BAWANG PUTIH Studi Pengaruh Jenis Bahan Pengisi terhadap Kelekatan Seasoning pada Produk Kacang Oven di PT Tudung Putra Putri Jaya

13 2. Mulanya dosis seasoning yang diaplikasikan adalah 6, kemudian diujikan kepada konsumen dengan dosis yang lebih rendah dan lebih tinggi untuk menentukan dosis akhir yang akan digunakan. 3. Produk yang cocok dengan flavor yang tengah dikembangkan harus diukur terlebih dahulu seberapa besar kecocokannya. Kemudian seleksi produk sejenis yang menyerupai flavor yang sedang dikembangkan diseleksi. Bila sesuai, daftar bahan yang digunakan diperiksa untuk menduplikasi profil flavor dari seasoning tersebut. 4. Biaya untuk pembuatan formula harus disesuaikan dengan target, namun harus menyisakan biaya untuk perubahan formula ke depannya. 5. Persyaratan terhadap seasoning yang dikembangkan harus diterapkan dari awal seperti kehalalan, penggunaan flavor berbahan alami dan penggunaan MSG.

D. BAWANG PUTIH

Bawang putih atau yang dikenal juga dengan nama Allium satiuum L. telah lama dimanfaat sebagai makanan dan obat. Bagian yang dimanfaatkan adalah bagian yang membesar di dekat akar. Tanaman ini biasanya tumbuh di daerah beriklim sedang Carson 1987 diacu dalam Reineccius 1994. Bawang putih terdiri atas siung yang menyatu dan memiliki warna yang beragam dari putih, pink pucat hingga berwarna lembayung muda serta terselubung membran berwarna putih. Jumlah dan ukuran tiap siung sangat bervariasi. Begitu pula flavor yang dihasilkan dari ringan dan manis hingga sangat kuat dan menyengat bergantung dari jenis dan asalnya. Sebanyak 0.10 hingga 0.25 komponen dalam bawang putih merupakan komponen volatil yang terbentuk secara enzimatis ketika siung dihancurkan. Flavor bawang putih dalam masakan dianggap sangat penting namun harus diingat bahwa aroma bawang putih bertahan sangat lama dan akan mempengaruhi komponen lain saat dilakukan uji sensori Reineccius 1994. Menurut Reineccius 1994 bawang putih sebagai bahan flavor terdiri atas lima jenis, yaitu: 1. Bubuk terdehidrasi Bubuk bawang putih berwarna krem atau putih. Bubuk ini merupakan hasil dehidrasi siung dan memiliki karakteristik flavor dan aroma yang kuat bila direhidrasi. Karakteristik flavor akan terjaga dengan baik selama penyimpanan. Namun karena sifat higroskopis yang dimiliki, maka penyimpanan harus benar-benar rapat atau produk akan menjadi menggumpal, lengket dan flavor menjadi kurang kuat. Bubuk bawang putih banyak digunakan untuk membumbui berbagai produk sosis kering Eropa, salami dan lain- lain. Penggunaan yang tepat dalam produk ini akan menghasilkan flavor unik yang berbeda namun tidak terlalu kuat. Bentuk bubuk sebenarnya bukan bentuk yang ideal sebagai bahan flavor karena banyaknya komponen aromatik ringan yang hilang selama proses dehidrasi. Ciri khas dari bentuk bubuk ini dibanding yang lain adalah adanya aroma „rebusan‟ yang tidak ada pada bentuk segarnya. 2. Garam Bentuk garam dari bawang putih sebenarnya adalah campuran dari bubuk bawang putih, garam dan antikempal seperti pati atau trikalsium fosfat yang berfungsi untuk mengatur produk agar dapat mengalir dengan baik. Bentuk campuran minyak bawang putih 0.10 hingga 0.25 dengan garam atau bahan carrier lain juga banyak dipilih untuk dimanfaat dalam pembuatan seasoning campuran. 14 3. Flavor terenkapsulasi Banyak produk spray-dried yang mengandung minyak, oleoresin atau ekstrak bawang putih yang dienkapsulasi dalam gum akasia atau pati modifikasi. Kuatnya flavor yang dihasilkan oleh produk ini beragam antara 1 kali atau 10 kali dari bentuk bubuk bergantung proses pembuatan. 4. Minyak Minyak bawang putih diperoleh dari hasil distilasi hancuran bawang segar. Komponen minyak bawang putih mengandung senyawa alil yang tidak ada pada minyak bawang merah. 5. Oleoresin Ekstrak berwarna coklat gelap yang diperoleh dari hasil konsentrasi vakum hancuran bawang putih dan ekstraksi akueus dari hasil pemerasan juice. Oleoresin ini mengandung 5 minyak bawang putih. Kekuatan flavor dari oleoresin sekitar 2 hingga 3 kali dari bawang putih segar dan 8 kali dari bubuk bawang putih.

E. BAHAN PENGISI