36 d.
Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik
authentic assesment
yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara
utuh. Keterpaduan
penilaian ketiga
komponen tersebut
akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan mampu
menghasilkan dampak instruksional
instructiona l effect
dan dampak pengiring
nurturant effect
dari pembelajaran. Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru
untuk merencanakan
program perbaikan
remedial
, pengayaan
enrichment
, atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan
Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan
refleksi Permen No 65 Tahun 2013.
E. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini fokus pada intensitas pengawasan proses pembelajaran. Untuk memperoleh gambaran sebagai perbandingan, maka dilakukan kajian terhadap
penelitian yang relevan. Berikut hasil penelitian yang relevan yaitu: 1.
Penelitian oleh Arifiatun 2009 tentang Kontribusi Supervisi Pengawas Sekolah, Kinerja Profesional Kepala Sekolah dan Pengembangan Profesionalisme
Guru terhadap Kinerja Profesional Guru di SMA Negeri Kabupaten Jember, menunjukkan: 1 supervisi pengawas berlangsung baik 45,5 , 2 kinerja
profesional kepala sekolah berlangsung baik 56,3 , 3 pengembangan
37 profesionalisme guru berlangsung baik sekali 45,5 , 4 kinerja guru
berlangsung baik 55,3 , 5 berdasarkan uji linieritas diperoleh bahwa hubungan masing-masing variabel adalah linier karena signifikansinya 0,05,
dengan demikian variabel-variabel tesebut adalah normal, 7 berdasarkan uji hipotesis maka, a supervisi pengawas sekolah tidak mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap
kinerja profesional
guru karena
berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai signifikansi supervisi pengawas 0,076 atau dari
0,05, b kinerja profesional kepala sekolah mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kinerja profesional guru dibuktikan dengan hasil analisis yang
menyatakan nilai signifikansi kinerja profesional kepala sekolah adalah 0,013 atau dari 0.05, c pengembangan profesional guru mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap kinerja profesional guru karena nilai signifikansi menunjukkan 0,006 atau 0,05, dan 8 besarnya sumbangan efektif masing-
masing variabel terhadap variabel kinerja profesional guru adalah: supervisi pengawas sekolah mempunyai sumbangan efektif 19,99 , kinerja profesional
kepala sekolah mempunyai sumbangan efektif sebesar terbesar yaitu 36,61 dan pengembangan profesionalisme guru mempunyai sumbangan efektif sebesar
30,07 sehingga secara keseluruhan besarnya sumbangan efektif adalah 86,67, dengan demikian ada sumbangan efektif sebesar 13,33 berasal dari luar 3
variabel tesebut. 2.
Penelitian oleh Ali Sudin 2008 tentang Implementasi Supervisi Akademik Terhadap Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar se-Kabupaten Sumedang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari sampel 54 guru sekolah dasar laki-laki dan
38 perempuan pelaksanaan supervisi dalam seluruh mata pelajaran belum berjalan
optimal, hal ini terbukti dari persentase yang diperoleh sebesar 45,27. Pelaksanaan supervisi yang meyangkut aspek pengelolaan pembelajaran berada
dalam kategori cukup yaitu 56,37. Pelaksanaan supervisi yang menyangkut aspek peningkatan kemampuan akademik guru dalam pembelajaran berada dalam
kategori cukup yaitu 41. Pelaksanaan supervisi yang menyangkut aspek pengembangan profesi sebagai guru mata pelajaran oleh supervisor berada dalam
kategori kurang yaitu 35,97. 3.
Penelitian oleh Martono tahun 2013 yang tentang Pengaruh Pengalaman Mengajar, Pelatihan Guru, dan Pembinaan Akademis Pengawas TKSD Terhadap
Kemampuan Guru Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan: 1Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
pengalaman mengajar, pelatihan guru dan pembinaan akademis pengawas TKSD secara parsial terhadap kemampuan guru SD Negeri seKecamatan Brati dalam
menyusun RPP; 2 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pengalaman mengajar, pelatihan guru dan pembinaan akademis pengawas TKSD secara
bersama-sama terhadap kemampuan guru SD Negeri se Kecamatan Brati dalam menyusun RPP; 3 Pembinaan akademis pengawas TKSD merupakan variabel
yang dominan pengaruhnya terhadap kemampuan guru SD Negeri se Kecamatan Brati dalam menyusun RPP; 4 Sumbangan pengaruh pengalaman mengajar,
pelatihan guru, dan pembinaan teknis pengawas TKSD terhadap kemampuan guru SD Negeri se Kecamatan Brati dalam menyusun RPP sebesar 89,70,
Selebihnya 10,30 dipengaruhi variabel lain di luar penelitian ini. Hal ini
39 berarti jika pengalaman mengajar, pelatihan guru, dan pembinaan akademis
pengawas TKSD semakin tinggi secara bersama-sama maka kemampuan guru SD Negeri se Kecamatan Brati dalam menyusun RPP semakin tinggi pula.
Demikian pula sebaliknya jika pengalaman mengajar, pelatihan guru, dan pembinaan akademis pengawas TKSD semakin rendah secara bersama-sama
maka kemampuan guru SD Negeri se Kecamatan Brati dalam menyusun RPP semakin rendah pula.
F. Kerangka Pikir