Strategi Pemasaran Tabungan Muamalat Prima Ib Dalam Meningkatkan Dana Ritel (Tabungan) Pada Bank Muamalat Indonesia

(1)

STRATEGI PEMASARAN

TABUNGAN MUAMALAT PRIMA iB DALAM

MENINGKATKAN DANA RITEL (TABUNGAN) PADA

BANK MUAMALAT INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ELIYAH

1110053000022

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M


(2)

(3)

(4)

(5)

iii

ABSTRAK

Eliyah, Strategi Pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dalam Meningkatkan Dana Ritel (Tabungan) Pada Bank Muamalat Indonesia. Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Di bawah Bimbingan Drs. Hasanudin Ibnu Hibban, M

A

Dalam era globalisasi, pertumbuhan suatu bisnis sangat pesat dan itu mengakibatkan persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, untuk bisa bersaing dengan kompetitornya setiap perusahaan dituntut untuk merumuskan strategi-strategi jitu termasuk juga dalam strategi pemasaran. Hal ini terjadi pula dalam bisnis perbankan termasuk perbankan syariah. Bank Muamalat Indonesia sebagai Bank pertama yang murni syariah juga mempunyai strategi pemasaran dalam kegiatan usahanya. Tabungan Muamalat Prima iB adalah salah satu produk potensial dalam meningkatkan dana ritel tabungan di bank Muamalat Indonesia karena tabungan ini mempunyai keunggulan bagi hasil yang tinggi bahkan setara dengan deposito.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dalam meningkatkan dana ritel dan bagaimana pengaruh strategi pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dalam meningkatkan dana ritel (tabungan).

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif diskriptif, yaitu merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran yang diterapkan Bank Muamalat pada Produk Tabungan Muamalat Prima iB adalah melalui pendekatan below the line dengan program-programnya yaitu Program Reward Nisbah, Program Kilau emas dan Program Tabungan iB Muamalat Prima Berhadiah.


(6)

v

KATA PENGANTAR

ِﻢْﺴِﺑ

ِﷲا

ﱠﺮﻟا

ْﺣ

ٰﻤ

ِﻦ

ﱠﺮﻟا

ِﺣ

ْﯿِﻢ

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya, meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah memberi petunjuk kepada umatnya menuju kehidupan yang bahagia fiddun yaa wal aakhirat.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya banyak campur tangan orang-orang di sekitar penulis yang memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat yang setinggi-tingginya dan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya atas segala kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan baik berupa dukungan moril, kritik, masukan, dorongan, nasehat, semangat, dukungan finansial maupun sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan, Bapak Dr. Suparto, M. Ed, MA selaku Wakil Dekan I, Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan II, Bapak Dr. H. Sunandar, MA selaku Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan Bapak Mulkannasir, BA., S.Pd.,MM selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(7)

vi

beserta jajarannya yang telah melayani penulis dalam administrasi perkuliahan dan skripsi.

3. Bapak Drs. Hasanudin, MA selaku pembimbing skripsi yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing, memberi motivasi, semangat, arahan serta kritikan dan saran bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada tim penguji sidang munaqasyah: Bapak Mulkannasir, BA, S.Pd, MM, Bapak Drs. M. Sungaidi, MA, Bapak Cecep Castrawijaya MA, Ahmad Fatoni, S. Sos.I, Bapak Drs. Hasanudin, MA.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Manajemen Dakwah yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis dibangku kuliah. 6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

7. Keluarga besar Muamalat Institute serta Bank Muamalat Indonesia kantor pusat khususnya Pa Wawan, Pa kukuh, Pa Cecep, dan Mba Ais yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Orang Tua penulis yaitu Ayahanda Jaelani dan Ibunda Wasri serta keluarga tercinta yang senantiasa memberi semangat, do’a, cinta dan kasih sayang serta berbagai dorongan yang tak terhingga baik moril maupun materil.


(8)

vii

9. Kepada sahabat dekat penulis, Melda Alini yang selalu memberikan semangat, do’a, keceriaan, dan bantuan dalam penyelesaian skripsi penulis. Selanjutnya kepada semua teman-teman Jurusan Manajemen Dakwah khususnya Konsentrasi Lembaga Keuangan Syariah dan Nurul Hidayatul Ummah yang telah membantu penulis dan tidak henti-hentinya menyemangati penulis untuk cepat-cepat menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman kosan (Ladies Akkajaman) yaitu Ka Anis, Ka Tata, Ka Ela, Ka Arin, Dewi, Lia terutama Ka Momo (dan teman-temannya), Ka Icha, Ka Ayu, Teh Ayi yang telah sabar mendengarkan cerita penulis dan tidak lelah menjawab pertanyaan penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan yang berlipat atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Selain itu, wabil khusus ucapan terima kasih kepada Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah SWT. Semoga senantiasa memberikan sinar terang kepada seluruh hamba-Nya, dan semoga aktivitas penulis selalu diberkahi-Nya dan diberikan hidayah oleh-Nya. Amiin.

Wallahu a’lam bishowab.

Jakarta, Mei 2014


(9)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Kajian Pustaka ... 8

E. Metode Penelitian ... 9

F. Sistematika Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN TEORI A. Strategi Pemasaran ... 15

1. Pengertian Strategi Pemasaran ... 15

2. Langkah-langkah Strategi Pemasaran ... 19


(10)

ix

B. Tabungan ... 26

1. Pengertian Tabungan ... 26

2. Macam-macam Tabungan ... 27

3. Mekanisme Pembukaan dan Penutupan Tabungan ... 29

C. Dana Ritel (Retail Banking) ... 31

1. Pengertian Retail Banking ... 31

2. Produk Retail Banking ... 33

BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA A. Sejarah Berdirinya Bank Muamalat Indonesia ... 37

B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia ... 40

C. Struktur Organisasi dan Kepengurusan Bank Muamalat Indonesia ... 41

D. Produk dan Jasa Layanan Bank Muamalat Indonesia ... 42

1. Produk Pendanaan (Funding Product) ... 42

2. Produk pembiayaan (Lending Product) ... 45

3. Layanan (Service) ... 48

BAB IV STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN MUAMALATPRIMA iB DALAM MENINGKATKAN DANA RITEL (TABUNGAN) A. Strategi Pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dalam Meningkatkan Dana Ritel (Tabungan) ... 52

1. Strategi Pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB ... 52

2. Implementasi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) pada Tabungan Muamalat Prima iB ... 60


(11)

x

B. Pengaruh Strategi Pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB

Dalam Meningkatkan Dana Ritel (Tabungan) ... 68

C. Analisis Strategi Pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB .... 71

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Tabanas dan Taska ... 29

Tabel 4.1 Presentase Pemberian Spesial Nisbah ... 57

Tabel 4.2 Ketentuan Pajak Penghasilan ... 60

Tabel 4.3 Fitur dan Tarif Tabungan Muamalat Prima iB ... 64

Tabel 4.4 Presentase Pertumbuhan Total Tabungan Tahun 2013 ... 68


(13)

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Pertumbuhan Total Tabungan Tahun 2013 ... 69 Grafik 4.2 Kontribusi Produk Tabungan Terhadap Komposisi Total

Tabungan ... 69 Grafik 4.3 Pertumbuhan Tabungan Muamalat Prima iB Tahun 2013 ... 70


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR


(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keterangan Dosen Pembimbing

Lampiran 2 : Surat keterangan Penelitian dari Muamalat Institute

Lampiran 3 : Daftar Pertanyaan Wawancara

Lampiran 4 : Struktur organisasi Bank Muamalat Indonesia

Lampiran 5 : Prosedur Pelaksanaan Program Tabungan

Lampiran 6 : Prosedur Pelaksanaan Program Tabungan Prima iB Hadiah

Lampiran 7 : Memorandum Internal tentang Permohonan Persetujuan Spesial Nisbah Produk Tabungan Muamalat Prima iB Periode Februari sd April 2014

Lampiran 8 : Pedoman Program Kilau Emas

Lampiran 9 : Contoh PPIB Program Kilau Emas


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi, sebuah perusahaan harus mampu mengikuti perubahan yang terjadi baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Salah satu faktor terjadinya perubahan suatu perusahaan adalah adanya persaingan. Seiring dengan berkembangnya suatu bisnis yang membuat persaingan menjadi ketat. Oleh karena itu, setiap perusahaan tentunya memliki strategi masing-masing dalam menghadapi persaingan, Permasalahannya adalah tepatkah strategi itu dipergunakan oleh perusahaan tersebut. Karena apabila strategi yang diterapkan oleh perusahaan kurang tepat, maka strategi tersebut bisa mengakibatkan sebuah kerugian bagi perusahaan.

