sebesar Rp. 35.000.000,00 dan dapat dicapai sebesar Rp. 33.750.000,00. Tingkat efektivitasnya sebesar 96,43 dan dapat dikatakan efektif. Pada
tahun 2007 target retribusi pelayanan pemeriksaan hewan dan ikan sebesar Rp. 40.000.000,00dan dapat dicapai sebesar Rp. 33.193.500,00. Tingkat
efektivitasnya sebesar 82,98 dan dapat dikatakan cukup efektif. Pada tahun 2008 target retribusi pelayanan pemeriksaan hewan dan ikan sebesar Rp.
35.000.000,00 dan dapat dicapai sebesar Rp. 35.376.500,00. Tingkat efektivitasnya sebesar 101,08 dan dapat dikatakan sangat efektif. Pada
tahun 2009 target retribusi pelayanan pemeriksaan hewan dan ikan sebesar Rp. 590.812.500,00 dan dapat dicapai sebesar Rp. 564.278.100,00. Tingkat
efektivitasnya sebesar 95,51 dan dapat dikatakan efektif. Tahun 2007 dan 2009 merupakan tahun efektivitas terendah bagi
retribusi pelayanan pemeriksaan hewan dan ikan. Hal ini dikarenakan pemerintah kurang peka akan gejala sosial yang ada. Seharusnya saat
tersebarnya virus flu burung pemerintah dapat memaksimalkan penerimaan retribusi pelayanan pemeriksaan hewan dan ikan dengan menggalakkan
pemeriksaan unggas peliharaanternak.
k. Efektivitas Retribusi Pelayanan Pencegahan Bahaya Kebakaran Tahun 2005-2009
Retribusi pelayanan pencegahan bahaya kebakaran ini merupakan retribusi yang penerimaannya selama tahun 2005-2009 paling rendah. Bahkan
tahun 2005, 2006 dan 2009 retribusi ini tidak ada penerimaannya sama sekali. Jadi hanya pada tahun 2007 dan 2008 retribusi ini memiliki tingkat
efektivitas. Namun persentasenya masih sangat rendah dan masih tergolong tidak efektif.
Retribusi ini merupakan retribusi yang tidak bertarget selama lima tahun. Hal ini dikarenakan bahaya kebakaran merupakan suatu bencana yang
dihindari. Sehingga efektivitasnya tidak dapat dihitung.
3. Kontribusi Retribusi Jasa Umum Kota Surakarta Secara Keseluruhan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2005-2009
Kontribusi penerimaan retribusi jasa umum terhadap pendapatan asli daerah dapat diukur dengan membandingkan antara realisasi penerimaan
retribusi jasa umum dengan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah. Setelah didapat perbandinganya maka dapat dilihat berdasarkan kriterianya
apakah memiliki kontribusi atau tidak. Berdasarkan perhitungan diatas didapat bahwa nilai perbandingan
antara retribusi jasa umum secara keseluruhan terhadap pendapatan asli daerah pada tahun 2005 adalah sebesar 28,83 yang berarti bahwa retribusi
jasa umum secara keseluruhan sangat berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Pada tahun 2006 walaupun terjadi penurunan kontribusi retribusi jasa
umum secara keseluruhan terhadap pendapatan asli daerah tetap tinggi yaitu 24,56, yang berarti bahwa pada tahun 2006 retribusi jasa umum sangat
berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Kontribusi retribusi jasa umum secara keseluruhan terhadap pendapatan asli daerah mengalami
penurunan kembali pada tahun 2007, yaitu menjadi sebesar 22,92. Yang berarti pada tahun 2007 kontribusi retribusi jasa umum secara keseluruhan
masih sangat berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah Surakarta. Di tahun 2008 kontribusi retrubusi jasa umum secara keseluruhan masih tetap
tinggi yaitu sebesar 22,06. Berarti retribusi jasa umum masih sangat berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta. Kemudian pada
tahun 2009 retribusi jasa umum juga tetap sangat berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta yaitu pada angka persentase 21,66.
Jika diamati dalam kurun waktu lima tahun tersebut, terdapat penurunan tingkat kontribusi yang terjadi terus menerus setiap tahunnya. Hal
tersebut dikarenakan peningkatan penerimaan retribusi jasa umum masih kurang berimbang dengan kenaikan pendapatan asli daerah, sehingga
konntribusinya terlihat menurun. Walau terjadi penurunan persentase kontribusinya,namun selama lima tahun tersebut retribusi jasa umum selalu
sangat berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta.