Pengertian Peranan Pengertian Menunjang Pengertian Efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Peranan

Agar suatu perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien, manajemen perusahaan memerlukan suatu alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan. Pengertian tentang peranan yang dikemikakan oleh Komarudin 1994:768 dapat didefenisikan sebagai berikut : 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu usaha. 3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. 4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang adanya padanya 5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa maksud dengan peranan adalah suatu bagian dari tugas utama yang dilaksanakan oleh seseorang sesuai dengan kedudukan dan fungsinya. Sesuai dengan masalah yang diteliti dalam penulisan ini, yang dimaksud dengan peranan disuatu perusahaan adalah aktivitas anggaran di dalam perusahaan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai suatu alat untuk melaksanakan perencanaan dan pengendalian.

B. Anggaran

1. Pengertian Anggaran

Tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk mendapatkan laba, dalam jumlah yang direncanakan. Bertitik tolak dari tujuan yang direncanakan dapat dimengerti bahwa laba bukanlah suatu hal yang kebetulan saja melainkan melalui rencana kerja yang teliti. Perencanaan adalah fungsi utama dari seorang pemimpin perusahaan. Perencanaan tersebut disusun dalam bentuk uang. Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara teliti yang didasarkan atas pengalaman dimasa yang lalu dan ramalan masa yang akan datang. Sedemikian teliti dan terperincinya anggaran tersebut sehingga merupakan petunjuk bagi staf dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Defenisi anggaran atau budget menurut Munandar 2001:3 adalah “suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter dan berlaku dalam jangka waktu periode tertentu yang akan datang.” Anggaran merupakan alat untuk merencanakan dan mengendalikan keuangan perusahaan dalam penyusunannya dilakukan secara periodik. Pengertian lain dari anggaran menurut Nafarin 2007:11 menyatakan bahwa “Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif satuan jumlah periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan.” Anggaran budget merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barangjasa. Sedangkan menurut Garrison dan Noreen 2007:402 mendefenisikan anggaran sebagai berikut : “Anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu”. Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu anggaran memiliki empat unsur, yaitu : a. Rencana yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas yang akan dilakukan di waktu yang akan dating. Dengan adanya rencana berarti ada suatu pedoman mengenai apa yang akan dilakukan sehingga perusahaan akan lebih terarah menuju tujuan yang ditetapkan b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan yaitu mencakup kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Secara umum perusahaan meliputi lima kelompok yaitu pemasaran, keuangan, produksi, administrasi, dan personalia. c. Dinyatakan dalam satuan moneter yaitu satuan yang berlaku di Indonesia adalah Rupiah. Hal ini mengingat masing-masing perusahaan menggunakan unit moneter yang berbeda-beda, seperti material menggunakan kesatuan berat kilogram dan kesatuan panjang meter. Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua satuan unit tersebut,memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisis lebih lanjut. d. Jangka waktu tertentu yang akan datang yaitu menunjukkan bahwa anggaran berlaku untuk masa yang akan dating. Oleh karena itu, apa yang dimuat dalam anggaran adalah taksiran-taksiran tentang apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang.

2. Tujuan Penyusunan Anggaran

Menurut Ellen et.al. 2001:4 tujuan penyusunan anggaran adalah : 1. Untuk menyatakan harapan sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen. 2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan. 3. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. 4. Untuk mengkoordinasi cara atau metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber. 5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa dalam menyusun anggaran perlu banyak diperhatikan hal-hal yang dapat membantu dalam kelancaran penyusunan anggaran tersebut, sehingga memberi kemudahan bagi manajer dalam melaksanakan kegiatan perusahaan dan sesuai apa yang telah disusun sehingga tujuan penyusunan anggaran akan tercapai secara efektif dan efisien

3. Karakteristik Anggaran

Untuk memperoleh konsep yang jelas mengenai anggaran, berikut ini diuraikan beberapa karakteristik anggaran. Menurut Mulyadi 1993:490 karakteristik anggaran adalah sebagai berikut : 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang selain satuan uang. 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen yang berarti bahwa para manajemen setuju untuk menerima tanggumg jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. 4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran. 5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu. 6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran, selisihnya dianalisis dan dijelaskan. Dari pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa anggaran merupakan suatu perkiraan mengenai hasil yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu umumnya satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan unit moneter atau kuantitatif yang didalamnya terkandung komitmen dari manajemen untuk mencapi anggaran tersebut, selalu dievaluasi dan diotorisasi oleh tingkat manajemen yang lebih tinggi yang merupakan dasar untuk menilai kinerja dari manajer pelaksana anggaran tersebut.