Strategi pemasaran mempunyai peranan penting untuk keberhasilan usaha perusahaan umumnya dan bidang pemasaran khususnya. Strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang akan dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau peluang pada beberapa pasar sasaran.1

Banyak perusahaan berlomba-lomba membuat strategi pemasaran untuk menarik pelanggannya. Hal tersebut juga terjadi pada industri perbankan, termasuk perbankan syariah. Demikian juga halnya Bank Muamalat terus melakukan kegiatan pemasaran secara terpadu. Terutama

1

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep dan Strategi), (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004) Ed 1, Cet. 7, h. 168


(17)

2

sekali melalui pengembangan produk dan beragam kegiatan promosi guna memacu pertumbuhan permintaan terhadap produknya.

Kehadiran Bank Muamalat Indonesia menunjukkan industri perbankan yang lebih sehat dan berkontribusi bagi pertumbuhan sektor riil melalui pembiayaan sesuai kaidah syariah. Sebagai bank pertama yang bergerak pada bidang syariah di Indonesia, Bank Muamalat Indonesia juga terus berusaha meningkatkan modalnya.2

Bank Muamalat Indonesia, sebagai bank pertama yang murni syariah tentu saja menghadapi persaingan yang cukup ketat baik dengan bank konvensial maupun sesama bank syariah. Oleh karena itu, agar dapat bertahan dan berkembang tentu saja Bank Muamalat Indonesia harus mampu memenangkan persaingan dengan menciptakan hubungan yang baik dan harmonis dengan para nasabah. Persaingan tersebut salah satunya dilihat dari persaingan dalam penghimpunan dana bank.

Sebagian besar bank memfokuskan pelayanan dan transaksinya pada jenis-jenis nasabah tertentu. Dengan adanya pemfokusan, diharapkan bank-bank tersebut dapat lebih menguasai nasabahnya sehingga kegiatan usahanya dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Secara umum jenis bank atas dasar target pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:3

1. Retail Bank, yaitu bank yang memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah individual, perusahaan, dan lembaga lain dalam skala kecil dan menengah.

2 http://www.republika.co.id/koran, tanggal 06 Februari 2014

3


(18)

3

2. Corporate Bank, yaitu bank yang memfokuskan pelayanan dan transaksi pada nasabah yang berskala besar

3. Retail Corporate Bank, yaitu bank yang memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah ritel dan nasabah korporasi.

Dana pihak ketiga merupakan sumber dana bank yang berasal dari masyarakat. Dari data statistik yang didapat, 88,17% sumber dana dari Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berasal dari dana pihak ketiga.4 Itu artinya, dana pihak ketiga mempunyai peranan besar dalam pengoperasian suatu bank. Dana pihak ketiga merupakan dana yang berasal dari tabungan, giro dan deposito. Ketiga macam sumber dana tersebut memiliki porsinya masing-masing terhadap pendanaan bank. Oleh karena itu, bank harus mampu meningkatkan dana pihak ketiga agar operasional bank berjalan dengan baik.

Beberapa faktor yang mempengaruhi sumber dana dalam sistem perbankan menurut Dahlan siamat dalam bukunya “Manajemen lembaga keuangan” yaitu:5

1. Kepercayaan masyarakat pada suatu bank dipengaruhi oleh kinerja, posisi kapabilitas, integritas, dan kredibilitas.

2. Ekspektasi perkiraan pendapatan yang akan diterima oleh penabung dibandingkan alternatif investasi lainnya dengan tingkat resiko yang sama.

3. Keamanan dana nasabah lebih terjamin

4. Ketepatan waktu pengambilan simpanan nasabah harus tepat waktu. 5. Pelayanan yang lebih cepat dan fleksibel

4

Statististik Perbankan Syariah per Desember 2013, h. 56 data didapat dari www.ojk.go.id pada tanggal 28 April 2014

5


(19)

4

6. Pengelolaan dana bank yang hati-hati

Usaha perbankan dalam upaya meningkatkan pengerahan sumber dana dari masyarakat salah satunya dengan penghimpunan dana tabungan. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat lain yang dipersamakan dengan itu. Biasanya suatu bank menyelenggarakan suatu produk tabungan lebih dari satu jenis.

Pada umumnya setiap bank di Indonesia, termasuk Bank Muamalat Indonesia selalu menekankan management funding untuk lebih memfokuskan penempatan dana pada jenis rekening tabungan yang biasanya merupakan dana retail. Ini dibuktikan dengan pengelolaan dana simpanan nasabah ritel Bank Muamalat mencapai Rp 20 triliun atau menyumbang 40% terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK)6. Dana retail adalah dana yang berasal dari nasabah individual, perusahaan maupun lembaga lain yang penempatan dananya kurang dari 20 Milyar.7 Bagi sebagian management bank, dana yang berasal dari jenis rekening tabungan atau dana retail tersebut merupakan dana yang stabil dan mampu bertahan lebih lama sebagai asset bank dibanding sumber dana lainnya.

Tabungan Muamalat Prima iB adalah salah satu produk potensial dalam meningkatkan dana ritel tabungan di bank Muamalat Indonesia. Jenis akad yang digunakan dalam tabungan Muamalat Prima iB adalah Mudharabah Mutlaqah. Mudharabah Mutlaqah adalah kerjasama antara dua

6

http://www.infobanknews.com/2014/01/bank-muamalat-siap-perbesar-tabungan-ritel/, di akses pada tanggal 06 Februari 2014

7

http://syariahmuamalah.blog.com/files/2011/10/JENIS-BANK.pdf, di akses pada tanggal 31 April 2014


(20)

5

pihak dimana shahibul maal menyediakan modal dan memberikan kewenangan penuh kepada mudharib dalam menentukan jenis dan tempat investasi, sedangkan keuntungan dan kerugian dibagi menurut kesepakatan dimuka. Sehingga dalam hal ini, nasabah yang meyimpan dananya di bank syariah tidak memberikan pembatasan bagi bank syariah dalam menggunakan dana yang disimpannya. Bank Syariah bebas untuk menetapkan akad seperti apa yang akan nantinya akan dipakai ketika menyalurkan pembiayaan, kepada siapa pembiayaan itu diberikan, dan usaha seperti apa yang harus dibiayai.

Tabungan Muamalat Prima iB merupakan produk tabungan yang baru diluncurkan pada tanggal 13 Juli 2012. Keunggulan tabungan Muamalat Prima iB ini adalah Tabungan Prioritas yang di desain bagi Nasabah yang ingin mendapatkan Bagi Hasil yang tinggi bahkan setara dengan deposito.

Selain berupa bagi hasil yang tinggi, Tabungan Muamalat Prima iB juga memberikan benefit berupa :

1. Menguntungkan. Tabungan Muamalat Prima memberikan keuntungan yang tinggi.

2. Fleksibel. Dapat ditarik dan dimanfaatkan saldonya untuk bertransaksi setiap saat dibutuhkan.

3. Aman. Tabungan Muamalat Prima telah di desain secara sistem dan prosedur sehingga keamanan dana Nasabah memiliki tingkat jaminan keamanan yang lebih tinggi.


(21)

6

4. Nyaman. Fasilitas electronic banking yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja (24/7) yaitu layanan ATM, internet banking, mobile banking, phone banking dan kartu debit.

5. Kemudahan. Syarat saldo pembukaan rekening yang relatif rendah dan biaya administrasi terjangkau.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada Bank Muamalat Indonesia dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul “Strategi Pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dalam Meningkatkan Dana Ritel (Tabungan) Pada Bank Muamalat Indonesia”.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk lebih fokus dalam pembahasan skripsi ini, maka pembatasan masalah hanya dibatasi pada strategi pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB pada Bank Muamalat Indonesia dalam meningkatkan dana ritel, untuk dana ritelnya sendiri penulis membatasinya hanya pada produk tabungan.

2. Perumusan Masalah

Yang menjadi pokok permasalahan yaitu strategi pemasaran tabungan Muamalat Prima iB dalam meningkatkan dana ritel tabungan pada Bank Muamalat Indonesia. Sehingga dapat dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:


(22)

7

a. Bagaimana strategi pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dan Implementasinya Dalam Meningkatkan Dana Ritel Tabungan? b. Bagaimana pengaruh strategi pemasaran Tabungan Muamalat

Prima iB terhadap peningkatan Dana Ritel Tabungan? C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka tujuan penulisan ini secara umum adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi pemasaran tabungan Muamalat Prima iB dalam meningkatkan dana ritel (tabungan) pada Bank Muamalat Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh strategi pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dalam meningkatkan Dana Ritel (Tabungan).

