KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) (Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

(1)

ABSTRAK

KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL

PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

(Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh FITRIANA

Berdasarkan observasi di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Kabupaten

Lampung Timur kreativitas siswa belum dikembangkan secara optimal. Salah satu upaya yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan kreativitas yaitu penggunaan model berbasis proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas siswa dalam pembelajaran pada materi daur ulang limbah

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

Penelitian ini bersifat pre-experimental design tipe one-shot case study dengan siswa kelas X 4 sebagai sampel penelitian yang dipilih dari populasi dengan teknik purposive sampling. Data kualitatif berupa penilaian kreativitas

perencanaan siswa, penilaian produk siswa, data angket penilaian siswa terhadap produk dan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran PjBL. Analisis data dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas siswa dalam


(2)

Fitriana

iii pembelajaran menggunakan model PjBL memperoleh skor 64,96 dengan kriteria

“kreatif” dalam membuat perencanaan produk. Indikator kreativitas perencanaan produk berupa membuat perencanaan, interdisiplin ilmu dan aplikasi konsep, bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain produk, memilih bahan, dan menggunakan alat. Selain itu, rata-rata kreativitas produk secara keseluruhan dengan skor 54,11 dengan kategori kriteria “Cukup Kreatif” dengan indikator bersifat baru, unik, berguna, benar, bernilai dan bersifat heuristik. Hasil tanggapan siswa terhadap model PjBL menyatakan bahwa siswa beperan aktif dalam pembelajaran dan berinteraksi dalam belajar membuat siswa mudah memahami materi. PjBL membantu mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata dan mengaitkan interdisiplin ilmu, memotivasi belajar, dan bereksplorasi dalam membuat produk daur ulang limbah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kreativitas dalam pembelajaran berbasis proyek berkriteria “kreatif” dan menghasilkan produk yang “cukup kreatif”.


(3)

KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL

PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

(Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh FITRIANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara

pasangan. Bapak Kadiyo dan Ibu Katmi yang dilahirkan di Lampung Timur pada tanggal 23 November 1993. Penulis beralamat di Jl. Raya Simpang Sribhawono, Bandar Sribhawono, Lampung timur.Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 2 Gunung Mas (1999-2005), SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono (2005-2008), SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono (2008-2011). Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Undangan.

Penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta) sebagai Eksakta Muda Himasakta (2011-2012). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri Satap 2 Bengkunat Belimbing dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Kabupaten Pesisir Barat (Tahun 2014), serta penelitian pendidikan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono untuk meraih gelar sarjana pendidikan S.Pd. (Tahun 2015). Penulis dapat dihubungi pada kontak 085664684454


(8)

PERSEMBAHAN

Aku bersyukur kepadamu ya Allah atas izin mu jua lah

Kebahagiaan ini dapat ku raih....

Aku persembahkan kebahagiaan ini, buah manis dari

perjuangan dan jerih payahku kepada:

Ibu (Katmi) dan bapakku (Kadiyo) , yang telah mendidik dan

membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan

limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku, mendukung segala

langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian.

Mamas (Yogi Sugiarto dan Agus Widodo) dan mbak (Dasri dan Aris) , yang selalu

memberikan bantuanya ketika aku dalam kesulitan, memotivasiku dan

menyayangiku; serta keluarga besarku di Lampung timur selalu kusayangi…

Keponakan-keponakan yang paling ku sayang Neza Agustia dan Fadil

Cahya Umbara,

Guru dan Dosen, atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah

diberikan…

Teman-teman seperjuangan P.Biologi 2011 serta Ardi Nova Irawan yang selalu

berusaha menyemangatiku, membantuku dalam kesulitan, dan support yang tak

pernah berkurang agar aku segera menyelesaikan karya ini.


(9)

M O T O

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila

kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

( Q.S Alam Nasyrah :4-8).

Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh.

Engkau akan jatuh diantara bintang-bintang

(Ir. Soekarno)

Selesaikan apa yang bisa dikerjakan hari ini,

jangan biarkan pekerjaan hari esok menumpuk


(10)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) (Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)” sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku pembimbing I atas bantuan dan

kesediaannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Rini Rita. T. Marpaung, S. Pd., M. Pd., selaku Pembimbing Akademik, dan pembimbing II atas bantuan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.


(11)

xii

6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembahas atas saran, masukan, dan arahan yang diberikan hingga terselesainya skripsi ini.

7. Drs. Darma, M. Si., selaku Kepala SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;

8. Wariyem, S. Pd selaku guru mitra yang telah memberikan banyak bantuan dan kemudahan selama penelitian;

9. Siswa-siswi kelas X4 SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono atas kerja samanya selama penelitian;

10.Karib kerabat Pendidikan Biologi angkatan 11 dan Ardi Nova Irawan yang telah banyak memberi motivasi dan membantu dalam terselesaikannya karya tulis ini atas kebersamaan dan kekeluargaan selama di bangku kuliah;

11.Sahabat yang dipertemukan di waktu dan tempat yang sama telah menjadi sahabat baru yang baik hatinya( Ahmad Effendi, Janggan Asmoro, Megyan Pratama, Ave S.Fauzisar, Rizki Afrizal Sandi dan Galuh Septiara Sywi); 12.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2015 Penulis,


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Proyek ... 7

B. Kreativitas ... 12

C. Kerangka Pikir ... 19

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

C. Desain Penelitian ... 22

D. Prosedur Penelitian... 23

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 32

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 43

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 52

B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar penilaian kreativitas siswa... 28

2. Lembar penilaian kreativitas produk (dalam kelompok) ... 29

3. Item pernyataan pada angket ... 31

4. Item indikator penilaian kreativitas produk dan pernyataan item . 32 5. Lembar penilaian kreativitas siswa ... 33

6. Kriteria kreativitas siswa ... 34

7. Lembar penilaian krativitas produk siswa... 34

8. Penilaian kreativitas produk siswa ... 35

9. Skor perjawaban angket ... 36

10.Data angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek ... 36

11.Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek ... 36

12.Skor perjawaban angket ... 37

13.Data angket tanggapan Kreativitas Siswa Lainnya ... 37

14.Tafsiran persentase jawaban ... 38

15.Penilaian kreativitas perencanaan siswa ... 39

16.Penilaian kreativitas produk siswa ... 40

17.Analisis data penilaian kreativitas siswa ... 83


(14)

xvii

19.Hasil Pembuatan Produk ... 86 20.Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model PjBL ... 87 21.Data angket tanggapan siswa terhadap angket tanggapan siswa

terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 1 ... 89 22. Data angket tanggapan siswa terhadap angket tanggapan siswa

terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 2... 90 23.Data angket tanggapan siswa terhadap angket tanggapan siswa

terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 3... 91 24.Data angket tanggapan siswa terhadap angket tanggapan siswa

terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 4... 92 25.Data angket tanggapan siswa terhadap angket tanggapan siswa

terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 5... 93 26.Data angket tanggapan siswa terhadap angket tanggapan siswa

terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 6... 94 27.Presentase rata-rata angket penilaian kelompok terhadap produk

kelompok lain ... 95 28.Daftar Nilai Sikap Spiritual Berdasarkan Angket Penilaian Antar

Peserta Didik ... 103 29.Daftar Nilai Sosial Berdasarkan Angket Penilaian Antar Peserta


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Desain kerangka pikir ... 21

2. Presentase rata-rata tanggapan kelompok terhadap produk kelompok lain ... 41

3. Tanggapan siswa terhadap model PjBL ... 42

4. Contoh perencanaan produk yang kreatif ... 44

5. Contoh aplikasi pemahaman interdisiplin ilmu sangat yang kreatif 46 6. Contoh eksplorasi desain yang cukup kreatif... 48

7. Contoh eksplorasi desain yang cukup kreatif ... 48

8. Contoh ketepatan pemilihan bahan yang cukup kreatif ... 47

9. Contoh produk “benar” kelompok 1 “Bunga dari Plastik Detergen” 49 10.Contoh produk “berguna” kelompok 4 “Pot Gantung dari Botol Plastik” ... 50

11.Contoh indikator “unik” terendah kelompok ... 50

12.Contoh indikator “heuristik” kelompok 3 “Lampion” ... 51

13.“Bunga dari Plastik Detergen” ... 50

14.“Tas Laptop dari Kain Perca” ... 50

15.“Lampion” ... 51

16.. “Pot Gantung dari Botol Plastik” ... 51

17.. . “Bunga dari Botol Plastik... 51


(16)

xiv

19.Tanggapan siswa terhadap model PjBL ... 88

20.Tanggapan siswa terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 1 . 96 21.Tanggapan siswa terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 2 . 97 22.Tanggapan siswa terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 3 . 98 23.Tanggapan siswa terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 4 . 99 24.Tanggapan siswa terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 5 . 100 25.Tanggapan siswa terhadap produk yang dihasilkan Kelompok 6 . 101 26.Presentase rata-rata angket penilaian kelompok terhadap produk kelompok lain ... 102

27.Guru membuka pembelajaran ... 105

28.Siswa melakukan diskusi perencanaan produk dengan bantuan LKK 105 29.Guru mengawasi siswa melaksanakan diskusi ... 105

30.Membimbing siswa melakukan diskusi dengan bimbingan dalam mengerjkakan LKK ... 106

31.Siswa mempresentasikan hasil diskusi... 106

32.Siswa bekerjasama dalam membuat produk (lampion) ... 106

33.Siswa bekerjasama mengkresikan produk (pot gantung) ... 107

34.Siswa mempresentasikan produk (bunga dari plastik bekas detergen) 108 35.Siswa mempresentasikan produk (Bunga dari botol plastik) ... 108

36.Kelompok melakukan penilaian tanggapan terhadap produk kelompok lain (mengisi angket) ... 109


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kreativitas adalah modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru (Semiawan, 2009: 44). Menurut Munandar (2009: 12),

“Kreativitas merupakan hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat”.

Saat ini kreativitas menjadi sorotan oleh berbagai pihak, khususnya di dunia pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hans Jellen (dalam Ismail, 2006: 285) dari Universitas Utah AS dan Klaus Urban dari Universitas Hannover pada bulan Agustus 1987 terhadap siswa usia 10 tahun dengan sampel 50 siswa di Jakarta, menunjukkan hasil yang sangat

mengejutkan. Ternyata kreativitas belajar siswa di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara yang lainnya. Padahal, kreativitas belajar sangat penting bagi perkembangan siswa karena berpengaruh besar terhadap


(18)

2

totalitas kepribadian seseorang. Menurut Ismail (2003: 133) menjelaskan bahwa kreativitas dapat menjadi kekuatan (power) yang menggerakkan manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, bodoh menjadi cerdas, pasif menjadi aktif, dan sebagainya.

Walaupun saat ini masalah kreativitas belajar siswa sudah mendapat perhatian begitu besar oleh pemerintah dengan adanya perbaikan kurikulum pendidikan yang lebih memfokuskan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa. Namun, dalam

pelaksanaannya di sekolah-sekolah masih sangat memprihatinkan.

Pembelajaran masih cenderung menghambat pertumbuhan dan perkembangan kreativitas belajar siswa. Contoh konkrit misalnya sistem evaluasi yang terlalu menekankan pada jawaban benar dan tidak benar tanpa

memperhatikan prosesnya.

Berdasar hasil wawancara dengan guru bidang studi Biologi kelas X di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur, diperoleh

gambaran bahwa kreativitas siswa di kelas X belum dikembangkan secara optimal, dengan ditandai hal sebagai berikut: (1) Siswa cenderung monoton, pengetahuan siswa hanya terbatas pada apa yang diperoleh dari guru, (2) Siswa kesulitan dalam mengembangkan pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, (3) Siswa kurang berani mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat.

Menurut pengamatan peneliti, rendahnya kreativitas pada siswa Biologi kelas X di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur


(19)

3

disebabkan karena dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, penggunaan model pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru

cenderung menggunakan model konvesional pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Padahal penggunaan model pembelajaran yang bervariatif sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, dan sangat sesuai dengan kurikulum 2013. Selain itu, guru masih cenderung hanya melatih siswa untuk berpikir konvergen, yang hanya berpikir satu arah, yang benar atau satu jawaban paling tepat, atau satu pemecahan dari suatu permasalahan. Sedangkan sikap kreatif siswa kurang mendapat perhatian. Padahal, sikap kreatif menuntut siswa untuk berpikir divergen, yaitu berpikir dalam arah yang berbeda-beda sehingga diperoleh banyak macam jawaban yang unik tetepi benar

Apabila guru berupaya meningkatkan kreativitas, selain guru harus mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, juga harus menciptakan suasana pembelajaran yang menarik bagi siswa. Selain dapat mengasah kemampuan kognitifnya, juga mendapatkan pengalaman langsung, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Pembelajaran bermakna membuat siswa dapat menemukan sendiri fakta dan konsep serta

menumbuhkembangkan nilai-nilai yang dituntut.

Model pembelajaran yang dapat mengkonstruksi pengetahuan dan ketrampilan siswa melalui kegiatan laboratorium diperlukan untuk


(20)

4

meningkatkan kreativitas siswa. Salah satu model pembelajaran yang mendukung adalah project based learning. Project based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan masalah dan mengintegrasi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dalam beraktivitas secara nyata (Bahri, 2009: 6). PBL menghadapkan siswa pada pembelajaran relevan yang memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan kreativitas siswa (Baker, Trygg, dan Otto, 2011: 4).

Dari hasil penelitian Lindawati (2013) pelaksanaan pembelajaran Fisika melalui pembelajaran project based learning dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas X.6 MAN 1 Kebumen.Oleh karena itu, peneliti memiliki asumsi bahwa pendekatan ini dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono pada umumnya, lebih khusus lagi permasalahan kreativitas siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur pada materi pokok Daur Ulang Limbah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah kreativitas siswa dalam pembelajaran biologi pada materi daur ulang limbah

menggunakan model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)?


(21)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah: Kreativitas siswa dalam pembelajaran Biologi pada materi daur ulang limbah menggunakan model pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning).

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi guru, sebagai masukan bagi para guru untuk mendesain pembelajaran biologi yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep, sebagai salah satu alternatif desain pembelajaran yang dapat diterapkan.