4. Syarat-syarat Anggaran

Menurut Supriyono 2001:346 dalam penyusunan anggaran perlu memperhatikan beberapa syarat sebagai berikut : 1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat, yaitu organisasi yang memberi tugas fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang tegas. 2. Adanya sistem akuntansi yang memadai, meliputi : a. Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan realisasi anggaran. b. Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi. c. Laporan didasarkan pada akuntansi pertanggungjawaban. 3. Adanya penilain dan analisis, diperlukan untuk menetapkan alat pengukur prestasi, sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisa prestasi. 4. Adanya dukungan para pelaksana, anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika ada dukungan aktif para pelaksana.

5. Jenis-jenis Anggaran

Nafarin 2007:31 mengelompokkan anggaran dari beberapa sudut pandang sebagai berikut : 1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran variable variable budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval kisaran kapasitas aktivitas tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas kegiatan yang berbeda. b. Anggaran tetap fixed budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. 2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran periodic periodic budget adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran kontinu continuous budget adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat. Misalnya, tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan. 3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran jangka pendek short-range budget adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan merupakan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga dengan anggaran taktis. b. Anggaran jangka panjang long-range budget adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut dengan anggaran modal capital budget. Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. 4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran operasional operational budget adalah anggara untuk menyusun laporan labarugi. Contoh : anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, dan anggaran beban usaha. b. Anggaran keuangan financial budget adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Contoh : anggaran kas, anggaran piutang, anggaran sediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca. 5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari : a. Anggaran komprehensif comprehensive budget adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. b. Anggaran parsial partially budget anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang menyusun bagian anggaran tertentu saja. Contoh : karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran operasional. 6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran tertentu appropriation budget adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. b. Anggaran kinerja performance budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi perusahaan. Misalnya untuk menilai apakah biaya beban yang dikeluarkan oleh masing- masing aktivitas tidak melampaui batas. 7. Menurut metode penentuan harga pokok produk, anggaraan terdiri dari : a. Anggaran tradisional traditional budget atau anggaran konvensional conventional budget terdiri atas anggaran berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat. Anggaran berdasar fungsional fungtional based budget adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan penuh full costing dan berfungsi untuk menyusun anggaran induk atau anggaran tetap. Anggaran berdasar sifat characteristic based budget adalah anggaran yang dibuat dengan metode penghargapokokan variable variable costing dan berfungsi untuk menyusun anggaran variable. b. Anggaran berdasarkan kegiatan activity based budget adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan berdasar kegiatan activity based costing dan berfungsi untuk menyusun anggaran variable dan anggaran induk.

