13 dalam kedudukan merasa berharga, merasa diakui dan mampu melakukan
sesuatu menurut ukuran masing-masing. Jika guru lebih suka mengkritik dengan pedasaa atas setiap penampilan siswa atau atletnya, maka hal ini
merupakan biang bagi terciptanya self esteem yang negatif.
Dalam penelitiannya, Coopersmith mendapatkan anak yang memiliki self esteem tinggi ternyata mempunyai hubungan erat dengan orang tuanya. Orang
tua yang anaknya memiliki self esteem tinggi, kurang permisive bila dibanding dengan orang tua anak yang mempunyai self esteem rendah. Selanjutnya
dikatakan bahwa standart yang tinggi, perilaku yang adil, pemberian kesempatan untuk aktif dan pendidikan yang demo kratis didapat pada anak-anak yang
memiliki self esteem tinggi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
terbentuknya self esteem dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar individu. Faktor dari dalam individu meliputi watak atau
pembawaan, keadaan fisik, bakat dan kemampuan. Sedangkan faktor dari luar individu meliputi hubungan atau interaksi dalam keluarga, hubungan sosial di
luar keluarga, kemampuan-kemampuan, prestasi yang dicapai dan penilaian orang lain.
c. Meningkatkan Rasa Harga Diri
Riset menyarankan empat kunci untuk meningkatkan rasa harga diri anak Bednar, Wells dan etterson, 1995; Harter, 1999:
a. Identifikasi penyebab rendah diri dan area kompetensi yang penting bagi diri. Apakah rasa rendah diri anak itu karena prestasi sekolahnya yang buruk?
Karena konflik keluarga? Kemampuan sosial yang lemah?. Murid mempunyai
14 harga diri yang tinggi ketika mereka bisa kompeten dan sukses dalam melakukan
sesuatu di area yang mereka anggap penting. Dalam riset Susan Harter 1990, 1996 dan 1999 penampilan fisik dan penerimaan sosial diri temen sekelas
adalah kontributor amat penting bagi harga diri. Penerimaan sosial teman sekelas lebih penting bagi rasa harga diri remaja ketimbang penerimaan sosial
dari guru. Meski demikian, guru masi memainkan peran penting dalam meningkatkan perasaan harga diri remaja.
b. Beri dukungan emosional dan penerimaan sosial. Setiap kelas memiliki anak yang mendapat terlalu banyak nilai buruk. Anak
ini mungkin berasal dari keluarga yang suka menghina dan merendahkan, yang terus menerus melecehkan si anak, atau mungkin mereka sebelumnya menjadi
murid dikelas yang terlalu banyak memberikan penilaian negatif. Dukungan emosional dan penerimaan sosial dapat membantu mereka menghargai diri
mereka sendiri. c. Bantu anak mencapai tujuan atau berprestasi.
Prestasi bisa menaikkan perasaan harga diri. Pengajaran atau kursus keterampilan akademik secara langsung atau bisa menaikkan prestasi anak, dan
akibatnya bisa menaikkan rasa harga diri mereka. Sering kali tidak cukup hanya memberitahu murid bahwa mereka bisa mencaai sesuatu; guru juga harus
membantu mereka untuk mengembangkan keahlian akademik mereka. d. Kembangkan keterampilan mengatasi masalah.
Ketika anak menghadapi problem dan bisa mengatasinya, bukan menghindarinya, maka rasa harga dirinya akan naik. Murid yang mau mengatasi
masalah kemungkinan akan menghadapi problem secara realitis dan jujur. Ini
15 menghasilkan pemikiran positif tentang dir mereka sendiri yang akibatnya bisa
meningkatkan perasaan harga dirnya. Dilain pihak, murid yang rendah diri biasanya mengevaluasi diri secara negatif dan menyebabkan sikap penolakkan,
penipuan dan penghindaran. Tipe penolakan diri ini membuat murid merasa tidak mampu secara personal. Dibawah nanti akan dibahas lebih lanjut tentang
peningkatan kemampuan mengatasi masalah ini.
d. Pengukuran Self Esteem