2. Siswa, dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar di kelas dan meningkatkan kreativitas siswa.

3. Sekolah, yaitu dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat SMA

4. Peneliti, yaitu dapat lebih memahami pembelajaran berbasis proyek sebagai alternatif pembelajaran, memberikan manfaat yang besar berupa pengalaman yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang

profesional dan untuk perbaikan pembelajaran pada masa yang akan datang.

E. Ruang Lingkup Penelitian


(22)

6

1. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 3 semester genap SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah Daur Ulang Limbah pada K.D 4.10 “Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan”.

3. Model pembelajaran PjBL yang dimaksud terdiri dari empat tahapan pembelajaran: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap tindak lanjut, dan (4) tahap penilaian (Semiawan, 2006: 84-87)

4. Indikator penilaian kreativitas siswa meliputi: (1) membuat perencanaan, (2) bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain produk, (3) interdisiplin ilmu dan aplikasi konsep, (4) memilih bahan-bahan yang tepat, dan (5) menggunakan alat (dimodifikasi dari Balitbang Depdiknas, 2002

5. Indikator penilaian kreativitas produk meliputi: (1) bersifat baru, (2) unik, (3)berguna, (4) benar, (5) bernilai dilihat dari segi kebutuhan tertentu, (6) lebih bersifat heuristik(Amabile dalam Supriadi 1994: 9).


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek merupakan pengorganisasian proses belajar atau dan yang dikaitkan dengan suatu objek kongkret yang daat ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan atau mata pelajaran (BNSP, 2007:32). Menurut Djamarah dan Zain (2006:83) metode proyek adalah cara penyajian pelajaran bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Dalam proses pembelajaran, pemecahan suatu masalah tidaklah tuntas apabila hanya ditinjau dari satu disiplin ilmu saja, melainkan dipandang dari berbagai ilmu mata pelajaran yang berkaitan dan memberikan sumbangsih terhadap penyelesaian masalah tersebut.

Blumenfeld et al. (Kamdi, 2008:4) mendeskripsikan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) berpusat pada proses relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan mengintegrasikan konsep-konsep dari sebuah komponen pengetahuan disiplin atau lapangan studi. Bern da Erickson (Komalasari, 2010:70) menegaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan pendekatan yang memusat pada prinsip dan konsep utama suatu


(24)

8

disiplin, melibatkan siswa dan memecahkan masalah dan tugas poenuh makna lainnya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri membangun pembelajaran, dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata.

Tidak semua kegiatan belajar aktif dan melibatkan proyek dapat disebut pembelajaran berbasis proyek. Oleh sebab itu, menurut Thomas (Kamdi, 2008: 10) menyatakan terdapat lima kriteria agar suatu pembalajaran dapat digolongkan dalam pembelajaran berbasis proyek, yaitu: Keterpusatan (centrality) berfokus pada pertanyaan atau masalah, investigasi konstruktif atau desain, otonomi pebelajar, dan realisme.

1. Keterpusatan (centrality)

Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi pembelajaran; pebelajar mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin melalui proyek.

2. Berfokus pada pertanyaan atau masalah

Pembelajaran berbasis proyek terfokus pada pertanyaan atau masalah yang yang mendorong pebelajar mangalami (dengan kerja keras) konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin. 3. Investigasi konstruksi atau desain

Investigasi disini berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, diskoveri atau proses pembangunan model.

4. Otonomi pebelajar

Dalam pembelajaran berbasis proyek mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rigid, dan tanggung jawab pebelajar.


(25)

9

Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek bukanlah ciptaan guru yang sudah tertuang dalam naskah dan harus dilakukan oleh siswa. 5. Realisme

Pembelajaran berbasis proyek memberikan keotentikan pada pebelajar. Keotentikan ini meliputi topik, tugas fungsi dan peranan yang

dimainkan oleh pebelajar dalam proyek atau produk yang dihasilkan. Menurut Santyasa (2006:11) karakteristik utama pembelajaran berbasis proyek adalah:

I. ISI: Memuat gagasan orisinil 1. Masalah kompleks

2. Siswa menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan 3. Siswa berhadapan pada masalah yang ill-defined

4. Pertanyaan cenderung mempersoalkan maslah dunia nyata II. KONDISI: Mengutamakan otonomi siswa

1.Melakukan inkuiri dalam konteks masyarakat

2.Siswa mampu mngelola waktu secara efektif dan efisien 3.Siswa belajar penuh dengan kontrol diri

4.Mensimulasikan kerja secara profesional

III. AKTIVITAS: Investigasi kelompok kolaboratif 1. Siswa berinvestigasi selama periode tertentu 2. Siswa meleakukan pemecahan masalah kompleks

3. Siswa memformulasikan hubungan antar gagasan orisinilnya 4. Siswa menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan masalah 5. Siswa melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka

berdasarkan respon ahli atau dari hasil tes. IV. HASIL: Produk nyata

1. Siswa menunjukkan produk nyata berdasarkan hasil investigasi 2. Siswa melakukan evaluasi diri

3. Siswa responsive terhadap segala implikasi dari kompetensi yang dimilikinya

4. Siswa mendemonstrasikan kompetensi sosial, manajemen pribadi, regulasi belajarnya


(26)

10

Menurut Semiawan (2006: 84-87) dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL meliputi empat tahapan yaitu:

1. Tahap perencanaan: (a) mempelajari materi pembelajaran dalam silabus dari mata pelajaran yang menjadi tema dari proyek tersebut, (b) membuat diagram kaitan antara tema dengan materi pembelajaran dari mata

pelajaran lain, (c) merumuskan tujuan pembelajaran dengan

menggunakan model proyek tersebut, (d) menentukan langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran, (e) merencanakan organisasi kelas sesuai dengan kegiatan pembelajaran (misal bekerja dalam kelompok), (f) menyiapkan format-format pengamatan untuk siswa, (g) merencanakan kegiatan tindak lanjut, dan (h) menyiapkan penilaian kegiatan belajar-mengajar,

2. Tahap pelaksanaan: (a)pada permulaan pembelajaran, guru mengemukakan tema proyek, (b) guru mengajak siswa menelaah kemungkinan mengaitkan tema dengan berbagai mata pelajaran (walaupun guru sebelumnya sudah menyiapkan diagram kaitan tema mata pelajaran lain), guru berperan membimbing dan mengatur jalannya diskusi serta memberikan bantuan bila diperlukan, (c) sesudah diagram kaitan tema dengan mata pelajaran lain itu terbentuk, guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, (d) tiap kelompok merencanakan bagaimana melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan materi yang telah dikaitkan dengan tema, guru membimbing setiap kelompok dan memberikan bantuan bila siswa memerlukannya, tiap kelompok mendiskusikan dan mencatat hasil diskusinya, (e)


(27)

11

data/informasi yang terkumpul didiskusikan, diolah, dan ditulis serta siap untuk dilaporkan, (f) sesudah semua kelompok siap untuk melaporkan, maka guru (atau seorang siswa ataupun sekelompok siswa) memimpin pelaporan, (g) siswa-siswa lain memberikan komentar atau saran yang dicatat oleh anggota kelompok yang sedang melaporkan, guru kadang-kadang memberikan saran atau bantuan seperlunya bila ternyata diskusi kurang lancar atau terhenti, (h) berdasarkan komentar dan saran

kelompok mendiskusikan dan bersepakat untuk menambah atau

mengurangi, serta menyempurnakan laporan dengan mencari data yang perlu ditambahkan atau memperbaiki gambar dan tulisan.

3. Tahap tindak lanjut: untuk lebih memantapkan hasil kegiatan belajar para siswa dilibatkan lagi dalam kegiatan tindak lanjut. Salah satu kegiatan tindak lanjut yang diterapkan adalah pameran,

4. Tahap penilaian: (a) secara verbal, misalnya tanya jawab dan diskusi, (b) secara tertulis, misalnya berupa laporan dan tes, dan (c) penilaian hasil karya siswa

Dalam penggunaannya, model pembelajaran berbasis proyek memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Djamarah dan Zain (2006:83). Beberapa kelebihan model ini antara lain:

1. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan

2. Dapat membina siswa dalam kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam kehidupan sehari-harisecara terpadu.


(28)

12

3. Metode ini sesuai dengan prinsip prinsip didaktik modern dalam pengajaran perlu diperhatikan:

a) Kemampuan individual siswa dan kerja sama dalam kelompok b) Bahan pelajaran yang tidak terlepas dari kehidupan rill sehari-hari

yang penuh dengan masalah

c) Pengembangan aktivitas, kreativitas, dan pengalaman siswa banyak dilakukan

d) Agar teori dan praktik,sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi suatu kesatuan yang tak terpisahkan

Sedangkan kekurangan model ini menurut Djamarah dan Zain (2006:84) antara lain:

1. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan model ini.

2. Pemilihan topik unut yang tepat saesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas, dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah pekerjaan yang mudah.

3. Bahan pelajaran yang sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan unit yang dibahas.

B. Kreativitas

Menurut Semiawan (2009: 44) kreativitas adalah modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru. Menurut Munandar (2009: 12), mengemukakan bahwa kreativitas adalah:


(29)

13

Hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat. Teori-teori kreativitas yang dikutip dalam artikel Prameswari (2009) adalah sebagai berikut:

1) Menurut Clark Moustakis (1967), ahli psikologi humanistic

menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. 2) Menurut Rhodes, umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person,

Process, Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan,

menghasilkan produk (Product) kreatif.

3) Menurut Hulbeck (1945), “Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic

way”. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.

4) Menurut Sternberg (1988), kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.

5) Menurut Baron (1969) yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.


(30)

14

6) Menurut Haefele (1962), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.

7) Menurut Torrance (1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.

Beberapa uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Munandar (2004: 45-46) mengemukakan stategi 4P dalam pengembangan kreativitas. Dalam mengembangkan kreativitas siswa, perlu

mempertimbangkan 4 aspek yaitu pribadi, pendorong, press, proses dan produk.

1. Pribadi

Kreativitas adalah ungkapan (ekpresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari ungkapan pribadi yang unik dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produkproduk yang inovatif. Oleh karena itu pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat


(31)

15

siswanya (jangan mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama). Guru hendaknya membantu siswa menemukan bakat-bakatnya dan menghargainya. 2. Pendorong (press)

Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dukungan kuat dari dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang tidak menunjang. Di dalam

keluarga, di sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau kelompok individu.

3. Proses

Untuk mengembangkan kreativitas anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Yang terpenting adalah memberi kebebasan kepada anak untuk mengekpresikan dirinya secara kreatif tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan. Caranya dengan mendorong anak menghasilkan produk-produk yang bermakna.

4. Produk

Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh


(32)

16

mana keduanya mendorong (press) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif.

Kreativitas merupakan titik atau daerah pertemuan antara tiga komponen yaitu keterampilan bidang, keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, dan motivasi intrinsik. Amabile (dalam Munandar, 2004 : 115) berpendapat bahwa guru tidak dapat mengajarkan kreativitas, tetapi ia dapat memungkinkan kreativitas siswa muncul, memupuk dan mengembangkannya. Cara yang paling baik untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah dengan mendorong motivasi intrinsik siswa. Guru harus memberi otonomi pada siswa dan mendorong siswa untuk mencetuskan gagasan sendiri. Dalam pembelajaran guru bertindak sebagai kolaborator, menekankan pada belajar dan bukan pada penilaian.

Menurut Munandar (2009: 10) ciri-ciri kreaivitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu ciri kognitif (aptitude) dan ciri non-kognitif (non-aptitude). Ciri kognitif (aptitude) dari kreativitas terdiri dari orisinalitas,fleksibilitas,

kelancaran dan elaboratif. Sedangkan ciri non kognitif dari kreativitas meliputi motivasi, kepribadian, dan sikap kreatif. Krativitas baik itu yang meliputi ciri kognitif maupun non-kognitif merupakan salah satu potensi yang penting untuk dipupuk dan dikembangkan.

Walls (dalam Suryosubroto, 2009: 221-222) menyatakan bahwa dalam analisis proses kreatif dibedakan menjadi empat fase, yaitu fase persiapan, fase inkubasi, fase inspirasi dan fase revisi. Fase-fase tersebut diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:


(33)

17

a. fase persiapan

pada fase ini perhatikan individu pada masalah atau benda, mengorganisasi data atau komponen, merumuskan masalah dan mengemukakan ide-ide yang relevan atau mencoba-coba yang sesuai dengan penyelesaian masalah atau konstruksi bentuk,

b. fase inkubasi

fase individu menyusun kembali dan mengetes ide-ide atau

percobaannya, selain itu individu-individu juga benar-benar melibatkan diri dan mengalami masalah yang dihadapi. Sekalipun terlihat tidak ada kegiatan serta kemajuan yang nyata, tetapi masalah tersebut sedang dalam penyelesaian secara tidak langsung,

c. fase inspirasi

pada fase ini individu secara tiba-tiba muncul ide tentang tema atau hubungan bermacam-macam komponen dari masalah yang dihadapi, d. fase revisi

pada fase ini individu memikirkan, mengevaluasi, menyusun rencana penyelesaian secara kritis.

Haris (dalam Mustaji, 2005: 5) mengemukakan bahwa kreativitas dapat dilihat dari tiga aspek yakni: (1) kemampuan; kreativitas adalah sebuah kemampuan untuk memikirkan dan menentukan sesuatu yang baru, menciptakan gagasan-gagasan baru dengan cara mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan kembali ide-ide yang telah ada, (2) perilaku; kreativitas adalah sebuah perilaku menerima perubahan dan kebaruan, kemampuan bermain-main dengan


(34)

18

dan (3) proses; kreativitas adalah proses kerja keras dan berkesinambungan dalam menghasilkan gagasan dan pemecahan masalah yang lebih baik, serta selalu berusaha untuk menjadikan segala sesuatu menjadi lebih baik.Ciri-ciri kreativitas dikemukakan oleh Semiawan (dalam Suryosubroto, 2009: 223)

yaitu “dorongan ingin tahu yang besar; sering mengajukan pertanyaan yang

baik; memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah; bebas dalam menyatakan sesuatu pendapat; menonjol dalam salah satu bidang seni; mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya; tidak mudah terpengaruh orang lain; daya imajinasi kuat; orisinalitas tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya serta menggunakan cara-cara orisinil dalam pemecahan masalah); dapat bekerja sendiri ataupun

bekerjasama dan senang mencoba hal-hal baru”.

