PENDAHULUAN Penerapan Akad Mudharabah dalam Penghimpunan Dana dan Pengelolaannya pada Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Global Insani Cirebon Jawa Barat

sosial dan baitul tanwil lembaga bisnis. Dengan demikian, BMT memiliki peran ganda, yaitu fungsi sosial dan fungsi komersial. 7 Meskipun belum ada data statistik resmi mengenai perkembangan BMT di Indonesia dari segi jumlah, aset, dan anggota yang dilayani, beberapa koperasi sekunder yang mewadahi BMT-BMT di Indonesia seperti Induk Koperasi Syariah INKOPSYAH dan Perhimpunan BMT Indonesia pernah menyebutkan bahwa jumlah BMT di Indonesia berjumlah lebih dari 5000 BMT yang tersebar di pelosok Indonesia. Ditambah lagi dengan adanya beberapa peraturan pemerintah melalui kementrian koperasi dan UMKM mengenai koperasi syariah yang menunjukan adanya pengakuan legal akan kehadiran BMT di Indonesia. 8 Pada akhir tahun 2015, perhimpunan BMT berhasil mengonsolidasi 561 BMT berbadan hukum koperasi dengan jumlah aset yang dikelola sekitar 11,9 triliun rupiah dan memiliki anggota sebanyak 2.694.013 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. 9 Jumlah tersebut merupakan prestasi yang cukup baik mengingat secara hukum koperasi syariah baru didirikan pada tahun 2004. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran BMT yang mampu mengelola koperasi dengan profesional dan modern. Sudah banyak BMT yang menggunakan teknologi canggih seperti yang dimiliki perbankan yaitu ATM, internet banking dan 7 Rizal Yaya, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2009, h.22. 8 https:gustani.blogspot.co.id201507mengenal-bmt-catatan-hari-koperasi-2015.html, diakses pada 28 agustus 2016 pukul 14.01 9 http:www.republika.co.idberitaekonomisyariah-ekonomi151007nvui6w349- hanya-10-tahun-561-bmt-miliki-aset-hingga-119-triliun , diakses pada 28 agustus 2016 pukul 14.01 mobile banking. Dengan fasilitas pelayanan tersebut, diharapkan kepercayaan anggota terhadap koperasi syariah akan bertambah. Diantara sekian banyak BMT yang berkembang di Indonesia, BMT Global Insani adalah salah satu lembaga pengelola keuangan syariah di bawah payung hukum Koperasi Surabraja Madani dan didirikan oleh PT. Surabraja Mandiri yang merupakan perusahaan holding dari Surabraja Food Industri yang berdiri sejak 1960. Sebagai wadah bagi para mitra pelanggan, PT. Surabraja Mandiri mendirikan unit usaha jasa pengelola keuangan syariah dalam bentuk Baitul Maal wa Tamwil BMT Global Insani GI yang mengeluarkan produk jasa keuangan berbasis syariah. 10 Pada tahun buku 2015, 11 aset yang dikelola BMT GI Cirebon adalah sebesar Rp. 4.549.184.250,- yang berarti BMT GI Cirebon mewakili 0,04 aset BMT di Indonesia secara Global. BMT GI mengeluarkan produk jasa keuangan berupa pembiayaan dan simpanan dalam bentuk tabungan dan investasi dengan akad syariah, salah satunya adalah prinsip Mudharabah. Mudharabah secara bahasa berasal dari kata dharb pergi yang maksudnya berjalan dimuka bumi, istilah ini merupakan bahasa penduduk Iraq sedangkan penduduk Hijaz menyebutnya dengan istilah qiradh atau muqaradhah. 12 Secara terminologi, Sayyid Sabiq mendefinisikan mudharabah adalah akad yang dilakukan oleh dua pihak, dimana salah satu pihak menjadi 10 Profil Global Insani, diakses pada 5 Februari 2016 dari http:klikgi.comsiteprofil 11 Laporan Rapat Anggota Tahunan Koperasi Surabraja Madani Tahun Buku 2015 12 Wahbah Zuhaili, al-Muamalah al-Maliyah al- Mu‟ashirah, Cet.6, Beirut: Darul Fikr, 2008 h. 105-106. pemodal untuk diperdagangkan, dengan ketentuan keuntungan dibagi dua sesuai dengan kesepakatan bersama. 13 BMT Global Insani menerapkan akad Mudharabah salah satunya pada produk Investasi “Al Qiradh Am Hasanah”. Produk ini merupakan produk investasi jangka panjang, dimana BMT GI bertindak sebagai Mudharib dan Nasabah sebagai Shahibul Maal. Dana yang diinvestasikan nasabah akan dikelola dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan akad, dan nisbah bagi hasilnya diserahkan sepenuhnya mutlak kepada pihak Shahibul Maal. 14 Pengaturan investasi Mudharabah pada Lembaga Keuangan Syariah termaktub dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008, Pasal 1 angka 24 yang berbunyi: “Investasi adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah danatau UUS berdasarkan Akad Mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Deposito, Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu”. Akan tetapi, pengetahuan masyarakat terkait BMT dan urgensi berinvestasi masih sangat terbatas. Masyarakat terlihat seringkali masih khawatir dan ragu untuk berinvestasi pada BMT karena terbatasnya pengetahuan terkait BMT. Berdasarkan data awal penelitian, nasabah yang sudah berinvestasi di BMT juga tidak begitu memahami terkait pengelolaan dana tersebut. Bahkan menurut kesaksian beberapa investor dalam wawancara pada penelitian pendahuluan, mereka mengaku tidak begitu memusingkan kemana dana 13 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, Beirut: Darul Fikr, 1977, h.212. 