KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) (Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gunung Alip Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

(1)

ABSTRAK

KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL

PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

(Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gunung Alip Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh

ARDI NOVA IRAWAN

Berdasarkan observasi di SMA Negeri 1 Gunung Alip Kabupaten Tanggamus kreativitas siswa belum dikembangkan secara optimal. Salah satu upaya yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan kreativitas yaitu penggunaan model berbasis proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas siswa dalam pembelajaran pada materi daur ulang limbah menggunakan model pembelajaran berbasis Proyek.

Penelitian ini bersifat pre-experimental design tipe one-shot case study, dengan siswa kelas X 2 sebagai sampel penelitian yang dipilih dari populasi dengan teknik purposive sampling. Data kualitatif berupa penilaian kreativitas siswa, penilaian produk siswa, data angket penilaian kelompok terhadap produk kelompok lain dan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran PjBL. Analisis data hasil penelitian menunjukkan kreativitas siswa dalam pembelajaran


(2)

Ardi Nova Irawan

iii

menggunakan model PjBL memperoleh skor 65 dengan kriteria “kreatif” dalam melakukan perencanaan pembutan produk. Indikator kreativitas perencanaan produk berupa membuat perencanaan, interdisiplin ilmu dan aplikasi konsep, bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain produk, memilih bahan, dan menggunakan alat. Selain itu, rata-rata kreativitas produk secara keseluruhan memperoleh skor 45,83 dengan kriteria “Cukup Kreatif” dengan indikator bersifat baru, unik, berguna, benar, bernilai, dan bersifat heuristik. Hasil tanggapan siswa terhadap model PjBL menyatakan bahwa siswa merasa senang belajar menggunakan model ini. Hal ini terlihat dari siswa ikut beperan aktif dan berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga membuat siswa mudah memahami materi. PjBL membantu mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata dan mengaitkan interdisiplin ilmu, memotivasi belajar, mengembangkan kreativitas dan menambah wawasan baru terhadap daur ulang limbah. Selain itu, semua siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran berbasis proyek. Dengan demikian, pembelajaran berbasis proyek efektif dalam

meningkatkan kreativitas siswa yang dalam pembelajaran menghasilkan rata-rata berkriteria “kreatif” dan menghasilkan produk yang “cukup kreatif”.


(3)

KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL

PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

(Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gunung Alip Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh

ARDI NOVA IRAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Jiman dan Ibu Rubini yang dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal 08 November 1992. Penulis beralamat di Jl. Raya Endang Rejo, Seputih Agung, Lampung Tengah. Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 3 Endang Rejo (1999-2005), SMP Negeri 1 Seputih Agung (2005-2008), SMA Negeri 1 Terbanggi Besar (2008-2011). Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur SNMPTN.

Penulis aktif diorganisasi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta) sebagai Eksakta Muda Himasakta (2011-2012). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri1 Gunung Alip dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Kabupaten Tanggamus (Tahun 2014), serta penelitian pendidikan di SMA Negeri 1 Gunung Alip untuk meraih gelar sarjana pendidikanS.Pd. (Tahun 2015). Penulis dapat dihubungi pada kontak 085766641347


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji untuk Mu Ya Rabb

atas segala kemudahan, limpahan rahmat dan karunia yang Engkau berikan selama ini. Teriring doa ,rasa syukur dan segala kerendahan hati

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku :

Ibu (Rubini) dan bapakku (Jiman) , yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang,

selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian.

Mamas (Daryanto, Suratno, dan Kusnanto) dan mbak (Yus, Yeti, dan Sri) , yang selalu memberikan bantuanya ketika aku dalam kesulitan, memotivasiku dan

menyayangiku; serta keluarga besarku di Lampung Tengah selalu kusayangi… Keponakan-keponakan yang paling ku sayang Nadia, Danar, Ilham, Rafa Isa,

dan Adhiyatsa

Guru dan murobbi, atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan…

Teman-teman seperjuangan P.Biologi 2011,Best Team Fitriana

atas support yang tak pernah berkurang agar aku segera menyelesaikan karya ini. Almamater, Universitas Lampung


(9)

M O T O

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan

hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap ( Q.S Alam Nasyrah :4-8).

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang

berguna (Einstein)

Kesalahan adalah bagian dari kemajuan, selama kita mau mengakui dan memperbaiki

(Ardi Nova Irawan)

Bahagiakan orang tua dengan perhatian, kasih sayang, tutur bahasa, dan sikap yang terbaik


(10)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

(Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gunung Alip Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)” sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi; 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing akademik atas bimbingan,

arahan, motivasi dan dukungan semangatnya;

5. Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku pembimbing I atas bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini;

6. Rini Rita T. Marpaung, S. Pd., M. Pd., selaku pembimbing II atas bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi;


(11)

xii

7. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembahas atas saran, masukan, dan arahan yang diberikan hingga terselesainya skripsi ini;

8. Sudirman, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Gunung Alip yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;

9. Meily Rosmayanti, S. Si., selaku guru mitra yang telah memberikan banyak bantuan dan kemudahan selama penelitian;

10.Siswa-siswi kelas X2 SMA Negeri 1 Gunung Alip atas kerja samanya selama penelitian;

11.Fitriana sebagai best team yang telah banyak membantu dalam terselesaikannya karya tulis ini;

12.Sahabat-sahabatku di Pendidikan Biologi angkatan 2011, atas kebersamaan dan kekeluargaan selama di bangku kuliah;

13.Teman seperjuanganku ( Ahmad Effendi, Janggan Asmoro, Megyan Pratama, Ave S.Fauzisar, Rizki Afrizal Sandi, dan Junaidi) atas bantuan dan semangat yang kalian berikan.

14.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2015 Penulis,


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Proyek ... 7

B. Kreativitas ... 14

C. Kerangka Pikir ... 19

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

C. Desain Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian... 24

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 34

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan ... 44

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 51

B. Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar penilaian kreativitas siswa... 29

2. Lembar penilaian kreativitas produk (dalam kelompok) ... 31

3. Item pernyataan pada angket ... 32

4. Item indikator penilaian kreativitas produk dan pernyataan item . 33 5. Lembar penilaian kreativitas siswa ... 34

6. Kriteria kreativitas siswa ... 35

7. Lembar penilaian krativitas produk siswa... 36

8. Penilaian kreativitas produk siswa ... 37

9. Skor perjawaban angket ... 37

10.Data angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek ... 38

11.Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek ... 38

12.Skor perjawaban angket ... 39

13.Data angket tanggapan Kreativitas Siswa Lainnya ... 39

14.Tafsiran persentase jawaban ... 39

15.Penilaian kreativitas siswa ... 40

16.Penilaian kreativitas produk siswa ... 41

17.Hasil pembuatan produk masing-masing kelompok ... 80

18.Analisis data penilaian kreativitas Siswa ... 83


(14)

xv

20.Data angket tanggapan siswa terhadap model PjBL ... 85 21.Data angket tanggapan siswa terhadap angket tanggapan siswa

terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 1... 86 22.Data angket tanggapan siswa terhadap angket tanggapan siswa

terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 2 ... 87 23. Data angket tanggapan siswa terhadap angket tanggapan siswa

terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 3... 88 24.Data angket tanggapan siswa terhadap angket tanggapan siswa

terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 4... 89 25.Data angket tanggapan siswa terhadap angket tanggapan siswa

terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 5... 90 26.Data angket tanggapan siswa terhadap angket tanggapan siswa

terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 6... 91 27.Presentase rata-rata angket penilaian kelompok terhadap produk