Kreativitas memiliki ciri yang berhubungan dengan kognisi (proses berfikir) meliputi:

1. keterampilan mengolaborasikan/merinci, adalah mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk,

2. keterampilan menilai/ mengevaluasi, adalah menentukan patokan penilaian dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana,

3. rasa ingin tahu, adalah selalu terdorong untuk mengevaluasi lebih banyak, 4. bersifat ingin aktif, adalah kemampuan memperagakan atau

membayangkan hal-hal yang tidak/ belum pernah terjadi,

5. merasa tertantang oleh kemajemukan, adalah terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit dan rumit,


(35)

19

6. sikap berani mengambil resiko, adalah berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik, sifat menghargai, adalah menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup (Munandar dalam Suryosubroto, 2009: 223-224).

Adapun indikator penilaian kreativitas (dimodifikasi dari Balitbang

Depdiknas, 2002: 4) meliputi: (1) membuat perencanaan, (2) bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain produk, (3) interdisiplin ilmu dan aplikasi konsep, (4) memilih bahan-bahan yang tepat, dan (5)

menggunakan alat.

Menurut Amabile (dalam Supriadi 1994: 9) sesuatu produk dinilai kreatif apabila: a) produk tersebut bersifat baru, unik, berguna, benar, atau bernilai dilihat dari segi kebutuhan tertentu, b) lebih bersifat heuristik, yaitu

menampilkan metode yang masih belum pernah atau jarang dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Jadi definisi ini lebih didasarkan atas pertimbangan penilai yang biasanya lebih dari satu orang, dalam definisi ini pertimbangan subyektif sangat besar.

C. Kerangka Pikir

Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat penting pada saat ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam suatu kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatifakan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya karena mereka dapat mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang terus berubah dan mampu untuk bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat.


(36)

20

Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran berbasis proyek untuk mengetahui kreativitas siswa pada materi daur ulang limbah

menggunakan model pembelajaran tersebut. Melalui pembelajaran berbasis proyek, siswa menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar, kreatifitas siswa menjadi berkembang, guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk kinerja siswa dari proyek yang dikerjakan.

Pembelajaran berbasis proyek akan membuat siswa tebiasa untuk berkreativitas dengan mengembangkan keterampilannya sehingga akan menghasilkan perubahan pengetahuan (hasil belajar). Saat pembelajaran berlangsung akan diadakan penilaian kreativitas pada setiap aktivitas proyek yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan pembelajaran dengan model PjBL merupakan kegiatan siswa dalam kelompok melakukan perencanaan untuk merancang proyek yang akan dilakukan, kemudian membuat produk, menindak lanjuti produk yang dihasilkan dengan mempresentasikan cara pembuatan dan alasan membuat produk tersebut, kemudian melakukan penilaian dan evaluasi terhadap produk yang dibuat dari masing-masing kelompok oleh kelompok lain dan guru. Pembelajaran PjBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitas dan mengaitkan interdisiplin ilmu yang dimilikinya dalam perencanaan dan pembuatan produk.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu observasi kreativitas siswa dan variabel


(37)

21

terikat yaitu pembelajaran berbasis proyek. Kerangka pemikiran di atas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

X O

X = Perlakuan yang diberikan (Variabel independen) O = Observasi (Variabel dependen)

(Fraenkel & Wallen,2007). Gambar 1. Desain kerangka pikir

Keterangan : X : Variabel terikat yang menggunakan PjBL O : Variabel bebas yaitu observasi kreativitas


(38)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMAN 1 Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur pada bulan April 2015.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X. SMAN 1 Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu sample dipilih dengan tujuan tertentu (Margono, 2000:37). C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi eksperimen semu (quasi eksperimen).

Kelompok eksperimen mendapat perlakuan yang menggunakan pembelajaran PjBL. Desain penelitian ini Adalah desain one-shot case study. Fraenkel dan Wallen (2008: 265) menyatakan bagan dari one-shot case study. Adalah sebagai berikut::


(39)

23

X(Treatment) O

Perlakuan terhadap variabel indipendent ( Treatment of independent variable)

Pengamatan atau pengukuran terhadap variabel dependen ( observation or meansurement of dependent variable)

Desain itu dapat dibaca sebagai berikut: Terdapat suatu kelompok diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. X yaitu kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen dan O yaitu kejadian pengukuran atau pengamatan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut : a. Membuat surat penelitian pendahuluan (observasi) yang ditujukan ke

sekolah

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang kelas yang diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Kelompok (LKK)


(40)

24

e. Membuat instrumen penelitian yaitu lembar penilaian kreativitas siswa, lembar penilaian produk siswa, angket tanggapan siswa, dan angket penilaian produk

f. Membentuk kelompok diskusi bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran PjBL pada kelas X 4. Penelitian ini telah dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Pertemuan Pertama Kegiatan Awal

1) Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan memperhatikan penjelasan guru, ”Hari ini kita akan belajar mengenai cara untuk mendaur ulang limbah sebagai upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan

ekonomi kreatif Bangsa”.

2) Siswa memperoleh motivasi dari guru, ” Dengan mempelajari betapa pentingnya daur limbah dalam kehidupan untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan yang terjadi dan sebagai sumber acuan

ekonomi kreatif Bangsa”.

Kegiatan Inti

1) Setiap kelompok siswa memperoleh LKK berbasis proyek sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya.


(41)

25

2) Siswa dalam kelompok mengerjakan LKK berbasis proyek dengan mendiskusikan pertanyaannya (bekerja sama merencanakan proses daur ulang limbah yang dilakukan).

3) Siswa mengumpulkan LKK berbasis proyek yang sudah dikerjakan. 4) Setiap kelompok mempresentasikan perencanaan proyek yang akan

dilakukan.

5) Kelompok lainnya diperkenankan untuk memberikan saran atau mengajukan pertanyaan.

6) Kelompok yang presentasi menjawab pertanyaan dari kelompok lainnya.

7) Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.

Kegiatan Penutup

1) siswa memperhatikan penyampaian guru tentang umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

2) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembuatan produk pada waktu yang disepakati (diluar kegiatan pembelajaran), memberi tugas pembuatan laporan pelaksanaan proyek, dan

menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.


(42)

26

b. Pertemuan Kedua Kegiatan Awal

1) Siswa mengumpulkan produk daur ulang yang ditugaskan pada pertemuan sebelumnya.

2) Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan memperhatikan penjelasan

guru, ” Pertemuan yang lalu kalian telah merencanakan daur ulang

limbah dan telah melaksanakan daur ulang limbah di rumah. Hari ini kita akan mempresentasikan produk hasil daur ulang yang telah kalian

lakukan dan tata cara dari proses daur ulang”.

3) Siswa memperoleh motivasi dari guru, ” Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengaplikasikan kreativitas kita untuk meningkatkan perekonomian Negara dan membantu mengurangi pencemaran

lingkungan”.

Kegiatan Inti

1) Setiap kelompok siswa menerima angket penilaian persentasi untuk kelompok lainnya sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya. 2) Setiap kelompok membuat pameran produk yang dihasilkan. 3) Setiap kelompok mempresentasikan proses pembuatan produk dan

alasan membuat produk tersebut.

4) Setiap kelompok memberikan penilaian kepada kelompok yang melakukan presentasi sesuai angket yang diberikan.

5) Setelah semua kelompok melakukan presentasi, masing-masing kelompok diperkenankan bertanya kepada setiap kelompok.


(43)

27

6) Setiap kelompok mendiskusikan jawaban pertanyaan yang diajukan kelompok lain.

7) Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan.

Kegiatan Akhir

1) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

2) Siswa mengisi angket pendapat siswa terhadap model PjBL 3) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Jenis Data

Data yang digunakan berupa data kualitatif meliputi: penilaian kreativitas siswa, penilaian produk siswa, data angket penilaian siswa terhadap produk dan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran PjBL. 2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: A) Lembar penilaian kreativitas siswa

Lembar penilaian kreativitas siswa meliputi aspek penilaian terhadap perancangan produk yang akan dihasilkan. Setiap produk diamati point penilaiannya dengan cara memberi tanda contreng (√) pada lembar penilaian sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.


(44)

28

Tabel 1. Lembar penilaian kreativitas siswa No kelompok

Skor Aspek penilaian kreativitas siswa

A B Dst.

0 1 2 0 1 2 0 1 2

1 2 3 4 5 Jumlah skor Skor maksimum Persentase% Kriteria

Keterangan aspek penilaian kreativitas siswa:

A. Membuat perencanaan dan mengembangkan gagasan skor:

0 membuat perencanaan tetapi tidak sempurna dan kurang sesuai dengan bahan yang dipilih

1 membuat perencanaan tidak sempurna tetapi sesuai dengan bahan yang dipilih

2 membuat perencanaan yang sempurna dan sesuai dengan bahan yang dipilih

B. Bereksplorasi dalam mendesain produk skor:

0 desain produk tidak memiliki inovasi, kreasi, dan tidak sistematis dalam pembuatannya

1 desain produk berinovasi atau berkreasi dan sistematis dalam pembuatannya

2 desain produk berinovasi, berkreasi, dan sistematis dalam pembuatannya

C. Interdisiplin ilmu skor:

0 perencanaan tidak mempertimbangkan aspek ilmu lain 1 perencanaan mempertimbangkan 1-2 aspek ilmu lain 2 perencanaan mempertimbangkan 3-4 aspek ilmu lain


(45)

29

D. Memilih bahan-bahan yang tepat skor:

0 bahan yang digunakan tidak sesuai dengan tema pembelajaran 1 bahan yang digunakan sesuai dengan tema pembelajaran dan

tidak sesuai dengan desain yang direncanakan atau bahan yang digunakan tidak sesuai dengan tema dan sesuai dengan desain yang direncanakan

2 bahan yang digunakan sesuai dengan tema pembelajaran dan sesuai dengan desain yang direncanakan.

E. Menggunakan alat skor:

0 peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan perencanaan dan tidak ramah lingkungan

1 peralatan yang digunakan sesuai degan perencanaan tetapi tidak ramah lingkungan atau peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan perencanaan tetapi ramah lingkungan

2 peralatan yang digunakan sesuai dengan perencanaan dan ramah lingkungan

(dimodifikasi dari Balitbang Depdiknas, 2002: 4).

B) Lembar Penilaian Kreativitas Produk Siswa (dalam Kelompok) Lembar penilaian produk meliputi aspek penilaian terhadap produk yang dihasilkan. Setiap produk diamati point penilaiannya dengan cara memberi tanda contreng (√) pada lembar penilaian sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

Tabel 2. Lembar penilaian kreativitas produk (dalam kelompok)

No kelompok

Skor Aspek penilaian kreativitas produk

A B Dst.

0 1 2 0 1 2 0 1 2

1 2 3 4 5 Jumlah skor


(46)

30

Skor maksimum Persentase% Kriteria

Keterangan aspek penialain kreativitas produk: A. Bersifat baru

skor:

0 produk tidak orisinil (tidak baru)

1 produk merupakan modifikasi produk yang sudah ada 2 produk orisinil (baru/ sebelumnya tidak pernah ada)

B. Unik Skor:

0 produk tidak memiliki unsur unik

1 produk memiliki unsur keunikan yang sederhana 2 produk memiliki unsur keunikan yang tinggi

C. Berguna Skor:

0 produk tidak memiliki fungsi penggunaan

1 produk memiliki fungsi penggunaan yang relatif digunakan masyarakat

2 produk memiliki fungsi penggunaan yang dominan digunakan masyarakat

D. benar skor:

0 produk tidak benar (tidak dapat digunakan)

1 produk tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsi sebenarnya 2 produk benar (sesuai dengan kebutuhan tertentu/ fungsi

sebenarnya)

E. nilai ekonomi produk skor:

0 produk memiliki nilai ekonomi yang rendah 1 produk memiliki nilai ekonomi yang tinggi 2 produk memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi


(47)

31

F. bersifat heuristik skor:

0 menampilkan metode pembuatan produk yang sering dilakukan

1 menampilkan metode pembuatan produk yang masih jarang

dilakukan

2 menampilkan metode pembuatan produk yang belum pernah

dilakukan

(Amabile dalam Supriadi 1994: 9).

C) Angket Tanggapan Siswa terhadap Model PjBL

Angket tanggapan siswa berisi pendapat mengenai pembelajaran berbasis proyek di kelas, berupa 10 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Angket ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju Tabel 3. Item pernyataan pada angket terhadap model PjBL

Tabel 3. Item pernyataan pada angket

No Pernyataan- Pernyataan Ya Tidak

1 Saya merasa kreativitas saya meningkat setelah mempelajari submateri daur ulang limbah dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru 2 Saya merasa model pembelajaran yang digunakan

guru membuat saya berperan aktif (tidak hanya diam dan mendengarkan)

3 Saya lebih mudah memahami konsepyang telah dipelajari dengan model Project Based Learning (pembuatan produk daur ulang limbah sebagai salah satu upaya pestarian lingkungan)

4 Model pembelajaran yang digunakan sangat aplikatif dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari

5 Model pembelajaran yang digunakan memotivasi saya untuk lebih kreatif

6 Model pembelajaran yang digunakan tidak mampu mengembangkan kemampuan berfikir kreatif saya 7 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam

proses pembelajaran yang berlangsung

8 Saya merasa sulit bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain produk daur ulang limbah dengan model yang digunakan oleh guru

9 Saya merasa model pembelajaran yang digunakan tidak mampu membuat saya mengaitkan interdisiplin ilmu yang saya miliki


(48)

32

produk yang belum pernah dilakukan dengan model yang digunakan oleh guru.