6. Anggaran proyek

Anggaran proyek adalah merupakan batasan pengeluaran biaya proyek yang dapat dilakukan manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan, anggaran proyek ini merupakan tolak ukur efisiensi untuk memberikan pedoman agar biaya sesungguhnya tidak melebihi dari jumlah yang telah disetujui dalam anggaran. 7. Fungsi dan Manfaat Anggaran Menurut Gunawan at.al. 2003:50-52 fungsi anggaran adalah sebagai berikut : a. Dalam bidang perencanaan. 1. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian. 2. Mengarahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah atau kegiatan yang paling menguntungkan . 3. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan. 4. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan. 5. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. 6. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih selektif. b. Dalam bidang koordinasi 1. Membantu mengkoordinasi faktor manusia dengan perusahaan. 2. Menghubungkan aktifitas perusahaan dengan trend dalam bidang dunia usaha. 3. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan. 4. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi. c. Dalam bidang pengawasan. 1. Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran. 2. Untuk mencegah secara umum pemborosan-pemborosan. Jadi dengan melihat uraian diatas secara tegas dapat ditarik kesimpulan, bahwa dengan menyusun anggaran secara cermat dan baik akan mendatangkan manfaat-manfaat bagi perusahaan, yang pada pokoknya : 1. Mendorong setiap individu di dalam perusahaan untuk berfikir kedepan. 2. Mendorong terjadinya kerja sama antar masing-masing bagian, karena setiap bagian menyadari bahwa mereka tidak dapat berdiri sendiri. 3. Mendorong adanya pelaksanaan atas partisipasi, karena setiap bagianterlibat untuk ikut serta memikirkan rencana kerjanya. Dari kutipan diatas, dapat diuraikan bahwa anggaran berguna untuk membantu pelaksanaan fungsi manajemen, terutama perencanaan, koordinasi, dan pengendalian. Anggaran juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi manjemen sebagai perencanaan mengenai apa yang dilakukan di masa yang akan datang, sehingga manajemen dapan memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada dan mengurangi ancaman-ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam organisasi. Sedangkan menurut Supriyono 1999:42 fungsi anggaran terbagi 6 yaitu : 1. Fungsi perencanaan Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan yang digunakan perusahaan dalam menentukan program-program dalam mencapai tujuan perusahaan. 2. Fungsi koordinasi Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan- tindakan berbagai departemen dan divisi perusahaan agar dapat selaras kearah pencapaian tujuan. 3. Fungsi komunikasi Anggaran berfungsi sebagai alat koordinasi dalam penyampaian informasi yang berhubungan dengan tujuan, strategi, program dan penyimpangan yang timbul. 4. Fungsi motivasi Anggaran berfungsi sebagai alat untuk memotivasi para pelaksana didalam melaksanakan tugas. Memotivasi para pekerja dengan pemberian bonus dan pengharagaan. Ini dilakukan agar para pelaksana dapat meningkatkan kinerja di perusahaan. 5. Fungsi pengendalian dan evaluasi Pengendalian pada dasarnya adalah membandingkan antara rencana dengan realisasi sehingga dapat diketahui penyimpangan yang terjadi. Pengendalian berhubungan dengan langkah-langkah yang dilaksanakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa tujuan yang ditetapkan dapat dicapai. Penyimpangan tersebut digunakan sebagai dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk perbaikan untuk masa yang akan datang. 6. Fungsi pendidikan Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai bagaimana bekerja secara terinci pada pusat pertanggungjawaban lain di dalam organisasi yang bersangkutan. Fungsi anggaran menurut Mulyadi 2001:502 terdiri dari : 1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja. 2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan di masa yang akan datang. 3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi. 4. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya. 5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen mengetahui bidang yang kuat dan lemah pada perusahaan 6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan proses akhir penyusunan rencana mengenai aktivitas yang akan dilakukan perusahaan dimasa yang akan datang dimana realisasinya berfungsi sebagai pembanding hasil produksi sesungguhnya.

7. Kegunaan dan keterbatasan Anggaran

Ellen at.al. 2001:2 mengemukakan kegunaan anggaran sebagai berikut : 1. Adanya perencanaan terpadu. Adanya perencanaan dapat digunakan sebagai alat untuk merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara menyeluruh. 2. Sebagai pedoman pelaksan kegiatan perusahaan. Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi manajemen menengah dalam menjalankan tugasnya. Disamping itu, penyusunan anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi peerubahan dalam lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan lebih baik.

3. Sebagai alat pengkoordinasi kerja.

Penganggaran dapat memperbaiki kondisi kinerja intern perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara keseluruhan. Oleh karenanya sistem anggaran memungkinkan para manajer divisi untuk melihat antar bagian divisi secara keseluruhan.

4. Sebagai alat pengawasan kerja.

Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar acuannya, diperlukan pemahaman yang realistis dan analis yang seksama terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan. Penentuan standar yang sembarang tanpa disadari oleh pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat. 5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan. Anggaran yang disusun dengan baik menetapkan standar yang relevan akan memberikan pedoman bagi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi dalam operasionalnya perli dilakukan evaluasi yang dapat menjadi masukan berharga bagi penyusunan anggaran berikutnya. Meskipun anggaran mempunyai beberapa kegunaan, tetapi terdapat pula keterbatasan-keterbatasan, seperti dikemukakan oleh Ellen at.al. 2002:19 yaitu : 1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. 3. Karena menyusun anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensi dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja Human Relation yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran. 4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subjektif pembuat kebijakan Decison maker terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap dan tidak cukup.