14 Produk Global Insani, diakses pada 2 Februari 2016 dari http:klikgi.comsiteproduk investasi mereka dialokasikan untuk dikelola. Hal ini sebenarnya sah – sah saja karena Mudharabah Muthlaqah memang membebaskan mudharib untuk mengelola dana investasi shahibul maal dengan sebebas-bebasnya, selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Namun demikian, pengetahuan akan kemana saja dana investasi nasabah dikelola akan sangat diperlukan. Hal ini untuk menjawab kekhawatiran masyarakat tentang pengelolaaan dana investasinya dan memberikan jaminan kepada nasabah akan keamanan dana investasi mereka, yang tentu saja tidak lepas dari prinsip profit and loss sharing berbagi untung dan rugi sebagaimana diajarkan dalam Islam. Apabila kepercayaan masyarakat telah terbentuk, hal ini akan saling menguntungkan baik bagi nasabah maupun BMT. Nasabah akan dengan senang hati berinvestasi maksimal karena memahami dan percaya akan pengelolaan dana di BMT dan BMT pun akan mendapatkan keuntungan dan kemudahan dengan memutar dana yang cukup besar. Selanjutnya kesesuaian antara penerapan akad yang digunakan di BMT dengan konsep syariah juga harus diperhatikan melihat BMT adalah salah satu lembaga mikro keuangan berbasis syariah. Ketentuan mengenai akad Mudharabah pada dasarnya telah diatur dengan jelas dalam Fatwa DSN-MUI No.07DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Mudharabah Qiradh. Sebagai umat Islam yang harus berpegang teguh pada dalil naqli dan aqli, penggunaan akad mudharabah tersebut harus dipertanggung jawabkan tidak hanya antar sesama manusia melainkan juga kepada sang pencipta. Karenanya, dalam menerapkan akad mudharabah, rukun dan syarat harus mutlak terpenuhi disetiap transaksi. 15 Berangkat dari pemahaman dan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Akad Mudharabah dalam Penghimpunan Dana dan Pengelolaannya pada Baitul Maal wa Tamwil BMT Global Insani Cirebon Jawa Barat”. B. Idetifikasi dan Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang muncul adalah: 1. Kekhawatiran masyarakat akan pengelolaan dana investasi di BMT. 2. Pelaksanaan akad Mudharabah di BMT Global Insani dalam penghimpunan dan pengelolaan dana pada produk Investasi Mudharabah. 3. Kesesuaian prosedur penghimpunan dan pengelolaan dana Mudharabah pada praktik di BMT Global Insani dengan konsep dalam prinsip syariah. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, dilakukan pembatasan masalah agar tidak terjadi penyimpangan dari pokok pembahasan yang hendak diteliti. Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu, penelitian difokuskan pada penerapan akad Mudharabah pada penghimpunan dana investasi dan pengelolaan produk Investasi “Al Qiradh „Am Hasanah” di BMT Global Insani. 15 Hilda Nurdiati, “Kesesuaian Akad Mudharabah Terhadap Fatwa DSN-MUI No 07DSN- MUIIV2000 pada Produk Penyaluran Dana BMT”, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, 2010, h.5. C. Perumusan Masalah Adapun rumusan permasalahan yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana mekanisme penghimpunan dan pengelolaan dana pada produk Investasi Mudharabah di BMT Global Insani? 2. Apakah penerapan akad Mudharabah pada produk Investasi Mudharabah dilapangan sesuai dengan konsep dalam prinsip syariah yang tertuang dalam fatwa Dewan Syariah Nasional DSN? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui mekanisme penghimpunan dan pengelolaan dana pada produk Investasi Mudharabah di BMT Global Insani. 2. Mendeskripsikan kesesuaian penerapan akad Mudharabah dalam praktik dilapangan dengan konsep syariah. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang lembaga keuangan syariah tentang pelaksanaan akad Mudharabah. b. Menambah literatur keilmuan yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Akademis a. Menambah wawasan keilmuan ekonomi Islam khususnya akad Mudharabah. b. Penelitian ini dapat dijadikan gambaran mengenai investasi syariah dengan akad Mudharabah yang dilaksanakan oleh BMT. 3. Manfaat Praktis a. Dapat menjadi bahan evaluasi bagi BMT dalam hal penerapan akad Mudharabah pada produk yang ditawarkan. b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan antara mekanisme penghimpunan dan pengelolaan dana yang dilakukan BMT Global Insani dengan lembaga keuangan syariah lainnya. c. Dapat menjawab kehawatiran dan keraguan masyarakat untuk berinvestasi di BMT serta meningkatkan kepercayaan masyarakat akan terjaminnya keamanan dan keuntungan bertransaksi di BMT. E. Review Kajian Terdahulu Penulis melakukan tinjauan review kajian terdahulu sebagai referensi dan rujukan penelitian. 1. Jurnal Ilmiah Penelitian pertama yang dijadikan review studi terdahulu adalah penelitan yang dilakukan oleh Khudari Ibrahim dengan judul “Penerapan Prinsip Mudharabah dalam Perbankan Syariah” yang diterbitkan oleh Jurnal IUS Volume II Nomor 4, April 2014, Magister Ilmu Hukum Universitas Mataram. Kesimpulan dari jurnal ini adalah: Pengaturan Mudharabah menurut perspektif hukum Islam merupakan prinsip syariah yang terkodifikasi pada literatur klasik sesuai ijtihad para ulama berdasarkan situasi dan kondisi masing-masing yang bercorak tradisional. Sedangkan di zaman modern pengaturan Mudharabah telah berkembang menjadi bagian dari produk perbankan syariah. Adapun pengaturan prinsip Mudharabah menurut perspektif hukum positif tertera pada Undang- Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah yang diperjelas oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor 113PBI2009 sebagai aturan pelaksanaannya dengan pembentukan Komite Perbankan Syariah. Pada penerapan prinsip Mudharabah dalam perjanjian akad di perbankan syariah terdapat improvisasi syarat tambahan tentang asuransi yang tidak diatur melalui fatwa Dewan Syariah Nasional dan karenanya menyalahi asas kepatuhan syariah sesuai amanat undang-undang perbankan syariah. Pada jurnal tersebut, penelitian difokuskan terhadap penerapan prinsip Mudharabah berdasarkan perspektif hukum positif dan hukum Islam dalam hal jaminan dan asuransi. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah membahas bagaimana penerapan akad Mudharabah pada penghimpunan dana invetasi oleh nasabah dan pengelolaannya di BMT, serta kesesuaian penerapan dilapangan dengan konsep syariah. Jurnal yang dijadikan referensi selanjutnya adalah jurnal ilmiah oleh Taufiqul Hulam yang berjudul “Jaminan dalam Transaksi Akad Mudharabah pada Perbankan Syariah” yang diterbitkan oleh Jurnal Mimbar Hukum Volume 22 Nomor 3, Oktober 2010. Dan jurnal “Kerjasama pada Sistem Ekonomi Syariah Analisis atas Pembiayaan Akad Mudharabah ” oleh Apipudin yang diterbitkan oleh Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 20 Nomor 1, April 2015, Universitas Gunadarma. Kedua jurnal ini memaparkan tentang penerapan akad Mudharabah pada kegiatan pembiayaan pada lembaga keuangan syariah. Pada jurnal tersebut dijelaskan bahwa segala tindak muamalah adalah boleh selama tidak bertentangan dengan nila-nilai prinsip Islam, berada dalam koridor Tauhid dan senantiasa menjaga asas-asas bermuamalat dalam tiap transaksinya. Islam memberikan kebebasan dalam mendesain transaksi tersebut seperti membebankan jaminan pada mudharib untuk mengantisipasi risiko apabila nasabah tidak memenuhi kewajiban karena kelalaiankecurangan. 2. Skripsi Adapun skripsi yang dilakukan mahasiswa terdahulu yang membahas tentang Penerapan akad dan atau akad Mudharabah antara lain sebagai berikut: a. Hilda Nurdiati. Perbankan Syariah. Tahun 2014. UIN Syarif Hidayatullah. Judul Skripsi “Kesesuaian Akad Mudharabah terhadap fatwa DSN-MUI No.07DSN-MUIIV2000 pada Produk Penyaluran Dana BMT”. Tujuan penelitian ini adalah menelaah lebih lanjut tentang akad Mudharabah dalam literatur syariah, apakah sesuai dengan fatwa DSN-MUI. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui kesesuaian akad Mudharabah pada BMT Al Fath IKMI, BMT Al Munawaroh, BMT Ta‟awun dengan fatwa DSN-MUI No.07DSN- MUIIV2000. b. Arif Syarifuddin. Perbankan Syariah. Tahun 2009. UIN Syarif Hidayatullah. Judul Skripsi “Mekanisme Pembiayaan Mudharabah Bagi Usaha Kecil dan Menengah pada BMT Al- Karim Cipulir”. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang mekanisme dan strategi pemberian pembiayaan, serta mengetahui solusi dari kendala yang dihadapi BMT Al-Karim dalam memberikan pembiayaan mudharabah bagi usaha kecil dan menengah. Penelitian difokuskan terhadap mekanisme dan praktek pembiayaan mudharabah bagi usaha kecil dan menengah pada BMT Al-Karim tahun 2009. c. Ihsan Septianto. Perbankan Syariah. Tahun 2012. UIN Syarif Hidayatullah. Judul Skripsi “Analisis Penerapan Akad Qardh dan Ijarah pada Produk Kepemilikan Logam Mulia ”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan akad Qardh pada produk kepemilikan logam mulia, return dan prospek akad Ijarah dan Qardh pada produk kepemilikan logam mulia BRI Syariah. Penelitian difokuskan terhadap analisis return yang didapat nasabah dalam produk kepemilikan logam mulia, analisis kesesuaian akad dan analisis SWOT. Penelitian dilakukan tahun 2012 di BRI syariah. d. Amala Shabrina. Perbankan Syariah. Tahun 2013. UIN Syarif Hidayatullah. Judul Skripsi “Optimalisasi Pinjaman Kebajikan AlQardh pada BMT Studi Kasus pada BMT UMJ, Ciputat” Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan strategi BMT dalam menghimpun dana dan mengoptimalkan dana pinjaman kebajikan tersebut serta mendeskripsikan prestasi BMT dalam penyaluran dana Al-Qardh. Fokus penelitian ini adalah optimalisasi dana pinjaman pada Produk Pinjaman Kebajikan Al-Qardh. Dan prestasi dalam penyaluran dana tahun 2010-2012. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dari orang dan perilaku yang diamati. Penelitian dilakukan tahun 2013 di BMT UMJ, Ciputat. Perbedaan dengan penelitian pada skripsi-skripsi di atas adalah, penelitian-penelitian di atas terbatas pada mekanisme danatau konsep penerapan akad dari sisi penyaluran dana. Sementara dalam skripsi ini, penulis akan membahas mekanisme, penerapan akad dan kesesuaian akad mudharabah dari sisi penghimpunan dana dan pengelolaan atas dana yang berhasil dihimpun tersebut. Adapun tujuan penelitian ini adalah menghapus kekhawatiran masyarakat terhadap BMT, memahami mekanisme penghimpunan dan pengelolaan dana serta menganalisis kesesuaian penerapan akad Mudharabah secara konsep syariah dan praktik. Penelitian dilakukan tahun 2016 di Kantor Pusat BMT Global Insani Cirebon. F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam skripsi ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan menggunakan fakta yang objektif dan benar-benar terjadi di lapangan. 2. Jenis Penelitian Jenis untuk penelitian ini adalah penelitian dengan studi lapangan dan didukung oleh data literatur. Penulis menggunakan jenis penelitian lapangan field research dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan berupa wawancara dengan responden yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data. Setelah itu penulis juga melakukan studi pustaka library research dengan mengkaji dan mempelajari berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan landasan pemikiran secara teoritis. 3. Kriteria Sumber Data a. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh dari tangan pertama. 16 Data ini berupa data pokok yang diperoleh dari narasumber berupa hasil wawancara dan observasi. 16 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h.168. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tangan kedua, seperti laporan keuangan dan data literatur yang terkait dengan penelitian ini berupa brosur, buku, penelitian sebelumnya maupun internet. 4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini berbentuk studi kasus dan bersifat mencari penjelasan tentang “Penerapan Akad Mudharabah dalam Penghimpun Dana dan Pengelolaannya di BMT Global Insani Studi Kasus Pada BMT Global Insani Cirebon ”. Untuk meneliti secara cermat masalah ini, ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian, yaitu: a. Observasi Observasi yaitu proses pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan atau pencatatan secara sistematik terhadap fenomena- fenomena yang diteliti. 17 Dalam penelitian ini penulis secara langsung melakukan pengamatan mengenai produk Investasi Mudharabah “Al- Qiradh am Hasanah ”. b. Wawancara Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan. 18 Wawancara dilakukan dengan Manajer Marketing, staf dan nasabah BMT Global Insani guna mencari data atau informasi yang diinginkan. 17 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h.136. 18 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, h.179. c. Studi Pustaka Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengkaji dan mempelajari buku, catatan, laporan dan literatur terkait masalah penelitian yang dibahas. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data tentang BMT dan Mudharabah. 5. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Kantor Pusat BMT Global Insani di Jl. Tuparev Kompleks Ruko Kagum City Blok C1-C3, Kedawung Cirebon, Jawa Barat 45153. 6. Teknik Pengolahan Data Data yang telah didapat baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif diolah agar menjadi hasil penelitian yang diinginkan. Pengolahan data dimulai dari menulis kembali hasil wawancara dan observasi agar tersusun secara sistematis. Selanjutnya merangkum data tersebut hingga menghasilkan poin penting dari penelitian. Langkah selanjutnya memaparkan data yang diperoleh dan hasil analisis. Tahap terakhir adalah menarik kesimpulan dari data yang telah diolah. 7. Metode Analisis Data Metode yang peneliti gunakan dalam menganalisis data adalah bersifat deskriptif kualitatif yaitu penyajian data berdasarkan data yang telah terkumpul dalam bentuk tulisan dan menerangkan apa adanya sesuai data yang diperoleh dari hasil penelitian dan hasil analisis. 8. Teknik Penulisan Data Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu PPJM Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015. G. Sistematika Penulisan Penelitian Sistematika yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab dan terbagi lagi menjadi beberapa sub bab. Adapun sistematika penelitian ini, yaitu:

