PT. Perkebunan Nusantara IV sendiri telah melaksanakan program CSR ini melalui beberapa produk seperti yang dipaparkan oleh Bapak Siman selaku
Kepala Urusan CSR PT. Perkebunan Nusantara IV. Beliau mengatakan bahwa : “CSR PT. Perkebunan Nusantara IV dibagi menjadi dua kelompok besar,
kalau di BUMN itu dikenal dengan PKBL Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Program kemitraan , adalah program untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil dan koperasi agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari laba BUMN dalam hal ini PT. Perkebunan
Nusantara IV,kita berusaha memberdayakan masyarakat supaya mampu menolong dirinya sendiri. Misalnya memberikann bantuan modal usaha dan
pinjaman kemitraan ini syaratnya sangat lunak,misalnya pengembaliannya bisa sampai 5 tahun dengan bunga hanya 6 . Kelompok yang kedua ini
namanya bina lingkungan. Bina lingkungan ini adalah kategori amal dimana lingkungan PT. Perkebunan Nusantara IV berada.”
Lebih lanjut beliau menjelaskan : “Kebijakan CSR PT. Perkebunan Nusantara IV dalam program bina
lingkungan, sudah ditentukan apa-apa yang bisa dibantu yaitu di bidang pendidikan, kemudian dibidang layanan kesehatan, sarana ibadah, lingkungan
hidup, dan bencana alam. Dibidang pendidikan itu biasanya memberikan beasiswa dan memperbaiki sarana-sarana pendidikan, misalnya mengisi
kebutuhan alat tulis menulis,alat peraga pendidikan, komputer, buku-buku perpustakaan. Sarana ibadah, biasanya untuk membangun mesjid , gereja, dll.
Lingkungan hidup itu berupa gerakan menanam pohon dan dilakukan di seluruh dimana PT. Perkebunan Nusantara IV berada. Layanan kesehatan itu
fokusnya pada orang-orang yang tidak mampu secara financial dan mencari yang mereka membutuhkan tapi harus bayar, misalnya khitanan massal dan
operasi katarak mata. Sedangkan untuk bencana alam, misalnya ada korban banjir dan gempa bumi, bisa kita bantu.”
4.2.1.1 Implementasi CSR melalui Program Kemitraan
Program Kemitraan merupakan program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
perusahaan yang ditetapkan dalam RUPS. Program Kemitraan mempersiapkan pengusaha kecil yang feasible tetapi belum bankable untuk selanjutnya
diharapkan dapat mengakses fasilitas pinjaman komersial PT. Perkebunan Nusantara IV.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk-bentuk program CSR melalui Program Kemitraan yang dilakukan PTPN IV seperti yang dijelaskan oleh Pak Irham Sinaga antara lain:
1. Pemberian Pinjaman, dalam bentuk:
a Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva
tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan dengan dikenakan jasa administrasi pinjaman sebesar 6 per tahun dari limit
pinjaman.
b Pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan
kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha
Mitra Binaan yang dikenakan jasa administrasi 12 per tahun dari limit pinjaman maksimal 1 tahun.
2. Hibah, dalam bentuk :
a Bantuan pendidikan dan pelatihan serta pemagangan untuk mitra
binaan dalam rangka : 1.
Meningkatkan keterampilan manajerial dan teknik produksi pengolahan.
2. Meningkatkan pengendalian mutu produksi.
3. Meningkatkan pemenuhan standarisasi teknologi
4. Meningkatkan rancang bangun dan perekayasaan
b Bantuan pemasaran produk mitra binaan, dalam bentuk :
1. Membantu penjualan produk mitra binaan
2. Membantu mempromosikan produk mitra binaan melalui kegiatan
pameran maupun penyediaan ruang pamer showroom 3.
Bantuan pendidikan, pelatihan dan pemagangan untuk mitra binaan dapat dilakukan sendiri oleh BUMN Pembina atau
menyediakan tenaga penyuluh yang berasal dari lembaga pendidikanpelatihan swasta professional maupun perguruan tinggi
4. Jangka waktu atau masa pembinaan untuk mitra binaan tersebut
menjadi tangguh, mandiri dan bankable. Dalam pasal 1 angka 5 dan pasal 3 Kepmen BUMN No. 236MBU2003
dijelaskan bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria :
Universitas Sumatera Utara
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 dua ratus juta
rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2.
Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1.000.000.000 satu milyar rupiah
3. Milik warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar.
5. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,
termasuk koperasi. 6.
Telah melakukan usaha minimal 1 tahun serta mempunyai potensi dan prospek untuk dikembangkan
Adapun sektor usaha yang mendapat pinjaman dan dana hibah program kemitraan ini meliputi sektor industri, perdagangan, pertanian, peternakan,
perkebunan, perikanan, jasa, dan koperasi. Berdasarkan keterangan Tim kerja Program Kemitraan PT. Perkebunan Nusantara IV, kegiatan pembinaan terhadap
Usaha Kecil dan Menengah UKM yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV telah dimulai sejak tahun 1994, dan sampai tahun 2012 telah
membina sebanyak 6.593 UKM se-Sumatera Utara dengan rincian dana sebagai berikut :
1. Alokasi Dana : 114,7 Milyar
2. Dana bergulir : 133,2 Milyar
3. Dana Hibah : 15,8 Milyar
Universitas Sumatera Utara
Sampai akhir Desember 2012, piutang dana bergulir bersaldo Rp 61,85 Milyar yang berarti bahwa sebesar Rp 71,35 Milyar telah dikembalikan lunas. Rincian
saldo piutang Rp 61,85 Milyar tersebut dapat dilihat pada tabel. Piutang macet pada tabel 1, umumnya terjadi pada tahun 1994 sampai dengan 2002 yang
disebabkan karena kurangnya kesadaran UKM untuk membayar hutang disebabkan tidak adanya ikatan jaminan pinjaman.
Mulai tahun 2003, diberlakukan ikatan jaminan pinjaman bagi UKM yang meminjam, berupa surat-surat berharga seperti BPKB kendaraan dan sertifikat
tanah. Selain itu pelaku UKM juga diberi training manajemen usaha selama lebih kurang 2 dua hari. Pelatihan ini dilakukan bekerjasama dengan Lembaga
Pendidikan Perkebunan LPP Medan. Tabel 4.1. Rincian Saldo Piutang Kemitraan sampai dengan Desember 2012
Piutang Kemitraan Jumlah
Piutang lancar tepat waktu 41,05 Milyar
Piutang kurang lancar terlambat 1 sd 180 hari
1,90 Milyar Piutang ragu-ragu terlambat 181 sd
360 hari 1,02 Milyar
Piutang macet 17,88 Milyar
TOTAL PIUTANG 61,85 Milyar
Sumber: Laporan PKBL PTPN IV tahun 2012 Total dana kemitraan yang disalurkan kepada mitra binaan sepanjang
tahun 2012 mencapai Rp. 17,33 miliar atau meningkat sebesar Rp. 853 jt 5 dari tahun 2011 dan angka kolektibilitas pengembalian pinjaman tahun 2012
mengalami kenaikan sebesar 21,99 . Angka kolektibilitas pengembalian
Universitas Sumatera Utara
pinjaman tahun 2011 sebesar 48,10 sedangkan pada tahun 2012 sebesar 70,09 . Sedangkan dana Hibah yang disalurkan selama tahun 2012 sebesar Rp.3,439
Milyar. Annual Report PTPN IV tahun 2012. Tabel 4.2 Penyaluran Program Kemitraan tahun 2012 Berdasarkan wilayah
Wilayah Penyaluran Unit
Jumlah Rp
Asahan 36
989.990.000 Batubara
35 970.000.000
Labuhan Batu 41
1.060.875.600 Langkat
11 195.000.000
Madina 44
1.074.671.000 Medan
90 2.170.308.350
Padang Lawas --
Serdang Bedagai 92
2.511.840.550 Simalungun
136 3.654.990.650
Binjai 2
45.000.000 Dairi
3 75.000.000
Deli Serdang 26
619.980.000 Karo
2 79.890.550
Universitas Sumatera Utara
Pematang Siantar 13
340.000.000 Paluta
31 835.000.000
Sibolga 4
95.547.250 Tapanuli Selatan
16 545.000.000
Tapanuli Tengah 4
90.000.100 Tapanuli Utara
11 255.000.000
Tebing Tinggi 66
1.669.999.700 Tobasa
4 60.000.000
TOTAL 667
17.338.094.400
Sumber : Laporan PKBL PTPN IV tahun 2012 “Kriteria penerima Program Kemitraan antara lain usaha kecil produk
unggulan daerah sebagai penyerap tenaga lokal, dan anggota kelompok usaha pemberdayaan masyarakat yang memiliki potensi dan prospek usaha
untuk dikembangkan. Memenuhi kriteria usaha kecil dan koperasi, memiliki jiwa wirausaha serta memiliki karakter dan berkepribadian yang baik, usaha
yang dijalankan telah berjalan minimal 1 tahun, usaha tidak bersifat musiman atau temporer dan memiliki modal sendiri minimal 25.
