Pengertian Kafalah Dasar Hukum Kafalah Syarat dan Rukun Kafalah

Buku Fikih Kurikulum 2013 145 c. Syarat orang yang menagih hutang, dia diketahui keberadaannya oleh orang yang menjamin. d. Syarat harta yang dijamin antara lain: 1 Diketahui jumlahnya 2 Diketahui ukurannya 3 Diketahui kadarnya 4 Diketahui keadaannya 5 Diketahui waktu jatuh tempo pembayaran. e. Syarat lafadz ikrar yaitu dapat dimengerti yang menunjukkan adanya jaminan serta pemindahan tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban pelunasan hutang dan jaminan ini tidak dibatasi oleh sesuatu, baik waktu atau keadaan tertentu.

4. Hikmah Dhaman

Hikmah dhaman sebagai berikut: a. Munculnya rasa aman dari peminjam penghutang. b. Munculnya rasa lega dan tenang dari pemberi hutang c. Terbentuknya sikap tolong menolong dan persaudaraan d. Menjamin akan mendapat pahala dari Allah Swt..

B. Kafalah

1. Pengertian Kafalah

Kafalah menurut bahasa berarti menanggung. Firman Allah Swt. : ĵğɆjŋ hȡhL ĵhŹhŰğŧhȡhb “Dan Dia Allah menjadikan Zakarya sebagai penjamin Maryam” ȋǤƒ”›ƒǣ ͵͹ȌǤ Menurut istilah arti kafalah adalah menanggung atau menjamin seseorang untuk dapat dihadirkan dalam suatu tuntutan hukum di Pengadilan pada saat dan tempat yang ditentukan.

2. Dasar Hukum Kafalah

Para fuqaha’ bersepakat tentang bedanya kafalah dan masalah ini telah B u k u S i s w a Ke l a s X M A 146 dipraktekkan umat Islam hingga kini. Firman Allah Swt. : h Qĵh iƘ l` h = ƅj? jŷjķ jƴğȿiĻ l ɂh hȋ j ġĬA hŴjŲ ĵeŪjľlźhɊ j`źiĻlİiĻ ğƲhń lűiȲhšhŲ iŷ hŰjŎlKi= lŴhů hĵhũ ̓ fŮžjȡhb iźiŪhȫ ĵhŲ h hȇ i ġĬA hĵhũ lűiŹhŪjľlźhɊ ialźhĻ ĵğųhŰhŦ lűiȲjķ Ya’kub berkata:”Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya pergi bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, Bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali” QS. Yusuf : 66. Sabda Rasulullah saw. : cŊŲǛɉAb IbAI źķA aAbK f_jK hȖ fűlžjȭhL “Penjamin adalah orang yang berkewajiban membayar” ȋǤ „— ƒ™—† †ƒ ‹”‹†œ‹ȌǤ

3. Syarat dan Rukun Kafalah

Rukun kafalah sebagai berikut: a. Ka ¿l, yaitu orang berkewajiban menanggung. b. Ashiil, yaitu orang yang hutang atau orang yang ditanggung akan kewajibannya. c. Makful Lahu, yaitu orang yang menghutangkannya. d. Makful Bihi, yaitu orang atau barang atau pekerjaan yang wajib dipenuhi oleh orang yang ihwalnya ditanggung makful ‘anhu. Adapun Syarat kafalah adalah sebagai berikut: a. Syarat ka ȑ¿l adalah baligh, berakal, orang yang diperbolehkan menggunakan hartanya secara hukum, tidak dipaksa rela dengan kafalah. b. As ๸iȑl tidak disyaratkan baligh, berakal, kehadiran dan kerelaannya, tetapi siapa saja dapat ditanggung dijamin oleh ka ¿ȑl. c. Makful Lahu disyaratkan dikenal oleh ka ¿il orang yang menjamin. d. Makful Bihi disyaratkan diketahui jenis, jumlah, kadar atau pekerjaan atau segala sesuatu yang menjadi hal yang ditanggungdijamin. Menurut Madzhab Hana ¿ dan sebagian pengikut Madzhab Hambali bahwa kafalah boleh bersifat tanjiz, ta’liq dan boleh juga tauqit. Namun madzhab Sya ¿’i tidak membolehkan adanya kafalah ta’liq. Kafalah tanjiz adalah menanggung sesuatu yang dijelaskan keadaannya, seperti ucapan si ka ¿l: “Aku menjamin si anu sekarang”, Kafalah ta’liq Buku Fikih Kurikulum 2013 147 adalah kafalah atau menjamin seseorang yang dikaitkan dengan sesuatu keadaan bila terjadi. Misal perkataan si ka ¿l :”Aku akan menjamin hutang- hutangmu bila hari ini tidak turun hujan”. “Maksudnya bila hujan tidak turun aku jadi menjamin hutang-hutangmu, namun bila turun aku tidak jadi menjamin”. Sedangkan kafalah tauqit adalah kafalah untuk menjamin terhadap sesuatu tanggungan yang dikuatkan oleh suatu keadaan tertentu atau dipastikan dengan sungguh-sungguh bahwa dia betul-betul akan menjamin dari suatu tanggungan itu.

4. Macam-macam Kafalah