Selanjutnya dengan tercapainya tujuan tersebut, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat diperoleh manfaat dan kegunaannya antara lain sebagai berikut:

1. Akademisi, Sebagai tambahan referensi untuk perbandingan bagi penelitian lain, yang akan meneliti mengenai strategi pemasaran lembaga keuangan syariah.

2. Rekomendasi, Bank Muamalat Indonesia, dapat mengetahui strategi pemasaran yang baik dan tepat guna berdasarkan teori-teori yang ada juga dapat menjadi bahan evaluasi serta masukan untuk lebih memajukan lagi industri perbankan syariah tersebut. Masyarakat, Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelayanan bank terhadap nasabah, dan menimbulkan kepercayaan terhadap lembaga


(23)

8

keuangan syariah, melalui kualitas pelayanan bank, yang berkualitas dan berprinsipkan asas syariah.

3. Praktisi, Sebagai bahan evaluasi dan acuan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan jumlah dana nasabah, serta dapat menentukan strategi yang akan diambil dalam peningkatan jumlah dana nasabah.

D. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, adapun kajian pustaka yang digunakan penulis adalah:

1. Lamtiurma Pangaribuan (3696032387), Strategi Pemasaran Sektor “Retail” Perbankan: Telaah Kasus pada Sebuah Bank Persero “BB”. (Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Srajana Universitas Indonesia 1997).

Tesis ini berisi tentang strategi pemasaran sektor retail pada bank “BB” yang lebih menekankan pada strategi perusahaan dilihat dari analisis SWOT dan Marketing mix.

2. Jeffry A.M. Dendeng (3696032308), Retail Banking Sebagai Strategi Alternatif Bagi Bank BNI. (Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia 1996)

Tesis ini berisi tentang bagaimana strategi peningkatan mutu pelayanan Bank BNI dalam kaitannya dengan sistem dan prosedur, dukungan sumber daya manusia dan sistem delivery yang digunakan serta struktur organisasi dan bagaimana strategi produk yang digunakan


(24)

9

oleh Bank BNI khususnya dibidang penghimpunan dana dalam kaitannya dengan pengembangan retail banking.

3. Alfian Sumirat (107046202441), Strategi Pemasaran Dalam Upaya Mencapai Target Penjualan Premi pada Produk Asuransi Kendaraan bermotor (studi pada PT. Asuransi JASINDO Takaful). (Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011).

Skripsi ini berisi tentang bagaimana pemasaran yang dilakukan PT. Asuransi JASINDO Takaful dalam upaya mencapai target penjualan premi pada produk asuransi kendaraan bermotor, dan seberapa jauh perkembangan kinerja produk asuransi kendaraan bermotor dapat mencapat target penjualan premi di PT. Asuransi Jasindo Takaful.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu lebih menekankan pada strategi pemasaran tabungan Muamalat Prima iB yang diterapkan oleh Bank Muamalat Indonesia dalam meningkatkan dana ritel tabungan.

E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang di perlukan maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan cara menggunakan mengenai suatu kenyataan empiris dari objek yang dijadikan penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif analisis untuk


(25)

10

memaparkan data-data yang dapat di lapangan kemudian menganalisisnya dan mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini.

Sedangkan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan judul penelitian, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Library Research (pengumpulan data melalui kepustakaan), membaca buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan tema skripsi, dalam hal ini bacaan yang berkaitan dengan strategi pemasaran.

b. Field Research (penelitian lapangan), dengan datang langsung, mengunjungi, mempelajari dan melakukan wawancara pada Bank Muamalat Indonesia

2. Sumber Data a. Primer

Merupakan data yang didapat dari sumber pertama, dari individu yaitu hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang dilakukan peneliti, yakni peneliti melakukan sendiri observasi dilapangan maupun di laboratorium.8

Dalam penelitian ini penulis memperoleh data langsung dari PT Bank Muamalat Indonesia,Tbk dengan wawancara secara langsung kepada pihak bank.

8

Dergibson Siagian Sugiarto, Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2000) h.16


(26)

11

b. Sekunder

Merupakan data yang diperoleh oleh pihak lain, yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak lain, yang digunakan oleh penulis untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap, ataupun untuk diproses lebih lanjut.9

Dalam penelitian ini penulis mengutip dari buku-buku, majalah, internet dan lain sebagainya yang berisikan informasi mengenai Bank Muamalat Indonesia.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jl Jenderal Sudirman No. 2 Jakarta 10220, Indonesia. Telepon: (021) 2511414 / 2511451 Faks: (021) 2511453, 2511465, yang dilakukan pada bulan Februari - April 2014.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi atau yang disebut pula pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera, dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap, dan juga dapat dilakukan dengan tes, kuisioner, rekaman gambar dan rekaman suara.10

Dalam hal ini peneliti terjun langsung dan melakukan observasi ke PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk, untuk mengetahui

9

Ibid, h. 17

10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta) h.128


(27)

12

bagaimana strategi pemasaran tabungan Muamalat Prima iB yang diterapkan Bank Muamalat dalam meningkatkan dana ritel tabungan. b. Wawancara

Wawancara atau kuisioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara, digunakan untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang objek, ataupun sikap terhadap sesuatu.11

Dalam hal ini peneliti mawawancarai secara langsung kepada pihak Bank Muamalat Indonesia, untuk memperoleh data-data yang mendukung untuk penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan lain sebagainya, dapat dilaksanakan dengan pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya, dan cek list yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.12

Dalam hal ini peneliti melakukan penelusuran data dengan menelaah buku, majalah, surat kabar, internet maupun sumber-sumber lain yang berisikan informasi mengenai Bank Muamalat Indonesia.

11

Ibid, h.126

12

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta) h.130


(28)

13

5. Teknik Penulisan

Sebagai pedoman dalam penulisan penelitian ini, penulis merujuk pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi ”Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diperlukan agar didapat kejelasan dalam pembahasan masalah yang dihadapi, serta memudahkan dalam pembahasan penelitian, maka penulisan skripsi ini akan dibagi menjadi 5 (lima) bab yang terdiri dari:

Bab I tentang Pendahuluan yang terdiri dari gambaran umum tentang penulisan skripsi, yang menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II tentang Tinjauan Teori yang terdiri dari pengertian strategi pemasaran, langkah-langkah strategi pemasaran, bauran pemasaran (marketing Mix), pengertian tabungan, macam-macam tabungan, mekanisme pembukaan dan penutupan tabungan, pengertian retail banking, dan Produk-produk Retail Banking.

Bab III tentang Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia yang terdiri dari sejarah berdirinya Bank Muamalat Indonesia, Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia, Struktur Organisasi, produk dan jasa Bank Muamalat Indonesia.

Bab IV tentang Strategi Pemasaran Bank Muamalat Dalam Meningkatkan Dana Ritel Tabungan yang terdiri dari strategi pemasaran


(29)

14

tabungan Muamalat Prima iB dalam meningkatkan dana ritel tabungan, implementasi bauran pemasaran (marketing mix) terhadap tabungan Muamalat Prima iB, dan pengaruh strategi pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dalam Meningkatkan Dana Ritel Tabungan.

Bab V yaitu Penutup yang terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dan terdapat saran-saran yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas untuk memperoleh solusi.


(30)

15 BAB II LANDASAN TEORI

A. Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi Pemasaran

Dalam Kamus Manajemen, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam hal waktu dan ukuran.1 Strategi berbeda dengan taktik, taktik adalah perencanaan dan pengarahan operasi jangka pendek untuk mewujudkan strategi.2

Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. 3 Di samping itu strategi mencerminkan pengetahuan perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana perusahaan akan bersaing dan dengan siapa perusahaan sebaiknya bersaing serta untuk tujuan apa perusahaan harus bersaing.

Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia, sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan.4 Sedangkan menurut Onong Uchyana

1

B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), Cet. 1, h. 341

2

Ibid, h. 352

3

Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta:Erlangga, 1988) Ed. Ke-3, Terjemah oleh Murad h. 12

4

Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,


(31)

16

Efendi, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (Planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, akan tetapi untuk mencapai suatu tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.5

Dari pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi adalah rencana yang cermat, menyeluruh dan terpadu mengenai kegiatan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan memenangkan persaingan.

