PENDAHULUAN Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Perilaku Kerja dan Kinerja Pegawai Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Ngurah Rai.

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Memasuki milenium ketiga, yang ditandai dengan bergulirnya globalisasi di seluruh sektor kehidupan masyarakat dunia dan berkembangnya teknologi di bidang informasi dan komunikasi yang menembus batas wilayah kenegaraan, aspek hubungan kemanusiaan yang selama ini bersifat nasional berkembang menjadi bersifat internasional. Hal tersebut juga mendorong meningkatnya mobilitas penduduk dunia yang menimbulkan berbagai dampak dan pengaruh, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Menurut Santoso 2004 sungguh penting memahami pengaruh gejala perkembangan dunia, yaitu globalisasi, liberalisasi, dan interdependensi, yang mulai menandai tiap-tiap hubungan antar negara. Pengaruh gejala tersebut akan semakin jelas terlihat ketika arus barang, jasa, modal, teknologi, dan informasi, bahkan perpindahan penduduk menunjukkan peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu baik secara kuantitatif ataupun kualitatif. Secara faktual harus diakui bahwa peningkatan arus lalu lintas orang, barang, dan jasa dari dan ke wilayah Indonesia dapat mendorong dan memacu pertumbuhan ekonomi serta proses modernisasi masyarakat. Peningkatan arus orang asing ke wilayah Indonesia tentunya akan berdampak kepada peningkatan penerimaan uang kepada rakyat Indonesia. Meningkatnya investasi dan aktivitas perdagangan juga akan meningkatkan devisa negara. Begitu pula dengan peningkatan arus orang Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar wilayah untuk keperluan bekerja akan menghasilkan dana berupa remittance. Hal-hal tersebut akan memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Santoso 2004 peningkatan arus lalu lintas barang, jasa, modal, informasi dan orang juga dapat mengandung pengaruh yang negatif seperti: 1. dominasi perekonomian nasional oleh perusahaan transnasional yang bergabung dengan perusahaan Indonesia melalui Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, pembelian saham atau kontrak lisensi; dan 2. munculnya Transnational Organized Crimes TOC mulai dari perdagangan wanita dan anak- anak, pencucian uang, narkotika, dan obat terlarang, imigran gelap, sampai terorisme. Dampak negatif ini akan semakin meluas ke pola tatanan sosial budaya nasional yang dapat berpengaruh pada aspek pemeliharaan keamanan dan ketahanan nasional secara makro. Untuk meminimalisir dampak negatif yang timbul akibat dinamika mobilitas manusia yang masuk dan keluar wilayah Indonesia, Imigrasi Indonesia harus memiliki peranan yang semakin besar. Penetapan politik hukum keimigrasian yang bersifat selektif selective policy membuat imigrasi Indonesia memiliki landasan operasional dalam menolak atau mengizinkan orang asing, dari mulai masuk, keberadaan serta kegiatannya di Indonesia. Selective policy selain untuk mengatur masuknya Orang Asing ke wilayah Indonesia, juga memastikan bahwa Orang Asing yang memperoleh Izin Tinggal di wilayah Indonesia harus sesuai dengan maksud dan tujuannya berada di Indonesia. Berdasarkan kebijakan dimaksud serta dalam rangka melindungi kepentingan nasional, hanya Orang Asing yang memberikan manfaat serta tidak membahayakan keamanan dan ketertiban umum yang diperbolehkan masuk dan berada di wilayah Indonesia. Dengan demikian, tugas dan fungsi institusi imigrasi sangat penting dalam tatanan kehidupan kenegaraan. Secara operasional, peranan Imigrasi di Indonesia selalu mengandung tiga fungsi, yaitu : 1. Fungsi pelayanan masyarakat, yang dapat dilihat dalam proses pemberian paspor RI dan pemberian visa; 2. Fungsi penegakan hukum dan keamanan, dapat dilihat dalam pemberian izin masuk dan keluar bagi Orang Asing yang dianggap tidak membahayakan bagi pertahanan dan keamanan Indonesia, serta melakukan tindakan hukum bagi Orang Asing yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan perizinannya; 3. Fungsi fasilitator pembangunan ekonomi, yang dapat dilihat dari penyederhanaan prosedur keimigrasian bagi para investor asing yang akan menanam modalnya di Indonesia, antara lain kemudahan pemberian Izin Tinggal Tetap ITAP bagi para penanam modal yang telah memenuhi syarat tertentu. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta iklim investasi yang menyenangkan dan menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis UPT Keimigrasian di bawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Bali, memiliki tugas pokok dan fungsi keimigrasian di wilayah kerja yang terdiri dari 3 tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Kuta, Kecamatan Kuta Utara dan Kecamatan Kuta Selatan, di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Seperti diketahui bahwa Bali merupakan salah satu tujuan wisata favorit tidak saja di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Sebagai daerah tujuan wisata, Bali secara konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan, dan secara nasional Bali merupakan barometer bagi kemajuan pariwisata Indonesia. Di tengah-tengah situasi persaingan dunia pariwisata yang semakin ketat, Bali diharapkan tetap dapat mempertahankan posisinya sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia dan dunia. Alam yang indah dan budaya Bali yang khas dan sarat akan kegiatan spiritual, membawa masyarakat senantiasa berkreasi dengan menuangkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga memberikan nuansa yang berbeda dari destinasi wisata lainnya. Bali telah diakui sebagai salah satu destinasi utama bagi wisatawan internasional, hal tersebut sekaligus merupakan tantangan untuk mempertahankan citra pariwisata Bali di mata internasional agar mampu bersaing di pasar global yang cenderung mendekati pasar persaingan sempurna yang memungkinkan bagi suatu daerah atau negara lain untuk menawarkan produk serupa dengan produk pariwisata Bali. Perkembangan pariwisata dunia yang terus bergerak dinamis serta kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata dalam berbagi pola yang berbeda merupakan peluang sekaligus tantangan bagi kepariwisataan Bali. Bandar Udara Bandara Internasional Ngurah Rai yang termasuk wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, saat ini adalah salah satu bandara internasional yang terpenting dan tersibuk di Indonesia, hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel. 1.1. Jumlah WNA dan WNI yang bepergian dari beberapa bandara di Indonesia Tahun 2012 - 2014 Sumber : Pusat Data Keimigrasian, Direktorat Jenderal Imigrasi, Maret 2015 Tabel 1.1, di atas menginformasikan bahwa Bandara Internasional Ngurah Rai adalah bandara yang paling banyak dilalui oleh orang asing untuk keluar masuk wilayah Indonesia, oleh sebab itu Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai memiliki peran yang sangat strategis bagi provinsi Bali. Petugas Imigrasi yang bertugas di Tempat Pemeriksaan Imigrasi TPI baik di bandar udara, pelabuhan dan pos lintas batas adalah petugas negara terdepan dalam hal pencitraan bangsa, hal tersebut dikarenakan petugas imigrasi merupakan ujung tombak dalam pelayanan kepada setiap orang, baik Warga Negara Indonesia WNI maupun Warga Negara Asing WNA yang masuk TABEL 1.1. Kewarganegaraan, Tipe Perlintasan Total WNA WNI Tahun TPI Keberangkatan Kedatangan Total Keberangkatan Kedatangan Total 2012 Bandara Soekarno-Hatta 2.267.910 2.222.830 4.490.740 3.730.297 3.714.773 7.445.070 11.935.810 Bandara Ngurah Rai 2.781.303 2.773.632 5.554.935 206.707 191.654 398.361 5.953.296 Bandara Polonia 194.133 200.028 394.161 557.208 433.907 991.115 1.385.276 Bandara Juanda 148.938 99.367 248.305 455.064 478.429 983.493 1.231.798 2013 Bandara Soekarno-Hatta 2,490,342 2,350,192 4,840,534 4,036,800 3,851,629 7,888,429 12,728,963 Bandara Ngurah Rai 3,055,078 3,044,457 6,099,535 240,069 215,778 455,847 6,555,382 Bandara Polonia 214,266 235,443 449,709 650,350 523,593 1,173,943 1,623,652 Bandara Juanda 166,638 168,898 335,536 523,171 595,100 1,118,271 1,453,807 2014 Bandara Soekarno-Hatta 2.591.521 2.416.274 5.007.795 3.700.344 3.577.620 7,277.964 12.285.759 Bandara Ngurah Rai 3.679.838 3.589.960 7.269.798 267.369 238.901 506.270 7.776.068 Bandara Polonia 2.26010 239.232 465.242 663.065 625.153 1.288.219 1.753.461 Bandara Juanda 164.573 175.550 340.123 508.241 560.357 1.068.598 1.408.721 maupun keluar wilayah Indonesia, sehingga apabila pelayanan keimigrasian buruk maka sedikit banyak akan mencoreng nama baik Indonesia di mata dunia internasional dan dapat berdampak negatif bagi sektor pariwisata dan ekonomi nasional. Berdasarkan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian, keimigrasian adalah hal ikhwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara. Hal tersebut berarti peranan Imigrasi dalam hal ini Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, selain memiliki tugas di bidang lalu lintas orang keluar masuk Indonesia melalui Bandara Internasional Ngurah Rai juga memiliki tugas di bidang pengawasan atas keberadaan dan kegiatan orang asing di wilayah Bali, khususnya di 3 tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Kuta Utara, Kuta dan Kuta Selatan. Jumlah orang asing di Bali, terutama di wilayah Kabupaten Badung sangat banyak. Selain sebagai turis, ada juga yang beraktivitas dan bekerja memegang Izin Tinggal sesuai dengan maksud dan tujuan keberadaannya di Bali. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.2 Jumlah WNA Pemegang Izin Tinggal di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai No. Jenis Izin Tinggal 2011 2012 2013 2014 1. Izin Tinggal Terbatas ITAS 4.474 4.709 6.441 9097 2. Izin Tinggal Tetap ITAP 302 399 476 625 Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, 2015 Keberadaan dan kegiatan orang asing di Bali diakui memang memiliki banyak dampak positif bagi perekonomian masyarakat, namun di sisi lain juga membawa beberapa dampak negatif. Terdapat beberapa kasus aktivitas-aktivitas ilegal yang modusnya semakin lama semakin bervariasi, antara lain : 1 Penyalahgunaan izin tinggal. Izin tinggal adalah izin yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar negeri kepada orang asing untuk berada di wilayah Indonesia, namun pada kenyataannya seringkali terdapat orang asing yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian izin tinggalnya tersebut, misalnya seorang pemegang Izin Tinggal Kunjungan ITK Wisata ternyata bekerja di salah satu perusahaan di Bali; 2 Memiliki aset secara ilegal. Berdasarkan UU No. 51960 tentang Undang- Undang Pokok Agraria UUPA dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, orang asing tidak memiliki hak atas kepemilikan tanah maupun bangunan di wilayah Indonesia, orang asing hanya memiliki hak sewa atau hak pakai tanah dan bangunan. 3 Memiliki dan mengelola usaha secara ilegal. Indonesia terbuka terhadap investasi pihak asing, namun ada peraturan yang harus diikuti oleh orang asing apabila ingin membuka dan menjalankan usaha di Indonesia, yaitu harus resmi tercatat sebagai investor melalui Penanaman Modal Asing PMA dan mengalirkan dana investasi dalam jumlah tertentu ke Bali, namun pada kenyataannya terdapat orang asing dengan modal sangat minim dengan modus bekerja paruh waktu, mengumpulkan uang, kemudian membuat usaha di Bali; 4 Berada di Indonesia melebihi dari batas waktu Izin Tinggal yang diberikan. Keberadaan Orang Asing di Indonesia dibatasi oleh waktu izin tingal yang diberikan sesuai dengan maksud dan tujuan kedatangannya ke Indonesia, namun dalam kenyataannya banyak Orang Asing yang berada di wilayah Indonesia melebihi izin tinggalnya. Hal-hal tersebut merupakan sebagian tantangan yang harus dihadapi oleh pegawai imigrasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai sebagai bagian dari aparat pemerintah di sektor pelayanan publik dan penegakan hukum. Seiring dengan tuntutan masyarakat agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang baik good governance, peningkatan kinerja dan kualitas pelayanan merupakan salah satu isu yang sangat krusial baik dalam sektor publik maupun sektor privat. Hal tersebut terjadi karena di satu sisi tuntutan masyarakat terhadap kinerja dan kualitas pelayanan dari tahun ke tahun semakin besar, namun praktek penyelenggaraan pelayanan terhadap masyarakat belum mengalami perbaikan yang signifikan. Demikian halnya dengan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai sebagai salah satu lembaga publik di Bali, tidak terlepas dari isu tersebut. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai memiliki kewajiban dan perlu melaksanakan berbagai langkah strategis untuk mewujudkan serta meningkatkan kepuasan publik melalui kinerja dan pelayanan keimigrasian yang transparan, akuntabel dan responsif terhadap keluhan masyarakat. Tujuan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai untuk senantiasa meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan terhadap masyarakat ternyata dirasakan masih belum maksimal, hal tersebut dapat terlihat dari masih adanya keluhan masyarakat dan pemberitaan baik cetak maupun elektronik terhadap pelayanan dan kinerja Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, antara lain: 1 Pada artikel www.bisnisbali.com yang berjudul “Gaet Wisatawan, Imigrasi harus Hentikan Pungli” 3 Desember 2013 Anggota BPPI, menyatakan bahwa adanya wisatawan Cina dan Belanda yang mengeluh tentang indikasi pungli di imigrasi dan bea cukai Bandara Ngurah Rai Bali. 2 Pada acara Bali Terkini yang disiarkan langsung oleh Radio Global 96,5 FM Jumat, 7 Maret 2014, dinyatakan bahwa adanya tindakan oknum pegawai imigrasi yang meminta imbalan untuk memperlancar pengurusan surat-surat. 3 Pada artikel di www.kompas.com yang berjudul “Lagi, Gubernur Pastika Bikin Video Petugas Nakal di Imigrasi” 27 November 2014, yang berisi pernyataan Gubernur Bali Made Mangku Pastika bahwa banyak keluhan wisatawan asing atas kinerja dan layanan petugas imigrasi bandara Ngurah Rai, terutama soal pemeriksaan dokumen warga negara asing yang tiba di bandara. 4 Artikel di www.kompas.com tanggal 22 September 2015 yang berjudul “Palak Turis di Bandara, Dua Petugas Imigrasi Ditetapkan sebagai Tersangka.” Beberapa hal tersebut membuat masyarakat secara tidak langsung memiliki stigma negatif terhadap kinerja dan pelayanan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, walaupun sebenarnya tanpa masyarakat mengetahui mengenai berita tersebut, masalah yang terjadi seperti di atas memang sudah menjadi pembahasan publik. Sehingga jajaran pimpinan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai sangat perlu senantiasa melakukan pembenahan guna meningkatkan kualitas pelayanan keimigrasian. Perlu adanya komitmen dari pimpinan, sanksi serta aturan yang tegas untuk menindaklanjuti penyalahgunaan wewenang yang seringkali dilakukan oleh oknum pegawai sebagai penyelenggara pelayanan publik. Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan sehingga sesuai harapan masyarakat, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai perlu didukung oleh sumber daya manusia yang handal, memiliki integritas tinggi, ramah dan profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif dan efesien. Menurut Armstrong 2007, sumber daya organisasi sebagai faktor yang sangat substansial dalam mencapai kemajuan suatu organisasi, secara garis besar dapat dibedakan ke dalam 2 dua kelompok, yaitu sumber daya manusia human resources dan sumber daya non-manusia non-human resources. Kedua kategori sumber daya tersebut sama pentingnya, akan tetapi sumber daya manusia merupakan faktor dominan. Organisasi yang memiliki tujuan yang bagus, dilengkapi fasilitas, sarana dan prasarana yang canggih, namun apabila tanpa sumber daya manusia yang baik, maka kemungkinan besar tujuan organisasi sulit tercapai. Sumber daya manusia dipahami sebagai kekuatan yang bersumber pada potensi manusia yang ada dalam organisasi, dan merupakan modal dasar organisasi untuk melakukan aktivitas dalam mencapai tujuan. Keberhasilan organisasi tentu tidak terlepas dari peran pimpinannya, untuk mencapai tujuan organisasi tersebut pimpinan organisasi dituntut untuk dapat mempengaruhi orang lain, yaitu para pegawai yang menjadi bawahannya dan mengarahkannya kepada tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Untuk mencapai prestasi kerja pegawai yang maksimal, kepemimpinan yang baik merupakan salah satu faktor yang dapat menggerakan, mengarahkan, membimbing dan memotivasi pegawai untuk lebih berprestasi dalam bekerja. Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam memberikan pengarahan adalah merupakan faktor penting efektivitas kinerja organisasi. Pada era transparansi seperti saat ini, kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan pengarahan kepada pegawai, kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu memotivasi, menyamakan persepsi, menyatukan visi dan misi serta memberdayakan pegawainya. Peran pemimpin sangat besar untuk memotivasi anggota organisasi dan memberi semangat agar berperilaku dengan baik dalam upaya mencapai tujuan kelompok maupun organisasi Gadot, 2007. Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu Rivai, 2009 dan pengelolaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi Gibson, 2006. Kinerja juga diartikan sebagai hasil kerja yang dicapai sehubungan dengan posisinya dalam organisasi Kast Rosenzweig, 2007. Faktor penentu kinerja pegawai dapat dijelaskan dengan pendekatan teori atribusi yang menyatakan bahwa terdapat 2 dua kategori dasar atribusi yang melekat pada diri seseorang pegawai yang akan menentukan kinerjanya. Atribusi tersebut ada yang bersifat internal atau disposisional dihubungkan dengan sifat orang, dan yang bersifat eksternal atau situasional yang dapat dihubungkan dengan lingkungan seseorang. Faktor internal meliputi; bakat, kemampuan, kemauan dan upaya. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas; lingkungan kerja, rekan kerja dan pimpinan. Oleh karena itu, agar individu dalam organisasi berkinerja tinggi, organisasi harus memperhatikan secara tepat dengan menghargai bakat-bakat mereka, kemampuan mereka, serta membimbingnya secara tepat Simamora, 2006. Penelitian tentang pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. telah banyak dilakukan. Ditemukan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai Carmeli, 2003; Goleman et al., 2004; Bierhoff dan Muller, 2005; Amran et al., 2007. Hal ini terjadi karena seorang pemimpin yang dapat memberi dukungan kepada pegawai akan berdampak pada peningkatan kinerja. Seorang pemimpin harus memiliki keterampilan untuk mempengaruhi atau menggerakan perilaku orang lain agar mampu bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Seorang pemimpin dituntut untuk memahami perilaku para pegawai yang menjadi wewenang dan menggerakkan sesuai dengan visi dan misi organisasi. Dengan demikian, seseorang yang diangkat sebagai pemimpin harus memiliki kompetensi Robbins, 2006. Menurut Bass 1990 para pemimpin memerlukan energi ekstra dalam mempertahankan tekadnya untuk meraih prestasi tinggi dan mampu mempengaruhi perilaku bawahannya dengan baik sehingga mendapatkan kemajuan dalam organisasinya. Dari perspektif tersebut ditemukan bahwa kemampuan seorang pemimpin untuk menggerakkan kelompok ke dalam suasana kerja yang bergairah dan kooperatif akan menentukan keberhasilan perusahaan Bierhoff Muller, 2005, Shore et al., 2006. Goleman 2004 menyatakan bahwa seorang pemimpin harus mampu membangkitkan komitmen, motivasi, dan optimisme dalam melaksanakan pekerjaan dan menumbuhkan atmosfer kerjasama. Gairah yang dapat mempengaruhi perilaku bawahan diarahkan berdasarkan nilai-nilai yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi. Pegawai yang diberdayakan oleh pemimpin akan berperilaku kerja yang baik terhadap organisasi sehingga berdampak pada peningkatan kinerja Gibson, 2000. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku kerja dan juga berdampak positif pada peningkatan kinerja pegawai Avolio et al. 2004, Carmeli 2003; Gilder, 2003. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, fenomena, realitas atau kondisi yang sebenarnya, maka disusun masalah penelitian sebagai berikut: 1 Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai? 2 Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap perilaku kerja pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai? 3 Bagaimana pengaruh perilaku kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai? 1.3.Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap perilaku kerja dan kinerja pegawai. Secara operasional penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan menguji secara empirik terhadap hal-hal berikut: 1 Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai. 2 Pengaruh kepemimpinan terhadap perilaku kerja pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai. 3 Pengaruh perilaku kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai 1.4.Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: 1 Manfaat teoritis, penelitian ini dapat menyajikan informasi mengenai pengaruh kepemimpinan terhadap perilaku kerja dan kinerja pegawai, serta memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur penelitian pada bidang manajemen sumber daya manusia di Indonesia; 2 Manfaat praktis, penelitian ini mempunyai implikasi sebagai bahan pertimbangan untuk dasar kebijaksanaan dalam menghadapi dan memahami masalah perilaku kerja pegawai yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi. 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA