PLAGIAT M ERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisa Sistem 3.1.1. Fase Definisi Ruang Lingkup
Berdasarkan peraturan kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB Nomor 04 Tahun 2009 tentang pedoman bantuan logistik,proses
pembagian pendistribusianbantuan logistikdilakukan sesuai wilayah nasional, provinsi, maupun kabupatenkota. Proses pendistribusian ini dilaksanakan tanpa
melihat dari sisi efektifitasdistribusi, berdasarkan jarak antar lokasi posko pusat dan tujuan. Pelaksanaan yang kurang efektif ini menimbulkan beberapa persoalan yang
akan diuraikan dalam metodePIECES Performance, Information, Economy, Control, Efficiency,and Service.
Performance :
Proses distribusi dilakukan sesuai wilayah nasional, provinsi, maupun kabupatenkota tanpa memperhatikan prioritas jarak terdekat dari
lokasi posko pusat.
Information : Posko pemerintah hanya mendapatkan daftar informasi posko
masyarakat berupa alamat dalam bentuk tulisan saja. Hal tersebut terkadang menyulitkan pemerintah dalam menemukan lokasi posko masyarakat.
Economic : Pendistribusian logistik yang dilakukan sesuai wilayah nasional
tanpa memperhatikan jarak terdekat dari lokasi posko pusat akan membuat pengeluaran biaya yang tidak minimal seperti bahan bakar.
30
PLAGIAT M ERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Control : Posko pusat hanya memberikan bantuan posko distribusi terhadap
posko masyarakat yang sudah terdaftar secara resmi, yang terkadang masih terdapat posko-posko yang belum terdaftar karena masalah tenaga, jarak ,
ataupun transportasi. Hal ini mengakibatkan proses distribusi tidak merata dan keterlambatan distribusi bantuan kepada korban bencana alam.
Efficiency :
Posko masyarakat harus mendaftarkan poskonya secara langsung dengan mendatangikantor posko pusat, hal ini sangat menguras
waktu dan tenaga pada posko masyarakat.
Service :
Proses pendistribusian yang dilakukan pemerintah di posko pusat terkadang dilakukan dengan kurang baik karena tidak menggunakan metode
khusus yang dapat menangani masalah-masalah distribusi tidak ada manajemen untuk menentukan alur distribusi .
3.1.2. Analisa Sebab Akibat
Analisa sebab akibat menjelaskan analisis masalah, harapan dan instruksi yang telah diidentifikasi pada analisa ruang lingkup dengan menggunakan metode
PIECES. Analisa tersebut dirangkum dalam tabel analisa sebab akibat cause and effect analysis matrix dibawah ini :
Tabel 3.1. Tabel Analisa Sebab Akibat
Analisa Sebab Akibat Masalah, Peluang, atau
Instruksi Sebab dan Akibat
Usulan Solusi
31
PLAGIAT M ERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Proses
distribusi dilakukan sesuai wilayah
nasional, provinsi,
maupun kabupatenkota
tanpa memperhatikan
prioritas jarak terdekat dari lokasi posko pusat.
-Proses pendistribusian yang dilakukan pemerintah di posko
pusat terkadang
dilakukan dengan kurang baik karena
tidak menggunakan metode khusus yang dapat menangani
masalah-masalah distribusi tidak ada manajemen untuk
menentukan alur distribusi . =Pendistribusian logistik yang
dilakukan sesuai
wilayah nasional tanpa memperhatikan
jarak terdekat dari lokasi posko pusat
akan membuat
pengeluaran biaya yang tidak
minimal seperti bahan bakar.
Pembuatan sistem
informasi yang
memberikan solusi untuk pemerataan
penyaluran distribusi
bantuan menggunakan
metode transportasi
dari riset
operasi.
2. Posko pemerintah
hanya mendapatkan daftar informasi
posko masyarakat berupa alamat
dalam bentuk tulisan saja. Hal
tersebut terkadang
menyulitkan pemerintah dalam menemukan
lokasi posko
masyarakat. Pembuatan
Sistem Informasi
yang diintregasikan
dengan interface
peta digital
menggunakan Google
Maps. 3.