8. Prosedur Penyusunan Anggaran

Stoner dan Freeman yang dialih bahasakan oleh Sindoro 1996:480 mengemukakan dua prosedur penyusunan anggaran yang biasa digunakan oleh suatu organisasi, yaitu : 1. Top- down budgeting 2. Bottom-up budgeting Top-down budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana anggran ditentukan oleh manajer tingkat atas dengan sedikit atau bahkan tidak ada konsultasi dengan manajer tingkat bawah. Mekanisme prosedur Top-down budgeting adalah sebagai berikut : a. Manajer tingkat atas menetapkan usulan anggaran. b. Usulan anggaran diserahkan pada komite anggaran untuk dinilai. c. Jika usulan anggaran sudah dinilai maka akan diserahkan oleh manajer tingkat atas. d. Setelah itu akan dilaksanakan oleh manajer tingkat menengah dan bawah. Bottom-up budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana anggaran disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan anggaran tersebut kemudian anggaran akan diberikan kepada pihak yang lebih tinggi untuk mendapat persetujuan. Mekanisme prosedur Bottom-up budgeting adalah sebagai berikut : a. Manajer tingkat bawah membuat usulan anggaran. b. Usulan anggaran diserahkan pada manajer tingkat menengah untuk dibahas. c. Jika usulan anggaran sudah dibahas maka akan diserahkan pada komite anggaran untuk dinilai. d. Setelah itu akan diserahkan pada manajer tingkat atas untuk disahkan sebagai anggaran yang siap dilaksanakan. Dengan adanya prosedur anggaran ini, maka dalam penyusunan anggaran ini menjadi lebih baik dengan adanya proses penyusunan anggaran yang anggotantanya terdiri dari para manjer pelaksana fungsi-fungsi pokok perusahaan. Adapun menurut Supriyono 2001:348 proses penyusunan anggaran adalah sebagai berikut : 1. Menganalis informasi masa lalu dan lingkungan luar yang diantisipasikan dan SWOT. Manajemen puncak menganalisis masa lalu dan perubahan lingkungan luar yang akan datang dapat diketahuai melalui kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dimiliki organisasi dari lingkungan luar. Lingkungan luar yang diselidiki dan dianalisis meliputi: kondisi perekonomian, persaingan, selera konsumen, perkembangan teknologi, sosial , politik, kebijakan pemerintah. 2. Menentukan perencanaan strategi. Manajemen puncak menyusun perencanaan yaitu dengan penentuan tujuan organisasi dan strategi pokok yang akan digunakan untuk mencapai tujuaan tersebut. 3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi, strategi pokok dan program. Manajemen puncak mengkomunikasikan tujuan organisasi kepada manajer divisi dan manajer bawahannya serta komite anggaran agar mereka mengetahui tujuan yang akan dicapai dan cara-cara pokok untuk mencapai tujuan tersebut. 4. Memilih taktik, mengkoordinasi kegiatan dan mengawasi kegiatan. Menajer divisi menyusun pemilihan taktik yaitu untuk memilih cara-cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan, manajer departemen membuat keputusan pengoperasian yang berhubungan dengan pengkoordinasian semua kegiatan dibawah departemen, adanya manajer seksi bertanggung jawab untuk merencanakan pengawasan terhadap kegiatan seksinya. 5. Menyusun usulan anggaran. Setiap manajer divisi menyusun dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran untuk bagian organisasi dibawahnya yatu departemen usulan anggaran semua divisi selanjutnya diserahkan kepada komite anggaran. 6. Menyerahkan revisi usulan anggaran. Komite anggaran menyarankan revisi terhadap usulan anggaran setiap divisi agar sesuai dengan rencana jangka panjang dan tujuan organisasi yang telah ditentukan oleh manajemen puncak. 7. Menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi anggaran perusahan. Setelah usulan anggaran revisi oleh setiap divisi yang bersangkutan dan revisinya telah disetujui oleh komite anggaran merakit usulan tersebut menjadi anggaran perusahaan. 8. Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan. Anggaran perusahaan masih memerlukan revisi ssebelum disahkan oleh manajemen puncak menjadi anggaran perusahaan yang resmi. Setelah dilakukan revisi, anggaran tersebut disahkan dan didistribusikan ke setiap divisi dan bagian organisasi dibawahnya ssebagai pedoman pelaksan kegiatan dan sekaligus alat pengendalian. Anggaran yang disusun barulah merupakan rancangan anggaran. Rancangan anggaran inilah yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan serta ditetapkan sebagai anggaran yang sah sebelum diselesaikan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih bisa dimungkinkan diadakannya pembahasan-pembahasan diantara pimpinan tertinggi perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun rancangan anggaran tersebut. Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka rancangan anggaran tersebut akan dijadikan sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasi kerja dan alat pengawasan kerja.

9. Faktor-faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Menyusun Anggaran

Nafarin 2000:9 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun anggaran adalah sebagai berikut : 1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebujaksanaan umum perusahaan. Adalah para penyusun atau perencana anggaran harus mengetahui tenyang tujuan- tujuan apa yang dilakukan oleh perusahaan dan kebijksanaan-kebijaksanaan apa yang ada dalam perusahaan. 2. Data-data yang lalu. Adalah dalam menyusun anggaran perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu data-data yang disusun pada masa lalu dan masa yang akan datang. 3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi. Adalah dalam menyusun anggaran harus disesuaikan pada kondisi-kondisi yang terjadi sekarang atau waktu yang akan datang. 4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing. Adalah dalam menyusun anggaran harus mengetahui dengan jelas apakah taktik, strategi dan gerak-gerik telah tersusun dengan baik agar terlaksana suatu anggaran yang baik dan benar. 5. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah. Adalah setiap anggaran harus didasarkan pada kebijakan pemerintah. 6. Penelitian untuk mengembangkan peerusahaan Adalah bagaiman perusahaan dalam usaha untuk mengembangkan usahanya dengan melakukan penelitian dan analisis tersebut terlebih dahulu. Selain itu menurut Nafarin 2000:9 dalam menyusun anggaran pun perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Anggaran harus dibuat serealistis mungkin, secermat mungkin, sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. 2. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi top management Direksi. 3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan tetapi termotivasi. 4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera dapat diantisipasi lebih dini. Menurut Nafarin 2000:9-10 anggaran yang dibuat akan mengalami kegagalan apabila hal-hal berikut ini tidak diperhatikan : 1. Membuat anggaran tidak cakap, tidak mampu berfikir kedepan dan tidak memiliki wawasan yang luas. 2. Kekuasaan membuat anggaran tidak tegas. 3. Pelaksanaan tidak cakap. 4. Tidak didukung oleh masyarakat. 5. Dana tidak cukup. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan tercapainya tujuan perusahaan harus banyak yang diperhatikan apabila salah satu dari faktor tesebut tidak berjalan maka fungsi anggaran tidak akan terwujud hal ini akan menghambat peranan anggaran dalam menunjang efektivitas pengendalian manajemen.

C. Pengertian Menunjang

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menunjang adalah menahan agar tidak roboh, menyangga, membantu kelancaran usaha dengan uang dan menyokong. Dalam penelitian ini penulis mengartikan menunjang sebagai membantu kelancaran usaha atau medukung.

D. Pengertian Efektivitas

Apabila manajemen perusahaan telah menetapkan tujuan perusahaan secara keseluruhan, maka setiap manajer disemua tingkatan manajemen harus mempunyai komitmen untuk menggunakan segala sumber daya yang ada seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen perusahaan telah melaksanakan tugas dengan baik. Menurut Stoner da Freeman yang dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro dalam edisi Indonesia 1996:9 bahwa “Efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai yaitu melakukan hal yang tepat”. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, maka makin tinggi efektivitasnya. Sedangkan pengertian menurut Anthony dan Bed Ford yang dalam Agus Maulana 1992:203 “Efektivitas adalah hubungan antara keluaran suatu pusat tanggungjawab sasaran yang harus dicapai”. Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah direncanakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja dalam organisasi : 1. Waktu Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan factor utama. Semakin lama tugas yang dibebankan itu dikerjakan, maka semakin banyak tugas lain menyusul dan hal ini akan memperkecil tingkat efektivitas kerja karena memakan waktu yang tidak sedikit. 2. Tugas Bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada karyawan 3. Produktivitas Seorang karyawan mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dalam bekerja tentunya akan dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik demikian pula sebaliknya 4. Motivasi Manajer dapat mendorong bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif. Semakin termotivasi karyawan untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan.

E. Pengertian Pengendalian Manajemen Proyek