Pengusaha kecil ini juga merupakan inkubator bisnis PT. Perkebunan Nusantara IV, dimana setelah melewati masa pembinaan selama 3 tahun,
diharapkan sudah dapat mengakses pembiayaan secara komersial. Jelas pak Irham Sinaga selaku Kepala Urusan program kemitraan PT. Perkebunan
Nusantara IV”
Pak Irham lebih lanjut menjelaskan, bahwa : “Program Kemitraan diimplementasikan dalam bentuk penyaluran Pinjaman
Kemitraan dan bantuan Hibah Pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas Mitra Binaan usaha kecil. Dan adapun bentuk
usaha yang dapat menjadi mitra binaan kita PTPN IV adalah usaha kecil
Universitas Sumatera Utara
yang berbentuk badan usaha seperti : Firma, CV, PT dan Koperasi KUD, KOPTI, KPNKPRI dan usaha kecil yang dilakukan oleh perorangan seperti
pengerajin, industry rumah tangga serta usaha lainnya. Walaupun demikian tidak selamanya bantuan PTPN IV kepada usaha kecil dalam bentuk kredit
dengan kelayakan usaha seperti yang telah disebutkan, tetapi PTPN IV juga memberi bantuan kepada usaha kecil dan usaha perorangan dalam bentuk
hibah.”
“Untuk wilayah operasional penyaluran program kemitraan, pak irham menjelaskan bahwa wilayah yang menjadi sasaran dari program kemitraan
ada seluruh wilayah yang ada di Sumatera Utara yang tersebar di beberapa kabupatenkota. Namun yang lebih di prioritaskan adalah masyarakat yang
berada di sekitar wilayah operasi perusahaan dan dalam pelaksanaannya program kemitraan selalu bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat,
agar dapat ditemukan kesesuaian antara ketersediaan sumber daya alam yang ada dan kemampuan olah sumber daya manusia.”
“Besarnya dana program kemitraan yang berasal dari penyisihan laba perusahaan setelah pajak ditetapkan oleh RUPS bagi PTPN IV sebagai
Persero Terbuka. Maka dari itu besar kecilnya dana program kemitraan bergantung kepada laba perusahaan dan persetujuan RUPS dan Menteri
BUMN. Dana program kemitraan ini, disetorkan kepada unit program kemitraan selambat-lambatnya 1 bulan setelah ditetapkan. Dan seluruh dana
yang sudah ditetapkan tersebut dapat segera disalurkan di wilayah kantor cabangperwakilannya di unit satuan usaha perusahaan dengan
mempertimbangkan dana yang tersedia dan kondisi wilayahnya.”
Selanjutnya, pak Irham menjelaskan bahwa “Para mitra binaan yang menerima bantuan program kemitraan akan
dikenakan bunga pinjaman sebsar 6 pertahun nya. Tentu saja para mitra tidak keberatan dengan hal tersebut yang dikarenakan bunga yang
dibebankan jauh lebih rendah jika dibandingkan mereka harus melakukan kredit modal usaha ke bank. Tingkat bunga yang dikenakan kepada mitra
binaan bersifat regresif proporsional, yang berarti semakin besar jumlah pinjaman maka semakin besar pula tingkat bunga yang dikenakan.
Perusahaan juga tidak berhak menetapkan jumlah bunga sendiri, melainkan sudah ditetapakan oleh Menteri BUMN, jika ada perusahaan sewenang-
wenang dalam menetapkan pinjaman dan bunganya maka perusahaan akan dikenakan sanksi oleh Menteri BUMN.”
Dalam hal kualitas pinjaman yang dilakukan oleh Mitra, pak Irham menerangkan bahwa terdapat 4 kategori yaitu:
1. Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat
waktu sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati bersama.
Universitas Sumatera Utara
2. Kurang Lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran
angsuran pokok atau bunga yang telah melampaui 1 hari dan belum melampaui 180 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran
angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama. 3.
Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari dan belum
melampaui 360 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.
4. Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok
dan atau bunga yang telah melampaui 360 hari dari tanggal ajatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah
disetujui bersama. Apabila kualitas pinjaman kurang lancar, diragukan dan macet dapat
dilakukan usaha-usaha pemulihan pinjaman dengan cara penjadwalan kembali rescheduling atau penyesuaian persyaratan reconditioning apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut : 1.
Mitra binaan beriktikad baik atau kooperatif terhadap upaya penyelamatan yang akan dilakukan.
2. Usaha mitra binaan masaih berjalan dan mempuyai prospek usaha untuk
kedepannya. 3.
Mitra binaan masih mempunyai kemampuan untuk membayar angsuran.
Pinjaman macet yang telah diusahakan pemulihannya namun tidak terpulihkan, dikelompokkan dalam aktiva lain-lain dengan pos pinjaman
bermasalah. Terhadap pinjaman bermasalah yang akan dihapus bukukan harus
Universitas Sumatera Utara
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari MenteriRUPS. Walaupun telah dihapus bukukan upaya untuk penagihan kepada mitra yang bermasalah tetap
diupayakan dan hasilnya dicatat dalam pos pinjaman bermasalah yang diterima kembali.
Lebih lanjut pak irham menjelaskan, bahwa pinjaman terhadap mitra binaan yang macet dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Pemilik usaha meninggal dunia
2. Kebangkrutan usahapailit yang telah ditetapkan oleh pengadilan niaga.
3. Musibahbencana alam seperti terjadinya banjir, kebakaran dan wabah
penyakit yang menyerang suatu daerah. 4.
Terjadi salah persepsi di masayarakat, yang membuat masyarakat berfikir program kemitraan itu merupakan hibah
Untuk prosedur menerima bantuan program kemitraan, pak Irham juga menjelaskan “bahwa ada beberapa tahap yang harus dilalui calon mitra sebelum
mereka diterima menjadi mitra binaan PTPN IV, dan adapun prosedur yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pertama sekali, para calon mitra binaan harus membuat proposal
permohonan bantuan program kemitraan yang ditujukan kepada pihak PTPN IV.
2. Tahap Evaluasi dan Seleksi
Bagi proposal permohonan dari calon mitra binaan akan dilakukan evaluasi pendahuluan berdasarkan data-data yang ada guna menentukan
dapat tidaknya proposal tersebut untuk ditindak lanjuti. Bila memenuhi persyaratan maka akan diadakan peninjauan langsung ketempat usaha dan
akan dilakukan wawancara guna mengetahui layak tidaknya usaha yang dijalankan oleh calon mitra binaan. Adapun data yang harus dilengkapi
dalam proposal sebelum dievaluasi adalah :
a. Nama dan alamat unit usaha
b. Nama dan alamat pemilik unit usaha
Universitas Sumatera Utara
c. Foto copy KTP
d. Izin usaha atau surat keterangan usaha dari pemerintahan setempat.
e. Perkembangan kinerja usaha arus kas, perhitungan
pendapatanbeban dan neraca atau data yang menunjukkan keadaan keuangan serta hasil usaha
f. Rencana usaha dan kebutuhan dana yang disertai dengan penjelasan
agunan apa yang diberikan sebagai jaminan dalam melakukan peminjaman.
3. Tahap Identifikasi
Pada tahap ini penelitian dilakukan lebih lanjut kepada calon mitra binaan yang berdasarkan hasil peninjauan layak untuk dibina guna dapat
diidentifikasi jenis bantuan apa yang paling dibutuhkan, apakah berupa bantuan modal kerja, investasi maupun bantuan pemasaran atau pelatihan.
4. Tahap Implementasi
Selanjutnya setelah calon mitra binaan dinyatakan layak untuk dibina, dilakukan perjanjian kerja sama dalam bentuk bantuan pinjaman lunak
dengan tingkat bunga sebesar 6 pertahun, dengan tenggat waktu pengembalian pinjaman selama 36 bulan dan pembayaran bantuan
pinjaman dilakukan melalui transfer ke rekening bank mitra binaan yang bersangkutan.
5. Tahap Monitoring
Pada tahap ini, monitoring dilakukan untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai oleh mitra binaan melalui monitoring berkala yaitu
terhadap perkembangan tenaga kerja, volume produksi, omset penjualan, asset usaha dan lain sebagainya. Untuk selanjutnya pihak PTPN IV, juga
akan memberikan masukan solusi kepada mitra binaan yang mengalami permasalahan dan kendala yang dihadapi mitra binaan.
6. Tahap Pelepasan
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari prosedur untuk menjadi mitra binaan, dimana penilaian akan dilakukan setelah melewati masa
pembinaan selama 3 tahun apakah usaha yang dijalankan sudah menjadi usaha yang mandiri sehingga sudah dapat dilepas. Dan apabila dinilai
belum mandiri maka pembinaan dapat diperpanjang paling lama 2 tahun atau hanya diberikan berupa bantuan yang bersifat konsultasi manajemen
bisnis saja”.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.2 Implementasi CSR melalui Program Bina Lingkungan