D) Angket Penilaian terhadap Produk oleh Siswa Lain

Angket penilaian yang berisi beberapa pernyataan yang menunjukkan penilaian siswa terhadap produk yang dibuat oleh kelompok lainnya. ini terdiri dari 4 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif yang memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju

Tabel 4. Item indikator penilaian kreativitas produk dan pernyataan item Indikator

penilaian kreativitas

produk

No Pernyataan- Pernyataan Ya Tidak Bersifat

baru

1 produk orisinil (baru/ sebelumnya tidak pernah ada)

Unik 2 produk memiliki unsur keunikan yang

tinggi

Berguna 3 produk memiliki fungsi penggunaan yang

dominan digunakan masyarakat

Benar 4 produk sesuai dengan kebutuhan tertentu/

fungsi sebenarnya)

5 Produk hanya dapat digunakan sebagai hiasan/bukan fungsi sebenarnya Nilai

ekonomi produk

6 Produk tidak akan laku bila dijual

7 Produk tidak memiliki harga yang tinggi bila dijual dipasar

Bersifat heuristik

8 Metode pembuatan produk sudah sering dilakukan

F. Teknik Analisis Data Data Kualitatif

1) Data Kreativitas Belajar Siswa

Memberi skor dengan cara memberi tanda contreng (√) pada setiap item yang sesuai skor pada tiap aspek kreativitas siswa dalam merancang


(49)

33

produk seperti Tabel 5.

Tabel 5. Lembar penilaian kreativitas siswa

No kelompok A Skor Aspek penilaian kreativitas siswa B Dst.

Skor 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 4 5 Jumlah skor Skor maksimum Persentase% Kriteria

Keterangan aspek penilaian kreativitas siswa: A. membuat perencanaan

B. bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain produk

C. interdisiplin ilmu dan aplikasi konsep D. memilih bahan-bahan yang tepat E. menggunakan alat

(dimodifikasi dari Balitbang Depdiknas, 2002: 4).

Adapun langkah-langkah untuk menghitung indeks kreativitas siswa yaitu:

1) Menjumlahkan skor seluruh siswa.

2) Menentukan skor tiap indikator kreativitas siswa dengan menggunakan rumus:

K =

X 100

Ket: K = Kreativitas yang dicari;

f = Jumlah point kreativitas yang diperoleh;

N =Jumlah total point kreativitas siswa tiap indikator (dimodifikasi dari Sudijono, 2004: 40).


(50)

34

3) Menentukan persentase skor tiap item indikator kreativitas siswa. 4) Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka nilai kreativitas

siswa dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut. Tabel 6 Kriteria kreativitas siswa

Skor Kriteria

80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20 Sangat kreatif Kreatif Cukup kreatif Kurang kreatif Tidak kreatif (dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 245).

2) Mendeskripsikan Nilai Kreativitas Produk Siswa

Memberi skor dengan cara memberi tanda contreng (√) pada setiap item yang sesuai skor pada tiap aspek penilaian kreativitas produk yang dihasilkan siswa seperti Tabel 7.

Tabel 7. Lembar penilaian krativitas produk siswa

No kelompok A Skor pada aspek kreativitas siswa (F) B Dst.

Skor 0 1 2 0 1 2 0 1 2

1 2 Dst. Jumlah skor (F) Skor maksimum Persentase% Kriteria

Keterangan aspek penilaian kreativitas siswa: A. Bersifat baru

B. Unik C. Berguna D. benar

E. nilai ekonomi produk F. bersifat heuristik


(51)

35

(Amabile dalam Supriadi 1994: 9). 1) Menjumlahkan skor seluruh siswa.

2) Menentukan skor tiap indikator kreativitas siswa dengan menggunakan rumus:

K=

X 100

Ket.: K =Kreativitas yang dicari;

f =Jumlah point kreativitas yang diperoleh;

N =Jumlah total point kreativitas siswa tiap indikator (dimodifikasi dari Sudijono, 2004: 40).

3) Menentukan skor tiap item indikator kreativitas siswa.

4) Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka nilai kreativitas siswa dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.

Tabel 8. Penilaian kreativitas produk siswa

Skor Kriteria

80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20

Sangat kreatif Kreatif Cukup kreatif Kurang kreatif Tidak kreatif (dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 245).

3) Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Model Pembelajaran PjBL

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan dengan cara memberikan skor satu pada tiap tanggapan siswa.Teknik pengolahan data tanggapan siswa dilakukan sebagai berikut:


(52)

36

a) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 4

Tabel 9. Skor perjawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif Ya Tidak

Negatif Tidak Ya

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (Rahayu, 2010: 29).

b) Melakukan tabulasi data yang diperoleh dari angket untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 10. Data angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek No. Pertanyaan Angket Pilihan Jawaban Nomor Responden

(Siswa) Persentase

1 2 3 dst.

1 Ya

Tidak

Dst Ya

Tidak (Rahayu, 2010: 31).

c) Menafsirkan tanggapan siswa terhadap penggunaan pembelajaran berbasis proyek sesuai kriteria Hendro (Hastriani, 2006: 43) pada Tabel 11

Tabel 11. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek

Persentase (%) Kriteria

100 76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0 Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Tidak ada


(53)

37

4) Penilaian Siswa terhadap Kreativitas Siswa Lainnya berdasarkan Produk yang Dihasilkan

Penilaian siswa terhadap kreativitas siswa lainnya berdasarkan produk yang dihasilkan dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 8 pernyataan yang terdiri dari 4 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif. Teknik pengolahan data tanggapan siswa dilakukan sebagai berikut:

a) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 4

Tabel 12. Skor perjawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif Ya Tidak

Negatif Tidak Ya

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (Rahayu, 2010: 29).

b) Melakukan tabulasi data yang diperoleh dari angket untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 13. Data angket tanggapan Kreativitas Siswa Lainnya berdasarkan Produk yang Dihasilkan

No. Pertanyaan

Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden

(Siswa) Persentase

1 2 3 dst.

1 Ya

Tidak

Dst Ya


(54)

38

(Rahayu, 2010: 31).

c) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui penilaian siswa terhadap kreativitas siswa lainnya berdasarkan produk yang dihasilkan sesuai kriteria Hendro (Hastriani, 2006: 43) pada tabel 14.

Tabel 14. Tafsiran persentase jawaban

Persentase (%) Kriteria

100 76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0

Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya

Sebagian kecil Tidak ada


(55)

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa: Kreativitas siswa dalam pembelajaran Biologi pada materi daur ulang limbah menggunakan model PjBL memiliki kriteria rata-rata

“kreatif” dalam merancang dan membuat produk dengan menghasilkan

kreativitas produk yang “cukup kreatif”.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Pelaksanaan proyek (pembuatan produk) dilakukan oleh siswa diluar jam pelajaran sehingga guru memiliki keterbatasan untuk monitoring kegiatan siswa, oleh sebab itu guru sebaiknya memonitoring siswa dengan bantuan teknologi informasi yang ada.

2. Pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran biologi yang disesuaikan pada materi tertentu untuk memunculkan kreativitas siswa.

3. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan pembelajaran berbasis proyek hendaknya melakukan persiapan yang matang agar diperoleh hasil yang optimal.


