Kelayakan Bantuan Operasional Untuk Sekolah Negeri dan Swasta

1538 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics Business Research Festival 13 November 2014 atau pedoman itulah sebagai kaedah atau norma atau standart. Berikut penuturan guru negeri maupun swasta Bapak W seorang guru swasta mengungkapkan “…BOS merupakan bantuan dari pemerintah yang diberikan pada anak lewat sekolah yang diperuntukan biaya operasional sekolah. di sini ada kata bantuan, mestinya bantuan ini diberikan pada yang lebih berhak dengan jumlah yang cukup. Bukan sama. Siswa ada yang miskin ada yang kaya masak dibantu semua…sebenarnya dibantu semua ga masalah tapi jumlahnya berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lainya” Ibu N guru swasta mengatakan “….tujuan pemerintah itu baik agar semua anak Indonesia bisa sekolah dengan biaya murah, akan tetapi jangan lupa kesejahtraan guru disini harus di perhatikan. Mestinya BOS untuk swasta lebih besar dibandingkan dengan negeri. Kan negeri sudah tidak usah mengeluarkan honor untuk guru, TU, keamanaan, sementara diswasta BOS itu harus dibagi-bagi dengan honor guru, TU, Kemanan, Kebersihan dan biaya lain. Seharunya dengan adanya BOS guru juga m erasakan manfaatnya….gaji guru sebelum ada BOS dengan sekarang hampir sama aja. Masalahnya Pemerintah tidak membuat standar honor guru swasta. Sehingga sekolah tidak begitu pusing untuk mensejahtrakan gurunya. Hal senada Bapak M PNS Di swasta ”...BOS swasta harusnya lebih besar mengigat kebutuhan sekolah swasta lebih besar. Selama ini BOS diswasta untuk honor yang kurang layak aja sudah memakan anggaran BOS besar sekali. Bagaimana guru swasta bisa sejahtera, kalau BOS yang diberikan jumlahya sama. Atas dasar kenyataan di atas anggaran BOS diberikan pada 1 semua siswa dengan jumlah nominal yang sama tidak di bedakan antara siswa dari keluarga mampu dengan siswa dari keluarga kurang mampu Kita tahu semua bahwa kebutuhan siswa dari keluarga kurang mampu terasa lebih berat karna pendapatan orang tuanya hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan rumahtangganya. 2 BOS tidak memberikan kesejahtraan kepada guru. Dalam petunjuk teknis maupun dalam sistem pendidikan nasional tidak disebutkan berapa honor guru perjamnya. 3 antara negeri dan swasta jumlah BOS yang digulirkan oleh pemerintah jumlahnya sama. Walaupun kebutuhan antara negeri dan swasta berbeda. Di negeri sudah ada dana operasional yang berasal dari APBD II sementara di swasta sumber pendanaan dari BOS dan SPP siswa. 4 tidak memberi motivasi siswa maupun orang tua untuk turut memerangi kebodohan. Munculnya tidak ada motivasi ini berasal dari tidak adanya beban orang tua dalam melaksanakan pendidikan berupa biaya. Berangkat dari hasil wawancara dan observasi tersebut BOS tidak banyak memberikan manfaat.

4.2.3 Kelayakan Bantuan Operasional Untuk Sekolah Negeri dan Swasta

Program BOS ke depan bukan hanya berperan untuk mempertahankan Angka Partisipasi Kasar APK, namun harus juga berkontribusi penting untuk peningkatan mutu pendidikan. Selain itu, dengan biaya satuan BOS yang telah dinaikkan secara signifikan, program ini akan menjadi pilar utama untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Perubahan kebijakan berkaitan dengan dana BOS antara lain mencakup perubahan biaya satuan BOS, kebijakan buku murah, perubahan penggunaan dana BOS dan struktur organisasi 1539 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics Business Research Festival 13 November 2014 pelaksanaan BOS. Berikut wawancara dengan bendahara sekolah swasta mengenai pendapatan sekolah swasta maupun negeri. “pendapatan sekolah kami dari BOS yang besarnya Rp 58.000-bulan, BOS pendamping besarnya Rp.4.900.000,-tahun, SPP dari siswa Rp.15.000. pendapatan itu digunakan untuk operasional sekolah seperti gaji guru, proses belajar mengajar,pemeliharaan sarana prasarana, rehabilitasi, pengadaan sarana prasarana, kegiatan ekstra kurikuler, daya dan jasa, eeemm tata usaha dan administrasi serta kebutuhan lainya yang tak terduga. Penjelasan tersebut di yakinkan oleh seorang guru lainya yang duduk di depan Bapak bendahara. “iya mba kegiatan yang paling banyak memakan anggaran itu honor guru dan pemeliharaan sarana prasarana…..kalau dibandingkan, kebutuhan swasta memang lebih besar dari sekolah negeri, yang kelihatan aja di negeri gaji dan operasional sudah ditanggung APBD II, sementara kami harus mengeluarkan semua itu di tambah lagi kami harus melakukan kegiatan yang lain yang di ambil dari dana BOS jadi kita harus pintar- pintar mengatur keuangan BOS” Pendapat dari tokoh masyarakat mengenai BOS antara negeri dan swasta berikut wawancara dengan pemilik yayasan sosial. “sajani pemerintah pingin luru gampangi, ikiloh pemerintah konsisten menuntaskan wajar 9 tahun tak kei BOS kabe kelolao, tapi prakteki masyarakat iku geremeng ledikon bayar, gerteni sekolah ora bayar….haruse ora podo swasta negeri sebenarnya pemerintah pingin cari gampang, ini pemerintah konsisten untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun saya kasih BOS semua dikelola, tapi prakteknya masyarakat itu ngomel kalau di suruh bayar, taunya masyarakat sekolah gak bayar ….harusnya gak sama antara negeri dan swasta” Wawancara juga dilakukan dengan FLP forum lintas pelaku berikut penuturan Bapak LK “kita tahu semua bahwa swasta ini kebutuhanya lebih banyak kaitanya dengan BOS, perbedaanya terletak pada gaji guru di negeri gaji sudah tidak mengeluarkan, berbeda dengan swasta rata-rata 70 untuk biaya guru, tapi yang paling penting bagi saya supaya tidak ada kecurigaan antara pengelola BOS dengan guru, antara pihak sekolah dengan masyarakata maka pemerintah harus mengatur honor guru swasta sehingga jelas berapa persenya dari BOS untuk kesejahtraan guru. Hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa pendapatan sekolah hanya cukup memenuhi kebutuhan yang sifatnya mendesak taanpa mempertimbangkan kesejahtraan guru. Untuk itu ada kelayakan penambahan bagi sekolah swasta sebayak 50 dari yang diberikan pada sekolah negeri.

5.1 Kesimpulan