Posko masyarakat harus
mendaftarkan poskonya secara langsung
dengan mendatangi
kantor posko pusat,. Hal ini sangat menguras waktu
dan tenaga
pada posko
masyarakat. Tidak efisien
Pembuatan Sistem
Informasi website
dan android untuk pendaftaran
posko masyarakat.
32
PLAGIAT M ERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.1.3. Gambaran Sistem Baru
Sistem manajemen distribusi yang bernama Distribution Management Systems ofIndonesian Natural Disaster Relief DMS-INDSR ini merupakan sebuah
sistem informasi untuk membantu menentukan jalur distribusi bantuan bencana alam dari posko pusat ke posko tujuan. Sistem informasi ini dirancang dengan ruang
lingkup kasus distribusi bantuan bencana alam yang terjadi di Indonesia. Studi kasus dalam pengujian pada penulisan tugas akhir ini, diterapkan pada data
mengenai posko yang tersebar pasca bencana erupsi merapi setelah 19 November 2010. Data mengenai posko pada penelitian ini menggunakan data-data koordinat
lokasi dan data jumlah pengungsi yang diperoleh dari situs merapi-partisipasi milik Universitas Gadjah Mada http:merapi-partisipasi.ugm.ac.id.
Situs merapi-partisipasi merupakan portal yang menyediakan informasi tentang persebaran posko dan pendataan pengungsi yang terjadi pasca erupsi merapi
tahun 2010. Portal yang dikembangkan oleh Teknik Geodesi UGM ini didukung oleh sektor data dan media, dibawah Forum Penanggulangan Bencana FPRB
seperti Combine, Oxfam dan IOM. Sehingga penulis beranggapan bahwa data koordinat posko tersebut dapat dikatakan cukup valid untuk menjadi variabel
pengujian pada sistem DMS-INDR. Data posko akan dipergunakan untuk menguji pembangunan logika pada sistem DMS-INDR, yakni dengan menggunakan
pengkodean algoritma dari metode transportasi pada riset operasi. Algoritma dalam metode transportasi yang dipergunakan pada perancangan
sistem informasi ini adalah algoritma Vogelsapproximation methoddan multiplier.
33
PLAGIAT M ERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Algoritma Vogelsapproximation methodberfungsi untuk menemukan solusi awal pada pemecahan alur distribusi. Kemudian dari solusi yang didapatkan dengan
menggunakan algoritma Vogelsapproximation methodini, akan diolah lagi menggunakan algoritma multiplier untuk menemukan solusi akhir yang paling
optimum. Solusi akhir dari pengolahan data tersebutlah yang akan dipakai untuk pembagian jalur distribusi masing-masing posko pusat, sehingga proses distribusi
menjadi lebih efektif. Hasil dari perhitungan menggunakan metode transportasi ini akan ditampilkan kedalam sebuah peta digital berbasis aplikasi website.
Gambar 3.1.
Arsitektur DMS-INDSR
34
PLAGIAT M ERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Website pada sistem informasi ini akan dibangun menggunakan PHP 5 sebagai server-side scripting. Selain itu penggunaan PHP 5 juga berperan dalam
pembuatan kode dari metode transportasi, karena pada PHP 5 sudah didukung dengan Object-Oriented Programming. Sedangkan untuk peta digital, sistem
informasi berbasis web ini menggunakan application programming interface API dari Google Maps.Penerapan Google API pada kasus distribusi bencana alam yang
akan diselesaikan dengan metode transportasi ini, dapat membantu untuk menemukan variabel cost dengan memanfaatkan koordinat yang sudah didaftarkan
pada peta. Kemudian jarak antar koordinat ditelusuri menggunakan Google Distance Matrix yang juga merupakan API dari Google.
Google Distance Matrix merupakan application programming interface yang menyediakan perhitungan jarak antar titik, yang dihitung berdasarkan
jalur dalam mode driving, walking, atau juga bicycling. Namun pencarian koordinat masing-masing titik posko membutuhkan GPS Receiver, yakni alat komunikasi
untuk menerima koordinat lokasi dari satelit GPS. GPS Receiver dapat ditemui pada alat komunikasi modern seperti pesawat telepon bersistem operasi Android.
Lokasi tiap posko yang akan ditampilkan, diukur berdasarkan letak garis koordinat bumi. Proses pengambilan koordinat dilakukan dengan menggunakan
Location-Based Service LBS pada ponsel atau gadget Android, yang didukung dengan perangkat GPS-receiver. Selain menggunakan GPS dalam pengambilan titik
koordinat posko, sistem informasi berbasis website ini juga menyediakan proses
35
PLAGIAT M ERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
manual dengan cara memilih titik lokasi posko pada peta digital menggunakan mouse.
Setelah data koordinat lokasi suatu posko diambil, maka data tersebut akan disimpan kedalam basis data MySql bersamaan dengan data value supply atau
demand dari posko tersebut. Kemudian sistem akan secara otomatis memeriksa data koordinat dari posko yang sudah tersimpan dalam basis data, untuk mencari
jarakcost antara titik baru dan titik yang sudah terdaftar sebelumnya dengan jenis berbeda. Maksud dari jenis posko adalah posko pemerintahsupply atau posko
masyarakatdemand. Kemudian, data cost yang sudah ditemukan juga akan disimpan kedalam basis data. Proses pengambilan jarak antar titik dilakukan dengan
menggunakan Google Distance Matrix.
Sistem manajemen distribusi ini tidak dapat diatur dengan menggunakan komputer saja.Peran pemerintah dan masyarakat juga sangat diperlukan untuk
memaksimalkan manajemen distribusi dalam sistem ini, yakni dengan membuat peraturan-peraturan dan batasan penggunaan aplikasi. Aturan tersebut dibuat
kedalam user policy untuk menjadi pedoman dalam penggunaan aplikasi, agar fungsi dari sistem manajemen distribusi yang dibuat dapat berjalan dengan baik.
3.1.3.1. Kelebihan Sistem dibanding Sistem Lain
Telah banyak tools atau piranti lunak yang menyediakan perhitungan riset operasi,sebagai contoh QM, TORA, SAS, dan lainnya. Algoritma riset operasi yang
disediakan oleh software tersebut sangat lengkap, namun pemakaiannya tidak
36
PLAGIAT M ERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
spesifik. Lain halnya dengan DMS-INDSR, sistem ini mengkhususkan penggunaan algoritma dalam riset operasi untuk menghitung biaya dari distribusi antar posko
bencana alam. Selain penggunaan yang spesifik, sistem ini memiliki kelebihan dalam pengambilan biaya antar titik supply dan demand.DMS-INDSRmemperoleh
costmenggunakan teknologi navigasi GPSyang terdapat pada Google Distance Matrix,dimana
cost tersebut
merupakan jarak.Proses
integrasi dengan
teknologiGPSyang dilakukan pada sistem ini, memberikan kemudahan, kepraktisan, dan kecepatan pada pemerolehan variabel costtanpa harus mengukur secara manual.
3.1.4. User Policy
1. Pengguna sistem DMS-INDSRini merupakan pengguna yang terdaftar secara resmi pada pusat Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB.
2. Distribusi logistik akan disalurkan pada setiap posko masyarakat yang terdaftar, dan melakukan pembaharuan data stok sesuai dengan kategori
logistik yang sudah ditentukan. 3. Bagi pengguna pada setiap posko pusat, diwajibkan untuk melakukan
pembaharuan data stok pada setiap harinya. Apabila pengguna tidak melakukan pembaharuan data paling lambat 2 hari lamanya, maka data akun
pada pengguna tersebut akan dinon-aktifkan. 4. Bagi pengguna pada setiap posko masyarakat, juga diwajibkan untuk
melakukan pembaharuan data stok pada setiap harinya dan melakukan pembaharuan data penduduk pada setiap harinya. Apabila pengguna tidak
37
PLAGIAT M ERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan pembaharuan data paling lambat 2 hari lamanya, maka data akun pada pengguna tersebut akan dinon-aktifkan.
3.2. PerancanganMetode Transportasi