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Desain kerangka pikir ... 22

2. Presentase rata-rata tanggapan kelompok terhadap produk kelompok lain ... 42

3. Tanggapan siswa terhadap model PjBL ... 43

4. Contoh perencanaan produk yang cukup kreatif ... 45

5. Contoh aplikasi pemahaman interdisiplin ilmu yang kreatif ... 46

6. Contoh pemilihan peralatan yang cukup kreatif... 48

7. Contoh produk “unik” kelompok 2 tirai dari gelas minuman bekas .... 49

8. Contoh produk “berguna” kelompok 6 “lampu tidur dari botol bekas” ... 50

9. Produk kelompok 4 “mobil-mobilan dari kardus”... . 50

10. “Tas dari Kardus” ... 80

11. “Tirai dari gelas minuman bekas” ... 80

12. “Mobil-mobilan dari kaleng bekas ... 81

13. “Mobil-mobilan dari kardus” ... 81

14. “Dompet dari kotak rokok” ... 82

15. “Lampu tidur dari botol bekas” ... 82

16.Tanggapan siswa terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 1 ... 93


(16)

xvii

18.Tanggapan siswa terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 3 . 95 19.Tanggapan siswa terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 4 . 96 20.Tanggapan siswa terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 5 . 97 21.Tanggapan siswa terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 6 . 98 22.Presentase rata-rata angket penilaian kelompok terhadap produk

kelompok lain ... 99

23.Tanggapan siswa terhadap model PjBL ... 100

24.Guru membuka pembelajaran (pertemuan 1) ... 101

25.Guru membuka pembelajaran (pertemuan 2) ... 101

26.Siswa melakukan diskusi perencanaan produk dengan bantuan LKK 102 27.Guru mengawasi siswa melaksanakan diskusi ... 102

28.Membimbing siswa dalam mengerjkakan LKK dengan berdiskusi 103

29.Siswa mempresentasikan hasil diskusi perencanaan proyek ... 103

30.Siswa bekerjasama dalam membuat produk (dompet dari kardus) 104 31.Siswa bekerjasama membuat produk (tirai dari gelas minuman bekas) ... 104

32.Siswa mempresentasikan produk (tirai dari gelas minuman bekas) 105 33.Siswa mempresentasikan produk (dompet dari kotak rokok) ... 105

34.Kelompok melakukan penilaian tanggapan terhadap produk kelompok lain (mengisi angket) ... 106

35.Guru membimbing siswa untuk mengisi angket tanggapan terhadap model PjBL (mengisi angket ... 106


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kreativitas merupakan hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua

pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat (Munandar, 2009: 12).

Menurut Abidin (2003:103) mengatakan: “Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan gagasan baru, dan sebelumnya tidak ada berupa kegiatan imaginatif yang hasilnya bukan hanya perangkuman, mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi-informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencakokan hubungan lama ke situasi baru, dan mempunyai tujuan yang ditentukan, bukan fantasi”. Menurut Ismail (2003: 133) menjelaskan bahwa kreativitas dapat menjadi kekuatan (power) yang menggerakkan manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, bodoh menjadi cerdas, pasif menjadi aktif, dan sebagainya.


(18)

2

Saat ini kreativitas menjadi sorotan oleh berbagai pihak, khususnya di dunia pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hans Jellen (dalam Ismail, 2006: 285) dari Universitas Utah AS dan Klaus Urban dari Universitas Hannover pada bulan Agustus 1987 terhadap siswa usia 10 tahun dengan sampel 50 siswa di Jakarta, menunjukkan hasil yang sangat

mengejutkan. Ternyata kreativitas belajar siswa di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara yang lainnya. Padahal, kreativitas belajar sangat penting bagi perkembangan siswa karena berpengaruh besar terhadap totalitas kepribadian seseorang.

Walaupun saat ini masalah kreativitas belajar siswa sudah mendapat perhatian begitu besar oleh pemerintah dengan adanya perbaikan kurikulum pendidikan yang lebih memfokuskan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa. Namun, dalam

pelaksanaannya di sekolah-sekolah masih sangat memprihatinkan.

Pembelajaran masih cenderung menghambat pertumbuhan dan perkembangan kreativitas belajar siswa. Contoh konkrit misalnya sistem evaluasi yang terlalu menekankan pada jawaban benar dan tidak benar tanpa

memperhatikan prosesnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi Biologi kelas X di SMA Negeri 1 Gunung Alip Kabupaten Tanggamus, diperoleh gambaran bahwa kreativitas siswa di kelas X sangat rendah dengan ditandai hal sebagai berikut: (1) Siswa kesulitan dalam mengembangkan pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, (2) Siswa kurang berani mengungkapkan ide,


(19)

3

gagasan, ataupun pendapat. Selain itu, dari diskusi dengan guru bidang studi biologi SMA Negeri 1 Gunung Alip diperoleh informasi bahwa dalam melaksanakan proses pembelajaran pada materi membuat daur ulang limbah, guru menggunakan metode Guided Discovery dan sesekali ceramah. Dalam berdiskusi, kelas didominasi oleh beberapa orang siswa sedangkan yang lain hanya mendengarkan atau melakukan aktivitas lain yang tidak relevan dengan pembelajaran. Jika hal ini berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama maka kreativitas dan hasil belajar siswa juga akan menurun. Padahal dalam pembelajaran IPA selain tercapainya materi pembelajaran, siswa juga dituntut untuk memiliki kreativitas belajar yang memadai.

Model pembelajaran yang dapat mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan siswa melalui kegiatan laboratorium diperlukan untuk meningkatkan kreativitas siswa. Salah satu model pembelajaran yang

mendukung adalah project based learning. Project based learning merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Melalui pembelajaran kerja proyek ini, kreativitas siswa akan meningkat, (Wena, 2009)

Hasil penelitian Mahanal (2009: 5) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model PjBL efektif digunakan untuk materi

pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Dan hasil penelitian Lindawati (2013) pelaksanaan pembelajaran Fisika melalui pembelajaran project based learning dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas X.6 MAN


(20)

4

1 Kebumen. Dalam hal ini peneliti memiliki pandangan bahwa melalui pembelajaran project based learning ini dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran biologi, khususnya permasalahan kreativitas siswa kelas X SMA Negeri 1 Gunung Alip Kabupaten Tanggamus pada materi pokok Daur Ulanng Limbah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud melakukan suatu penelitian sebagai sebuah usaha untuk mengetahui penggunaan pembelajaran berbasis proyek (PjBL) terehadap peningkatan kreativitas siswa pada materi daur ulang limbah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah kreativitas siswa dalam pembelajaran biologi pada materi daur ulang limbah

menggunakan model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah: Kreativitas siswa dalam pembelajaran Biologi pada materi daur ulang limbah menggunakan model pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning).


(21)

5

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi guru, menjadi masukan yang membangun bagi para guru untuk mendesain kegiatan pembelajaran biologi yang diharapkan dapat mengembangkan kreativitas siswa.

2. Siswa, dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar di kelas dan meningkatkan kreativitas siswa.

3. Sekolah yaitu mendapat referensi baru tentang penerapan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran biologi.

4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) untuk meningkatkan kreativitas siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas X 2 sebagai kelas eksperimen semester genap SMA Negeri 1 Gunung Alip Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah daur ulang limbah dengan kompetensi dasar “membuat produk daur ulang limbah”.

3. Model pembelajaran PBL yang dimaksud terdiri dari empat tahapan pembelajaran: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap tindak lanjut, dan (4) tahap penilaian (Semiawan, 2006: 84-87)


(22)

6

4. Indikator penilaian kreativitas siswa meliputi: (1) membuat perencanaan, (2) bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain produk, (3) interdisiplin ilmu dan aplikasi konsep, (4) memilih bahan-bahan yang tepat, dan (5) menggunakan alat (dimodifikasi dari Balitbang Depdiknas, 2002

5. Indikator penilaian kreativitas produk meliputi: (1) bersifat baru, (2) unik, (3)berguna, (4) benar, (5) bernilai dilihat dari segi kebutuhan tertentu, (6) lebih bersifat heuristik(Amabile dalam Supriadi 1994: 9).


(23)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajarn berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek (Thomas, dkk dalam Wena, 2014:144). Melalui pembelajaran kerja proyek, kreatifitas dan motivasi siswa akan meningkat (Clegg & Berch dalam Wena, 2014:144). Kerja proyek dapat dipandang sebagai bentuk open-ended contextual activity-bases learning, dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif (Richmond & Striley dalam Wena, 2014:144), yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada periode tertentu (Hung & Wong dalam Wena, 2014:144).

Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan pemecahan (problem) yang sangat menantang dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan,

melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri (Thomas, dkk dalam Wena, 2014:144).

Tujuannya adalah agar siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.


(24)

8

1. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Thomas, dkk dalam Wena, 2014:145). Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata (Thomas dalam Wena, 2014:145). Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa (Gaer dalam Wena, 2014:145).

Sedangkan menurut Buck Institute for education (dalam Wena, 2014:145), belajar berbasis proyek memiliki karakteristik berikut: a. Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja.

b. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya. c. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil.

d. Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan.

e. Siswa melakukan evaluasi secara kontinu.

f. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan. g. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.


(25)

9

h. Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.

2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

Sebagai sebuah model pembelajaran, menurut (Thomas dalam Wena, 2014:145), pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip , yaitu (a) sentralistis (centrality), (b) pertanyaan pendorong/penuntun (driving question), (c) investigasi konstruktif (contructive investigation), (d) otonomi (autonomy), dan (e) realistis (realism).

a. Prinsip sentralistis (centrality) menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum.model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, di mana siswa belajar konsep utama dari suatu

pengetahuan melalui kerja proyek. Oleh karena itu, kerja proyek bukan merupakan praktik tambahan dan aplikasi praktis dari konsep yang sedang dipelajari, melainkan menjadi sentral kegiatan

pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kegiatan pemblajaran akan dapat dilaksanakan secara optimal. Dalam pembelajaran berbasis proyek, proyek adalah strategi pembelajaran, siswa mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. b. Prinsip pertanyaan pendorong/ penuntun (driving question) berarti

bahwa kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu. Kaitan antara pengetahuan

konseptual dengan aktivitas nyata dapat ditemui melalui pengajuan pertanyaan (Blumenfeld, dkk dalam Wena, 2014:146). Jadi, dalam


(26)

10

hal ini kerja sebagai external motivation yang mampu menggugah siswa (internal motivation) untuk menumbuhkan kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran (Clegg dalam Wena, 2014:146).

c. Prinsip investigasi konstruktif (contructive investigation) merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Dalam

investigasi memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery, dan pembentukan model. Di samping itu , dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini harus tercakup proses transformasi dan konstruksi pengetahuan (Bereiter & Scardamalia dalam Wena, 2014:146). Jika kegiatan utama dalam kerja proyek tidak menimbulkan masalah bagi siswa, atau permasalahan itu dapat dipecahkan oleh siswa melalui pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, maka kerja proyek itu sekedar “latihan”, bukan proyek dalam konteks pembelajaran berbasis proyek (Suhartadi dalam Wena, 2014:146). Oleh karena itu, penentuan jenis proyek haruslah dapat mendorong siswa untuk mengonstruksi pengetahuan sendiri untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya. Dalam hal ini guru harus mampu merancang suatu kerja proyek yang mampu menumbuhkan rasa ingin meneliti, rasa untuk memecahkan masalah, dan rasa ingin tahu yang tinggi.

d. Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan


(27)

11

proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu lembar kerja siswa, petunjuk kerja praktikum dan yang sejenisnya bukan merupakan aplikasi dari prinsip pembelajaran berbasis proyek (Suhartadi dalam Wena, 2014:146).

e. Prinsip realistis (realism) berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan seperti di sekolah (Suhartadi dalam Wena, 2014:146). Pembelajaran berbasis proyek harus dapat memberikan perasaan realistis kepada siswa termasuk dalam memilih topik, tugas, dan peran konteks kerja, kolaborasi kerja untuk pelanggan, maupun standar produknya, (Gordon dalam Wena, 2014:147) membedakan antara tantangan akademis, tantangan yang dibuat-buat, dan tantangan nyata.

Menurut Semiawan (2006: 84-87) dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL meliputi empat tahapan yaitu:

1. Tahap perencanaan: (a) mempelajari materi pembelajaran dalam silabus dari mata pelajaran yang menjadi tema dari proyek tersebut, (b) membuat diagram kaitan antara tema dengan materi pembelajaran dari mata pelajaran lain, (c) merumuskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan model proyek tersebut, (d) menentukan

langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran, (e) merencanakan organisasi kelas sesuai dengan kegiatan pembelajaran (misal bekerja dalam kelompok), (f) menyiapkan format-format pengamatan untuk siswa,


(28)

12

(g) merencanakan kegiatan tindak lanjut, dan (h) menyiapkan penilaian kegiatan belajar-mengajar,

2. Tahap pelaksanaan: (a)pada permulaan pembelajaran, guru mengemukakan tema proyek, (b) guru mengajak siswa menelaah kemungkinan mengaitkan tema dengan berbagai mata pelajaran (walaupun guru sebelumnya sudah menyiapkan diagram kaitan tema mata pelajaran lain), guru berperan membimbing dan mengatur jalannya diskusi serta memberikan bantuan bila diperlukan, (c)

sesudah diagram kaitan tema dengan mata pelajaran lain itu terbentuk, guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, (d) tiap kelompok merencanakan bagaimana melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan materi yang telah dikaitkan dengan tema, guru membimbing setiap kelompok dan memberikan bantuan bila siswa memerlukannya, tiap kelompok mendiskusikan dan mencatat hasil diskusinya, (e) data/informasi yang terkumpul didiskusikan, diolah, dan ditulis serta siap untuk dilaporkan, (f) sesudah semua kelompok siap untuk melaporkan, maka guru (atau seorang siswa ataupun sekelompok siswa) memimpin pelaporan, (g) siswa-siswa lain

memberikan komentar atau saran yang dicatat oleh anggota kelompok yang sedang melaporkan, guru kadang-kadang memberikan saran atau bantuan seperlunya bila ternyata diskusi kurang lancar atau terhenti, (h) berdasarkan komentar dan saran kelompok mendiskusikan dan bersepakat untuk menambah atau mengurangi, serta menyempurnakan


(29)

13

laporan dengan mencari data yang perlu ditambahkan atau memperbaiki gambar dan tulisan.

3. Tahap tindak lanjut: untuk lebih memantapkan hasil kegiatan belajar para siswa dilibatkan lagi dalam kegiatan tindak lanjut. Salah satu kegiatan tindak lanjut yang diterapkan adalah pameran,

4. Tahap penilaian: (a) secara verbal, misalnya tanya jawab dan diskusi, (b) secara tertulis, misalnya berupa laporan dan tes, dan (c) penilaian hasil karya siswa.

Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek yaitu sebagai berikut: 1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,

mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

2) Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.

4) Meningkatkan kolaborasi.

5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.

6) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber, (Dimyati dan Mujiono, 2013:42)


(30)

14

Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek

Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek yaitu sebagai berikut: 1) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah. 2) Membutuhkan biaya yang cukup banyak.

3) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.

4) Banyak peralatan yang harus disediakan.

5) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

6) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.

7) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara

keseluruhan, (Dimyati dan Mujiono, 2013:43)

B. Kreativitas

Kreativitas merupakan suatau bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi

kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, (dalam Susanto, 2008:1)


(31)

15

yaitu dimensi Person (kreativitas yang berfokus pada individu), Proses (kreativitas yang berfokus pada proses berpikir), Press (kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan) dan Product (kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi / penggabungan yang inovatif).

Adapun indikator penilaian kreativitas (dimodifikasi dari Balitbang

Depdiknas, 2002: 4) meliputi: (1) membuat perencanaan, (2) bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain produk, (3) interdisiplin ilmu dan aplikasi konsep, (4) memilih bahan-bahan yang tepat, dan (5) menggunakan alat.

Indikator penilaian produk (dimodifikasi dari Balitbang Depdiknas, 2002: 4) meliputi: (1) fungsional produk, (2) keorisinilan produk, (3) daya tahan produk, (4) manfaat produk, (5) nilai ekonomi produk, (6) nilai estetika produk, dan (7) menunjukkan inovasi dan kreasi dalam teknik pembuatan. (Amabile dalam Supriadi 1994: 9) sesuatu produk dinilai kreatif apabila: a) produk tersebut bersifat baru, unik, berguna, benar, atau bernilai dilihat dari segi kebutuhan tertentu, b) lebih bersifat heuristik, yaitu menampilkan metode yang masih belum pernah atau jarang dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Jadi definisi ini lebih didasarkan atas pertimbangan penilai yang biasanya lebih dari satu orang, dalam definisi ini pertimbangan subyektif sangat besar.


(32)

16

Munandar (2004: 45-46) mengemukakan stategi 4P dalam pengembangan kreativitas. Dalam mengembangkan kreativitas siswa, perlu

mempertimbangkan 4 aspek yaitu pribadi, pendorong, press, proses dan produk.

1. Pribadi

Kreativitas adalah ungkapan (ekpresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari ungkapan pribadi yang unik dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produkproduk yang inovatif. Oleh karena itu pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat

siswanya (jangan mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama). Guru hendaknya membantu siswa menemukan bakat-bakatnya dan menghargainya. 2. Pendorong (press)

Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dukungan kuat dari dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi dapat pula

terhambat dalam lingkungan yang tidak menunjang. Di dalam keluarga, di sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau kelompok individu.


(33)

17

3. Proses

Untuk mengembangkan kreativitas anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Yang terpenting adalah memberi kebebasan kepada anak untuk mengekpresikan dirinya secara kreatif tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan. Caranya dengan mendorong anak menghasilkan produk-produk yang bermakna.

4. Produk

Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong (press) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif.

Menurut Mulyasa (2007:51), kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Sedangkan menurut Hamalik (2006:181) menyimpulkan bahwa kreativitas merupakan sesuatu bentuk dan proses dari pemecahan masalah. Hal ini didasarkan pada pendapat Thorrance dan Cagne bahwa berpikir kreatif sebagai proses penyadaran (sensing) adanya gap, gangguan atau unsur-unsur yang keliru


(34)

18

(perkeliruan), pembentukan gagasan atau hipotesis, pengujian hipotesis tersebut, pengkomunikasian hasil-hasil, meungkin juga pengujian kembali atau perbaikan hipotesis. Cagne mengemukakan bahwa kreativitas

merupakan sesuatu bentuk pemecahan masalah yang melibatkan intuitive leaps, atau suatu kombinasi gagasan yang bersumber dari berbagai pengetahuan yang terpisah secara luas.

Kreativitas memiliki ciri yang berhubungan dengan kognisi (proses berfikir) meliputi:

1. keterampilan mengolaborasikan/merinci, adalah mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk,

2. keterampilan menilai/ mengevaluasi, adalah menentukan patokan penilaian dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana,

3. rasa ingin tahu, adalah selalu terdorong untuk mengevaluasi lebih banyak,

4. bersifat ingin aktif, adalah kemampuan memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak/ belum pernah terjadi, 5. merasa tertantang oleh kemajemukan, adalah terdorong untuk

mengatasi masalah yang sulit dan rumit,

6. sikap berani mengambil resiko, adalah berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik, sifat menghargai, adalah menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup (Munandar dalam Suryosubroto, 2009: 223-224).


(35)

19

(Haris dalam Mustaji, 2005: 5) mengemukakan bahwa kreativitas dapat dilihat dari tiga aspek yakni: (1) kemampuan; kreativitas adalah sebuah kemampuan untuk memikirkan dan menentukan sesuatu yang baru, menciptakan gagasan-gagasan baru dengan cara mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan kembali ide-ide yang telah ada, (2) perilaku; kreativitas adalah sebuah perilaku menerima perubahan dan kebaruan, kemampuan bermain-main dengan berbagai gagasan dan berbagai kemungkinan, cara pandang yang fleksibel, dan (3) proses; kreativitas adalah proses kerja keras dan berkesinambungan dalam menghasilkan gagasan dan pemecahan masalah yang lebih baik, serta selalu berusaha untuk menjadikan segala sesuatu menjadi lebih baik.

