Validasi Penelitian Terdahulu 1. Ferryanto, 2007, “Penentuan Jumlah Jumlah Petugas Sistem Pelayanan

Anak panah berfungsi untuk menghilangkan dan menghubungkan tiap-tiap stasiun kerja agar terjadi keseimbangan lintasan dalam proses produksi. b. Clock Clock atau jam berfungsi sebagai penunjuk waktu yang dapat memperhitungkan seberapa lama kegiatan proses berlangsung dalam hal memenuhi permintaan barang untuk diproduksi. c. Run Adalah perangkat yang digunakan untuk menjalankanrunning model setelah model yang dirancang benar-benar siap dalam hal kapasitas dan permintaan yang telah direncanakan.

2.16. Validasi

Validasi simulasi mengandung elemen, rumus dan rangkaian logika dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu walaupun komponen – komponen individual menunjukkan kesesuaian yang cukup baik, namun seringkali berbagai pengabaian atau pendekatan kecil tetap berakumulasi sehingga menyebabkan distorsi pada output model secara keseluruhan. Konsekuensinya setelah program dijalankan perlu dilakukan pengujian validitas model untuk memprediksi kelakuan sistem secara terpadu. Ada 3 cara yang dapat dipakai sebagai acuan dalam mengevaluasi validitas hasil simulasi yaitu : 1. Validasi Kotak putih White Box Validation Pada validasi ini, diasumsikan bahwa model dan sistem nyata merupakan suatu transparan sehingga struktur internal dari keduanya dapat diketahui. Sehingga pengujian validasi dilakukan pada cara kerja model simulasi yang digunakan. Penekanan White Box Validation adalah detail internal yang bekerja pada model. 2. Validasi Kotak Hitam Black Box Validation Pada validasi kotak hitam, diasumsikan bahwa model dari sistem nyata merupakan suatu kotak hitam Black Box . Strategi praktis yang dijalankan adalah mengamati perilaku sistem nyata dan kemudian model dijalankan dibawah kondisi yang sesuai dengan sistem nyata. Pengujian dilakukan dengan membandingkan rata – rata waktu kedatangan yang dihasilkan oleh simulasi dengan keadaan yang sebenarnya. Bila hasil dari simulasi masih dalam batas toleransi sebesar 100 dibandingkan dengan sistem yang sebenarnya maka dapat disimpulkan bahwa simulasi valid.

2.17. Penelitian Terdahulu 1. Ferryanto, 2007, “Penentuan Jumlah Jumlah Petugas Sistem Pelayanan

Parkir Di World Trade Center Surabaya Dengan Metode Simulasi”, UPN “Veteran” Jawa Timur. Dari hasil penelitian dan pengolahan data menunjukkan bahwa pada bulan september 2006 kondisi petugas loket parkir mengalami antrian dengan rata-rata tingkat utilitas sebesar 91 untuk 2 petugas loket parkir, yang dapat diartikan bahwa pelayanan tersebut sangat sibuk. Setelah dilakukan simulasi usulan dengan cara penambahan petugas loket parkir dalam keadaan distribusi yang sama sesuai dengan 2 petugas loket parkir pada kondisi sebelumnya maka didapatkan tingkat utilitas sebesar 72 untuk 3 petugas loket parkir. Sedangkan untuk 4 petugas loket parkir didapatkan tingkat utilitas sebesar 56 sehingga dari perhitungan tersebut dipilih usulan dengan penambahan 1 petugas loket parkir sehingga menjadi 3 petugas loket parkir dengan rata-rata tingkat utilitas sebesar 72 dimanan merpakan tingkat utilitas yang ideal atau tingkat kesibukan dari petugas tidak terlalu tinggi, sesuai dengan standarisasi dari perusahaan. Dengan penambahan jumlah loket parkir yang diusulkan maka tingkat antrian menjadi berkurang, karena tercapai keseimbangan antara jumlah sepeda motor yang dilayani dengan kecepatan pelayanan. 2. Lestari, Kanthi, 2007, “Penentuan Jumlah Loket Pembayaran Rekening Listrik Yang Optimal Dengan Metode Simulasi Di PT PLN Persero UP Madiun Kota”, UPN “Veteran” Jawa Timur. Dari hasil penelitian dan pengolahan data kondisi antrian di PT PLN Persero UP Madiun kota yang telah dilakukan pada tanggal 1-30 juni 2006 dapat diketahui bahwa tingkat utilitas dengan 3 orang petugas loket adalah sebesar 98. Sedangkan setelah dilakukan simulasi usulan 4 orang petugas loket dengan cara trial dan eror didapatkan tingkat utilitas sebesar 51 . Dengan demikian PT PLN Persero UP Madiun kota perlu menambah jumlah loket pembayaran sebanyak 1 loket khususnya pada hari-hari sibuk saja sehingga tingkat pelayanan pelanggan bisa lebih memuaskan. 3. Isanto, Yanu, 2007, ”Penentuan Jumlah Loket Pelayanan Pelanggan Dengan Menggunakan Metode Simulasi Di PT POS INDONESIA Persero Surabaya Selata 60400”, UPN “Veteran” Jawa Timur. Dari hasil penelitian dan pengolahan data menunjukkan bahwa kondisi antrian di PT. Pos Indonesia Persero Surabaya Selatan 60400 adalah Tingkat utilitas dari 2 dua loket pelayanan sebesar 93. Setelah dilakukan simulasi usulan dengan cara trial and error untuk 3 tiga loket pelayanan didapat tingkat utilitas sebesar 65, yang sesuai dengan standarisasi dari perusahaan. Sedangkan untuk 4 empat loket pelayanan didapat tingkat utilitas sebesar 48. Sehingga PT. Pos Indonesia Persero Surabaya Selatan 60400 perlu melakukan penambahan jumlah loket pelayanan menjadi 3 tiga loket pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada apotek pelayanan resep obat generik di RSUD Kertosono yang terletak di wilayah Pemerintah Kabupaten Nganjuk, dimana kawasan tersebut merupakan daerah permukiman penduduk dan berada di pusat kota Kertosono. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama 2 dua minggu yaitu pada bulan Maret 2010. 

3.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Variabel – variabel model antrian Single Channel – Multi Phase yang digunakan untuk penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : a. Variabel Terikat  Tingkat Kegunaan P Adalah tingkat kegunaan fasilitas pelayanan adalah perbandingan antara tingkat kedatangan pasien  dengan tingkat pelayanan  . b. Variabel Bebas  Tingkat Kedatangan Rata – rata  Adalah banyaknya pasien yang datang per satuan waktu.  Tingkat Pelayanan Rata – rata  Adalah jumlah pasien yang dilayani per satuan waktu.