51 penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal,
disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.
Suatu kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik-baiknya dengan memperhitungkan untung-ruginya, efisiensi, ekonomis serta kelestarian
lingkungan daerah eksplorasi tersebut. Perencanaan eksplorasi meliputi beberapa hal sebagai berikut :
a.
Pemilihan daerah ekslorasi
b.
Studi pendahuluan
c.
Perencanaan eksplorasi dan pembiayaannya
d.
Hasil serta tujuan yang didapatkan dari seluruh operasi. Kegiatan eksplorasi terdiri atas berbagai penyelidikan yang
mendukungnya antara lain penyelidikan untuk geologi dan geokimia. Penyelidikan ini dilaksanakan untuk mengetahui perkiraan kadar logam,
senyawa kimia dan unsur-unsur penyerta dimana logam tersebut berada.
Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat
dibedakan berdasarkan sifat bahan galiannya yaitu, galian padat dan bahan galian cair serta gas.
a. Bahan Galian Padat
Untuk memperoleh bahan galian yang bersifat padat dapat dilakukan penambangan secara terbuka dan penambangan bawah tanah
1 Penambangan Terbuka Jenis penambangan ini dilakukan untuk memperoleh bahan galian
padat yang biasanya terdapat tidak jauh dari permukaan tanah. Contoh bahan galian tersebut adalah emas, batubara, batu gamping, dan sirtu..
2 Penambangan Bawah Tanah Jenis penambangan ini dilakukan dengan membuat terowongan untuk
memperoleh bahan galian padat. Contohnya emas, batubara dan lain- lain yang biasanya terdapat di bawah permukaan tanah.
b. Bahan Galian Cair dan Gas
Untuk memperoleh bahan galian yang bersifat cair dan gas hanya dapat dilaksanakan dengan cara pengeboran, karena jenis bahan galian ini
52 terdapat jauh dibawah permukaan tanah.. Pengusahaan bahan galian
cair dan gas berdasarkan lokasi keterdapatannya dibagi menjadi 2 yaitu :
1 Pemboran Daratan Onshore Drill Rig, bila bahan galian ini berada di daratan
2 Pemboran Lepas Pantai Offshore Drill Rig, bila bahan galian ini terdapat di lepas pantai atau laut.
c. Pengolahan Bahan Galian
1 Didalam Undang-Undang pertambangan no 37 tahun 1960 dan Undang-Undang pokok no 11 tahun 1967 pasal 3, Bahan galian dii
Indonesia dibagi menjadi 3 golongan sabagai berikut: 2 Bahan galian golongan A bahan galian strategis adalah bahan
galian yang mempunyai perananpenting untuk kelangsungan kehidupan Negara, misalnya; Minyak bumi, gas alam, batu bara,
timah putih, besi, nikel dan lain-lain. Bahan galian ini sepenuhnya dikuasai oleh Negara.
3 Bahan galian golongan B bahan galian Vital adalah bahan galian yang mempunyai peranan penting untuk kelangsungan kegiatan
perekonomian Negara dan dikuasai oleh Negara dengan meyertakan rakyat, misalnya emas, perak, intan, timah hitam,
belerang, air raksa dan lain-lain. Bahan galian ini dapat dikuasai oleh badan usaha milik Negara ataupun bersama-sama dengan
rakyat. 4 Bahan galian golongan C tidak termasuk strategis dan tidak vital
adalah bahan galian yang dappat diusahakan oleh rakyat atupun badan usaha milik rakyat.misalnya; batu gamping, marmer, batu
sabak, pasir dll. 5 Didalam perkembanganya penguasaan dan pengelolaan telah
banyak di keluarkan aturan-atran yang pada perinsipnya member keluasan usaha masyarakat. Dismping itu apabila dicermati lebih
lanjut pengolongan bahan galian seperti yang tersebut didalam undang-undang didasarkan atas:
6 Memiliki peranan yang tinggi dalam pertahanan, pembangunan dan perekonomian Negara.
53 7 Memiliki peranan penting bagi hajat hidup orang banyak
8 Banyak tidaknya bahan galian tersebut dudapatkan. 9 Teknik pengolahan bahan galian tersebut
10 Pengunaan bahan galian tersebut dalam industrI.
2. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berkelanjutan