Tujuan Dari Penentuan Standarisasi kelayakan penerima BOS

1528 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics Business Research Festival 13 November 2014 pendapatan, belanja, teransfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat SAP, 2010. Anggaran yang dipakai dalam realisasi BOS belum mencerminkan anggaran kinerja. Untuk itu pemerintah harus mengkaji ulang dengan tujuan anggaran yang dikeluarkan untuk siswa menjadi anggaran yang lebih tepat sasaran dari sebelumnya. a . Anggaran Kinerja Performance Budgeting Konsep anggaran kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat pada anggaran tradisional khususnya ketiadaan tolok ukur yang digunakan untuk pengukuran kinerja. Pendekatan ini didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja dan oleh karena itu anggaran digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 mengamanatkan belanja Negara dalam hal ini penggunaan dana BOS disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai, bukan dari bagaimana anggaran itu bisa habis. Secara prinsip anggaran berbasis kinerja adalah anggaran yang menghubungkan antara pengeluaran dengan hasil yang diinginkan output dan outcome sehingga setiap rupiah yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatanya. Anggaran berbasis kinerja dirancang untuk menciptakan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas dalam pemanfaatan anggaran belanja publik dengan output dan outcome yang jelas sesuai dengan perioritas rasional sehingga semua anggaran yang dikeluarkan dapat bermanfaat bagi pihak yang kurang beruntung serta pihak yang selama ini berjasa dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa yaitu sekolah swasta.

d. Tujuan Dari Penentuan Standarisasi kelayakan penerima BOS

Dari beberapa uraian yang ada dilatar belakang standarisasi kelayakan penerima BOS sangat penting untuk dilakukan agar mencapai keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan disini adalah keadilan obyektif, dari keluarga kurang mampu akan mendapatkan bantuan yang lebih banyak dibandingkan dengan keluarga yang mampu secara ekonomi. Hal ini disesuaikan dengan keadaan penerima bantuan operasional sekolah. Seperti yang kita ketahui selama ini pemberian bantuan operasional sekolah disamaratakan antara keluarga miskin dengan keluarga yang berasal dari kalangan kaya raya, dari sekolah swasta dengan sekolah negeri. Seperti yang kita ketahui bersama sekolah negeri secara kemandirian sudah di tanggung oleh pemerintah, semua guru sudah di gaji pemerintah. Dengan demikian menentukan standarisasi kelayakan penerima BOS hal yang segera harus dilakukan pemerintah, dengan tujuan menegakkan keadilan bagi seluruh anak Indonesia secara obyektif, memberi motifasi anak yang berasal dari keluarga miskin, serta menata tatanan kehidupan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Ada beberapa faktor penentu standarisasi kelayakan penerima anggaran bantuan operasional sekolah bagi MTsSMP terlihat dalam tabel 1. 1529 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics Business Research Festival 13 November 2014 TABEL I FAKTOR PENENTU STANDARISASI KELAYAKAN PENERIMA BOS PADA SEKOLAH SMPMTS STATUS NEGERI DAN SWASTA Hal Alokasi Anggran BOS  Faktor Berpengaruh Pada Standarisasi Status Negeri Swasta Persentase alokasi BOS Personalia : 15-20 Non personalia : 75-80 Personalia : 60 Non personalia : 40 Kebutuhan PersonaliaKaryawanPegawai Negeri Terpenuhitidak membutuhkan pembiyaanpengeluran anggaran Kurang bahkan tidak terpenuhidibutuhkan anggaran pembiyaanpengeluaran honoraium Kebutuhan Non Personalia Alokasi BOS dapat terkonsentrasikan pada kebutuhan non personalia lebih baikterpenuhipeningkatan SPM KBM Anggaran BOS terpecah untuk pemenuhan personalia Honor pegawaiterhambat peningkatan SPM KBM Kondisi Ekonomi Orang Tua Peserta Penerima BOS Miskin, sedang dan kaya tidak berpengaruh dalam operasional sekolah. Miskin, sedang dan kaya  berpengaruh pada operasional sekolah Fasilitassarana Kecukupan atas perhatian pemerintah Terpenuhi dengan ketergantungan pada penglola.

2.2. Pengertian Siswa Miskin