Pendidikan Jasmani dan Olahraga pada Zaman Orde Baru 1968-1998
38
Kegiatan Pembelajaran 1
Dep. P K mendapat tugas dan wewenang dari pemerintah untuk mengorganisir seluruh kegiatan olahraga badan-badan pembina olahraga pemerintah dan non
pemerintah baik di pusat dan di daerah. Pembinaan yang dilakukan oleh badan pemerintah ini terutama ditujukan kepada pemasalan olahraga, me-minded-kan
olahraga di kalangan masyarakat, dan usaha mencari bibit olahragawan, yang nantinya dibina lebih lanjut melalui organisasi olahraga, yang nantinya lebih lanjut
melalui organisasi di bawah bimbingan dan pengawasan KONI. Makin kecil lembaga yang menangani suatu kegiatanbidang, berarti makin kecil juga ruang gerak
kegiatan tersebut. Pada tahun 1971, lembaga terendah yang mengelola olahraga bukan lagi Direktorat, demikianlah halnya sampai pada tahun 1983, ketika keluar
Kepres No. 25 tahun 1983 di mana antara lain ditetapkan kedudukan tugas pokok dan fungsi Menteri Negara Pemuda dan Olahraga yakni:
1 Mempersiapkan perumusan kebijaksanaan Pemerintah mengenai segala sesuatu yang bersangkutan dengan masalah pembinaan dan
pengembangan generasi muda dan olahraga; 2 Merencanakan segala sesuatu secara teratur dan menyeluruh dalam rangka
perumusan kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut point a di atas. 3 Mengkoordinasikan kegiatan di bidang generasi muda dan olahraga dan
berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat maupun di daerah, guna tercapainya kerjasama yang serasi, teratur, bulat dan mantap dalam rangka
pelaksanaan program Pemerintah secara menyeluruh; 4 Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan yang tata caranya diatur lebih
lanjut antara MENPORA dengan Menteri yang bersangkutan; 5 Mengkoordinasikan kegiatan Komite Olahraga Nasional Indonesia dan
Yayasan Lembaga-Lembaga Olahraga lainnya di Pusat dan Daerah; 6 Menyampaikan kepada Presiden laporan dan bahan keterangan serta
saran-saran dan pertimbangan di bidang tanggung jawabnya.
Latar belakang Keppres No. 25 tahun 1983 mengenai ditetapkan Menteri Negara yang mengkoordinir kegiatan olahraga adalah:
Pidato Presiden tanggal 19 Januari 1981 di depan peserta Musyawarah Keolahragaan Nasional ke IV menyatakan bahwa: Kegiatan olahraga perlu
PJOK SD KK F
39
ditingkatkan dan disebarluaskan sesuai dengan panji olahraga nasional “Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”. Pernyataan
Presiden dalam kaitan usaha memasyaarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat tanggal 15 Agustus 1981 di depan sidang pleno DPR di mana antara lain
dikemukakan sebagai berikut: “Pembinaan bangsa dan pembangunan negara kita juga meliputi kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga sebagai bagian dari usaha
kita untuk membangun manusia Indonesia yang utuh. Karena itu saya menganggap penting usaha pemerintah bersama masyarakat dan semua keluarga untuk
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, sehingga akan berkembanglah suatu gerakan keolahragaan nasional”. Pernyataan tersebut adalah
pernyataan politik yang mencerminkaan kemauan politik pemerintah dan pentingnya pelaksanaan usaha masyarakat olahraga dan mengolahragakan
masyarakat. Untuk melaksanakan amanat Presiden tersebut, usaha
memasyarakatkan olahraga disusun konseptual, terencana dan terarah atas dasar akidah yang tepat sehingga kegiatan dan manfaatnya dapat dirasakan secara
langsung dan merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Atas dasar itu dengan berkembangnya pengertian dan kesadaran serta penghayatan akan pentingnya arti
dan makna olahraga bagi pembinaan hidup yang sehat, maka tumbuh mekarlah kegiatan olahraga di lingkungan masyarakat sehingga berkembang menjadi gerakan
olahraga nasional yang berkesinambungan. Usaha memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat adalah merupakan salah satu usaha pokok dalam
usaha pembinaan dan pengembangan olahraga secara nasional dan menyeluruh sebagai wujud pembangunan dibidang olahraga seperti yang di amanatkan dalam
Garis-garis Besar Haluan Negara TAP MPR No. IV 1978 yang berbunyi: “Pendidikan dan kegiatan olahraga ditingkatkan dan disebarluaskan sebagai
cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap orang dalam rangka pembinaan bangsa”.
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat yang cepat tanggap terhadap amanat GBHN tersebut di atas mengadakan persiapan-persiapan yang tekun dan
atas persetujuan para Menteri dan Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen Kepala Kepolisian Republik Indonesia Pusat, dan Ketua Umum KONI Pusat, maka
40
Kegiatan Pembelajaran 1
pada tanggal 7 November 1981 terbentuklah: “Kelompok Kerja Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat”, yang selanjutnya disebut POKJA
OLAHRAGA. Pokja Olahraga bertugas membantu Menteri Koordinator
Kesejahteraan Rakyat dalam menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan bagi perencanaan kebijaksanaan nasional, pengaturan dan pengendalian
penyelenggaraan usaha memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Memang sejak adanya TAP MPR No. IV tahun 1978 kegiatan olahraga di
lingkungan masyarakat makin meningkat. Presiden dan para Menteri serta pembesar lain memberi contoh dengan turut gerak jalan pagi, bersepeda santai,
senam kesegaran jasmani dan olahraga lainnya. Kegiatan olahraga di masyarakat memang terus berkembang, sehingga perlu diadakan pengaturan dan pengendalian
yang meningkat pula. POKJA menggunakan jalur kelembagaan yang telah ada yakni: 1 Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD;
2 Karang Taruna; 3 Karang Balita;
4 Sanggar-sanggar Kegiatan Belajar SKB; 5 Kelompok-kelompok belajar;
6 Lembaga Keamanan; 7 Pramuka;
8 Organisasi profesi seperti Organisasi buruh, tani, nelayan dan lain-lain; 9 Organisasi fungsional seperti Organisasi Pemuda, Wanita, Karyawan dan
lain-lain; 10 Organisasi masyarakat lainnya.
Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara TAP No. II MPRI 1983, Bab lV mengenai pendidikan disebutkan; Pendidikan Jasmani dan Olahraga mungkin perlu
ditingkatkan dan dimasyarakatkan sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rokhani bagi setiap anggota masyarakat. Selanjutnya perlu ditingkatkan usaha-
usaha pembinaan dan peningkatan prestasi dalam berbagai cabang olahraga. Untuk itu perlu ditingkatkan kemampuan prasarana dan sarana Pendidikan Jasmani dan
Olahraga termasuk para pendidik, pelatih dan penggeraknya, dan digalakkan gerakan untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”.
PJOK SD KK F
41
Jika hal tersebut ditelaah dan ditelusuri secara mendalam maka terbukalah sudah jalan yang terang bagi para pembina keolahragaan untuk membenahi diri dan
kemudian bcrsama-sama memikirkan dan melaksanakan amanat tersebut dengan sebaik-baiknya. Arah dan tujuan telah ditetapkan serta dukungannya juga telah
digambarkan, tinggal manusia yang mengelola akan menentukan berhasiltidaknya amanat GBHN tersebut. Kembali kepada apa yang diucapkan Pimpinan Nasional kita
Bung Karno pada tahun 1902 yakni: “Dedication of life” para pengemban olahraga dalam menghadapi kancah perjuangan serta gelombang badainya keolahragaan.
Sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, fungsi dan tata kerja Menteri Negara Pemuda dan Olahraga MENPORA maka pada tahun 1984 telah dihasilkan
beberapa langkah-langkah dalam membenahi kembali keolahragaan di Indonesi antara lain:
1 Keputusan Presiden No. 171974 mengenai Jam Krida Olahraga Pegawai Negeri Sipil, Anggota karyawan Badan Usaha dan Bank Milik Negara,
Karyawan Perusahaan dan Bank Milik Daerah, Pelajar dan Mahasiswa diselenggarakan tiap hari Jumat selama 30 menit.
2 Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik lndonesia tanggal 9 September 1983 maka diselenggarakan kegiatan olahraga diseluruh tanah
air sebagai acara memperingati Hari Olahraga Nasional tersebut dan puncak kegiatan jatuh pada tangggal 9 September 1983. Dalam hal ini
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga menganjurkan olahraga itu bersifat masal, murah, meriah, dan menarik.
3 Pemerintah memperbaharui Keppres No. 57 tahun 1967 dengan Keppres No. 43 1984 mengenai kedudukan dan tugas Komite Olahraga Nasional
Indonesia KONI. Dengan demikian maka jika dahulu KONI wajib memperhatikan petunjuk Menteri P K maka sejak Juli 1984, KONI
memperoleh dan wajib memperhatikan petunjuk MENPORA. 4 Olahraga profesional juga ditata kembali. Peraturan Pemerintah No. 63
tahun 1971 diperbaharui dengan Keppres No. 181984 dengan pertimbangan bahwa:
42
Kegiatan Pembelajaran 1
a Usaha untuk meningkatkan kegiatan dan semangat olahraga dengan penuh sportivitas merupakan salah satu sarana dalam rangka
mewujudkan tujuan pembangunan nasional; b Dalam rangka peningkatan prestasi olahraga, khususnya olahraga
profesional, diperlukan usaha-usaha pembinaan dan pengembangan sesuai dengan perkembangan olahraga profesional, dan harkat
martabat bangsa Indonesia. 1 Dalam rangka memberikan dorongan untuk mencapai prestasi
setinggi-tingginya pemerintah memandang perlu memberikan tanda penghargaan.
Berdasarkan keputusan MENPORA No.0022MENPOA1984 maka sejumlah atlet-atlet yang telah
mencapai prestasi kurang dari 241 orang atlet telah menerimanya dengan perincian:
a 37 orang menerima penghargaan tinggkat I b 59 orang menerima penghargaan tingkat II
c 146 orang menerima penghargaan tingkat III 2 Untuk lebih memantapkan kegiatanusaha keolahragaan,
diterbitkan surat keputusan bersama Menteri P K dan Menpora pada tanggal 4 oktober 1984, keputusan tersebut berisi seberapa
jauh tanggung jawab kedua Menteri dalam pengelolaan: a Pendidikan jasmani dan olahraga sekolahPerguruan Tinggi;
b Lembaga Pendidikan GuruPendidikPelatihpeneliti dan tenaga ahli lain dibidang olahraga pendidikan formal;
c Kesegaran jasmani dan rekreasi; d Pusat llmiah Olahraga;
e KONI, Yayasan Gelora Senayan dan Badan Pembina Olahraga; f Pekan Olahraga PelajarMahasiswa, Pekan Olahraga dan Seni
pelajardi dalam dan di luar negeri. g PORDA, PON, SEAGAMES, Asean Games, Olimpic Games, World
Games di dalam dan di luar negeri;
PJOK SD KK F
43
h Pusat pendidikan dan latihan pelajar cabangolahraga tertentu;
i Penerapan dan promosi olahraga serta peningkatan kegiatan olahraga dalam masyarakat Panji Olahraga.