20
3.2 Alat yang digunakan
Alat- alat yang digunakan selama pengambilan data di lapangan seperti terlihat pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Alat- alat yang digunakan selama pengambilan data No
Alat Fungsi
1. Alat selam SCUBA
Alat bantu untuk pengamatan terhadap karang dan ikan karang
2. GPS
Mengetahui posisi
titikstasiun pengamatan
3. Line Transek
Mengamati terumbu karang 4.
Alat tulis anti air Alat tulis selama menyelam
5. Tali
Sarana Penunjang
6. Pelampung
Tanda posisi pengamatan di permukaan air 7.
Buku identifikasi ikan Pengamatan jenis ikan karang
8. Kamera Dokumentasi
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam pengamatan di lokasi penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Secara garis besar sumber data primer yang diambil ada
dua yaitu data kondisi tutupan karang serta jenis ikan karangnya dan data jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di perairan karang. Data sekunder yang
diambil meliputi kondisi umum lokasi dan data demografi penduduk. Data primer dan data sekunder diperoleh baik secara langsung data primer
maupun tidak langsung data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui estimasi visual, pengamatan atau observasi, pengisian kuisioner, serta wawancara
mendalam indeep interview secara langsung di lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dari penelusuran pustaka, jurnal atau laporan penelitian, serta data
statistik perikanan dari Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan Kota Batam, data dari kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh proyek COREMAP II
yang terbaru. Secara lengkap data primer dan sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.
21
Tabel 2 Data primer dan data sekunder yang dikumpulkan saat penelitian No
Data Primer
Data Sekunder
1. Penutupan terumbu karang
Data demografi masyarakat 2.
Pengamatan kelimpahan jenis ikan Data wilayah administrasi
3. Metode dan Jenis alat tangkap ikan
Data kondisi Perikanan 4.
Dampak penangkapan ikan
3.4 Pengumpulan data
Metode penentuan titik stasiun untuk sumber data kondisi tutupan karang dilakukan secara purposive sampling, dimana penentuan titik stasiun dilakukan
berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan – pertimbangan yang diambil antara lain : 1 titik stasiun penelitian merupakan daerah penangkapan ikan
karang fishing ground oleh nelayan setempat, 2 cakupan lokasi penelitian yang cukup luas, yaitu berupa gugusan pulau dimana jarak antar pulau berjauhan
sehingga faktor transportasi, waktu dan biaya merupakan hal yang harus diperhatikan, 3 disesuaikan dengan lokasi COREMAP.
Metode penarikan contoh responden nelayan penangkap ikan di terumbu karang Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota Batam dilakukan secara
acak sederhana. Metode penarikan contoh secara acak sederhana dilakukan karena mayoritas penduduk Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota Batam
bekerja sebagai nelayan sehingga data responden yang didapat relatif homogen. Pemilihan responden juga dilakukan terhadap tokoh masyarakat serta para pakar
yang berkompeten di bidang perikanan dan yang mengetahui keadaan perikanan di lokasi studi untuk analisis SWOT dan AHP. Hal tersebut bertujuan agar semua
stakeholder dari semua lapisan dapat terwakili aparat pemerintah, akademisi atau ahli, swasta, tokoh masyarakat dan nelayan. Pemilihan responden untuk analisis
SWOT dan AHP dilakukan secara purposive sampling. Jumlah nelayan sebanyak 30 orang, menurut J Supranto bahwa jumlah responden minimal untuk penelitian
kualifikasi, sedangkan untuk SWOT dan AHP masing –masing 8 orang, meliputi responden dari guru, kepala sekolah, lurah, pihak swasta dan nelayan. Secara
lengkap jumlah responden terdapat pada table 3 dibawah ini.
22
Tabel 3 Jumlah responden orang pada saat penelitian di kelurahan Pulau Abang. Nelayan
Responden SWOT
Responden AHP
15 orang dari P. Abang kecil 2 guru 1 Kepala Dinas Perikanan
9 orang dari P. Petong 1 kepala sekolah
2 Kabid Dinas Perikanan 6 orang dari P Air saga
1 lurah 2 orang pihak swasta
2 staf kelurahan 3 Akademisi LSM
2 pihak
swasta Jumlah : 30
jumlah : 8 jumlah : 8
3.5 Analisa Data 3.5.1 Pengamatan Tutupan Karang