B. Keterampilan Batik sebagai Muatan Lokal Wajib di Kabupaten Bantul
Berawal dari pengeklaiman sebuah warisan adiluhung bangsa yaitu Batik, yang diadopsi oleh negara tetangga, membuat anak bangsa khususnya budayawan
dan pecinta batik untuk merebut kembali batik sebagai warisan budaya Indonesia. Selain dari pecinta batik, banyak lapisan masyarakat yang berjuang untuk terus
menjaga dan melestarikan batik sebagai warisan adiluhung budaya Indonesia, bahkan, dunia pendidikan di wilayah Indonesia pun ikut andil untuk mengenalkan
batik kepada generasi penerus bangsa. Salah satu langkah yang dicetuskan dari dunia pendidikan yaitu dengan menjadikan keterampilan sebagai salah satu mata
pelajaran muatan lokal dibeberapa sekolah di wilayah Indonesia, khususnya daerah Jawa.
Di daerah Jawa sudah banyak sekolah-sekolah yang menjadikan batik sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal, hal itu dikarenakan adanya suatu
sistem peraturan pendidikan yang mengharuskan bahwa disetiap daerah harus memiliki suatu mata pelajaran yang mengembangkan kearifan lokal yang ada
disetiap daerah Indonesia sesuai lingkungan daerah tampat tinggal. Salah satu daerah yang ada di Indonesia yang memiliki kearifan lokal yaitu Yogyakarta.
Yogyakarta sebagai salah satu kota yang bersandang sebagai salah satu kota budaya, pastilah mempunyai sebuah kearifan lokal yang diharapkan mampu
menjaga, melestarikan, dan mencintai produk dan budaya khususnya batik. Batik merupakan salah satu kearifan lokal yang ada di daerah Yogyakarta. Saat ini
keterampilan batik sudah mulai dijadikan sebagai mata pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar SD sampai tingkat Sekolah
Menengah Atas SMA yang terdapat di daerah Yogyakarta. Salah satu daerah di Yogyakarta yang berani menjadikan keterampilan batik sebagai muatan lokal
wajib yang ditempuh peserta didik yaitu Kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul menetapkan keterampilan batik sebagai muatan lokal
wajib yang harus ditempuh peserta didik mulai tahun 2010. Penetapan keterampilan batik sebagai mata pelajaran muatan lokal wajib dicetuskan oleh
Bupati Kabupaten Bantul yang pada saat itu masih dijabat oleh bapak Idham Samawi. Berdasarkan keputusan Bupati Bantul Nomor 05A Tahun 2010 tentang
penetapan batik sebagai muatan lokal wajib bagi sekolahmadrasah di Kabupaten Bantul. Adanya batik yang dijadikan sebagai muatan lokal wajib di Kabupaten
Bantul bertujuan untuk melestarikan budaya nenek moyang sebagai warisan adhiluhung bangsa Indonesia agar tidak diadopsi oleh orang asing atau negara
lain. Batik dijadikan muatan lokal wajib dilatarbelakangi dari identifikasi lapangan oleh Pengembangan Pendidikan Dasar Berbasis Kearifan Lokal dan
Hak-Hak Anak P2D untuk selalu menjaga dan melestarikan kebudayaan- kebudayaan yang berbasis kearifan lokal, khususnya batik.
Kabupaten Bantul berani menjadikan keterampilan batik sebagai muatan lokal wajib yang harus ditempuh peserta didik di seluruh sekolah di wilayah
Kabupaten Bantul dikarenakan sebagai upaya pemerintah untuk mengenalkan batik pada generasi penerus bangsa untuk selalu menjaga budaya-budaya kearifan
lokal, melestarikan budaya adhiluhung bangsa peninggalan nenek moyang agar tidak hilang begitu saja dan tidak tergeser oleh banyaknya budaya-budaya asing
yang mudah masuk di Indonesia, selain untuk melestarikan budaya lokal, batik
dapat juga dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan cinta produk Indonesia pada para peserta didik dan bangga akan kekayaan kerajinan dan keterampilan
yang beragam di wilayah Indonesia. Keunggulan lain dari Kabupaten Bantul yaitu merupakan satu-satunya
Kabupaten yang mempunyai silabus sendiri khusus mata pelajaran muatan lokal batik yang disusun oleh beberapa guru di beberapa sekolah yang ada di Kabupaten
Bantul yang tergabung dalam musyawarah guru mata pelajaran MGMP Batik se Kabupaten Bantul.
C. Persiapan pembelajaran Muatan Lokal Batik