Proses kreativitas tidak terlepas dari kegiatan berpikir dalam rangka pemecahan suatu masalah. Situasi atau kondisi yang baik perlu diberikan guru dalam rangka mengembangkan kreativitas siswa melalui teknik kelompok kecil ataupun penugasan yang mengondisikan siswa mmbentuk gagasannya dan menguji gagasan tersebut, kemudian

mengomunikasikannya dengan baik.

C. Kerangka Pikir

Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat penting pada saat ini. Kreativitas adalah kegiatan yang


(36)

20

mengejutkan, berguna lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik, dan dapat dibuat pada lain waktu. Kreativitas juga akan

menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam suatu kehiduapan.

Upaya untuk menumbuhkan kreativitas belajar siswa tersebut diperlukan peranan seorang guru yang kreatif memilih metode pembelajaran yang tepat salah satunnya yaitu model pembelajaran berbasis proyek (PjBL). Dalam pembelajaran ini siswa mengkonstruk pengetahuan secara mandiri sehingga dari kegiatan tersebut siswa merasa peduli terhadap lingkungan, yang pada akhirnya dapat membentuk kreativitas dan perilaku positif terhadap lingkungan dan pengolahan limbah.

Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran berbasis proyek untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa dengan penerapan model pembelajaran tersebut pada materi daur ulang limbah. Melalui

pembelajaran berbasis proyek, siswa menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar, kreatifitas siswa menjadi berkembang, guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk kinerja siswa dari proyek yang dikerjakan.

Pembelajaran berbasis proyek akan membuat siswa tebiasa untuk berkreativitas dengan mengembangkan keterampilannya sehingga akan menghasilkan perubahan pengetahuan (hasil belajar). Saat pembelajaran


(37)

21

berlangsung akan diadakan penilaian kreativitas pada setiap aktivitas proyek yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan pembelajaran dengan model PjBL merupakan kegiatan siswa dalam kelompok melakukan perencanaan untuk merancang proyek yang akan dilakukan, kemudian membuat

produk, menindak lanjuti produk yang dihasilkan dengan

mempresentasikan cara pembuatan dan alasan membuat produk tersebut, kemudian melakukan penilaian dan evaluasi terhadap produk yang dibuat dari masing-masing kelompok oleh kelompok lain dan guru. Pembelajaran PjBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitas dan mengaitkan interdisiplin ilmu yang dimilikinya dalam perencanaan dan pembuatan produk.

Adanya pembagian kelompok-kelompok dalam pembelajaran diharapkan masing-masing siswa bertanggung jawab demi keberhasilan kelompoknya seperti penyediaan alat dan bahan yang lengkap dan sesuai, merangkai alat atau produk, diskusi kelompok (diskusi hasil kegiatan, pembagian kerja dalam kelompok sampai presentasi kelompok. Diharapkan dengan

pengelompokkan dalam membuat produk ini siswa mampu lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan kreativitasnya.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang terdiri atas variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat yaitu pembelajaran berbasis proyek dan variabel bebas yaitu kreativitas siswa. Kerangka pemikiran di atas dapat dilihat pada bagan di bawah ini:


(38)

22

X O

X = Perlakuan yang diberikan (Variabel independen) O = Observasi (Variabel dependen)

(Fraenkel & Wallen, 2007) .

Gambar 1. Desain kerangka pikir

Keterangan : X : Variabel terikat yang menggunakan PjBL O : Variabel bebas yaitu observasi kreativitas


(39)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMAN 1 Gunung Alip Kabupaten Tanggamus pada bulan April 2015.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Gunung Alip Kabupaten Tanggamus semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Sedangkan sampel yang digunakan adalah siswa kelas X2 sebagai kelas eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu sample dipilih dengan tujuan tertentu (Margono, 2000:37). C. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat pre-experimental design tipe one-shot case study. Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap

terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2011).


(40)

24

Desain dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan seperti berikut (Fraenkel & Wallen,2007):

X O

X = Perlakuan yang diberikan (Variabel independen)

O = Observasi (Variabel dependen)

Desain itu dapat dibaca sebagai berikut: Terdapat suatu kelompok diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut : a. Membuat surat penelitian pendahuluan (observasi) yang ditujukan ke

sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang kelas yang telah diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Kelompok (LKK)


(41)

25

e. Membuat instrumen penelitian yaitu lembar penilaian kreativitas siswa, lembar penilaian produk siswa, angket tanggapan siswa terhadap model PjBL, dan angket penilaian produk

f. Membentuk kelompok diskusi bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek pada kelas X 2 . Penelitian ini telah dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

a. Pertemuan Pertama Kegiatan Awal

1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dan mengecek kehadiran siswa

2. Guru menyajikan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) serta indikator yang harus dicapai oleh siswa pada materi tersebut.

3. Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan memperhatikan penjelasan guru, ”Hari ini kita akan belajar mengenai cara untuk mendaur ulang limbah sebagai upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan ekonomi kreatif Bangsa”.


(42)

26

4. Siswa memperoleh motivasi dari guru, ” Dengan mempelajari betapa pentingnya daur limbah dalam kehidupan untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan yang terjadi dan sebagai sumber acuan ekonomi kreatif Bangsa”.

Kegiatan Inti

1) Setiap kelompok siswa memperoleh LKK berbasis proyek sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya.

2) Siswa dalam kelompok mengerjakan LKK berbasis proyek dengan mendiskusikan pertanyaannya (bekerja sama merencanakan proses daur ulang limbah yang telah dilakukan).

3) Siswa mengumpulkan LKK berbasis proyek yang sudah dikerjakan. 4) Setiap kelompok mempresentasikan perencanaan proyek yang akan

dilakukan.

5) Kelompok lainnya diperkenankan untuk memberikan saran atau mengajukan pertanyaan.

6) Kelompok yang presentasi menjawab pertanyaan dari kelompok lainnya.

7) Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.

Kegiatan Penutup

1) siswa memperhatikan penyampaian guru tentang umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

2) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembuatan produk pada waktu yang disepakati (diluar kegiatan pembelajaran),


(43)

27

memberi tugas pembuatan laporan pelaksanaan proyek, dan

menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

b. Pertemuan Kedua Kegiatan Awal

1) Siswa mengumpulkan produk daur ulang yang ditugaskan pada pertemuan sebelumnya.

2) Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan memperhatikan penjelasan guru, ” Pertemuan yang lalu kalian telah merencanakan daur ulang limbah dan telah melaksanakan daur ulang limbah di rumah. Hari ini kita akan mempresentasikan produk hasil daur ulang yang telah kalian lakukan dan tata cara dari proses daur ulang”.

3) siswa memperoleh motivasi dari guru, ” Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengaplikasikan kreativitas kita untuk meningkatkan perekonomian Negara dan membantu mengurangi pencemaran lingkungan”.

Kegiatan Inti

1) Setiap kelompok siswa menerima angket penilaian persentasi untuk kelompok lainnya sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya. 2) Setiap kelompok membuat pameran produk yang dihasilkan. 3) Setiap kelompok mempresentasikan proses pembuatan produk dan

alasan membuat produk tersebut.

