23
badan yang ikut serta dalam penyediaan barang dan jasa hingga sampai ke tangan konsumen. Sifat profesional merupakan syarat mutlak dalam hal menuntut
pertanggungjawaban dari produsen atau pelaku usaha.
22
2.1.2 Dasar Hukum Perlindungan Konsumen
Menurut norma hukum positif Indonesia landasan yuridis tertinggi terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945, yakni Pasal 27 ayat 1. Dalam ketentuan
tersebut dinyatakan, bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
dengan tidak ada kecualinya. Pasal tersebut pada dasarnya memberi landasan konstitusional bagi perlindungan konsumen di Indonesia. Karena dalam ketentuan
tersebut sudah jelas dinyatakan bahwa kedudukan hukum semua warga Negara adalah sama atau sederajat equality before the law. Sebagai warga Negara,
kedudukan hukum konsumen tidak boleh rendah dari pada produsen atau pemasar produksi produsen. Mereka memilih hak-hak yang seimbang satu sama lainnya.
Mengingat luasnya pokok bahasan hukum perlindungan konsumen itu, maka sangat sulit memberikan sistematika yang lengkap. Objek material hukum
perlindungan konsumen mencakup semua lapangan hukum pada umumnya. Pembagian bidang-bidang hukum perlindungan konsumen dan beragam jenis
peraturan yang melingkupi, menurut adanya konsistensi, baik dalam dalam substansi maupun penerapannya dilapangan. Untuk mencegah hal itu sangat
diperlukan adanya umbrella act. Adapun aturan-aturan lain, baik yang setingkat
22
Janus Sidabalok, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. Cet. I, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. h.9
24
dengan Undang-Undang maupun yang di bawahnya, merupakan pengaturan yang bersifat lebih sektoral. Peraturan yang disebut sebagai umbrella act adalah
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen selanjutnya disingkat dengan UUPK, yang disahkan pada tanggal 20 April 1999,
tetapi baru diberlakukan satu tahun kemudian tanggal 20 April 2000. Penundaan ini dianggap perlu untuk melengkapi berbagai pranata hukum yang diberlakukan.
UUPK sendiri dalam penjelasan umumnya menyebutkan sejumlah Undang-Undang yang dapat dikategorikan sebagai peraturan hukum sektoral.
Undang-Undang tersebut telah ada mendahului UUPK. Untuk memberikan gambaran pengaturan hukum perlindungan konsumen secara komprehensif dalam
hukum positif Indonesia. 2.1.3
Hak dan Kewajiban Konsumen serta Pelaku Usaha a.
Hak dan Kewajiban Konsumen
Dalam pengertian hukum, yang dimaksud dengan hak adalah kepentingan hukum yang dilindungi oleh hukum, sedangkan kepentingan adalah tuntutan yang
diharapkan untuk dipenuhi. Kepentingan pada hakikatnya mengandung kekuasaan yang dijamin dan dilindungi oleh hukum dalam melaksanakannya.
23
Secara umum, dikenal adanya empat hak dasar konsumen, hal ini mengacu pada Presiden Kennedy’s 1992 Consumer’s Bill of Rights yang dikemukakan oleh
Sidarta yaitu : 1.
Hak untuk mendapat keamanan The right to safety;
23
Sudikno Mertokusumo, 1991, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, h.38
25
2. Hak untuk mendapat informasi The right to inform;
3. Hak untuk memilih The right to choose;
4. Hak untuk didengar The right to be heard.
24
Empat hak dasar tersebut diakui secara internasional, dalam perkembangannya dalam organisasi-organisasi konsumen yang tergabung pada
International Organization Consumer Union IOCO menambahkan beberapa hak seperti, hak mendapatkan pendidikan konsumen, hak mendapatkan ganti kerugian,
dan hak mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.
25
Dalam UUPK juga terdapat hak-hak konsumen untuk menjamin adanya perlindungan konsumen yang
tercantum pada Pasal 4 UUPK, yaitu : Hak-hak konsumen adalah :
a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang danatau jasa; b.
hak untuk memilih barang danatau jasa serta mendapatkan barang danatau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan; c.
hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa;
d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa
yang digunakan; e.
hak untuk mendapat advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;
f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif; h.
hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi, danatau penggantian, apabila barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya; i.
hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
24
Sidarta, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Grasindo, Jakarta, h. 16.
25
Ibid.
26
Kewajiban konsumen juga diatur dalam Pasal 5 UUPK, yaitu : Kewajiban konsumen adalah :
a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian
atau pemanfaatan barang danatau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
b. beritikad baik dalam melaksanakan transaksi pembelian barang
danatau jasa; c.
membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati; d.
mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.
b. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha