BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham
2.1.1.1 Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang menandakan bukti kepemilikan individu atau institusi dalam suatu perusahaan Ang, 1997. Menurut
Brigham dkk. 1999 saham juga diartikan sebagai tanda kepemilikkan perusahaan, saham biasanya disimbolkan dengan saham biasa common
stock. Manfaat ekonomis yang diperoleh dari investasi saham adalah pembagian laba dalam bentuk deviden perusahaan kepada para pemegang
saham dan capital gain selisih harga jual atas harga beli; sedangkan manfaat non ekonomis adalah mempunyai hak suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham RUPS yang akan menentukan kebijakan perusahaan di masa depan. Saham stock terdiri dari beberapa karakteristik, yaitu :
• Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba • Memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
• Memiliki tanggungjawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar
proporsi sahamnya
• Memiliki hak terakhir dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika
perusahaan dilikuidasi
• Hak untuk mengalihkan kepemilikan
2.1.1.2 Jenis – Jenis Saham
Menurut Usman 1990 ada beberapa jenis saham yang dapat dibedakan melalui cara pemilihan dan manfaat yang akan diperoleh oleh
pemegang saham:
2.1.1.2.1 Cara Peralihan Hak
Universitas Sumatera Utara
1. Saham atas unjuk Bearer Stocks
Di saham atas unjuk, pemilik saham bisa mengalihkan dan memindahkan nama kepemilikan dengan sangat mudah. Hal ini
dikarenakan dalam saham atas unjuk tidak dituliskan nama dari pemiliknya.
2. Saham atas nama Registered Stocks
Lain halnya dari saham atas unjuk, saham atas nama ini bertuliskan nama pemiliknya. Oleh karena itu, cara pengalihan
saham harus sesuai ketentuan yaitu dokumen pengalihan yang kemudian nama pemilik dicatat dalam buku khusus yang memuat
daftar nama pemegang saham perusahaan.
2.1.1.2.2 Hak tagihan klaim 1. Saham biasa
Common Stock
Saham biasa ini adanya di perusahaan terbuka PT. Saham ini menempatkan pemilik paling junior terhadap pembagian deviden
dibandingkan saham preferen. Hal ini juga berlaku untuk
pembagian hak atas kekayaan perusahaan likuidasi. 2. Saham preferen
Prefered Stocks
Saham preferen adalah saham yang bersifat hybrid antara karakteristik hutang dan beberapa ekuitas Brigham, 1998. Dalam
praktek nyata ada beberapa jenis saham preferen, yaitu :
• Cummulative Prefered Stocks
Saham jenis ini memberikan hak kepada pemilik atas pembagian deviden yang bersifat kumulatif dalam
persentasenya.
• Non-Cummulative Prefered Stocks
Dalam jenis saham ini, seorang pemilik saham memiliki hak prioritas dalam pembagian dividen sampai pada suatu
Universitas Sumatera Utara
persentase tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian apabila suatu tahun tertentu deviden yang dibayar
kurang dari yang ditentukan atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini tidak dapat diperhitungkan pada tahun
berikutnya.
• Participating Prefered Stocks
Pemilik saham jenis ini tidak hanya mendapatkan deviden seperti yang telah ditentukan, tetapi juga memperoleh
deviden ekstra apabila perusahaan dapat mencapai target yang telah ditentukan di awal.
• Convertible prefered stock
Dalam saham ini, seorang pemegang saham memiliki hak lebih dibandingkan pemegang saham lainnya. Hak yang
dimiliki tercantum dalam penunjukkan direksi perusahaan.
2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Saham
Menurut Jogiyanto 2004, investasi saham rentan terhadap situasi baik politik maupun ekonomi. Bursa saham akan bereaksi negatif apabila di
dalam negeri terjadi kerusuhan dan aksi demonstrasi. Keadaan ini menjadikan investor luar negeri atau investor dalam negeri merasa
kehilangan kepercayaan terhadap investasi, sama dengan di Indonesia. Sebagai akibatnya nilai harga saham akan merosot. Selain itu, naik turunnya
harga saham juga tergantung dari permintaan dan penawaran saham di pasar modal. Mengingat pentingnya informasi mengenai harga saham maka perlu
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu :
• Kondisi fundamental emiten • Hukum permintaan dan penawaran
• Tingkat suku bunga • Kurs valuta asing
Universitas Sumatera Utara
• Dana asing di bursa • Indeks harga saham
• Deviden • Laba perusahaan
Kondisi fundamental emiten ditentukan oleh faktor - faktor fundamental yang dimiliki emiten tersebut. Faktor fundamental adalah
faktor yang berhubungan dengan kondisi internal perusahaan yang dapat mempengaruhi suatu kondisi dalam perusahaan tersebut Jogiyanto, 2000.
Semakin baik kerja emiten maka akan semakin besar pula pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Begitu juga sebaliknya, semakin
menurunnya kinerja emiten maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan. Selain itu keadaan
emiten akan menjadi tolak ukur seberapa besar resiko yang bakal ditanggung oleh investor.
Saham-saham yang bagus atau saham Blue Chip tentu memiliki resiko yang lebih kecil jika dibandingkan dengan saham jenis yang lain.