4) Setiap kelompok memberikan penilaian kepada kelompok yang melakukan presentasi sesuai angket yang diberikan.


(44)

28

5) Setelah semua kelompok melakukan presentasi, masing-masing kelompok diperkenankan bertanya kepada setiap kelompok.

6) Setiap kelompok mendiskusikan jawaban pertanyaan yang diajukan kelompok lain.

7) Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan. Kegiatan Akhir

1) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

2) Siswa mengisi angket pendapat siswa terhadap model PjBL 3) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Jenis Data

Data yang digunakan berupa data kualitatif meliputi: penilaian kreativitas siswa, penilaian kreativitas produk siswa, angket penilaian siswa terhadap produk dan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran PjBL. 2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a. Lembar penilaian kreativitas siswa

Lembar penilaian kreativitas siwa meliputi aspek penilaian terhadap perancangan produk yang akan dihasilkan. Setiap produk diamati


(45)

29

point penilaiannya dengan cara memberi tanda contreng (√) pada lembar penilaian sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Tabel 1. Lembar penilaian kreativitas siswa

No kelompok

Skor Aspek penilaian kreativitas siswa

A B Dst.

0 1 2 0 1 2 0 1 2

1 2 3 4 5 Jumlah skor Skor maksimum Skor Kriteria

Keterangan aspek penilaian kreativitas siswa:

2. Membuat perencanaan dan mengembangkan gagasan skor:

0 membuat perencanaan tetapi tidak sempurna dan kurang sesuai dengan bahan yang dipilih

1 membuat perencanaan tidak sempurna tetapi sesuai dengan bahan yang dipilih

2 membuat perencanaan yang sempurna dan sesuai dengan bahan yang dipilih

3. Bereksplorasi dalam mendesain produk skor:

0 desain produk tidak memiliki inovasi, kreasi, dan tidak sistematis dalam pembuatannya

1 desain produk berinovasi atau berkreasi dan sistematis dalam pembuatannya

2 desain produk berinovasi, berkreasi, dan sistematis dalam pembuatannya


(46)

30

4. Interdisiplin ilmu skor:

0 perencanaan tidak mempertimbangkan aspek ilmu lain 1 perencanaan mempertimbangkan 1-2 aspek ilmu lain 2 perencanaan mempertimbangkan 3-4 aspek ilmu lain 5. Memilih bahan-bahan yang tepat

skor:

0 bahan yang digunakan tidak sesuai dengan tema pembelajaran

1 bahan yang digunakan sesuai dengan tema pembelajaran dan tidak sesuai dengan desain yang direncanakan atau bahan yang digunakan tidak sesuai dengan tema dan sesuai dengan desain yang direncanakan

2 bahan yang digunakan sesuai dengan tema pembelajaran dan sesuai dengan desain yang direncanakan.

6. Menggunakan alat skor:

0 peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan perencanaan dan tidak ramah lingkungan

1 peralatan yang digunakan sesuai degan perencanaan tetapi tidak ramah lingkungan atau peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan perencanaan tetapi ramah lingkungan

2 peralatan yang digunakan sesuai dengan perencanaan dan ramah lingkungan

(dimodifikasi dari Balitbang Depdiknas, 2002: 4).

a. Lembar Penilaian Kreativitas Produk Siswa (dalam Kelompok) Lembar penilaian produk meliputi aspek penilaian terhadap produk yang dihasilkan. Setiap produk diamati point penilaiannya dengan cara memberi tanda contreng (√) pada lembar penilaian sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.


(47)

31

Tabel 2. Lembar penilaian kreativitas produk (dalam kelompok)

No kelompok

Skor Aspek penilaian kreativitas produk

A B Dst.

0 1 2 0 1 2 0 1 2

1 2 3 4 5 Jumlah skor Skor maksimum Skor Kriteria

Keterangan aspek penialain kreativitas produk: A. Bersifat baru

skor:

0 produk tidak orisinil (tidak baru)

1 produk merupakan modifikasi produk yang sudah ada 2 produk orisinil (baru/ sebelumnya tidak pernah ada)

B. Unik Skor:

0 produk tidak memiliki unsur unik

1 produk memiliki unsur keunikan yang sederhana 2 produk memiliki unsur keunikan yang tinggi

C. Berguna Skor:

0 produk tidak memiliki fungsi penggunaan

1 produk memiliki fungsi penggunaan yang relatif digunakan masyarakat

2 produk memiliki fungsi penggunaan yang dominan digunakan masyarakat

D. benar skor:


(48)

32

0 produk tidak benar (tidak dapat digunakan)

1 produk tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsi sebenarnya

2 produk benar (sesuai dengan kebutuhan tertentu/ fungsi sebenarnya)

E. nilai ekonomi produk skor:

0 produk memiliki nilai ekonomi yang rendah 1 produk memiliki nilai ekonomi yang tinggi

2 produk memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi F. bersifat heuristik

skor:

0 menampilkan metode pembuatan produk yang sering dilakukan

1 menampilkan metode pembuatan produk yang masih jarang dilakukan

2 menampilkan metode pembuatan produk yang belum pernah dilakukan

(Amabile dalam Supriadi 1994: 9).

b. Angket Tanggapan Siswa terhadap Model PjBL

Angket tanggapan siswa berisi pendapat mengenai pembelajaran berbasis proyek di kelas, berupa 10 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Angket ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju Tabel 3. Item pernyataan pada angket terhadap model PjBL

Tabel 3. Item pernyataan pada angket

No Pernyataan- Pernyataan Ya Tidak

1 Saya merasa kreativitas saya meningkat setelah mempelajari submateri daur ulang limbah dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru 2 Saya merasa model pembelajaran yang digunakan

guru membuat saya berperan aktif (tidak hanya diam dan mendengarkan)

3 Saya lebih mudah memahami konsepyang telah dipelajari dengan model Project Based Learning


(49)

33

(pembuatan produk daur ulang limbah sebagai salah satu upaya pestarian lingkungan)

4 Model pembelajaran yang digunakan sangat aplikatif dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari

5 Model pembelajaran yang digunakan memotivasi saya untuk lebih kreatif

6 Model pembelajaran yang digunakan tidak mampu mengembangkan kemampuan berfikir kreatif saya 7 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam

proses pembelajaran yang berlangsung

8 Saya merasa sulit bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain produk daur ulang limbah dengan model yang digunakan oleh guru

9 Saya merasa model pembelajaran yang digunakan tidak mampu membuat saya mengaitkan interdisiplin ilmu yang saya miliki

10 Saya merasa sulit menampilkan metode pembuatan produk yang belum pernah dilakukan dengan model yang digunakan oleh guru.

c. Angket Penilaian terhadap Produk oleh Siswa Lain

Angket penilaian yang berisi beberapa pernyataan yang menunjukkan penilaian siswa terhadap produk yang dibuat oleh kelompok lainnya. ini terdiri dari 4 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif yang memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju

Tabel 4. Item indikator penilaian kreativitas produk dan pernyataan item Indikator

penilaian kreativitas

produk

No Pernyataan- Pernyataan Ya Tidak

Bersifat baru

1 produk orisinil (baru/ sebelumnya tidak pernah ada)

Unik 2 produk memiliki unsur keunikan yang tinggi

Berguna 3 produk memiliki fungsi penggunaan yang dominan digunakan masyarakat

Benar 4 produk sesuai dengan kebutuhan tertentu/ fungsi sebenarnya)

5 Produk hanya dapat digunakan sebagai hiasan/bukan fungsi sebenarnya

Nilai ekonomi produk


(50)

34

7 Produk tidak memiliki harga yang tinggi bila dijual dipasar

Bersifat heuristik

8 Metode pembuatan produk sudah sering dilakukan

F. Teknik Analisis Data Data Kualitatif

1) Data Kreativitas Siswa

Memberi skor dengan cara memberi tanda contreng (√) pada setiap item yang sesuai skor pada tiap aspek kreativitas siswa dalam merancang produk seperti Tabel 5.

