Kehidupan Ekonomi Bahasa dan Sastra Periode Islam

50 SEJARAH Kelas XI Program Bahasa Prancis menunjuk Herman Willem Daendels untuk menjadi gubernur jenderal Hindia Belanda pada tahun 1806. Mulai tahun 1808, ia menjalankan pemerintahan dari Bogor secara diktator. Program yang ia jalankan adalah memberantas ketidakefisienan, korupsi, dan segala bentuk penyelewengan administrasi pemerintahan. Konsekuensi- nya adalah banyak para penguasa lokal dan bangsawan yang hanya menjadi pegawai kolonial. Inilah yang dimaksud dengan indirect rule yaitu pemerintah menjalan- kan kekuasaannya dengan menggunakan para penguasa lokal. Dampaknya adalah munculnya konflik berkepanjang- an antara kumpeni dan kerajaan. Di satu sisi kompeni ingin memaksakan kepentingannya tetapi di lain sisi para penguasa kerajaan juga ingin menegakkan kedaulatannya.

a. Kehidupan Ekonomi

Menurut kaum liberal di Belanda, kehidupan ekonomi rakyat Hindia Belanda semakin merosot karena sistem feodal yang sangat mengekang aktivitas rakyat. Dirk van Hogendorp mengusulkan agar kedudukan bupati dan penguasa ditata kembali, pemilikan tanah yang menjadi sumber pemerasan dicabut dan dikembalikan kepada rakyat. Rakyat diberi tanah untuk ditanami secara bebas, bebas memilih jenis tanaman dan melakukan pekerjaan. Verplichte leveranties penyerahan wajib diganti dengan pajak hasil bumi. Tetapi, bagaimana aplikasinya di Hindia Belanda? Gubernur Jenderal Daendels yang antifeodalisme mulai mengurangi kekuasaaan dan hak-hak bupati serta mulai menghapuskan wajib tanam dan wajib kerja. Pemerasan yang dilakukan oleh para bupati dikurangi dan kebebasan berdagang diterapkan. Tetapi, ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh Daendels. Pertama, para bupati masih memegang peranan di dalam perdagangan sebagai pedagang perantara. Para bupati keberatan dengan pembaruan Daendels karena akan kehilangan prosen kultur yaitu persentase tertentu dari harga tafsiran penyerahan wajib dan kontingen yang dipungut dari rakyat. Kedua, kedudukan bupati dalam struktur feodal sangat kuat sehingga setiap perubahan tidak akan berjalan tanpa adanya kerja sama dengan mereka. Ketiga, konsentarasi Daendels adalah memper- tahankan Jawa sebagai basis pertahanan di dalam menghadapi Inggris. Oleh karena itu, beberapa daerah di luar Jawa ia lepaskan dengan pertimbangan lebih mementingkan Jawa. Misalnya Bangka 1806, Banjarmasin, Ambon, Ternate, Tidore 1810, dan lain- lain. Salah satu program Daendels yang fenomenal adalah pembuatan Grote Postweg Jalan Raya Pos antara Anyer–Panarukan sejauh 1.000 km dalam waktu tidak kurang dari satu tahun. Pembangunan jalan itu jelas sangat mendukung transportasi, perkembangan perekonomian dan mobilitas sosial. Hanya saja caranya yang menggunakan penguasa lokal untuk mengerahkan rakyat dinilai membahayakan kedudukan Belanda. Sumber: www.engelfriet.net Gambar 3.7 Herman Willem Daendels Sumber: www.usera.imagecave.com Gambar 3.8 Salah satu sisi ruas Jalan Daendels. Di unduh dari : Bukupaket.com 51 Kehidupan Bangsa Indonesia pada Masa Kolonial Karena, penguasa atau rakyat yang menolaknya akan dibunuh dan kepala-kepala mereka digantung di pucuk-pucuk pepohonan di kiri kanan ruas jalan. Daendels memang dikenal kejam dan menakutkan.

b. Kehidupan Politik