BUKU SAKU OBSERVASI and INTERVIEW

(1)

Untuk memenuhi tugas MK KBK Observasi & Interview

Herlin Kencana Giri

15010114130111

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

BUKU SAKU OBSERVASI &

INTERVIEW


(2)

METODE OBSERVASI

OBSERVASI dalam PSIKODIAGNOSTIKA

1. Berkaitan dengan proses penyelidikan  identifikasi variabel psikologis dlm penegakan diagnosis psikologis

2. Multi teknik diperlukan untuk mampu memahami dan mendiagnosis variabel psikologis

3. “alah satu tools pe ti g bagi psikolog teruta a utk e ga ati gejala / simptom / gangguan

Mengapa Perlu Observasi bagi Psikolog

Goodwin & Driscoll (dalam Bentzen, 1993)

1. Mengukur perilaku yg tidak dapat diukur dengan alat ukur psikologis lain (banyak pada anak)

2. Lebih tidak mengancam (pada anak lebih akurat) Pengertian Observasi

Observasi

Metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti  Pengertian sempit

Pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diselidiki baik dalam situasi alamiah maupun situasi buatan

Pengertian luasTermasuk pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya maupun yang diadakan khusus untuk keperluan tersebut.

OBSERVASI ASESMEN

PENELITIAN

DIAGNOSTIK Perilaku

Non perilaku

Inferensi

Pengamatan/ pengumpulan data

Penilaian

Penemuan

Penegakan diagnosis Sampel perilaku

Konstruk hipotetis

Pemberian arti

OBSERVASI


(3)

Peran Observasi dalam Penelitian dan Pendidikan (Irwin & Bushnell, 2009)

1. Observasi adalah alat untuk menegakkan diagnosis atau ide

2. Observasi adalah alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus 3. Observasi memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai perilaku

atau kejadian

4. Membantu memahami lebih baik mengenai perilaku & kepribadian individu

5. Evaluasi guna perbaikan individu/organisasi atau sistem

APA YANG DIOBSERVASI ??

Berdasarkan tujuan / variabel yang menjadi target : Ekspresi verbal, non verbal, respons verbal/non verbal/perilaku terhadap stimulus, atau kemunculan indikator khusus

Level observasi : bisa aspek khusus dari perilaku individu, kelompok, dan situasi/proses

Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi (tempat), penampakan eksterior (cara jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan kata)

Webb dkk (1966) & Denzin (1970) Yang diobservasi :

1. Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan

2. Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi dll

3. Physical location : perhatikan personal space dan lingkungan fisik

4. Body Language behaviour : menyilangkan kaki dll

5. Time duration

6. Diterapkan pada kelas sosial, status, Gender, dan sikap sosial

No. Materi Observasi Contoh

1 Perilaku Verbal Dialek, volume, intonasi, salah ucap, content, gagap, cadel

2 Perilaku Non-verbal Ekspresi wajah, bahasa tubuh

3 Peristiwa / kejadian Banjir, kebakaran, upacara pernikahan, wisuda 4 Setting & Lingkungan

alam

Setting tempat : dirumah, dikampus, dipasar Setting waktu : pagi, siang, saat matahari terbenam, jam ... WIB

Lingk. Fisik : warna cat, pintu, jendela, lampu, hiasan dinding, marka jalan

Lingk. Sosial : jumlah siswa, interaksi yg tjd 5 Interaksi objek &

lingkungan

Cara pedagang melayani pembeli Sikap ramah, kedisiplinan


(4)

Syarat-syarat Observer yang baik 1. Memiliki alat indera yang baik

2. Adanya minat dan kesediaan melakukan observasi

3. Mengerti latar belakang ttg materi yg akan diobservasi

4. Mampu memahami kode–kode/tanda–tanda tingkah laku untuk membedakan tingkah laku yang satu dg yang lain.

5. Membagi perhatian dan memusatkan perhatian

6. Dapat melihat hal –hal yang detail

7. Dapat mereaksi dengan cepat dan menerangkan contoh – contoh tingkah laku secara verbal/ nonverbal.

8. Menjaga hubungan antar observer dan observee.

9. Observer sebaiknya bersikap netral dan bebas prasangka serta tidak cepat mengambil keputusan,

Etika Observasi 1. Privacy subjek

2. Keamanan subjek

3. Persetujuan subjek

4. Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan

5. Proses diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas ilmuwan

6. Pencegahan kecuragan dan penipuan terhadap subjek, kelompok atau masyarakat

7. Penggunaan oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif

Pertimbangan diatas diterapkan pada 3 tahap penelitian yaitu rencangan penelitian, proses di lapangan, dan penulisan-publikasi

Jenis-jenis observasi

1. Berdasar Keterlibatan Observer

Participant : Proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi.

Non Participant : Observer tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan.