Tabel 5. Lembar penilaian kreativitas siswa

No kelompok Skor Aspek penilaian kreativitas siswa A B Dst.

Skor 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 4 5 Jumlah skor Skor

maksimum Skor Kriteria

Keterangan aspek penilaian kreativitas siswa: A. membuat perencanaan

B. bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain produk

C. interdisiplin ilmu dan aplikasi konsep D. memilih bahan-bahan yang tepat E. menggunakan alat


(51)

35

Adapun langkah-langkah untuk menghitung indeks kreativitas siswa yaitu:

1) Menjumlahkan skor seluruh siswa.

2) Menentukan skor tiap indikator kreativitas siswa dengan menggunakan rumus:

K =

X 100

Ket: K =Kreativitas yang dicari;

f =Jumlah point kreativitas yang diperoleh;

N =Jumlah total point kreativitas siswa tiap indikator (dimodifikasi dari Sudijono, 2004: 40).

3) Menentukan skor tiap item indikator kreativitas siswa.

4) Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka nilai kreativitas siswa dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.

Tabel 6. Kriteria kreativitas siswa

Skor Kriteria

80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20

Sangat kreatif Kreatif Cukup kreatif Kurang kreatif Tidak kreatif (dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 245).

2) Mendeskripsikan Nilai Kreativitas Produk Siswa

Memberi skor dengan cara memberi tanda contreng (√) pada setiap item yang sesuai skor pada tiap aspek penilaian kreativitas produk yang dihasilkan siswa seperti Tabel 7.


(52)

36

No kelompok Skor pada aspek kreativitas siswa (F) A B Dst.

Skor 0 1 2 0 1 2 0 1 2

1 2 Dst. Jumlah skor (F)

Skor maksimum Skor Kriteria

Keterangan aspek penilaian kreativitas siswa: A. Bersifat baru

B. Unik C. Berguna D. benar

E. nilai ekonomi produk F. bersifat heuristik

(Amabile dalam Supriadi 1994: 9). 1) Menjumlahkan skor seluruh siswa.

2) Menentukan skor tiap indikator kreativitas siswa dengan menggunakan rumus:

K =

X 100

Ket.: K =Kreativitas yang dicari;

f =Jumlah point kreativitas yang diperoleh;

N =Jumlah total point kreativitas siswa tiap indikator (dimodifikasi dari Sudijono, 2004: 40).

3) Menentukan skor tiap item indikator kreativitas siswa.

4) Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka nilai kreativitas siswa dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.


(53)

37

Tabel 8. Penilaian kreativitas produk siswa

Skor Kriteria

80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20

Sangat kreatif Kreatif Cukup kreatif Kurang kreatif Tidak kreatif (dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 245).

3) Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Model Pembelajaran PjBL

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan dengan cara memberikan skor satu pada tiap tanggapan siswa.Teknik pengolahan data tanggapan siswa dilakukan sebagai berikut:

a) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 4

Tabel 9. Skor perjawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif Ya Tidak

Negatif Tidak Ya

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (Rahayu, 2010: 29).

b) Melakukan tabulasi data yang diperoleh dari angket untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.


(54)

38

Tabel 10. Data angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek No. Pertanyaan Angket Pilihan Jawaban Nomor Responden (Siswa) Persentase

1 2 3 dst.

1 Ya

Tidak

Dst Ya

Tidak (Rahayu, 2010: 31).

c) Menafsirkan tanggapan siswa terhadap penggunaan pembelajaran berbasis proyek sesuai kriteria Hendro (Hastriani, 2006: 43) pada Tabel 11.

Tabel 11. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek

Persentase (%) Kriteria 100

76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0 Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Tidak ada

4) Penilaian Siswa terhadap Kreativitas Siswa Lainnya berdasarkan Produk yang Dihasilkan

Penilaian siswa terhadap kreativitas siswa lainnya berdasarkan produk yang dihasilkan dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 8 pernyataan yang terdiri dari 4 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif. Teknik pengolahan data tanggapan siswa dilakukan sebagai berikut:

a) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 4


(55)

39

Tabel 12. Skor perjawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif Ya Tidak

Negatif Tidak Ya

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (Rahayu, 2010: 29).

b) Melakukan tabulasi data yang diperoleh dari angket untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 13. Data angket tanggapan Kreativitas Siswa Lainnya berdasarkan Produk yang Dihasilkan

No. Pertanyaan Angket Pilihan Jawaban Nomor Responden (Siswa) Persentase

1 2 3 dst.

1 Ya

Tidak

Dst Ya

Tidak (Rahayu, 2010: 31).

c) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui penilaian siswa terhadap kreativitas siswa lainnya berdasarkan produk yang dihasilkan sesuai kriteria Hendro (Hastriani, 2006: 43) tabel 14. Tabel 14. Tafsiran persentase jawaban

Persentase (%) Kriteria 100

76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0 Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Tidak ada


(56)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kreativitas siswa dalam pembelajaran Biologi pada materi daur ulang limbah menggunakan model PjBL memiliki kriteria rata-rata “kreatif” dalam merencanakan pembuatan produk.

2. Kreativitas siswa dalam pembelajaran Biologi pada materi daur ulang limbah menggunakan model PjBL memiliki kriteria rata-rata “cukup kreatif” dalam membuat produk.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Pelaksanaan proyek (pembuatan produk) membutuhkan waktu yang

lama dan proses yang panjang sehingga sebaiknya guru membantu siswa memanajemen waktu pelaksanaan dengan baik agar produk dapat dihasilkan tepat pada waktunya.

2. Pelaksanaan proyek (pembuatan produk) dilakukan oleh siswa diluar jam pelajaran sehingga guru memiliki keterbatasan untuk monitoring


(57)

52

kegiatan siswa, oleh sebab itu guru sebaiknya memonitoring siswa dengan bantuan teknologi informasi yang ada.

3. Pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran biologi yang disesuaikan pada materi tertentu untuk memunculkan kreativitas siswa.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. A. Zainal Abidin. 2003. Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Sekolah Dasar.

UNES Jurnal Edukasi Th.XIII No. 1 April 2003. Semarang.

Baker, E., B. Trygg, P. Otto. 2011. Project Based Learning Model, Relevant Learning for The 21st Century. Pasific Education Institute.

Balitbang Depdiknas. 2002. Indikator Penilaian Proyek. http:/ www.Balitbang- Depdiknas.co.id/ref.indikator+penilaian-proyek/pptx. Diakses 1 Maret 2015.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Fraenkel, Jack R, dan Norman E. Wallen. 2007. How to Design and Evaluate

Researche in Education. New York. Mc Graw-Hill Inc.

Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Ismail, Andang. 2006. Educations Games; Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permaian Edukatif. Pilar Media-Anggota IKPJ. Yogyakarta.

LindWATI. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Man I Kebumen. Fakultas Pendidikan Dan Ilmu Keguruan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo

Mahanal, S. 2009. Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang. Jurnal tidak diterbitkan. Malang.

Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta. Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif


(59)

54

Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat Cetakan Kedua. Rineka Cipta. Jakarta

_______.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. PT RINEKA CIPTA. Jakarta.

Mustaji. 2005. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. http:/www.uns.ac.id/tp.art/html. Diakses 18 Februari 2015. Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui

Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Semiawan, C. 2006. Pendekatan Keterampilan Proses. PT Gramedia. Jakarta.

_______. 2009. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat.: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta

Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta. Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Alfabeta.

Bandung.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus (Edisi Revisi). PT Rineka Cipta. Jakarta.

Susanto, Eko. 2008. Pengertian Kreativitas. http://

eko13.wordpress.com/2008/03/16/pengertian_kreativitas). Diakses pada tanggal 27 Februari 2015 pukul 20.32 WIB.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara. Jakarta.

.

__________. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara. Jakarta.

Zaini, Hisyam. 2000. Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.


(1)

Tabel 10. Data angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek No. Pertanyaan Angket Pilihan Jawaban Nomor Responden

(Siswa) Persentase 1 2 3 dst.

1 Ya

Tidak

Dst Ya

Tidak (Rahayu, 2010: 31).

c) Menafsirkan tanggapan siswa terhadap penggunaan pembelajaran berbasis proyek sesuai kriteria Hendro (Hastriani, 2006: 43) pada Tabel 11.

Tabel 11. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek

Persentase (%) Kriteria 100

76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0 Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Tidak ada

4) Penilaian Siswa terhadap Kreativitas Siswa Lainnya berdasarkan Produk yang Dihasilkan

Penilaian siswa terhadap kreativitas siswa lainnya berdasarkan produk yang dihasilkan dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 8 pernyataan yang terdiri dari 4 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif. Teknik pengolahan data tanggapan siswa dilakukan sebagai berikut:

a) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 4


(2)

39

Tabel 12. Skor perjawaban angket Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif Ya Tidak

Negatif Tidak Ya

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (Rahayu, 2010: 29).

b) Melakukan tabulasi data yang diperoleh dari angket untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 13. Data angket tanggapan Kreativitas Siswa Lainnya berdasarkan Produk yang Dihasilkan

No. Pertanyaan Angket Pilihan Jawaban Nomor Responden

(Siswa) Persentase 1 2 3 dst.

1 Ya

Tidak

Dst Ya

Tidak (Rahayu, 2010: 31).

c) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui penilaian siswa terhadap kreativitas siswa lainnya berdasarkan produk yang dihasilkan sesuai kriteria Hendro (Hastriani, 2006: 43) tabel 14. Tabel 14. Tafsiran persentase jawaban

Persentase (%) Kriteria 100

76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0 Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Tidak ada


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kreativitas siswa dalam pembelajaran Biologi pada materi daur ulang limbah menggunakan model PjBL memiliki kriteria rata-rata “kreatif” dalam merencanakan pembuatan produk.

2. Kreativitas siswa dalam pembelajaran Biologi pada materi daur ulang limbah menggunakan model PjBL memiliki kriteria rata-rata “cukup kreatif” dalam membuat produk.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Pelaksanaan proyek (pembuatan produk) membutuhkan waktu yang

lama dan proses yang panjang sehingga sebaiknya guru membantu siswa memanajemen waktu pelaksanaan dengan baik agar produk dapat dihasilkan tepat pada waktunya.

2. Pelaksanaan proyek (pembuatan produk) dilakukan oleh siswa diluar jam pelajaran sehingga guru memiliki keterbatasan untuk monitoring


(4)

52

kegiatan siswa, oleh sebab itu guru sebaiknya memonitoring siswa dengan bantuan teknologi informasi yang ada.

3. Pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran biologi yang disesuaikan pada materi tertentu untuk memunculkan kreativitas siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. A. Zainal Abidin. 2003. Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Sekolah Dasar.

UNES Jurnal Edukasi Th.XIII No. 1 April 2003. Semarang.

Baker, E., B. Trygg, P. Otto. 2011. Project Based Learning Model, Relevant Learning for The 21st Century. Pasific Education Institute.

Balitbang Depdiknas. 2002. Indikator Penilaian Proyek. http:/ www.Balitbang- Depdiknas.co.id/ref.indikator+penilaian-proyek/pptx. Diakses 1 Maret 2015.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Fraenkel, Jack R, dan Norman E. Wallen. 2007. How to Design and Evaluate

Researche in Education. New York. Mc Graw-Hill Inc.

Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Ismail, Andang. 2006. Educations Games; Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permaian Edukatif. Pilar Media-Anggota IKPJ. Yogyakarta.

LindWATI. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Man I Kebumen. Fakultas Pendidikan Dan Ilmu Keguruan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo

Mahanal, S. 2009. Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang. Jurnal tidak diterbitkan. Malang.

Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta. Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif


(6)

54

Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat Cetakan Kedua. Rineka Cipta. Jakarta

_______.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. PT RINEKA CIPTA. Jakarta.

Mustaji. 2005. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. http:/www.uns.ac.id/tp.art/html. Diakses 18 Februari 2015. Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui

Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Semiawan, C. 2006. Pendekatan Keterampilan Proses. PT Gramedia. Jakarta. _______. 2009. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat.: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia. Jakarta

Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta. Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Alfabeta.

Bandung.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus (Edisi Revisi). PT Rineka Cipta. Jakarta.

Susanto, Eko. 2008. Pengertian Kreativitas. http://

eko13.wordpress.com/2008/03/16/pengertian_kreativitas). Diakses pada tanggal 27 Februari 2015 pukul 20.32 WIB.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara. Jakarta.

.

__________. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara. Jakarta.

Zaini, Hisyam. 2000. Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

KREATIVITAS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

1 15 49

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII MTs Nurul Iman Sekincau Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 38 44

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LIMBAH (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Sidomulyo Kab. Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 6 52

KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) (Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gunung Alip Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 11 59

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 14 60

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA ( Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 2 Way Seputih Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 5 70

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung T.P 2014/2015)

0 7 59

KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) (Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

4 20 58

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR RANAH KOGNTIF DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA (Studi Eksperimen Semu pada materi Ekosistem Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Seputih Banyak Tahun Pelajaran 2014/2015)

11 36 64

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA

0 2 5