Dalam Kamus Manajemen, pemasaran diartikan sebagai kegiatan utama suatu perusahaan untuk memperkenalkan produk yang dihasilkannya melalui promosi dan iklan sehingga calon pembeli tertarik untuk membeli produk yang bersangkutan. Menurut definisi “Institute of Marketing”, pemasaran adalah “proses manajemen dengan mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memuaskan permintaan-permintaan pelanggan secara menguntungkan”.6

Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi.7 Pemasaran berhubungan dan berkaitan dengan suatu proses mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu definisi pemasaran yang terpendek adalah “memenuhi

5

Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h. 32

6

B.N. Marbun, Kamus Manajemen, h. 215

7

Carl McDaniel Jr., dan Roger Gates, Riset Pemasaran Kontemporer, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), Jilid 1, Terjemah oleh Sumiyarto dan Rambat Lupiyoadi h. 4


(32)

17

kebutuhan secara menguntungkan”8. Pengertian lain adalah menyatakan pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.9

Menurut Kotler dan Armstrong, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.10 Sedangkan menurut M. Suyanto, pemasaran yaitu proses bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi potensial guna memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.11

Dari difinisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa pemasaran adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (pasar) dalam rangka memperoleh keuntungan. Tujuan dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara memuaskan.

Setelah mengetahui pengertian dari strategi dan pemasaran, pengertian dari strategi pemasaran menurut Sofjan Assuari adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.12

Menurut M. Nur Rianto dalam buku “Dasar-sasar Pemasaran Bank Syariah”, mendefinisikan strategi pemasaran sebagai serangkaian

8

M. Nur Rianto Al Arif,, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 5

9

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep dan Strategi), (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004) Ed 1, Cet. 7, h. 5

10

Philip Kotler dan Gery Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1997) Ed-8, Terjemah oleh Damos Sihombing h. 7

11

M. Suyanto, Marketing Strategy Top Brand Indonesia, (Yogyakarta:Andi Offset, 2007), h. 12

12


(33)

18

tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan serta lokasinya.13

Strategi pemasaran merupakan cara perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran. Dalam tujuan pemasaran harus secara jelas disebutkan berapa market share dan volume penjualan yang ingin dicapai dan kapan ingin dicapai. Dengan demikian strategi pemasaran adalah keseluruhan langkah untuk mencapai sasaran tertentu. Jadi strategi pemasaran merupakan cerminan pemikiran terbaik perusahaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana perusahaan memanfaatkan potensi sumber daya manusia pada pasar yang paling menguntungkan.14

Strategi pemasaran (Marketing Strategy) adalah suatu cara yang digunakan untuk membantu kita membuat dan menjual barang dan jasa yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan pasar target atau selera konsumen yang dituju.15

Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah rencana yang cermat, menyeluruh dan terpadu yang memberikan pedoman mengenai kegiatan pemasaran suatu perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran itu sendiri yaitu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (pasar) dalam rangka memperoleh keuntungan.

13

M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 83

14

Freddy Rangkuti, Creating Effective Marketing Plan (Teknik Membuat Marketing Plan Berdasarkan Customer Values & Analisis kasus), (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), h.110

15

Suharyadi, Dkk, Kewirausahaan (Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda), (Jakarta: Salemba Empat, 2007) Ed.1, h. 191


(34)

19

2. Langkah-langkah Strategi Pemasaran

Menurut M. Suyanto dalam buku “Marketing Strategic Top Brand Indonesia” langkah-langkah dalam strategi pemasaran mencakup empat tahapan, yaitu:16

a. Analisis Situasi Strategi, meliputi memenangkan pasar melalui perencanaan strategis berorientasi pasar, mengumpulkan informasi dan mengukur permintaan pasar, mencari peluang di lingkungan pemasaran, menganalisis pasar konsumen dan perilaku pembeli, menganalisis pasar komunitas internet, menganalisis pasar bisnis dan perilaku pembelian bisnis, menghadapi pesaing dan mengidentifikasi segmen pasar serta memilih pasar sasaran.

b. Perancangan Strategi Pemasaran, mencakup menentukan posisi dan mendeferensiasi pasar, strategi hubungan pemasaran, dan perencanaan produk baru.

c. Pengembangan Program Pemasaran, mencakup menetapkan strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, strategi promosi. d. Implementasi dan Pengelolaan Strategi, mencakup merancang

organisasi pemasaran pemasaran yang efektif, implementasi dan pengendalian strategi.

3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Dalam merencanakan strategi pemasaran, beberapa perusahaan menggunakan berbagai cara yang kemudian dikombinasikan menjadi satu jenis strategi pemasaran, selanjutnya lebih akrab dikenal dengan istilah

16


(35)

20

“Marketing Mix”. Konsep marketing mix ini harus ada dalam strategi pemasaran karena merupakan alat penunjang pemasaran yang efektif dalam merealisasikan kegiatan pemasaran..

Marketing mix adalah perpaduan seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan oleh perusahaan sebagai bagian dalam upaya mencapai tujuan pada pasar sasaran.17 Marketing mix (bauran pemasaran) merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan di antara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen yang lain.18

Bauran pemasaran adalah perpaduan seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan oleh perusahaan sebagai bagian dalam upaya mencapai tujuan pada pasar sasaran.19

Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan secara terpadu, dapat dikendalikan dan saling mendukung antara variabel-variabelnya yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam upaya memenuhi target pasarannya.

Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai masing-masing unsur dari bauran pemasaran (marketing mix), yaitu:

a. Product (Produk)

Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu

17

M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 14

18

Kasmir, Manajemen Perbankan,(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2006), Ed. 1, h. 186

19


(36)

21

diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang di sebut “the offer”.20 Produk adalah sesuatu yang memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen. 21

Philip Kotler mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.22

Dalam dunia perbankan, strategi produk yang dilakukan dalam mengembangkan suatu produk adalah sebagai berikut: 23

1) Penentuan Logo dan Moto

Logo merupakan ciri khas suatu produk sedangkan moto adalah serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi bank dalam melayani masyarakat. Logo dan moto juga sering disebut sebagai ciri produk. Pertimbangan dalam pembuatan logo dan moto yaitu memiliki arti, menarik perhatian dan mudah diingat.

2) Menciptakan Merek

Karena jasa memiliki beraneka ragam, maka setiap jasa harus memiliki nama. Tujuannya agar mudah dikenal dan diingat pembeli. Merek merupakan sesuatu untuk

20

Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Ed. 2, h. 70

21 Kasmir, Pemasaran bank, (Jakarta: Kencana, 2005), h.136

22

Kasmir, Manajemen Perbankan, h. 186

23


(37)

22

mengenal barang dan jasa yang ditawarkan. Penciptaan suatu merek harus mempertimbangkan faktor-faktor antara lain mudah diingat, terkesan hebat dan modern, memiliki arti, dan menarik perhatian.

3) Menciptakan Kemasan

Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam dunia perbankan kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan dan jasa kepada para nasabah atau bentuk tawaran produk yang dapat menarik para nasabah. 4) Keputusan Label

Label merupakan sesuatu yang dilekatkan pada produk yang ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan. Di dalam label dijelaskan siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, cara menggunakannya, dan informasi lainnya.

b. Price (Harga)

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan seseorang untuk mendapatkan hak menggunakan produk. 24 Sedangkan menurut Bilson Simomura, harga merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan produk. 25

24

J. Supranto dan Nandan Limakrisna, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 12

25

Bilson Simomura, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran efektif dan profitable,


(38)

23

Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa harga adalah biaya atau nilai yang harus dibayarkan seseorang untuk mendapatkan maupun hak menggunakan produk.

Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian nilai kepada konsumen dan mempengaruhi citra produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan harga juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi penawaran atau saluran pemasaran. Akan tetapi hal terpenting adalah keputusan dalam penentuan harga harus konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan.26 Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam suatu penetapan harga antara lain biaya, keuntungan, harga yang ditetapkan oleh pesaing, dan perubahan keinginan pasar. 27

c. Promotions (Promosi)

Promosi adalah kegiatan untuk menginformasikan produk, membujuk konsumen untuk membeli serta mengingatkan konsumen untuk tidak melupakan produk.28Menurut M. Nur Rianto, promosi merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan, sehingga pasar dapat mengetahui tentang produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Tujuan dari promosi adalah konsumen

26

Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 72

27

M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 15

28


(39)

24

dapat mengetahui tentang produk tersebut dan akhirnya memutuskan untuk membeli produk tersebut.29

Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa promosi adalah komponen yang dipakai untuk menginformasikan/memberitahukan, membujuk maupun mempengaruhi konsumen yang bertujuan agar konsumen bisa mengetahui dan membeli produk tersebut.

Secara garis besar keempat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh perbankan adalah sebagai berikut: 30

1) Periklanan (Advertising) yaitu promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, billboard, koran, majalah, televisi, atau radio-radio.

2) Promosi Penjualan (Sales Promotion) yaitu promosi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu pula.

3) Publisitas (Publicity) yaitu promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra bank di depan calon nasabah atau nasabahnya melalui kegiatan amal atau sosial atau olahraga. 4) Penjualan Pribadi (Personal Selling) yaitu promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan baik dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah.

29

M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 16

30


(40)

25

d. Place (Tempat)/Lokasi

Lokasi bank adalah tempat dimana diperjualbelikannya produk perbankan dan pusat pengendalian perbankan. 31 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi suatu bank adalah:32

1) Dekat dengan kawasan industri pabrik. Hal ini bisa menjadi pertimbangan apabila segmen yang dijadikan target pasar bagi bank adalah pabrik atau karyawan pabrik.

2) Dekat dengan perkantoran. Pilihan ini dapat diambil jika target pasar yang akan diraih oleh bank adalah kantor serta karyawan kantor tersebut.

3) Dekat dengan pasar. Keputusan pembukaan kantor cabang atau kas di wilayah yang dekat dengan pasar dapat dilakukan apabila target pasar yang ingin diraih adalah pedagang pasar tersebut.

4) Dekat dengan perumahan atau masyarakat. Suatu perbankan memilih untuk dekat dengan perumahan apabila ingin fokus pada sektor ritel.

5) Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di lokasi. Apabila suatu daerah terlalu banyak jumlah pesaingnya, maka sebaiknya suatu bank tidak membuka kantor didaerah tersebut sebab perhitungan market share yang ingin dicapai harus dapat diperhitungkan secara tepat, apabila sudah

31

Kasmir, Pemasaran bank, h.136

32


(41)

26

terlalu banyak pesaing maka akan mengurangi jumlah pendapatan bank.

B. Tabungan

1. Pengertian Tabungan

Tabungan adalah simpanan pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.33 Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Bab 1 Pasal 1 butir 5 menyatakan bahwa tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.34

Tabungan merupakan jenis simpanan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu sesuai perjanjian antara bank dengan nasabah. 35 Menurut Dahlan Siamat, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu.36

Tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang bersifat likuid, hal ini memberikan arti produk ini dapat diambil sewaktu-waktu apabila nasabah membutuhkan, namun bagi hasil yang ditawarkan kepada nasabah penabung kecil. Akan tetapi jenis penghimpunan dana tabungan merupakan produk menghimpunan yang lebih minimal biaya bagi pihak

33

B.N. Marbun, Kamus Manajemen, h. 351

34

http://id.wikisource.org/wiki/UndangUndang_Republik_Indonesia_Nomor_10_Tahun_ 1998. Di akses pada tanggal 09 Mei 2014

35

Ismail, Manajemen Perbankan(Dari Teori Menuju Aplikasi), (Jakarta, Kencana, 2010), Ed. 1, Cet. 1. h. 44

36


(42)

27

bank karena bagi hasil yang ditawarkannya pun kecil namun biasanya jumlah nasabah yang menggunakan tabungan lebih banyak daripada produk penghimpunan lain.37

Dalam dunia perbankan syariah, mendeskripsikan pengertian tabungan tidak berbeda jauh dengan pengertian tabungan pada umumnya. Hanya saja dalam dunia perbankan syariah, tabungan dalam pelaksanaanya berdasarkan akad-akad tertentu yang sesuai dengan prinsip syariah. Pengertian tabungan dalam dunia perbankan diartikan sebagai simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, biyet giro, dan/ atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.38

Dari pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa tabungan adalah simpanan yang dilakukan oleh pihak ketiga (nasabah) yang bersifat likuid yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu sesuai perjanjian antara bank dengan nasabah, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, biyet giro, dan/ atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2. Macam-macam Tabungan

Dalam praktik perbankan di Indonesia dewasa ini terdapat beberapa jenis-jenis tabungan. Perbedaan jenis tabungan ini hanya terletak dari fasilitas yang diberikan kepada penabung, sehingga dengan demikian

37

M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 34

38

Andri Soemitra, Bank &Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), Ed. 1, h. 75


(43)

28

si penabung mempunyai banyak pilihan. Jenis-jenis tabungan dimaksud adalah sebagai berikut: 39

a. Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional)

Yaitu suatu bentuk tabungan yang pada prinsipnya bersifat bebas, tidak terikat oleh jangka waktu, jumlah setoran maupun penarikannya. Pada masa sekarang setiap bank melakukan penghimpunan dana melalui tabungan, dengan cara mengkombinasikan antara tabungan kebutuhan-kebutuhan lain manusia terhadap jasa uang, misalnya suatu bank membuat produk jasa tabungan untuk nasabah dengan status sebagai karyawan, ingin menyimpan dana untuk persiapan menjamin kehidupannya pada masa pensiun, maka bank tersebut memproduk jasa uang berupa tabungan pensiun.

b. Taska (Tabungan Asuransi Berjangka)

Yaitu suatu bentuk tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa. Pada jenis tabungan ini terdapat ketentuan bahwa nasabah menabung dalam batas waktu tertentu dengan besarnya tabungan setiap periode telah ditentukan batas minimal menabung. Ketentuan lain walaupun angsuran belum terpenuhi seluruhnya, nilai tabungan dapat dibayar sepenuhnya kepada penabung apabila mendadak meninggal dunia.40

39 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan,h. 85

40

Faisal Afif, Dkk, Strategi dan Operasional Bank, (Bandung: PT Eresco, 1996), Cet. 1, h. 64


(44)

29

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Tabanas dan Taska

Tabanas Taska

Tabungan bersifat tidak terikat Taska terikat dengan asuransi Jumlah uang disetor bebas Setoran setiap periode tetap

jumlahnya Tidak ada p-embatasan jangka

waktu

Terdapat pembatasan jangka waktu, sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan bank. Jasa nasabah selalu berubah

sesuai dengan perubahan tingkat bunga yang berlaku.

Jasa tetap

Untuk segala umur Untuk yang berusia 5-55 tahun Sumber: Buku Strategi dan Operasional Bank Oleh Faisal Afif,Dkk.

c. Tabungan lainnya, yaitu tabungan selain tabanas dan taska. Tabungan ini dikeluarkan oleh masing-masing bank dengan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh BI (Bank Indonesia)

3. Mekanisme Pembukaan dan Penutupan Tabungan a. Prosedur Pembukaan Tabungan

Persyaratan untuk dapat membuka rekening tabungan masing-masing bank berbeda. Akan tetapi, pada umumnya bank memberikan persyaratan yang sama yaitu setiap masyarakat yang ingin membuka rekening tabungan, perlu menyerahkan fotokopi identitas, misalnya KTP, SIM, paspor dan identitas lainnya. Di samping itu, setiap bank akan memberikan persyaratan tentang setoran awal, minimal, serta saldo minimal yang harus disisakan.41 Umumnya prosedur pembukaan tabungan terdiri dari: 42

41 Ismail, Manajemen Perbankan(Dari Teori Menuju Aplikasi), h. 68

42

Malayu S.P Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), Cet. ke-3, h. 83


(45)

30

1) Calon nasabah menuliskan nama dan alamat pada aplikasi formulir permohonan untuk menjadi nasabah.

2) Calon nasabah menyerahkan fotokopi identitas diri (KTP/SIM). 3) Menyerahkan setoran awal minimal sesuai yang ditentukan bank. 4) Membuat contoh tanda tangan pada tempat yang ditentukan bank. 5) Membuat buku tabungan dengan menuliskan nama, alamat, nomor

buku tabungan, dan jumlah tabungannya. 6) Buku tabungan diserahkan kepada pemiliknya. b. Penyetoran Tabungan

1) Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja setiap hari kerja.

2) Penyetoran dilakukan dengan slip setoran yang disetorkan, yaitu uang tunai, cek/bilyet giro kliring, transfer masuk, inkaso masuk, bunga deposito, dan lain-lain.

3) Setiap menyetor, buku tabungan harus dibawa sehingga tabungan dapat dibukukan.

c. Penarikan Tabungan

1) Penarikan tabungan hanya dapat dilakukan oleh pemiliknya. 2) Maksimum penarikan sebesar saldo tabungan dikurangi saldo

wajib.

3) Penarikan tabungan dilakukan dengan slip penarikan atau ATM Card

4) Jika penarikan dilakukan dengan slip penarikan, buku tabungan harus dibawa.


(46)

31

5) Slip penarikan harus ditandatangani pemilik serta memperlihatkan kartu identitas diri (KTM/SIM)

6) Jumlah penarikan harus dibukukan pada buku tabungan. d. Alasan Penutupan Tabungan

Syarat-syarat untuk ditutupnya tabungan oleh bank dapat dilakukan oleh nasabah sendiri atau ditutup oleh bank karena alasan tertentu. Biasanya alasan tersebut antara lain:

1) Tabungan akan ditutup karena saldonya nol.

2) Tabungan akan ditutup atas permintaan pemiliknya.