Tingkat Partisipasi :

a. Partisipasi lengkap (penuh) → Anggota penuh

b. Partisipasi fungsional → Aktivitas tertentu bergabung c. Partisipasi sebagai pengamat


(5)

2. Berdasar Keterlibatan Observer

Uncontrolled Observation (tidak berstruktur) : suatu proses observasi yg dilakukan secara spontan thd suatu gejala tertentu tanpa menggunakan bantuan alat-alat yg peka atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observasi  dilakukan tanpa terlebih dulu mempersiapkan & membatasi kerangka yang akan diamati

Controlled Observation (berstruktur) : prosedur serta pelaksanaan sangat ketat, kerangka & batasan jelas, biasanya dibantu dengan alat-alat yang peka, didalam lembar observasinya dipergunakan proses kontrol yang memungkinkan observasi diulang

Eksperimental Observation : sebagai cara penyelidikan yg relatif murni, menyelidiki pengaruh kondisi tertentu thd perilaku manusia, faktor lain dikontrol secermat-cermatnya

Natural (Non-eksperimental) Observation : Dalam observasi alamiah (non-eksperimental), observer mengamati kejadian, peristiwa, dan perilaku observee dalam lingkup natural, tanpa adanya usaha untuk mengontrol

3. Obstrusive & Unobstrusive

Unobstrusive : Metode tidak mengganggu lingkungan sosial, tidak terlibat dengan penduduk, tanpa berinteraksi dengan subjek melalui pertanyaan atau perlakuan lainnya.

Obstrusive : wawancara, kuesioner, eksperimen manipulatif, tes

4. Berdasar Metode Pencatatan (Recording)

Narrative Types : pengumpulan (pencatatan) data oleh observer apa adanya sesuai (sama) dengan kejadian dan urutan kejadiannya sebagaimana yang terjadi pada situasi nyata.

a. Diary descriptions :

Pengamatan (pencatatan) perubahan-perubahan pada perkembangan perilaku secara umum atau perilaku spesifik sesuai tujuan observasi seperti perkembangan bahasa dll. Membutuhkan waktu yang panjang dan frekuensi kontak yang banyak

b. Specimen descriptions (desriftif naratif, running records) :

Pengamatan yang detail dan lengkap, intensif dan kontinyu dengan pencatatan naratif sekuensial terhadap episode tunggal dari perilaku dan keadaan lingkungannya.


(6)

Checklist Notations : Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda cek

a. Time sampling

Pengamatan seperti specimen descriptions terhadap perilaku tertentu (sesuai tujuan observasi) pada interval waktu tertentu yang telah ditentukan (biasanya frekuensi kejadian perilaku)

Kelemahan Time sampling Kerlinger (1973) :

‐ Kehilangan gambaran kontinyuitas ‐ Kehilangan konteks

‐ Kehilangan sifat-sifat natural

b. Event sampling

Pengamatan yang berfokus pada pencatatan kejadian perilaku-perilaku penting yang diamati pada situasi tertentu

c. Field unit analysis

Ada kesamaannya dengan specimen records, tapi metode ini mengkaitkan perilaku-perilaku yang terjadi pada pengamatan ke dalam unit-unit perilaku yang sudah disusun dan menyediakan fasilitas on the spot coding

Ratings Scales : Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi direkam dengan sebagai refleksi dari penilaian observer

a. Standart

Penilai dihadapkan pada satu set standar untuk menilai yang lain

b. Cumulated points

Penilaian didasarkan pada akumulasi terhadap penilaian unit-unit perilaku tertentu

c. Forced-choice

Rater dihadapkan pada satu set deskripsi kualitas tertentu dan memilih satu yang sesuai dengan hasil pengamatan

6 FAKTOR POTENSIAL RATER ERRORS :

 Error of leniency  Hallo effect  Error of logic

 Error of contrast  Proximity error

 Error of central tendency

Keuntungan dan Kelemahan Observasi

 Data nyata bukan perilaku yang dilaporkan

 Aman

 Mungkin untuk diulang

 Tanpa mengganggu


(7)

 Mudah diakses dan dilakukan

 Baik sebagai sumber data longitudinal

Kelemahan :

 Distorsi dari data asli, terutama sumber berupa arsip

 Decontextualising (emic-ingroup/etic-outsider)  Peran Intervening variable  Bias dari metode tunggal  Keterbatasan wilayah

terapan

CONTOH TERAPAN OBSERVASI 1. Psikologi Klinis

‐ Identifikasi simtom dari gangguan ‐ Identifikasi tingkat gangguan ‐ Pendukung dalam proses konseling ‐ Evaluasi kemajuan terapi / konseling

‐ Pendukung dalam proses psikotes : projektif individual

‐ Bersama-sama dengan wawancara pada in take interv. dan konseling

2. Psikologi Perkembangan

‐ Identifikasi kemunculan gejala/simtom yang muncul dari gangguan/permasalahan perkembangan (khususnya anak)

‐ Identifikasi level gangguan perkembangan ‐ Identifikasi tingkat perkembangan anak ‐ Evaluasi hasil terapi atau intervensi pada anak

3. PIO

‐ Studi ergonomika, contoh penelitian tentang peralatan militer mungkin di simulasikan

‐ Seleksi dan asesmen kepribadian, ada intervensi perlakuan kemudian dilihat bagaimana perilaku peserta

‐ Analisis jabatan, natural tanpa intervensi ‐ Identifikasi kebutuhan training

‐ Pemantauan perilaku dalam proses training (terutama out bound)

4. Psikologi Pendidikan

‐ Penelitian studi kelayakan kebijakan pendidikan ‐ Penelitian evaluasi kebijakan

‐ Penelitian tindakan kelas oleh guru ‐ Penilaian kemampuan mengajar ‐ Evaluasi hasil belajar

‐ Asesmen awal kemampuan siswa

‐ Identifikasi permasalahan siswa: belajar dan pribadi

5 6


(8)

Kesepahaman Observer

1. Bentuk data hasil observasi

a. Angka (kuantifikasi hasil observasi)

‐ Checklist : frekuensi ‐ Rating scales : skor

‐ Time sampling : frekuensi, durasi

b. Desripsi naratif

‐ Catatan harian ‐ Anecdotal records ‐ Event sampling

c. Dokumen tertulis dan tidak tertulis

‐ Un obstrusive

‐ Catatan harian / anecdotal records dll.

2. Validitas Hasil Observasi

Representativeness : level keterwakilan perilaku yang diobservasi dapat menggambarkan perilaku secara keseluruhan

Generalizabiility : pengukuran dapat diterapkan dalam pengamatan serupa untuk subjek lain.

3. Persen Kesepahaman antar observer

KET :

% AIRtot = persen kesepahaman

Atot = jumlah kesepahaman antar observer.

D = jumlah ketidaksepahaman antar observer.

4. Persen kesepahaman untuk Event Sampling

KET :

% AER = persen kesepahaman

ft = pencatatan dengan frekuensi terendah

fh = pencatatan dengan frekuensi tertinggi

% AIRTot = Atot X Atot + D

6 7


(9)

Definisi Wawancara

 Percakapan antara individu yang ingin memperoleh informasi (pewawancara) untuk tujuan tertentu dengan individu lain yang menjadi sumber informasi (responden) (Gorden, 1992).

 Proses interaksional; pertukaran peran, tanggung jawab, perasaan, keyakinan, dorongan, dan informasi. Tidak bersifat satu arah. (Stewart & Cash, 2008)

Elemen Penting Wawancara

1. Interaktif

Wawancara adalah interaktif karena melibatkan pertukaran atau pembagian sebuah peran, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif dan informasi.

2. Proses

Proses adalah interaksi beragam variabel yang dinamis dalam tingkatan sistem atau struktur.

3. Pihak

Wawancara adalah sebuah proses dua pihak (dyadic), yaitu pihak yang diwawancarai /responden dan pihak pewawancara.

4. Tujuan

Kedua belah pihak yang bersangkutan harus mempunyai tujuan dan niat fokus terhadap subjek masalah.

5. Pertanyaan

Pertanyaan adalah alat wawancara untuk mendapatkan informasi, mengecek akurasi pengirim dan penerima pesan, meneliti asumsi, memprofilasi perasaan dan perasaan.

INTERVIEW

Interaktif

Proses

Pihak Tujuan

Pertanyaan


(10)

Proses Komunikasi dan Interaksi dalam Wawancara 1. Trenholm & Jansen (2000)

Interaksional = adanya pertukaran peran, tanggung jawab, perasaan, keyakinan, motif & informasi (proses yg dinamis) utk menyatukan gagasan Interviewer & Interviewee yang menghasilkan pemahaman & reaksi yang mengarah pada area baru & mungkin tidak diharapkan untuk dieksplorasi.

2. Komunikasi

Arti spesifk → komunikasi = proses mengirim, menerima & mengartikan pesan; yang terjadi dalam satu waktu atau waktu yang sama, dimana pesan berupa lambang-lambang yang memiliki makna tertentu.

Arti luas → komunikasi = bentuk tingkah laku seseorang; baik verbal maupun nonverbal, yang ditanggapi oleh orang lain

 Dalam berkomunikasi, semua pihak yang terlibat menggunakan tanda & simbol yang mendatangkan makna bagi orang lain (Duncan dlm Allen, 1980)

 Komunikasi tidak hanya sekedar menerima & mengirim pesan, melainkan ada unsur pertukaran makna diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi (Heath & Bryan, 2000)

Interview akan berjalan lancar apabila jenis komunikasi yang digunakan adalah komunikasi interpersonal

Ciri komunikasi interpersonal (Liliweri, 1997) :

1. Melibatkan perilaku verbal & nonverbal 2. Melibatkan perilaku spontan

3. Merupakan suatu proses yang berkembang

4. Menghasilkan umpan balik, mempunyai interaksi & koherensi 5. Diatur dengan tata aturan yang bersifat intrinsik & ekstrinsik 6. Menunjukkan adanya suatu tindakan

7. Merupakan persuasi antar manusia

Situasi Interview

Situasi Interview tergantung pada :

1. Kebutuhan

2. Penting tidaknya Interview dilakukan

3. Tipe Interview yang digunakan

4. Waktu yang meliputi hari, minggu, tahun. Waktu yang terbaik untuk berkomunikasi berbeda pada setiap orang

5. Menentukan siapa yang memulai Interview & siapa yang akan diinterview

6. Persepsi terhadap situasi

7. Wilayah pribadi yang diciptakan oleh pihak interviewer


(11)

Struktur Interview

1. Opening (pembuka wawancara)

Proses Dua Langkah

1) Membangun Hubungan Kesesuaian 2) Orientasi Kepada Pihak Lain

Teknik Pembukaan Verbal

Inti dari teknik pembukaan verbal ini adalah kemampuan mengadaptasikan pembukaan untuk setiap narasumber dan situasi.

Teknik-tekniknya yaitu:

‐ Sebutkan Tujuan

‐ Meringkas Sebuah Masalah

‐ Jelaskan Bagaimana Sebuah masalah ditemukan ‐ Menawarkan Suatu Intensif atau Hadiah

‐ Permintaan Saran atau Bantuan ‐ Mengenal Posisi Responden

Pembukaan Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal sangat kritis dalam menciptakan kesan baik dan menancapkan legitimasi kita. Sinyal ketulusan, kepercayaan, kehangatan, ketertarikan, keseriusan dan emosi saat wawancara akan member pengalaman tersendiri.

Yang perlu diperhatikan dalam teknik nonverbal :

‐ Teritorial

‐ Wajah, Penampilan dan Busana ‐ Sentuhan

‐ Membaca komunikasi non verbal ‐ Mengenai kesan pertama

2. The Body (Tubuh Wawancara) 1) Panduan Wawancara

Panduan wawancara adalah garis besar yang berisikan topik dan sub topik yang akan dibahas selama wawancara.

Urutan Garis Besar

Urutan garis besar berisikan tinjauan tentang uraian dasar yang menetapkan struktur yang jelas dan sistematis pada wawancara.

a. Urutan Topik

Urutan topik secara alami akan mengikuti pembagian suatu permasalahan atau isu pokok.


(12)

b. Urutan Waktu

Sebuah urutan waktu memperlakukan topik atau bagian topik dalam urutan kronologis.

c. Urutan Ruang

Sebuah urutan ruang, dapat mengatur topic melalui pembagian divisi.

d. Urutan Sebab-akibat

Sebuah urutan sebab akibat mengeksplorasi sebab dan akibat.

e. Urutan Solusi

Sebuah urutan solusi masalah terdiri atas sebuah tahap masalah dan tahap solusi.

2) Perencanaan Wawancara a. Wawancara tidak terencana

Wawancara tidak terencana menjadi sangat tepat ketika wawancara berlangsung singkat, terdapa perbedaan yang signifikan antara responden dan informasi, responden sulit untuk ditemui atau menanggapi atau memiliki ingatan yang buruk atau waktu persiapan yang sedikit.

b. Wawancara cukup terencana

Wawancara cukup terencana tetap terstruktur, juga ada topik. Seperti wawancara tidak terencana juga memungkinkan kebebasan untuk menggali jawaban dan beradaptasi dengan responden yang berbeda, pertanyaan harus sudah ada dipikiran dan dikemukakan secara cermat.

c. Wawancara sangat terencana

Wawancara sangat terencana menggunakan semua pertanyaan yang telah disiapkan secara persis seperti yang ditulis saat wawancara berlangsung.

d. Wawancara sangat terencana dengan standardisasi

wawancara yang benar-benar terencana dan terstuktur. Semua pertanyaan dan pilihan jawaban yang ditanyakan dalam kata-kata identic kepada responden yang kemudian memilih jawaban yang telah disediakan. Sifat informasi terbatas dan hanya menyelidik dari pilihan jawaban.

e. Kombinasi perencanaan

Menggunakan wawancara tidak terencana saat pembukaan. Gunakan wawancara cukup terencana jika diperlukan untuk mendeteksi dan beradaptasi dengan responden, dan wawancara


(13)

sangat terencana yang dapat memudahkan kita memperoleh informasi kuantitatif seperti data demografis usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan lainnya.

3) Urutan Pertanyaan

a. Urutan Lorong (benang manik-manik)

Urutan lorong dapat berupa pertanyaan terbuka atau tertutup.

b. Urutan Saluran

Urutan saluran dimulai secara luas dengan pertanyaan terbuka yang lebih mudah untuk dijawab dan membuat orang berbicara, menghindari adanya kemungkinan pembiasan, dan memungkinkan mereka untuk menjelaskan dan posisi kualitas.

c. Urutan Saluran Terbalik

Urutan saluran terbalik dimulai dengan pertanyaan tertutup lalu ke pertanyaan terbuka. Berguna ketika resonden merasa tidak tahu banyak tentang topic.

d. Urutan Kombinasi

Urutan Jam Pasir, dimulai dengan pertanyaan terbuka lalu ke pertanyaan tertutup dan berakhir dengan pertanyaan terbuka. Kombinasi ini digunakan untuk mempersempit fokus dan melanjutkan untuk membuka lagi jika memungkinkan.

Urutan Berlian, dimulai dengan pertanyaan tertutup dan melanjutkan untuk membuka pertanyaan.

e. Urutan Bentuk Quintamensional

Urutan bentuk quintamensional digunakan untuk menilai intensitas pendapat dan sikap. Merupakan cara pendekatan dari kesadaran responden tentang isu hingga sikap yang tidak dipengaruhi oleh pewawancara, sikap spesifik, alasan sikap dan intensitas sikap.

3. Closing (penutup wawancara)

Penutupan adalah sesuatu yang diucapkan pada akhir wawancara, sebagai sebuah cara untuk mengakhiri sebuah interaksi.

Teknik menutup wawancara :

o Penawaran menjawab pertanyaan

o Gunakan pertanyaan penerimaan

o Nyatakan penyelesaian dari tujuan utama o Buat pertanyaan pribadi

o Buat pertanyaan professional

o Tanda waktu habis


(14)

13

o Ungkapkan terimakasih atau kepuasan

o Atur pertemuan berikutnya

o Ringkasan wawancara

o Tindakan penutupan nonverbal

Pendekatan dalam interview

1) Pendekatan direktif (information giving, gathering, selection) Kelebihan Kekurangan Mudah dipelajari

Less time Kuantifikasi data Dapat digunakan bersama

kuesioner

Tidak fleksibel

Kurang bervariasi dan tidak mendalam Validitas informasi : suara, ekspresi

wajah dan penampilan diabaikan

2) Pendekatan non direktif (counselling,problem solving) Kelebihan Kekurangan Probing; data lebih mendalam

Fleksibilitas

IE diberikan kebebasan untuk berbicara lebih banyak

Time-consuming

Sensitivitas dan kemampuan IR Informasi yang terlalu banyak

Kegunaan Interview

o Verifikasi data.

1. data primer. 2. data pelengkap.

3. alat pembanding/alat ukur.

o Informasi yang detail.

o Memotivasi individu untuk merespon secara terbuka, bebas dan akurat.

o Melengkapi proses observasi.

Wawancara survey, kinerja, dan persuasif 1. Wawancara survey

‐ Penelitian harus memiliki tujuan yang jelas. ‐ Menyelidiki semua aspek.

‐ Memeriksa sumber daya yang bisa dipakai sebagai data penelitian.

2. Wawancara kinerja

‐ Menciptakan iklim yang melibatkan pelamar

‐ Proses peninjauan harus didasari oleh kinerja, bukan dari individunya ‐ Memberi masukan kepada karyawan secara berkala


(15)

14 ‐ Pewawancara harus menjadi pendengar yang aktif

3. Wawancara persuasif

Wawancara persuasif yaitu sebuah kegiatan timbal balik maka dari itu pewawancara seharusnya bersikap : Jujur, adil (pernyataan yang disampaikan sama), bijaksana dan mempertimbangkan sebelum mengambil keputusan, terbuka, responsif.

FGD (Focus Group Discussion)

metode dan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data kualitatif dimana sekelompok orang berdiskusi tentang suatu fokus masalah atau topic tertentu yang dipandu oleh seorang moderator.

1) Ciri-ciri FGD

o FGD di ikuti peserta yg idealnya 7 11 org peserta FGD baiknya

berjumlah ganjil.

o Peserta FGD terdiri dari orang yg memiliki ciri2 homogen.

o FGD memiliki tujuan untuk menggali dan memperoleh beragam informasi

o Metode FGD biasanya digunakan untuk pertanyaan terbuka

o Topik FGD ditentukan oleh Fasilitator

o Waktu yang dibutuhkan untuk FGD ± 60 90 m. o FGD dilakukan tergantung kebutuhan

o FGD dilakukan di ruangan netral

2) Kegunaan FGD

o Untuk merancang kuesioner survey

o Untuk menggali informasi

o Untuk mengembangkan hipotesa penelitian

o Untuk mengumpulkan data kualitatif dalam studi proses – proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pembangunan.

The Counseling Interview

Wawancara konseling merupakan wawancara yang paling sensitive, karena melibatkan seseorang yang tidak bisa menangani masalahnya sendiri, atau ketika konselor memutuskan untuk membantu.

Masalah di wawancara konseling bersifat personal seperti tentang kesehatan, pernikahan, moral, hasil kerja dll.


(16)

15

Behavioral Interview

Tujuan : Meminta itee untuk menggambarkan kinerja masa lalu tertentu, terutama utk posisi penting dan keberhasilan yg pernah dicapai.

Behavioral Interview menggali : Situasi tertentu, pengalaman, tindakan tertentu, dan hasil.

Tujuan utama BI :

1. Mengidentifikasi masalah perilaku secara spesifik 2. Faktor2 situasi yang menimbulkan perilaku bermasalah 3. Konsekuensi dari perilaku yg bermasalah tersebut.

Interview Populasi Khusus

1. Interview pada anak, yang perlu diperhatikan :

 Pemilihan tempat

 Pemakaian bahasa

Memperkenalkan diri dan saling mengenal satu sama lain

Membicarakan Mengenai Kejadian Tertentu

Memberikan Dorongan

Membiarkan Anak Untuk Berubah Pikiran 2. Interview pada lansia :

a. Teknik interview dengan menggunakan bahasa yang baik.

‐ Kecepatan dan tekanan suara yang tepat dengan menyesuaikan pada topik pembicaraan dan kebutuhan lansia,

‐ Berikan kesempatan interviewee untuk berbicara, hindari untuk mendominasi, interviewer sebaiknya mendorong lansia untuk

berperan aktif. Merubah topik pembicaaraan dengan

menggunakan objek sekitar untuk topik pembicaraan bila lansia tidak interest lagi

‐ Menggunakan kata-kata yang sederhana dan konkrit

‐ Menggunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan

latar belakang sosiokulturalnya.

b. Teknik untuk meningkatkan komunikasi dengan lansia dalam proses interview

‐ Memulai kontak saling memperkenalkan nama dan berjabat

tangan.

‐ Menjelaskan tujuan dari wawancara

‐ Mulai pertanyaan tentang topik-topik yang tidak mengancam.

‐ Menggunakan pertanyaan terbuka dan belajar mendengarkan

secara efektif.


(17)

‐ Secara periodik mengklarifikasi pesan.

‐ Mempertahankan kontak mata dan mendengarkan dengan baik

serta mendorong untuk berfokus pada informasi.

‐ Menghindari respon yang menonjolkan rasa simpati.

‐ Menghindari pertanyaan tentang keadaan mental

‐ Meminta izin bila ingin bertanya secara formal.

‐ Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.

3. Interview pada orang tua ABK

Pertama kita harus memperhatikan pemilihan tempat yang akan digunakan dalam melakukan interview. Kita dapat melakukan interview di tempat yang nyaman bagi interviewee. Selain itu, tempat yang privat diperlukan agar tidak mengganggu saat melakukan interview dan membuat interviewee nyaman saat menjawab pertanyaan maupun pernyataan yang kita ajukan. Hal penting lain yang harus diperhatikan yaitu pada saat melakukan interview, anak sebaiknya tidak berada di tempat yang sama saat dilakukannya interview. Hal ini dimaksudkan agar hasil interview tidak menyakiti hati anak. Selain itu, dimaksudkan agar anak tidak mengganggu orang tuanya ketika interview. Kedua, perlu diperhatikan juga penggunaan bahasa saat interview. Bahasa yang digunakan dapat disesuaikan dengan latar belakang pendidikan interviewee dan bahasa yang mudah dimengerti. Selain itu, pertanyaan maupun pernyataan yang disampaikan tidak boleh menyudutkan atau melukai hati interviewee. Dalam melakukan tanya jawab, sebaiknya interviewer mampu menciptakan suasana yang hangat dan akrab, sehingga interviewee pun akan lebih nyaman untuk menyampaikan jawaban– jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan.

4. Interview pada orang berpendidikan rendah

Fokus utama interview yang dilakukan terhadap orang berpendidikan rendah adalah bahasa. Bahasa yang digunakan oleh interviewer sebaiknya

adalah bahasa yang dimengerti dengan jelas oleh interviewee. Oleh karena interviewee tidak memiliki pengetahuan yang luas secara akademis, maka interviewer sebisa mungkin memancing pembicaraan dengan membicarakan hal-hal yang ada di dalam keseharian interviewee sehingga bisa dimengerti dengan mudah.


(18)

17

The Informational / Probing Interview 1) Preparing the Interview

 Tentukan tujuan

 Mencari topik yang baik

 Structuring the Interview: Interview Guide  Structuring the Interview: Body

2) Selecting Interviewees and Interviewers

 Selecting Interviewees: Level of Information  Selecting Interviewees: Availability

 Willingness

 Selecting Itee: kemampuan

 Banyak itee yg potensial mau menjadi itee namun tidak bisa berpartisipasi karena beberapa alasan

 Selecting Iter, iter seharusnya: Bersahabat, sopan, teratur, menjadi observer yg ramah, pendengar yg baik, sabar, gigih, terampil mengajukan pertanyaan yg menyelidik.

 Selecting Iter: Status

 Hubungan antara Iter dan Itee

3) Opening the interview

 Rencanakan opening dengan penuh perhatian.  Ja ga terlalu dekat dg itee

 Bisa mengajukan pertanyaan icebreaker

4) Conducting the interview

 Memotivasi itee

 Mengajukan pertanyaan: Open-Ended Questions  Pencatatan dan perekaman data: Note Taking  Pencatatan dan perekaman: Recording

 Mintalah ijin sblm merekam  Menangani situasi2 sulit

‐ Hasil Cerita vs. Situasi Sebenarnya

‐ The Press Conference or Group Interview ‐ Interview yg disiarkan

 Menangani itee sulit 5) Closing the interview

 Interview dpt ditutup ketika iter sdh mendapatkan semua

informasi yg dibutuhkan atau sudah terlalu lama

 Itee bs mengulur wkt ketika iter hendak menutup atau bs secara

singkat saja

 Itee seharusnya menjadi partisipan yg aktif dari opening hingga closing


(19)

18 6) Mempersiapkan Laporan dan Cerita

 Biasakan mengecek semua data.

 Bersikap jujur, akurat dan adil dalam melaporkan hasil interview. 7) The Interviewee in the Probing Interview

 Doing homework

 Understanding the Relationship

 Awareness of the Situation

 Anticipating Questions

 Listening to Questions

 Answering Strategically 8) Summary

The informational interview adalah tipe umum dari interview yg biasa digunakan.

 Yg dibutuhkan adalah persiapan dan fleksibilitas.

 Itee seharusnya menjadi partisipan aktif.

