commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga Keuangan adalah lembaga yang bertindak selaku lembaga yang yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada
umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah. Fungsi dari lembaga keuangan ini adalah menyediakan jasa sebagai perantara antara
pemilik modal dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut.
Kehadiran lembaga keuangan ini dapat memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam
bentuk tabungan sehingga resiko dari para investor beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman
utang kepada yang membutuhkan. Perkembangan di bidang jasa saat ini, khususnya perbankan
mengalami kemajuan yang pesat. Jasa merupakan kegiatan yang dapat diidentifikasikan secara tersendiri, yang pada hakekatnya bersifat tak
teraba
inta ngible
, yang merupakan pemenuhan, kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan produk atau jasa lain William, 1996 : 220. Dahulu
nasabah mencari bank
Ba nk Oriented
, sekarang bank mencari nasabah
Customer Oriented
maka bank dituntut mampu menawarkan produk- produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan nasabah. Dengan
commit to user memanfaatkan produk yang ditawarkan, perbankan harus dapat merebut
perhatian calon nasabah tidak hanya sekedar memperkenalkan, tetapi juga mengandung unsur persuasi.
Munculnya Bank Syariah di Indonesia telah di respon positif oleh Bank Indonesia dalam pengembangannya, ditandai dengan UU No. 7 tahun
1992 tentang Perbankan Bagi Hasil, yang direvisi dengan UU No. 10 tahun 1998. Bank Syariah dan Lembaga Keuangan Non-Bank secara kuantitatif
tumbuh dengan pesat. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia juga cukup menggembirakan.
Perbankan syariah memasuki dua belas tahun terakhir, pasca- perubahan UU Perbankan yang ditandai dengan terbitnya UU No. 101998,
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang amat pesat. Perkembangan yang pesat itu terutama tercatat sejak dikeluarkannya ketentuan Bank
Indonesia yang memberi izin untuk pembukaan bank syariah yang baru maupun pendirian Unit Usaha Syariah UUS. Pada akhir 2007 sudah terdapat
tiga bank umum syariah BUS, UUS mencapai 26 bank, dan BPR Syariah menjadi 114 Bank Indonesia, 2007: 1-2. Pada tahun 2008 jumlah bank
syariah mengalami penambahan 2 BUS yaitu Bank Syariah BRI dan Bank Syariah Bukopin, selain itu juga dibuka 2 UUS yaitu Bank Tabungan
Pensiunan Nasional dan BPD Jawa Tengah. Pada tahun 2008 juga bertambah 17 BPRS, sehingga pada akhir 2008 terdapat 5 BUS, 27 UUS dan 131 BPR
Syariah LPPS BI, 2008.
commit to user Berdasarkan Undang-undang tersebut dapat memberikan kesempatan
kepada umat untuk menggambarkan usaha produktifnya sehingga terjadi peningkatan kemandirian. Bank Muamalat Indonesia bergerak dengan
menggunakan sistem syariah Islam, yaitu sebuah sistem yang memberikan keadilan kebersamaan, serta membangun perekonomian umat. Bank
Muamalat Indonesia merupakan suatu bank pertama yang murni syariah dengan menggunakan sistem bagi hasil yang bertujuan untuk kepentingan
umat tanpa mengharap keuntungan yaitu dengan kegiatan menghimpun, mengelola serta menyalurkan dana produktif dari masyarakat dan bersifat
saling menguntungkan. Kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh BMI meliputi pelayanan
penghimpunan dana serta penyaluran dana pembiayaan. Dengan adanya sasaran pelayanan BMI, dibutuhkan suatu sistem untuk mempermudah
jalannya kegiatan usaha, terutama dalam sistem penghimpunan dana kepada masyarakat.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis membuat suatu penelitian yang kemudian penulis beri judul ” PROSEDUR TABUNGAN
DALAM USAHA PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT PADA BANK MUAMALAT CABANG SURAKARTA ”
commit to user
B. Rumusan Masalah