(56)

53

4. Produk daur ulang yang hendak dibuat sebaiknya menggunakan bahan dasar dan bahan penunjang yang merupakan limbah (bukan bahan baru), agar daur ulang limbah yang dilakukan benar-benar bermanfaat bagi pencegahan lingkungan dengan harapan tidak ada limbah baru yang dihasilkan dari proses daur ulang limbah.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Bahri, S. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Balitbang Depdiknas. 2002. Indikator Penilaian Proyek. http:/ www.Balitbang- Depdiknas.co.id/ref.indikator+penilaian-proyek/pptx. Diakses 1 Maret 2015

Boondee, V., P. Kidrakarn, dan W. Sa-Ngiamvibool. 2011. A Learning and Teaching Model Using Project-based Learning (PBL) on the WEB to Promote Cooperative Leaning. European Journal of Social Science, 21 (3): 498-506.

Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Bandung

Djamarah, S. B dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta

Fraenkel, R.J, & Wallen, n.c. 2007. How to Design And Evaluate Research In Educational. Mc. Graw Hill, Incn. London.

________. 2008. How to Design And Evaluate Research In Educational. Mc. Graw Hill, Incn. London.

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Ismail, Andang. 2006. Educations Games; Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permaian Edukatif. Pilar Media-Anggota IKPJ.Yogyakarta.

Kamdi, Waras. 2008. Project Based Learning: Pendekatan Pembelajaran Inovatif. Universitas Negeri Malang. Malang.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.

Lindawati. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Man I Kebumen. Fakultas Pendidikan Dan Ilmu Keguruan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo

Mahanal, S. 2009. Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang. Jurnal tidak


(58)

55 diterbitkan. Malang.

Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat Cetakan Kedua. Rineka Cipta. Jakarta

_______.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Mustaji. 2005. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. http:/www.uns.ac.id/tp.art/html. Diakses 18 Februari 2015.

Prameswari, Anggun, Bakat ma Kreatif?, http://a11no4.wordpress.com/2009/10/11/kreatif- ma-bakat/, 2009), diakses pada tanggal 24 Februari 2015. Pukul 23:11

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Roestiyah N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Bina Aksara. Jakarta.

Semiawan, C. 2006. Pendekatan Keterampilan Proses. PT Gramedia. Jakarta. _______. 2009. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat.: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia. Jakarta

Santyasa, I Wayan. 2006. Pembelajaran Inovativ Model Kolaboratif Basis Proyek dan Orientasi NOS. Universitas Pendidikan Ganesa. Jakarta

Sudijono, A. 2004. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta. Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Alfabeta.

Bandung.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus (Edisi Revisi). PT Rineka Cipta. Jakarta.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara. Jakarta.

Zaini, Hisyam. 2000. Strategi Pembelajran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta. http://bnsp-indonesia.org/id.bnsp/wp-content/uploads/proses/Permen_41_Tahun2007.pdf. Diakses pada tanggal 14 November 2014. Pukul 10:10.


(1)

37

4) Penilaian Siswa terhadap Kreativitas Siswa Lainnya berdasarkan Produk yang Dihasilkan

Penilaian siswa terhadap kreativitas siswa lainnya berdasarkan produk yang dihasilkan dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 8 pernyataan yang terdiri dari 4 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif. Teknik pengolahan data tanggapan siswa dilakukan sebagai berikut:

a) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 4

Tabel 12. Skor perjawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif Ya Tidak

Negatif Tidak Ya

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (Rahayu, 2010: 29).

b) Melakukan tabulasi data yang diperoleh dari angket untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 13. Data angket tanggapan Kreativitas Siswa Lainnya berdasarkan Produk yang Dihasilkan

No. Pertanyaan

Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden

(Siswa) Persentase

1 2 3 dst.

1 Ya

Tidak

Dst Ya


(2)

38

(Rahayu, 2010: 31).

c) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui penilaian siswa terhadap kreativitas siswa lainnya berdasarkan produk yang dihasilkan sesuai kriteria Hendro (Hastriani, 2006: 43) pada tabel 14.

Tabel 14. Tafsiran persentase jawaban Persentase (%) Kriteria

100 76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0

Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya

Sebagian kecil Tidak ada


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa: Kreativitas siswa dalam pembelajaran Biologi pada materi daur ulang limbah menggunakan model PjBL memiliki kriteria rata-rata “kreatif” dalam merancang dan membuat produk dengan menghasilkan kreativitas produk yang “cukup kreatif”.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Pelaksanaan proyek (pembuatan produk) dilakukan oleh siswa diluar jam pelajaran sehingga guru memiliki keterbatasan untuk monitoring kegiatan siswa, oleh sebab itu guru sebaiknya memonitoring siswa dengan bantuan teknologi informasi yang ada.

2. Pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran biologi yang disesuaikan pada materi tertentu untuk memunculkan kreativitas siswa.

3. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan pembelajaran berbasis proyek hendaknya melakukan persiapan yang matang agar diperoleh hasil yang optimal.


(4)

53

4. Produk daur ulang yang hendak dibuat sebaiknya menggunakan bahan dasar dan bahan penunjang yang merupakan limbah (bukan bahan baru), agar daur ulang limbah yang dilakukan benar-benar bermanfaat bagi pencegahan lingkungan dengan harapan tidak ada limbah baru yang dihasilkan dari proses daur ulang limbah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Bahri, S. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Balitbang Depdiknas. 2002. Indikator Penilaian Proyek. http:/ www.Balitbang- Depdiknas.co.id/ref.indikator+penilaian-proyek/pptx. Diakses 1 Maret 2015

Boondee, V., P. Kidrakarn, dan W. Sa-Ngiamvibool. 2011. A Learning and Teaching Model Using Project-based Learning (PBL) on the WEB to Promote Cooperative Leaning. European Journal of Social Science, 21 (3): 498-506.

Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Bandung

Djamarah, S. B dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta

Fraenkel, R.J, & Wallen, n.c. 2007. How to Design And Evaluate Research In Educational. Mc. Graw Hill, Incn. London.

________. 2008. How to Design And Evaluate Research In Educational. Mc. Graw Hill, Incn. London.

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Ismail, Andang. 2006. Educations Games; Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permaian Edukatif. Pilar Media-Anggota IKPJ.Yogyakarta.

Kamdi, Waras. 2008. Project Based Learning: Pendekatan Pembelajaran Inovatif. Universitas Negeri Malang. Malang.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.

Lindawati. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Man I Kebumen. Fakultas Pendidikan Dan Ilmu Keguruan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo

Mahanal, S. 2009. Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang. Jurnal tidak


(6)

55

diterbitkan. Malang.

Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat Cetakan Kedua. Rineka Cipta. Jakarta

_______.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Mustaji. 2005. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. http:/www.uns.ac.id/tp.art/html. Diakses 18 Februari 2015.

Prameswari, Anggun, Bakat ma Kreatif?, http://a11no4.wordpress.com/2009/10/11/kreatif- ma-bakat/, 2009), diakses pada tanggal 24 Februari 2015. Pukul 23:11

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Roestiyah N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Bina Aksara. Jakarta.

Semiawan, C. 2006. Pendekatan Keterampilan Proses. PT Gramedia. Jakarta. _______. 2009. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat.: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia. Jakarta

Santyasa, I Wayan. 2006. Pembelajaran InovativModel Kolaboratif Basis Proyek dan Orientasi NOS. Universitas Pendidikan Ganesa. Jakarta

Sudijono, A. 2004. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta. Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Alfabeta.

Bandung.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus (Edisi Revisi). PT Rineka Cipta. Jakarta.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara. Jakarta.

Zaini, