kedua variabel panjang dan lebar alat tangkap mengindikasikan pertambahan luas alat tangkap akan berpeluang meningkatkan hasil tangkapan. Secara teknis, alat tangkap yang lebih besar akan berpeluang menghadang ataupun membatasi ruang gerak ikan saat penangkapan, sehingga ikan dengan mudah tertangkap. Tabel 29 Estimasi fungsi stochastic production frontier penangkapan ikan tahunan Maximum likelihood estimates Variabel Parameter Koefisien Standar error T- hitung Konstanta  1.623 0.391 4.155 Panjang alat  1 0.262 0.058 4.498 Lebar alat  2 0.527 0.132 3.987 Jumlah ABK  3 0.624 0.195 3.204 Investasi  4 0.226 0.079 2.848 Waktu operasi  5 -0.327 0.139 -2.354 Sigma-squared 0.794 0.364 2.180 LR test of the one-sided error 21.220 Total sampel 165 Efisiensi teknis rata-rata 0.68 Sumber: Data Primer Dianalisis dengan Frontier 4.1 Keterangan: Taraf nyata α = 0.05 dan α =0.01 Tabel 30 Estimasi fungsi stochastic production frontier penangkapan ikan musim timur Maximum likelihood estimates Variabel Parameter Koefisien Standar error T- hitung Konstanta  1.846 0.815 2.264 Panjang alat  1 0.170 0.079 2.157 Lebar alat  2 0.519 0.186 2.792 Jumlah ABK  3 0.515 0.321 1.601 Investasi  4 0.138 0.123 1.124 Waktu operasi  5 0.005 0.226 1.124 Sigma-squared 0.455 0.062 7.369 LR test of the one-sided error 22.584 Sampel 165 Efisiensi teknis rata-rata 0.82 Sumber: Data Primer Dianalisis dengan Frontier 4.1 Keterangan: Taraf nyata α = 0.05 dan α =0.01 Tabel 31 Estimasi fungsi stochastic production frontier penangkapan ikan musim barat Maximum likelihood estimates Variabel Parameter Koefisien Standar error T- hitung Konstanta  1.929 0.404 4.779 Panjang alat  1 0.147 0.073 2.020 Lebar alat  2 0.455 0.147 3.106 Jumlah ABK  3 0.696 0.236 2.953 Investasi  4 0.344 0.096 3.598 Waktu operasi  5 -0.267 0.142 -1.876 Sigma-squared 1.053 0.313 3.362 LR test of the one-sided error 27.481 Sampel 165 Rata-rata efisiensi teknis 0.51 Sumber: Data Primer Dianalisis dengan Frontier 4.1 Keterangan: Taraf nyata α = 0.05 dan α =0.01 Variabel jumlah nelayan ABK berpengaruh sangat nyata dan positip terhadap model fungsi produksi. Artinya, penambahan ABK per kapal dalam jumlah yang sesuai dengan efektivitas operasi penangkapan memberikan peluang peningkatan produksi. Penambahan ABK sangat membantu operasi penangkapan ikan, karena armada penangkapan masih tergolong usaha skala kecil dengan labor-oriented . Namun, penambahan tersebut harus sesuai dengan kemampuan kapalperahu sehingga tidak mengganggu operasi penangkapan ikan. Variabel nilai investasi memberikan pengaruh sangat nyata terhadap fungsi produksi secara positif. Artinya, jumlah modal yang diinvestasikan menentukan ukuran dan kualitas unit penangkapan, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Dengan kata lain, ukuran unit penangkapan yang lebih besar dan lebih laik laut dapat menjangkau daerah penangkapan yang lebih jauh dan potensil saat operasi, sehingga lebih berpeluang untuk meningkatkan hasil tangkapan. Akan tetapi, perubahan dimensi alat tangkap perlu mempertimbangkan perbandingan ukuran teknis alat dan kapal sehingga proses penangkapan tetap efektif untuk meningkatkan produktifitas. Hasil analisis menunjukkan variabel waktu operasi efektif memberikan pengaruh yang nyata dan negatif terhadap fungsi produksi. Pengaruh tersebut mengindikasikan bahwa pertambahan waktu operasi efektif per trip dari armada penangkapan berpeluang menurunkan hasil tangkapan. Proporsi waktu operasi efektif harus diminimalkan dalam operasi penangkapan. Artinya, waktu untuk setting dan hauling alat tangkap diusahakan seoptimal mungkin dalam operasi penangkapan. Temuan ini adalah relevan dengan hasil penelitian Suyasa 2007 tentang perikanan pelagis kecil di Pantai Utara Jawa. Peningkatan waktu dalam setiap trip penangkapan diakibatkan oleh semakin jauh daerah penangkapan ikan yang potensil. Rata-rata tingkat efisiensi teknis penangkapan ikan pelagis kecil periode tahunan adalah 0,68, sementara nilai efisiensi teknis musim timur tercatat sebesar 0,82 dan musim barat sebesar 0,51. Angka-angka tersebut mengindikasikan penangkapan ikan pelagis kecil pada musim timur adalah lebih efisien daripada musim barat. Berdasarkan wawancara dengan nelayan sampel, walaupun kondisi laut kurang menunjang operasi penangkapan pada musim timur, namun sumberdaya ikan pelagis cukup tersedia, sehingga nelayan cenderung melakukan penangkapan ikan pada saat yang tepat sehingga menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Tingkat efisiensi lebih tinggi pada musim timur ditunjukkan oleh waktu operasi efektif pukat cincin 6,7 jamtrip dan jaring insang 3 jamtripyang rendah, tetapi menghasilkan produksi 1.820 kgtrip untuk pukat cincin dan 61,4 kgtrip untuk jaring insang. Sebaliknya, pada musim barat waktu operasi efektif pukat cincin 7,8 jamtrip dan jaring insang 3,5 jamtrip, sementara produksi pukat cincin 1.520 kgtrip dan jaring insang 57kgtrip. Waktu operasi efektif bagan adalah 12 jamtrip pada musim timur maupun musim barat, dan produksi pada kedua musim relatif tidak berbeda. Merta et el. 1998 mengemukakan bahwa untuk perairan Laut Banda dan sekitarnya, musim penangkapan ikan adalah bulan Maret sampai Oktober, atau musim timur. Kecuali bagan, perbedaan tingkat produksi ikan pada musim timur dan musim barat diduga berkaitan dengan status potensi sumberdaya ikan pelagis kecil pada kedua musim tersebut. Potensi sumberdaya ikan pelagis kecil di wilayah penelitian dipengaruhi oleh kesuburan perairan yang diakibatkan oleh proses upwelling yang terjadi pada musim timur di Perairan Laut Banda. Menurut Criske 1988 yang diacu dalam Merta et al. 1998, bahwa potensi sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan di mana terjadi proses penaikan masa air atau upwelling , dapat membentuk biomasa yang sangat besar. Distribusi efisiensi teknis unit penangkapan secara periodik ditampilkan pada Gambar 19. Pada periode tahunan, 71 unit 43 alat tangkap mencapai indeks efisiensi 0,8-0,99, sebaliknya 1 alat tangkap terletak pada indeks lebih kecil dari 0,2. Pada musim timur, 107 unit penangkapan 65 terletak pada indeks 0,80-0,99, dan tidak ada alat tangkap berindeks 0,0-0,2. Sementara pada musim barat, terdapat 19 unit penangkapan 12 pada indeks 0,80- 0,99, dan 30 unit penangkapan 18 terletak memiliki indeks 0,0-0,20. Angka-angka tersebut menunjukkan perikanan pelagis kecil pada periode tahunan dan musim timur lebih efisien secara teknis jika dibandingkan musim barat. Jika indeks efisiensi lebih besar 0,5 TE 0,5 dianggap sebagai batas ambang efisiensi teknis alat tangkap, maka lebih dari 50 unit penangkapan ikan pelagis kecil pada seluruh periode telah mencapai tingkat efisiensi teknis penangkapan. 71 45 25 22 2 107 32 21 5 19 58 31 29 28 20 40 60 80 100 120 0,2 0,2-0,39 0,4-0,59 0,6-0,79 0,8-0,99 Efisiensi Teknis F r e k u e n si Tahunan Timur Barat Gambar 19 Distribusi efisiensi teknis penangkapan ikan pelagis kecil.

5.3.2.2 Determinan penentu fungsi inefisiensi teknis penangkapan