In-Depth Interview

Open-ended question

Dasar: One on one, dua individu : Interviewer dan Responden

Tujuan: Pengumpulan Data, Diskusi lengkap tentang topik Penelitian, Tema

Data: pengalaman pribadi, Kata/kalimat, Opini, pandangan, pendapat/ide, persepsi (kata2 subyek)

Format dasar : Tidak terstruktur

 Peneliti menjelaskan topik

 Tidak ada daftar pertanyaan yang mendetail, tidak menentukan arah jawaban, bisa menggali berbagai informasi, jarang mengeluarkan short question.

 Selalu menyadari tema utama untuk mengontrol interview

 Selalu memikirkan pertanyaan yang relevan

1. In-Depth (Unstructured) Interview

o Tidak ada dominansi terhadap isi dan arah interview

o Peneliti membiarkan responden menjelaskan pengalamannya, di

setiap kejadian ataupun tema 2. In-Depth (Semi-Structured) Interview

o Peneliti menjelaskan topik/tema

o Responden bebas untuk menguraikan topik


(20)

19 o Peneliti bisa mengalihkan sesekali ke subtopik lain asalkan sesuai arah

interview

3. In-Depth (Structured) Interview o Peneliti memiliki daftar tema

o Pertanyaan sementara : ditulis atau dihafalkan

o Bisa mengajukan pertanyaan probing untuk informasi yg spesifik o Probing Informasi lebih lanjut tentang Pengalaman

o Beberapa Kontrol atas Isi dan Arah Diskusi

Analisis

o Perhatikan pola-pola Tema, perspektif

o Pola2 dibentuk dari kata2 responden

o Topik: menandai hal2 yang penting pada masing2 kelompok catatan

o Validasi antar kelompok: pengulangan tema di sebagian besar

kelompok catatan

o Fokus pd kata2 responden (interpretasi diri akan sangat membantu)

o Proses dimulai dari kepentingan peneliti, dan diakhiri dengan kepentingan responden


(21)

-FIN-


(1)

15

Behavioral Interview

Tujuan : Meminta itee untuk menggambarkan kinerja masa lalu tertentu, terutama utk posisi penting dan keberhasilan yg pernah dicapai.

Behavioral Interview menggali : Situasi tertentu, pengalaman, tindakan tertentu, dan hasil.

Tujuan utama BI :

1. Mengidentifikasi masalah perilaku secara spesifik 2. Faktor2 situasi yang menimbulkan perilaku bermasalah 3. Konsekuensi dari perilaku yg bermasalah tersebut.

Interview Populasi Khusus

1. Interview pada anak, yang perlu diperhatikan :  Pemilihan tempat

 Pemakaian bahasa

Memperkenalkan diri dan saling mengenal satu sama lain

Membicarakan Mengenai Kejadian Tertentu

Memberikan Dorongan

Membiarkan Anak Untuk Berubah Pikiran

2. Interview pada lansia :

a. Teknik interview dengan menggunakan bahasa yang baik.

‐ Kecepatan dan tekanan suara yang tepat dengan menyesuaikan pada topik pembicaraan dan kebutuhan lansia,

‐ Berikan kesempatan interviewee untuk berbicara, hindari untuk mendominasi, interviewer sebaiknya mendorong lansia untuk

berperan aktif. Merubah topik pembicaaraan dengan

menggunakan objek sekitar untuk topik pembicaraan bila lansia tidak interest lagi

‐ Menggunakan kata-kata yang sederhana dan konkrit

‐ Menggunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang sosiokulturalnya.

b. Teknik untuk meningkatkan komunikasi dengan lansia dalam proses interview

‐ Memulai kontak saling memperkenalkan nama dan berjabat

tangan.

‐ Menjelaskan tujuan dari wawancara

‐ Mulai pertanyaan tentang topik-topik yang tidak mengancam.

‐ Menggunakan pertanyaan terbuka dan belajar mendengarkan

secara efektif.


(2)

‐ Secara periodik mengklarifikasi pesan.

‐ Mempertahankan kontak mata dan mendengarkan dengan baik serta mendorong untuk berfokus pada informasi.

‐ Menghindari respon yang menonjolkan rasa simpati.

‐ Menghindari pertanyaan tentang keadaan mental

‐ Meminta izin bila ingin bertanya secara formal.

‐ Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.

3. Interview pada orang tua ABK

Pertama kita harus memperhatikan pemilihan tempat yang akan digunakan dalam melakukan interview. Kita dapat melakukan interview di tempat yang nyaman bagi interviewee. Selain itu, tempat yang privat diperlukan agar tidak mengganggu saat melakukan interview dan membuat interviewee nyaman saat menjawab pertanyaan maupun pernyataan yang kita ajukan. Hal penting lain yang harus diperhatikan yaitu pada saat melakukan interview, anak sebaiknya tidak berada di tempat yang sama saat dilakukannya interview. Hal ini dimaksudkan agar hasil interview tidak menyakiti hati anak. Selain itu, dimaksudkan agar anak tidak mengganggu orang tuanya ketika interview. Kedua, perlu diperhatikan juga penggunaan bahasa saat interview. Bahasa yang digunakan dapat disesuaikan dengan latar belakang pendidikan interviewee dan bahasa yang mudah dimengerti. Selain itu, pertanyaan maupun pernyataan yang disampaikan tidak boleh menyudutkan atau melukai hati interviewee. Dalam melakukan tanya jawab, sebaiknya interviewer mampu menciptakan suasana yang hangat dan akrab, sehingga interviewee pun akan lebih nyaman untuk menyampaikan jawaban– jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan.

4. Interview pada orang berpendidikan rendah

Fokus utama interview yang dilakukan terhadap orang berpendidikan rendah adalah bahasa. Bahasa yang digunakan oleh interviewer sebaiknya

adalah bahasa yang dimengerti dengan jelas oleh interviewee. Oleh karena interviewee tidak memiliki pengetahuan yang luas secara akademis, maka interviewer sebisa mungkin memancing pembicaraan dengan membicarakan hal-hal yang ada di dalam keseharian interviewee sehingga bisa dimengerti dengan mudah.


(3)

17

The Informational / Probing Interview

1) Preparing the Interview

 Tentukan tujuan

 Mencari topik yang baik

 Structuring the Interview: Interview Guide

 Structuring the Interview: Body 2) Selecting Interviewees and Interviewers

 Selecting Interviewees: Level of Information

 Selecting Interviewees: Availability

 Willingness

 Selecting Itee: kemampuan

 Banyak itee yg potensial mau menjadi itee namun tidak bisa berpartisipasi karena beberapa alasan

 Selecting Iter, iter seharusnya: Bersahabat, sopan, teratur, menjadi observer yg ramah, pendengar yg baik, sabar, gigih, terampil mengajukan pertanyaan yg menyelidik.

 Selecting Iter: Status

 Hubungan antara Iter dan Itee

3) Opening the interview

 Rencanakan opening dengan penuh perhatian.

 Ja ga terlalu dekat dg itee

 Bisa mengajukan pertanyaan icebreaker

4) Conducting the interview

 Memotivasi itee

 Mengajukan pertanyaan: Open-Ended Questions

 Pencatatan dan perekaman data: Note Taking

 Pencatatan dan perekaman: Recording

 Mintalah ijin sblm merekam

 Menangani situasi2 sulit

‐ Hasil Cerita vs. Situasi Sebenarnya

‐ The Press Conference or Group Interview ‐ Interview yg disiarkan

 Menangani itee sulit 5) Closing the interview

 Interview dpt ditutup ketika iter sdh mendapatkan semua

informasi yg dibutuhkan atau sudah terlalu lama

 Itee bs mengulur wkt ketika iter hendak menutup atau bs secara

singkat saja

 Itee seharusnya menjadi partisipan yg aktif dari opening hingga closing


(4)

6) Mempersiapkan Laporan dan Cerita

 Biasakan mengecek semua data.

 Bersikap jujur, akurat dan adil dalam melaporkan hasil interview. 7) The Interviewee in the Probing Interview

 Doing homework

 Understanding the Relationship

 Awareness of the Situation

 Anticipating Questions

 Listening to Questions

 Answering Strategically 8) Summary

The informational interview adalah tipe umum dari interview yg biasa digunakan.

 Yg dibutuhkan adalah persiapan dan fleksibilitas.

 Itee seharusnya menjadi partisipan aktif.

In-Depth Interview

Open-ended question

Dasar: One on one, dua individu : Interviewer dan Responden

Tujuan: Pengumpulan Data, Diskusi lengkap tentang topik Penelitian, Tema

Data: pengalaman pribadi, Kata/kalimat, Opini, pandangan, pendapat/ide, persepsi (kata2 subyek)

Format dasar : Tidak terstruktur

 Peneliti menjelaskan topik

 Tidak ada daftar pertanyaan yang mendetail, tidak menentukan arah jawaban, bisa menggali berbagai informasi, jarang mengeluarkan short question.

 Selalu menyadari tema utama untuk mengontrol interview

 Selalu memikirkan pertanyaan yang relevan

1. In-Depth (Unstructured) Interview

o Tidak ada dominansi terhadap isi dan arah interview

o Peneliti membiarkan responden menjelaskan pengalamannya, di

setiap kejadian ataupun tema 2. In-Depth (Semi-Structured) Interview

o Peneliti menjelaskan topik/tema


(5)

19

o Peneliti bisa mengalihkan sesekali ke subtopik lain asalkan sesuai arah interview

3. In-Depth (Structured) Interview

o Peneliti memiliki daftar tema

o Pertanyaan sementara : ditulis atau dihafalkan

o Bisa mengajukan pertanyaan probing untuk informasi yg spesifik

o Probing Informasi lebih lanjut tentang Pengalaman

o Beberapa Kontrol atas Isi dan Arah Diskusi

Analisis

o Perhatikan pola-pola Tema, perspektif

o Pola2 dibentuk dari kata2 responden

o Topik: menandai hal2 yang penting pada masing2 kelompok catatan

o Validasi antar kelompok: pengulangan tema di sebagian besar

kelompok catatan

o Fokus pd kata2 responden (interpretasi diri akan sangat membantu)

o Proses dimulai dari kepentingan peneliti, dan diakhiri dengan


(6)

-FIN-