Dosis di atas kemudian digunakan sebagai dosis tertinggi. Peringkat dosis dibuat dengan menurunkan 1,5 kali dari dosis tertinggi, sehingga diperoleh
dosis tengah sebesar 360 mgkgBB, dan dosis terendah sebesar 240 mgkgBB. Orientasi dilakukan dengan menggunakan tiga peringkat dosis tersebut.
Pemberian dilakukan secara oral, diberikan pada menit ke-30 sebelum UTGO. Setiap kelompok perlakuan diberikan larutan glukosa monohidrat 15 bv; 1,75
gkgBB. Cuplikan darah diambil sesaat sebelum UTGO sebagai menit ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, dan 240 setelah UTGO. Kadar glukosa
darah diukur mengunakan metode GOD – PAP, lalu kurva UTGO dibuat dan
harga LDDK
0-240
dihitung.
8. Orientasi Waktu Pemberian Air Rebusan Daun Pandan Wangi
Pandanus amaryllifolius Roxb.
Waktu pemberian air rebusan daun pandan wangi Pandanus amaryllifolius
Roxb. mengikuti hasil orientasi waktu pemberian glibenklamida. Waktu pemberian glibenklamida sendiri ditentukan berdasar harga selisih LDDK
0- 240
kontrol positif dan negatif terbesar dan nilai LDDK
0-240
kontrol positif terkecil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Tahap Percobaan
Gambar 4. Skema Penelitian
a. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus yang dibagi secara acak ke
dalam enam kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Setiap hewan uji diadaptasikan pada kondisi yang sama selama tujuh hari,
dihindarkan dari stress, diletakkan pada tempat yang jauh dari kebisingan, diberi pakan dan minum ad libitum. Sebelum mendapat perlakuan, setiap kelompok
dipuasakan selama 10 – 16 jam dan tetap diberikan minum ad libitum, kemudian
diberi pelakuan sebagai berikut: Kelompok 1
: Kontrol normal, hewan uji hanya diberi CMC 1 20 mlkgBB tanpa terbebani glukosa.
Kelompok 2 : Kontrol positif, hewan uji diberi glibenklamida dengan dosis
0,45 mgkgBB dan terbebani glukosa dengan dosis 15 bv; 1,75 gkgBB.
Kelompok 3 : Kontrol negatif, hewan uji diberikan CMC 1 20 mlkgBB
dan terbebani glukosa dengan dosis 15 bv; 1,75 gkgBB. Kelompok 4
: Perlakuan, hewan uji diberiair rebusan daun pandan wangi Pandanus amaryllifolius Roxb. dosis 540 mgkgBB dan
terbebani glukosa dosis 15 bv; 1,75 gkgBB. Kelompok 5
: Perlakuan, hewan uji diberi air rebusan daun pandan wangi Pandanus amaryllifolius Roxb. dosis 1744,2 mgkgBB dan
terbebani glukosa dosis 15 bv; 1,75 gkgBB. Kelompok 6
: Perlakuan, hewan uji diberi air rebusan daun pandan wangi Pandanus amaryllifolius Roxb. dosis 5625 mgkgBB dan
terbebani glukosa dosis 15 bv; 1,75 gkgBB. Setiap kelompok uji diberikan perlakuan secara per oral. Cuplikan darah
diambil beberapa menit sebelum UTGO yang berdasarkan hasil orientasi glibenklamid dan berfungsi sebagai menit ke-0, kemudian dilanjutkan UTGO
dengan memberikan larutan glukosa monohidrat dosis 15 bv; 1,75 gkgBB. Pengambilan cuplikan darah dilakukan pada menit ke
– 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, dan 240 setelah UTGO. Dilakukan pengukuran kadar glukosa darah
menggunakan metode enzimatik GOD – PAP, kemudian dibuat kurva UTGO dan
perhitungan harga LDDK
0-240
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Penetapan kadar glukosa darah Penetapan kadar glukosa darah menggunakan metode GOD
– PAP. Darah tikus diambil melalui mata tikus vena orbitalis sebanyak 0,5 mL dan
ditampung di dalam tabung Effendorf
®
, kemudian disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Plasma darah diambil dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, kemudian ditambahkan reagen dan divortex, lalu diukur absorbansinya menggunakan Microlab
–200. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan di laboratorium Fisiologi
– Biokimia, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Tabel III. Volume Pengukuran Kadar Glukosa Darah
Bahan Sampel ml
Standar ml Blanko ml
Supernatan 0,01
- -
Larutan baku glukosa
- 0,01
-
Pereaksi GOD – PAP
1,00 1,00
1,00
E. Tata Cara Analisis Hasil