Dikarenakan faktor fundamental penerbitnya bagus, baik strategi bisnis, kondisi keuangan, produk, manajemen dan keunggulan lainnya
menyebabkan kebanyakan investor tertarik berinvestasi dalam saham kategori Blue Chip. Hal ini menyebabkan harga saham yang diperdagangkan
mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Untuk melihat kinerja keuangan perusahaan harus ada laporan keuangan yang sudah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik KAP yang keakuratan nilai dapat dipertanggungjawabkan. Laporan keuangan menggambarkan kinerja
keuangan perusahaan selama satu periode akuntansi. Untuk dapat menilai kinerja keuangan perusahaan dengan baik
maka diperlukan analisis laporan keuangan. Adapun alat yang dapat digunakan untuk menganalisis laporan keuangan adalah rasio finansial
financial ratio. Pekembangan harga saham tidak akan terlepas dari kinerja
Universitas Sumatera Utara
keuangan perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan
harga saham, demikian juga sebaliknya apabila kinerja perusahaan menurun maka harga saham pun akan ikut menurun Ang, 1997.
Pada saat tertentu harga saham tidak selalu mencerminkan kinerja perusahan tetapi lebih banyak dipengaruhi faktor-faktor lainnya diluar
kinerja, seperti berita-berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut masalah ekonomi, sosial, politik, keamanan. Namun kinerja keuangan
perusahaan tetaplah dipandang sebagai hal yang utama oleh berbagai pihak, sebab berkaitan dengan keputusan ekonomis yang dilakukan.
2.1.2 Pasar Modal
Dalam Undang–undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasar Modal Capital Market didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik berkaitan dengan efek yang diterbitkan serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Menurut
Brigham dkk. 1999 saham adalah tanda kepemilikkan perusahaan, kepemilikkan saham biasanya disimbolkan dengan saham biasa common stock. Dengan
demikian pasar modal secara singkat dapat didefinisikan sebagai pasar jual-beli sekuritas jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan swasta ataupun
pemerintah. Di setiap transaksi jual dan beli baik saham maupun obligasi di pasar modal
harus ada pelaku pasar modal. Pelaku pasar modal yang dimaksud ada beberapa pihak yaitu:
1. Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM
BAPEPAM adalah lembaga pemerintah yang bertugas mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga saham dapat diperdagangkan
secara teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat umum. Selain itu BAPEPAM juga melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap lembaga dan profesi penunjang yang terkait dalam pasar
Universitas Sumatera Utara
modal dan memberi pendapat kepada menteri keuangan mengenai pasar modal beserta kebijakan operasionalnya.
2. Emiten
Emiten adalah perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal dengan menjual sekuritas kepada masyarakat luas. Adapun tujuan para emiten
melakukan emisi adalah untuk memperluas usahanya, memperbaiki struktur modal dan mengadakan pengalihan saham. Emiten yang dijadikan objek
penelitian kali ini adalah emiten yang masuk dalam saham LQ45 yang bergerak dalam sektor perbankan, manufaktur, telekomunikasi, real estate dan properti.
3. Investor
Investor adalah pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi, pemodal lebih sering disebut investor. Adapun
tujuan investor adalah memperoleh deviden, berdagang dan mendapat status kepemilikan sebuah perusahaan emiten. Investor di pasar modal bisa berupa
emiten lain, swasta, pemerintah dan masyarakat umum. Menurut Bailard, Biehl Kaiser lembaga investasi di California ada lima macam investor di pasar modal
yaitu :
• Kelompok adventurers
Investor yang termasuk dalam kelompok ini umumnya tidak mempedulikan risiko dari kegiatan investasi yang mereka lakukan,
bahkan cenderung untuk menyukainya tantangan-tantangan sehingga mereka disebut risk takers.
• Kelompok celebrities
Kelompok ini terdiri dari kumpulan investor yang selalu ingin tampil menonjol dan menjadi pusat perhatian. Mereka tidak peduli dengan
untung ruginya investasi, asalkan kegiatan investasi mereka dipublikasi secara luas dan dikenal oleh orang banyak.
• Kelompok individualist
Universitas Sumatera Utara
Investor kelompok ini terdiri dari investor yang cenderung bekerja sendiri dan tidak peduli pada keputusan investasi orang lain. Mereka
berusaha menghindari risiko yang tinggi.
• Kelompok guardians
Kelompok ini beranggotakan investor yang berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. Kelompok ini biasanya berdiskusi
dengan financial advisors sebagai partner mereka sebelum mengambil keputusan investasi.
4. Perantara Perdagangan Efek pialangbroker dan Dealer
Pialang atau broker adalah pihak yang membeli dan menjual efek di bursa atas permintaan investor. Pialang tidak menanggung risiko apapun dengan adanya
perubahan harga efek. Dealer berfungsi sebagai pedagang dan juga perantara perdagangan efek, oleh karena itu ia harus memperioritaskan pemenuhan pesanan
investor lain daripada kebutuhan investornya sendiri.
2.1.3 Proses Perdagangan di Pasar Modal
Jika sebuah emiten ingin membeli atau menjual saham di pasar modal, emiten harus melalui anggota bursa. Aktivitas jual-beli saham bursa dilakukan
perusahaan pialang. Calon investor akan diminta untuk membuka dua rekening, yaitu satu rekening untuk saham yang dimiliki calon investor dan satu rekening
untuk penyimpanan uang hasil penjualan dan pembelian saham. Gambar 2.1
Proses Perdagangan di Pasar Modal
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Rasio Akuntansi sebagai Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Husnan 1998 harga saham juga dipengaruhi oleh rasio akuntansi yang antara lain :
• Return On Asset ROA • Return On Equity ROE
• Earning Per Share EPS • Book Value Per Share BVPS
• Dividen Payout Ratio DPR • Return Market
• Beta Saham
Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan analisis rasio akuntansi yang diyakini sebagai faktor yang mempengaruhi harga saham adalah BVPS, DPR,
ROA, EPS dan NI.
2.1.4.1 Book Value Per Share BVPS Nilai buku per saham Book Value Per Share adalah nilai pasar