Anak panah berfungsi untuk menghilangkan dan menghubungkan tiap-tiap stasiun kerja agar terjadi keseimbangan lintasan dalam proses produksi.
b. Clock Clock atau jam berfungsi sebagai penunjuk waktu yang dapat
memperhitungkan seberapa lama kegiatan proses berlangsung dalam hal memenuhi permintaan barang untuk diproduksi.
c. Run Adalah perangkat yang digunakan untuk menjalankanrunning model
setelah model yang dirancang benar-benar siap dalam hal kapasitas dan permintaan yang telah direncanakan.
2.16. Validasi
Validasi simulasi mengandung elemen, rumus dan rangkaian logika dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu walaupun komponen – komponen
individual menunjukkan kesesuaian yang cukup baik, namun seringkali berbagai pengabaian atau pendekatan kecil tetap berakumulasi sehingga menyebabkan
distorsi pada output model secara keseluruhan. Konsekuensinya setelah program dijalankan perlu dilakukan pengujian validitas model untuk memprediksi
kelakuan sistem secara terpadu. Ada 3 cara yang dapat dipakai sebagai acuan dalam mengevaluasi
validitas hasil simulasi yaitu : 1. Validasi Kotak putih White Box Validation
Pada validasi ini, diasumsikan bahwa model dan sistem nyata merupakan suatu transparan sehingga struktur internal dari keduanya dapat diketahui.
Sehingga pengujian validasi dilakukan pada cara kerja model simulasi yang digunakan. Penekanan White Box Validation adalah detail internal yang
bekerja pada model. 2. Validasi Kotak Hitam Black Box Validation
Pada validasi kotak hitam, diasumsikan bahwa model dari sistem nyata merupakan suatu kotak hitam Black Box . Strategi praktis yang dijalankan
adalah mengamati perilaku sistem nyata dan kemudian model dijalankan dibawah kondisi yang sesuai dengan sistem nyata. Pengujian dilakukan
dengan membandingkan rata – rata waktu kedatangan yang dihasilkan oleh simulasi dengan keadaan yang sebenarnya. Bila hasil dari simulasi masih
dalam batas toleransi sebesar 100 dibandingkan dengan sistem yang sebenarnya maka dapat disimpulkan bahwa simulasi valid.
2.17. Penelitian Terdahulu 1. Ferryanto, 2007, “Penentuan Jumlah Jumlah Petugas Sistem Pelayanan
Parkir Di World Trade Center Surabaya Dengan Metode Simulasi”, UPN “Veteran” Jawa Timur.
Dari hasil penelitian dan pengolahan data menunjukkan bahwa pada bulan september 2006 kondisi petugas loket parkir mengalami antrian dengan
rata-rata tingkat utilitas sebesar 91 untuk 2 petugas loket parkir, yang dapat diartikan bahwa pelayanan tersebut sangat sibuk. Setelah dilakukan
simulasi usulan dengan cara penambahan petugas loket parkir dalam keadaan distribusi yang sama sesuai dengan 2 petugas loket parkir pada
kondisi sebelumnya maka didapatkan tingkat utilitas sebesar 72 untuk 3
petugas loket parkir. Sedangkan untuk 4 petugas loket parkir didapatkan tingkat utilitas sebesar 56 sehingga dari perhitungan tersebut dipilih
usulan dengan penambahan 1 petugas loket parkir sehingga menjadi 3 petugas loket parkir dengan rata-rata tingkat utilitas sebesar 72 dimanan
merpakan tingkat utilitas yang ideal atau tingkat kesibukan dari petugas tidak terlalu tinggi, sesuai dengan standarisasi dari perusahaan. Dengan
penambahan jumlah loket parkir yang diusulkan maka tingkat antrian menjadi berkurang, karena tercapai keseimbangan antara jumlah sepeda
motor yang dilayani dengan kecepatan pelayanan.
2. Lestari, Kanthi, 2007, “Penentuan Jumlah Loket Pembayaran Rekening Listrik Yang Optimal Dengan Metode Simulasi Di PT PLN
Persero UP Madiun Kota”, UPN “Veteran” Jawa Timur.
Dari hasil penelitian dan pengolahan data kondisi antrian di PT PLN Persero UP Madiun kota yang telah dilakukan pada tanggal 1-30 juni
2006 dapat diketahui bahwa tingkat utilitas dengan 3 orang petugas loket adalah sebesar 98. Sedangkan setelah dilakukan simulasi usulan 4 orang
petugas loket dengan cara trial dan eror didapatkan tingkat utilitas sebesar 51 . Dengan demikian PT PLN Persero UP Madiun kota perlu
menambah jumlah loket pembayaran sebanyak 1 loket khususnya pada hari-hari sibuk saja sehingga tingkat pelayanan pelanggan bisa lebih
memuaskan.
3. Isanto, Yanu, 2007, ”Penentuan Jumlah Loket Pelayanan Pelanggan Dengan Menggunakan Metode Simulasi Di PT POS
INDONESIA Persero Surabaya Selata 60400”, UPN “Veteran”
Jawa Timur. Dari hasil penelitian dan pengolahan data menunjukkan bahwa kondisi
antrian di PT. Pos Indonesia Persero Surabaya Selatan 60400 adalah Tingkat utilitas dari 2 dua loket pelayanan sebesar 93. Setelah
dilakukan simulasi usulan dengan cara trial and error untuk 3 tiga loket pelayanan didapat tingkat utilitas sebesar 65, yang sesuai dengan
standarisasi dari perusahaan. Sedangkan untuk 4 empat loket pelayanan didapat tingkat utilitas sebesar 48. Sehingga PT. Pos Indonesia Persero
Surabaya Selatan 60400 perlu melakukan penambahan jumlah loket pelayanan menjadi 3 tiga loket pelayanan
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada apotek pelayanan resep obat generik di RSUD Kertosono yang terletak di wilayah Pemerintah Kabupaten Nganjuk,
dimana kawasan tersebut merupakan daerah permukiman penduduk dan berada di pusat kota Kertosono. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama
2 dua minggu yaitu pada bulan Maret 2010.
3.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Variabel – variabel model antrian Single Channel – Multi Phase yang digunakan untuk penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Variabel Terikat
Tingkat Kegunaan P Adalah tingkat kegunaan fasilitas pelayanan adalah perbandingan antara
tingkat kedatangan pasien dengan tingkat pelayanan
. b. Variabel Bebas
Tingkat Kedatangan Rata – rata
Adalah banyaknya pasien yang datang per satuan waktu.
Tingkat Pelayanan Rata – rata
Adalah jumlah pasien yang dilayani per satuan waktu.