Kedua, lapangan kerja ini memerlukan dukungan ilmu atau teori yang akan memberikan konsepsi teoritis ilmu kependidikan dengan
cabang-cabangnya. Ketiga, lapangan kerja ini memerlukan waktu pendidikan dan
latihan yang sama, berupa pendidikan dasar basic education untuk taraf sarjana ditambah pendidikan profesional.
4. Status Sosial Ekonomi
Status sosial merupakan kedudukan seseorang individu dalam suatu
kelompok pergaulan
hidupnya Soedjono,
1973:100. Kedudukan status sosial adalah tempat orang secara umum dalam
masyarakat, sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestigenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajiban
Soekanto, 1982:233. Status seorang individu dalam masyarakatnya dapat dilihat dari dua aspek Soedjono, 1973:100.
a. Aspek Statis yaitu kedudukan dan derajat seseorang didalam suatu kelompok yang dapat dibedakan dengan derajat atau kedudukan
individu lainnya. b. Aspek Dinamis yaitu berhubungan erat dengan peranan sosial
tertentu yang berhubungan dengan pertimbangan jabatan, fungsi, dan tingkah laku yang formil serta jasa yang diharapkan fungsi dan
jabatan tertentu.
Masyarakat pada umumnya mempertimbangkan dua macam kedudukan yaitu sebagai berikut.
a. Ascribed Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa
memperhatikan perbedaan-perbedaan
rohaniah dan
kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya
kedudukan anak seorang bangsawan, adalah bangsawan pula; seorang warga kasta Brahmana dari India memperoleh kedudukan
demikian karena orang tuanya tergolong dalam kasta yang bersangkutan.
b. Achieved Status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh melalui
kelahiran akan tetapi bersifat terbuka bagi siapapun saja dan ini tergantung bagi kemampuan masing-masing dalam mengejar serta
mencapai tujuannya. Kadang-kadang kedudukan ini dibedakan dengan satu macam kedudukan yaitu Assigned Status yang
merupakan kedudukan yang diberikan Soekanto, 1982:234-235. Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolongkan
masyarakat yang satu dengan yang lainnya adalah sebagai berikut. a Ukuran Kekayaan
Ukuran kekayaan kebendaan dapat dijadikan suatu ukuran: barang siapa memiliki kekayaan paling banyak,
termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya
dapat dilihat dalam bentuk rumah yang bersangkutan, berupa mobil pribadinya, cara-cara mempergunakan pakaian yang
dipakainya, kebiasaan berbelanja barang mahal dan sebagainya. b Ukuran Kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan tertinggi.
c Ukuran Kehormatan Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-
ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati mendapat tempat teratas. Aturan ini banyak
dijumpai dalam masyarakat tradisional, biasanya mereka adalah golongan tua atau pernah berjasa pada masyarakat.
d Ukuran Ilmu Pengetahuan Ukuran ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh
masyarakat-masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan
terjadinya akibat-akibat negatif, oleh karena kemudian ternyata bukan ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi
gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal ini mengakibatkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut, walaupun
secara tidak halal Soekanto, 1982:231-232 Tiap-tiap orang atau keluarga akan mempunyai unsur-unsur yang
terkandung dalam konsep status sosial ekonomi. Sedikit banyaknya
unsur-unsur yang dimiliki, baik secara kualitas maupun kuantitas akan menunjukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi yang dimilikinya.
Melly G Tan Koentjaraningrat 1983:53 menyatakan bahwa konsep kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat
mencakup tiga faktor yaitu: tingkat pendidikan, faktor pekerjaan dan faktor penghasilan.
1. Tingkat Pendidikan
Dalam TAP MPR RI No IV tahun 1973 dikatakan bahwa: pendidikan pada
hakekatnya adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadiannya dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan
didalam lingkungan sekolah dan keluarga. GBHN, 1973: 89 Pendidikan Joesoef, 1981:121 diklasifikasikan menjadi.
a. Pedidikan formal, merupakan pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan sistem pendidikan yang mengkhususkan diri
pada penyelanggaraan pendidikan generasi muda dari usia 5 atau 6 tahun sampai sekitar 24 tahun secara sistematik.
b. Pendidikan Informal, yaitu proses pendidikan yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari, baik secara sadar dan tidak sadar, sejak
seseorang lahir sampai didalam keluarga dalam perusahaan atau pengalaman sehari-hari, pada umumnya tidak teratur dan tidak
sistematis.