3) Tabungan ditutup oleh bank karena saldo minimumnya kurang. 4) Tabungan ditutup karena pemiliknya meninggal dunia.

C. Dana Ritel (Retail Banking)

1. Pengertian Dana Ritel (Retail Banking)

Dalam Kamus Manajemen, Dana adalah uang tunai atau aktiva lain yang segera dapat diuangkan yang tersedia atau disisihkan untuk maksud tertentu.43 Menurut Kuncoro dan Suharjono, Dana Bank adalah semua utang dan modal yang tercatat pada neraca bank berisi sisi passiva yang dapat digunakan sebagai modal operasional bank dalam rangka kegiatan penyaluran/penempatan dana.44Sedangkan menurut Malayu Hasibuan, Dana Bank (Loanable Fund )adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya.45

43

B.N. Marbun, Kamus Manajemen, h. 56

44

Ismail, Manajemen Perbankan(Dari Teori Menuju Aplikasi), h. 39

45


(47)

32

Dalam kamus bank dan keuangan, retail adalah noun sale of small quantities of goods to ordinary cutomers46. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan retail sebagai usaha bersama dalam bidang perniagaan dalam jumlah kecil kepada penggunaan akhir atau eceran.47 Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa dana retail adalah dana yang berasal dari nasabah individual, maupun non perorangan yang berskala kecil dan menengah.

Retail Banking adalah normal banking services provided for customers by the main high street banks (as opposed to wholesale banking). 48 Retail banking pada dasarnya adalah usaha jasa perbankan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang bersifat perorangan atau individu, berbeda dengan corporate banking yang lebih menitikberatkan pelayanannya kepada kebutuhan perusahaan.

Menurut Jeffry A.M. Dendeng, retail banking adalah bank dalam kegiatan usahanya menitikberatkan kepada perseorangan dan usaha kecil. Sedangkan bank yang titik berat kegiatan usahanya melayani korporat disebut sebagai corporate banking. Stefan W. Kaminsky dalam buku Beyond Retail Banking mengemukakan bahwa retail banking adalah bank yang melayani individual/perorangan yang umumnya berada pada strata berpendapatan menengah ke bawah. Berbeda dengan private banking

46

British Library Cataloguing-in-Publication Data, Dictionary of Banking and Finance,(British: Peter Collin Publishing, Ltd, 1999), h. 271

47

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi Empat. h.1170

48

British Library Cataloguing-in-Publication Data, Dictionary of Banking and Finance, h. 271


(48)

33

dimana nasabah yang dilayani adalah golongan atas yang ingin dilayani secara tersendiri atau khusus.49

Retail banking atau customer banking mempunyai volume per unit lebih kecil dibandingkan dengan segmen corporate banking. Namun sekalipun volume per unit lebih kecil yang identik dengan biaya per unit tinggi, retail banking dapat memberikan margin keuntungan yang signifikan. Selain itu memiliki resiko yang relatif lebih kecil dibandingkan sektor korporat. 50

Retail banking seperti bank pada umumnya menyediakan jasa yang dapat dikonsumsi langsung oleh masyarakat umumnya menyangkut tujuan-tujuan konsumtif. Kebutuhan-kebutuhan jasa yang demikian timbul akibat berkembangnya kebutuhan masyarakat atas jasa keuangan yang diantisipasi oleh bank. Jasa bank tersebut dapat berupa jasa untuk tujuan menabung, jasa berupa kredit perorangan maupun jasa-jasa seperti layanan pembayaran. 51

2. Produk Retail Banking

Produk retail banking yang ditawarkan umumnya adalah produk-produk kebutuhan langsung para nasabah. Beberapa produk-produk retail banking dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Tabungan

Tabungan pada dasarnya adalah sejumlah uang yang tidak atau belum terpakai untuk kebutuhan produktif maupun konsumtif, yang

49

Jeffry A.M. Dendeng, Tesis: Retail Banking Sebagai Strategi Alternatif bagi Bank BNI.

(Jakarta:Universitas Indonesia, 1996). h. 24.

50

Lamtiurma Pangaribuan, Tesis: Strategi Pemasaran sektor “retail” perbankan telaah kasus pada sebuah bank persero “BB”, (Jakarta: Universitas Indonesia,1997).h. 16.

51


(49)

34

oleh pemiliknya disimpan dengan berbagai tujuan seperti mengantisipasi kebutuhan, untuk pembelian sesuatu dimasa mendatang, kebutuhan biaya pendidikan anak dimasa mendatang dan sebagainya.52

Tabungan adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Sebelum pakto 1998 jenis tabungan sangat terbatas, yaitu Tabanas, Taska, Tappelpram, namun sekarang ini masing-masing bank telah mempunyai jenis tabungan sendiri dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan.53 Selain tingkat bunga yang ditawarkan yang berbeda antara bank yang satu dengan yang lainnya, fasilitas yang disediakan pada masing-masing produk juga berbeda. Ada kelompok bank yang menyediakan failitas ATM (Automated Teller Machine), ada pula yang mengkombinasikan tabungan dengan pemberian asuransi jiwa, ada yang menawarkan hadiah jutaan rupiah maupun dalam bentuk barang seperti mobil, sepeda motor, dan sebagainya.54

b. Deposito

Instrumen penyimpanan lainnya adalah deposito. Deposito terdiri dari deposito berjangka maupun sertifikat deposito. Deposito berjangka adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan. Sedangkan sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas

52

Jeffry A.M. Dendeng, Retail Banking Sebagai Strategi Alternatif bagi Bank BNI. h. 25

53 Lamtiurma Pangaribuan, Strategi Pemasaran sektor “retail” perbankan telaah kasus

pada sebuah bank persero “BB”, h. 19

54


(50)

35

pembawa yang dengan izin bank indonesia dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjual-belikan atau dipindah tangankan kepada pihak ketiga. 55

Dilihat dari kepemilikan deposito, ada yang milik pemerintah, lembaga/badan pemerintah, badan usaha milik negara, perusahaan swasta, yayasan dan badan sosial, koperasi, perorangan dan lain-lain. Deposito retail banking umumnya adalah deposito perorangan atas kelebihan uangnya. Berbeda dengan tabungan yang relatif tidak terlalu terpengaruh terhadap adanya isu devaluasi, maka deposito sangat peka dengan isu tersebut dan bahkan perubahan-perubahan nilai uang lainnya. 56

c. Kredit

Produk perbankan yang berkaitan dengan kegiatan penyaluran dana, yang biasanya disebut sebagai produk asset adalah kredit. Pengertian kredit menurut UU no. 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah penyediaan uang atau taguhan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam.57

Kredit pada retail banking lebih banyak dari jenis konsumtif seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit untuk pembelian kendaraan bermotor. Kredit jenis ini berkembang cukup pesat sejalan dengan meningkatnya tingkat penghasilan penduduk per kapita. Di

55

Lamtiurma Pangaribuan, Strategi Pemasaran sektor “retail” perbankan telaah kasus pada sebuah bank persero “BB”, h. 19

56

Jeffry A.M. Dendeng, Retail Banking Sebagai Strategi Alternatif bagi Bank BNI, h. 27

57

Lamtiurma Pangaribuan, Strategi Pemasaran sektor “retail” perbankan telaah kasus pada sebuah bank persero “BB”, h. 20


(51)

36

dalam pemberian kredit jenis konsumtif kepada masyarakat, bank-bank umumnya berlomba selain dalam pemberian tingkat bunga yang bersaing, juga kecepatan dalam proses pemberian kredit serta kemudahan-kemudahan lainnya seperti lunaknya persyaratan yang ditetapkan. 58

d. Jasa Pelayanan

Transfer atau pengiriman uang yang dilakukan bank untuk nasabahnya baik dengan cara mengkredit atau mendebet rekening nasabah merupakan salah satu bentuk jasa pelayanan yang diberikan bank kepada nasabahnya. Begitu pula jasa pelayanan atas tagihan langganan telepon, listrik, air minum atau tagihan lainnya. Pemberian layanan jasa ini mempunyai resiko yang kecil bagi bank dan merupakan sumber pendapatan non bunga yang cukup besar bagi bank. Tuntutan masyarakat akan jasa pelayanan bank semakin lama semakin bervariasi khusunya yang berhubungan dengan kepraktisan, kemudahan, dan efisiensi. Tingginya tingkat kesibukan masyarakat dan semakin sempitnya waktu yang tersedia, mendorong masyarakat untuk menuntut kepada bank agar mengambil alih urusan bayar membayar atau kewajiban keuangan mereka lainnya. 59

58

Jeffry A.M. Dendeng, Retail Banking Sebagai Strategi Alternatif bagi Bank BNI.