Bab I Pendahuluan , Bab ini memaparkan Latar Belakang Masalah,

Identifikasi dan Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Kajian Terdahulu, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori , Bab Ini menjelaskan tentang landasan teori

dari penelitian yang diambil. Dalam bab ini, dipaparkan secara rinci mengenai konsep Mudharabah dalam prinsip syariah dan Baitul Maal wa Tamwil.

Bab III Gambaran Objek Penelitian , Bab ini merupakan gambaran

umum tentang profil BMT Global Insani yang meliputi Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Budaya Kerja dan Kegiatan, Legalitas, Manajemen dan Struktur Organisasi serta Produk dan Layanan BMT Global Insani.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan , Bab ini memaparkan

hasil penelitian yang dilakukan dan mendeskripsikan pembahasan dari permasalahan yang diambil mengenai; Mekanisme penghimpunan dana Mudharabah dan pengelolaannya pada produk Investasi Mudharabah di BMT Global Insani serta analisis kesesuaian penerapan akad Mudharabah dilapangan dengan konsep syariah.

BAB V Penutup , Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil

penelitian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya beserta saran-saran yang penulis ajukan untuk BMT dan beberapa kalangan masyarakat. 19

BAB II LANDASAN TEORI

A. Mudharabah

1. Pengertian Kata Mudharabah berasal dari kata ض ْ ي ً ْ ض yang berarti bergerak, berbagi, memukul, dan lain-lain lafaz ini termasuk lafaz musytarak yang mempunyai banyak arti, kemudian mendapat ziyadah tambahan alif sehingga menjadi ي ض yang berarti saling bergerak, saling pergi, saling berbagi atau saling memukul. 1 Mudharabah secara bahasa berasal dari kata dharb pergi yang maksudnya berjalan dimuka bumi, istilah ini merupakan bahasa penduduk Iraq sedangkan penduduk Hijaz menyebutnya dengan istilah qiradh atau muqaradhah. 2 Dari segi terminologi, Mudharabah atau qiradh dikemukakan oleh beberapa ulama, sebagaimana yang ditulis oleh Hendi Suhendi dalam bukunya yang berjudul Fiqh Muamalat adalah sebagai berikut: 3 1. Menurut para fuqaha, Mudharabah adalah akad antara dua pihak orang saling menanggung, salah satu pihak menyerahkan hartanya kepada pihak lain untuk diperdagangkan dengan bagian yang telah 1 Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, Cet.1, Bogor: Ghia Indonesia, 2011 , h. 187. 2 Wahbah Zuhaili, al-Muamalah al-Maliyah al- Mu‟ashirah, Cet.6, Beirut: Darul Fikr, 2008, h. 105-106 3 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Cet. 7, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011, h. 136- 138.