(Jakarta:1996) Program Pascasarjana UI. Program Studi Magister Manajemen. h. 27

59


(52)

37 BAB III

GAMBARAN UMUM PT BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk

A. Sejarah Pendirian dan Perkembangan Bank Muamalat Indonesia

Bank Muamalat Indonesia adalah bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip syariah Islam dalam menjalankan operasinya. PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.1

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.

1


(53)

38

Pada akhir tahun ’90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.2

Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada:3

2

Warkum Sumitro, BAMUI, TAKAFUL, dan Pasar Modal Syariah di Indonesia.

(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 81-87

3


(54)

39

1. Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham

2. Tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Muamalat sedikitpun

3. Pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru

4. Peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua

5. Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank Muamalat dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.

Hingga pada tahun 2014, Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk


(55)

40

menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media masa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir.4

B. Visi, Misi dan Tujuan Bank Muamalat 1. Visi

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.

2. Misi

Menjadi Role Model Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen, dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai bagi stakeholder.

3. Tujuan

a. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan nasional, antara lain melalui:

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha 2) Meningkatkan kesempatan kerja

3) Meningkatkan penghasilan masyarakat banyak

4


(56)

41

b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini masih cukup banyak masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank karena masih menganggap bahwa bunga bank itu riba.

c. Mengembangkan lembaga bank dan system perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat antara lain memperluas jaringan lembaga perbankan ke daerah-daerah terpencil.

d. Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir secara ekonomi, berperilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

C. Struktur Organisasi dan Kepengurusan Bank Muamalat

Bank Muamalat Indonesia sebagai sebuah organisasi yang fungsional telah memiiki struktur organisasi yang baku agar dapat berfungsi secara optimal sebagai sebuah lembaga keuangan bank.

Struktur organisasi yang dipakai oleh Bank Muamalat Indonesia itu sendiri adalah struktur organisasi garis dimana dalam organisasi ini dipegang oleh satu pimpinan yang memerintah dari atas sampai ke bawah. Dengan kepengurusan sebagai berikut: 5

5


(57)

42

1. Dewan Pengawas Syariah

Ketua :KH. Ma’ruf Amin

Anggota :Prof. Dr. Umar Shihab Prof. Dr. H. Muardi Chatib 2. Dewan Komisaris

Presiden Komisaris :Dr. Widigdo Sukarman

Komisaris :Mohamad Al-Midani

Saleh Ahmed Al-Ateeqi

Sultan Mohammed Hasan Abdulrauf Komisaris Independen :Emirsyah Satar, SE

Ir Andre Mirza Hartawan, M.B.A 3. Direksi

Direktur Utama : Ir. H. Arviyan Arifin Direktur Complient : Ir. H. Andi Buchari, MM And Risk Management

Direktur Corporate Banking : Ir Luluk Mahfudah

Direktur Retail Banking : Andrian S. Gunadi, S.E, M.B.A D. Produk Dan Jasa Layanan Muamalat

1. Produk Pendanaan (Funding Product) a. Giro Wadiah

1) Giro Muamalat Attijary iB

Produk giro berbasis akad wadiah yang memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi. Al-wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak


(58)

43

lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip kehendaki.6 Merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan transaksi bisnis nasabah perorangan maupun non-perorangan yang didukung oleh fasilitas Cash Management.

2) Giro Muamalat Ultima iB

Produk giro berbasis akad mudharabah yang memberikan kemudahan bertransaksi dan bagi hasil yang kompetitif. Sarana bagi nasabah perorangan dan non-perorangan untuk memenuhi kebutuhan transaksi bisnis sekaligus memberikan imbal hasil yang optimal.

b. Tabungan (Saving Deposit) 1) Tabungan Muamalat

Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang akan meringankan transaksi keuangan, memberikan akses yang mudah, serta manfaat yang luas.

2) Tabungan Muamalat Dollar

Tabungan syariah dalam denominasi valuta asing US Dollar (USD) dan Singapore Dollar (SGD) yang ditujukan untuk melayani kebutuhan transaksi dan investasi yang lebih beragam, khususnya yang melibatkan mata uang USD dan SGD.

6

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariahdari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), cet. 1, h.85


(59)

44

3) Tabungan Haji Arafah

Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan ibadah Haji. Nasabah bebas menentukan setoran bulanan tabungan sesuai dengan kemampuan dan diberikan fasilitas standing instruction7 untuk membantu perencanaan keuangan dalam mempersiapkan keberangkatan haji.

4) Tabungan Haji Arafah Plus

Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan ibadah Haji secara regular maupun plus.

5) Tabungan Muamalat Umroh

Tabungan berencana dalam mata uang rupiah yang akan membantu mewujudkan impian untuk berangkat beribadah Umroh.

6) TabunganKu

Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang sangat terjangkau bagi semua kalangan masyarakat serta bebas biaya administrasi.

7) Tabungan iB Muamalat Wisata

Tabungan ini merupakan sebuah tabungan rencana yang di desain untuk memenuhi keinginan nasabah yang memiliki

7

Standing instruction adalah perintah yang diberikan oleh nasabah agar bank melakukan transfer dana rutin untuk tujuan tertentu dan berlaku untuk periode yang disebutkan oleh pelanggan sampai instruksi tersebut ditarik. http://kamusbisnis.com/arti/standing-instruction/ diakses pada tanggal 04 April 2014


(60)

45

rencana untuk berwisata sehingga nasabah dapat merencanakan keinginannya tersebut sesuai dengan kemampuannya.

8) Tabungan Muamalat Prima iB

Tabungan Muamalat Prima iB adalah Tabungan Prioritas yang di desain bagi nasabah yang ingin mendapatkan bagi hasil yang tinggi bahkan setara dengan deposito.

c. Deposito

1) Deposito Mudharabah

Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang fleksibel dan memberikan hasil investasi optimal bagi nasabah. Produk ini menggunakan akad Mudharabah muthlaqah yaitu bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. 8

2) Deposito Fulinves

Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal serta perlindungan asuransi jiwa gratis bagi nasabah dan berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah mutlaqah. 2. Produk Pembiayaan (Lending Product)

Dalam hal penyaluran dananya (Lending), Bank Muamalat Indonesia mengeluarkan produk-produk pembiayaan yang meliputi: 9

8

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariahdari Teori ke Praktik h. 97

9


(61)

46

a. Konsumen

1) KPR Muamalat iB

KPR Muamalat iB adalah produk pembiayaan yang akan membantu nasabah untuk memiliki rumah (ready stock/bekas), apartemen, ruko, rukan, kios maupun pengalihan take-over KPR dari bank lain. Berdasarkan prinsip syariah dengan dua pilihan yaitu akad murabahah (jual-beli) atau musyarakah mutanaqishah (kerjasama sewa).

2) Auto Muamalat

Auto Muamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu nasabah untuk memiliki kendaraan bermotor. Produk ini adalah kerjasama Bank Muamalat dengan Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF). Berdasarkan prinsip syariah dengan akad murabahah (jual-beli).

3) Dana Talangan Porsi Haji

Dana Talangan Porsi Haji adalah pinjaman yang ditujukan untuk membantu nasabah mendapatkan porsi keberangkatan haji lebih awal, meskipun saldo tabungan Haji nasabah belum mencapai syarat pendaftaran porsi. Berdasarkan prinsip syariah dengan akad al-qardh (pinjaman), fasilitas angsuran secara autodebet dari Tabungan Haji Arafah.

4) Pembiayaan Muamalat Umroh

Pembiayaan Umroh Muamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu mewujudkan impian nasabah


(1)

PEDOMAN PROGRAM KILAU EMAS

KETENTUAN PROGRAM

Tanggal Berlaku

: 13 Juni 2013

Status Dokumen

: Baru

Bab/Halaman

: 6

3.

Pengenaan pajak insentif mengikuti ketentuan Pph pasal 21 yang berlaku dan

dipotong dari besarnya perhitungan insentif.

4.

Pembukuan insentif dilakukan oleh

Human Capital Division

(HCD)

berdasarkan perhitungan insentif dari

Retail Funding Division

(RFD) yang

telah disetujui oleh

Finance And Strategy Division

(FASD).


(2)

(3)

(4)

Nomor : Pembukuan : Biaya

Tanggal : Uang Muka Biaya / BDD/

Nilai Beli

Kepada President Director

Disampaikan melalui FASD Head

Finance & Operation Director FASD Dept.Head NOD Head

BM. KPO / Area Manager / Branch Manager

Pin. Capem / MO Jabotabek / Off. Ad. & Sarlog / Off. Umum & Perso KPO

Dari : 830 MOBILE BRANCH MAKASAR 2

Anggaran Biaya COF : 6,60% Dianggarkan x Tidak Dianggarkan

Realisasi Biaya :

Terbilang :

Kredit ke Rekening : Keterangan / Alasan : Rencana Pembelian Emas

Nama Nasabah

Jenis Nasabah Perorangan Kantor ANTAM

No Rekening

Jenis Paket Tab Prima Emas 2 - Paket 1 (S32A)

Komitment Penempatan (Rp) Rp 100.000.000,00

Jangka Waktu Blokir/ Komitment (bln) 12

Cabang Jenis Hadiah (Gram) 10 UM Awal :

Biaya Hadiah (Rp) Rp 5.500.000,00 Realisasi :

Biaya Pajak Rp 289.473,68 Sisa Kekurangan : Biaya Pengadaan Rp

-Biaya Pengiriman

Total Biaya Rp 5.789.473,68 Sesuai Budget

Cost Of Fund 5,79%

Dibebankan Pada Nomor SSL : 181016002 Kode Cab MOBILE BRANCH M R/C : 9000

Nilai Anggaran Sama/Kurang/Lebih

Nilai BOPO : Sama/Kurang/Lebih

Nama Pos Anggaran Total Anggaran Yang Disetujui Realisasi Anggaran

Sisa Anggaran Rp - ( Saat Ini )

Diajukan Oleh PERSETUJUAN

Ditolak Disetujui

Alasan penolakan : xxxxx xxxxx

BM/SBM *Pastikan kode produk rekening sesuai dengan paket

yang dipilih (tertera dalam pilihan paket di atas)

Oktaviani Moersalin Andri Donny

RFD Head FASD Head

( Setahun )

( s/d saat ini ) Nama perkiraan : BDD Iklan/ Promosi

MOBILE BRANCH MAKASAR 2

Bank Muamalat

8300000001 GIRO ANTARA CABANG '830 IDR

Rp5.789.474

5.789.473,68 Rp

PENGAJUAN PERSETUJUAN INVESTASI / BIAYA Program

Kemilau Emas

001 /CAB/PPB/VIII/2013


(5)

Nomor : Pembukuan : Biaya

Tanggal : Uang Muka Biaya / BDD/

Nilai Beli

Kepada President Director

Disampaikan melalui FASD Head

Finance & Operation Director FASD Dept.Head NOD Head

BM. KPO / Area Manager / Branch Manager

Pin. Capem / MO Jabotabek / Off. Ad. & Sarlog / Off. Umum & Perso KPO

Dari : 101 BANDUNG

Anggaran Biaya COF : 6,60% Dianggarkan x Tidak Dianggarkan

Realisasi Biaya :

Terbilang :

Kredit ke Rekening : Keterangan / Alasan : Rencana Pembelian Emas

Nama Nasabah

Jenis Nasabah Perorangan Kantor ANTAM

No Rekening

Jenis Paket Tab Prima Emas 2 - Paket 2 (S33A)

Komitment Penempatan (Rp) Rp 250.000.000,00

Jangka Waktu Blokir/ Komitment (bln) 0

Cabang Jenis Hadiah (Gram) 25

Biaya Hadiah (Rp) Rp 5.000.000.000,00

Biaya Pajak Rp 1.621.259.029,93

Biaya Pengadaan Rp

-Biaya Pengiriman Rp -

Total Biaya Rp 6.621.259.029,93

Tidak Sesuai Budget

Cost Of Fund 2648,50%

Dibebankan Pada Nomor SSL : 181016002 Kode Cab BANDUNG R/C : 9000

Nilai Anggaran Sama/Kurang/Lebih

Nilai BOPO : Sama/Kurang/Lebih

Nama Pos Anggaran Total Anggaran Yang Disetujui Realisasi Anggaran

Sisa Anggaran Rp - ( Saat Ini )

Diajukan Oleh PERSETUJUAN

Ditolak Disetujui

Alasan penolakan : xxxxx xxxxx

BM/SBM *Pastikan kode produk rekening sesuai dengan paket

yang dipilih (tertera dalam pilihan paket di atas)

Oktaviani Moersalin Andri Donny

RFD Head FASD Head

Budget total biaya maksimal Rp. 600.000/ pergram

Jika PPIB diteruskan akan di ajukan RFD ke Direksi untuk persetujuan BANDUNG

( Setahun )

( s/d saat ini ) Nama perkiraan : BDD Iklan/ Promosi

Bank Muamalat

1010000001 GIRO ANTARA CABANG 101 IDR

Rp6.621.259.030

Sesuai memo RFD No. /RFD/MEMO/VIII/2013 perihal Perpanjangan Program Tab. Prima Paket Kilau Emas yang ditandatangani Direksi masih sesuai dengan budget Cost Akusisi 6,75% dengan tanpa pemberian insentif

6.621.259.029,93 Rp

PENGAJUAN PERSETUJUAN INVESTASI / BIAYA Program

Kemilau Emas

001 /CAB/PPB/VIII/2013


(6)

Nomor : Pembukuan : Biaya

Tanggal : Uang Muka Biaya / BDD/

Nilai Beli

Kepada President Director

Disampaikan melalui FASD Head

Finance & Operation Director FASD Dept.Head NOD Head

BM. KPO / Area Manager / Branch Manager

Pin. Capem / MO Jabotabek / Off. Ad. & Sarlog / Off. Umum & Perso KPO

Dari : 102 CAPEM SALMAN

Anggaran Biaya COF : 2,75% Dianggarkan x Tidak Dianggarkan

Realisasi Biaya :

Terbilang :

Kredit ke Rekening : Keterangan / Alasan : Rencana Pembelian Emas

Nama Nasabah

Jenis Nasabah Perorangan Kantor ANTAM

No Rekening

Jenis Paket Tab Prima Emas 1 (S26A)

Komitment Penempatan (Rp) Rp 1.000.000.000,00 UM Awal :

Jangka Waktu Blokir/ Komitment (bln) 12 Realisasi :

Cabang Jenis Hadiah (Gram) 10 Sisa Kekurangan :

Biaya Hadiah (Rp) Rp 5.000.000,00

Biaya Pajak Rp 319.148,94

Biaya Pengadaan Rp

-Biaya Pengiriman Rp -

Total Biaya Rp 5.319.149 Sesuai Budget

Cost Of Fund 0,53%

Dibebankan Pada Nomor SSL : 181016002 Kode Cab CAPEM SALMAN R/C : 9000

Nilai Anggaran Sama/Kurang/Lebih

Nilai BOPO : Sama/Kurang/Lebih

Nama Pos Anggaran Total Anggaran Yang Disetujui Realisasi Anggaran

Sisa Anggaran Rp - ( Saat Ini )

Diajukan Oleh PERSETUJUAN

Ditolak Disetujui

Alasan penolakan : *Pastikan kode produk rekening sesuai dengan paket

xxxxx xxxxx yang dipilih (tertera dalam pilihan paket di atas)

BM/SBM

Andri Donny Oktaviani Moersalin

FASD Head RFD Head

( Setahun )

( s/d saat ini ) Nama perkiraan : BDD Iklan/ Promosi

Bank Muamalat

1020000001 GIRO ANTARA CABANG 102 IDR

Rp5.319.149

CAPEM SALMAN

5.319.148,94 Rp

PENGAJUAN PERSETUJUAN INVESTASI / BIAYA PENYELASAIAN

Program Kemilau Emas (Non NPWP)

001 /CAB/PPB/VIII/2013


Dokumen yang terkait

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK TABUNGAN “MUAMALAT PRIMA” PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA KANTOR KAS BATU

0 5 21

pengaruh strategi bauran pemasaran tabungan muamalat terhadap tingkat kepuasan nasabah BANK Muamalat Indonesia Cabang Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang

2 14 112

Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan Muamalat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Bogor

9 47 121

Prosedur Tabungan dalam Usaha Penghimpunan Dana Masyarakat pada Bank Muamalat Cabang Surakarta ITA PURBOSARI

0 3 113

PEMASARAN PRODUK TABUNGAN iB MUAMALAT PRIMA DI BANK MUAMALAT INDONESIA KCP MOJOKERTO.

0 0 89

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN SHAR E PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA

0 0 18

PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN IB MUAMALAT PRIMA PADA BANK MUAMALAT KANTOR KAS RUNGKUT SURABAYA TUGAS AKHIR - PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN IB MUAMALAT PRIMA PADA BANK MUAMALAT KANTOR KAS RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN IB MUAMALAT PRIMA PADA BANK MUAMALAT KANTOR KAS RUNGKUT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR - PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA - Test Repository

0 1 76

PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR - PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA - Test Repository

0 0 75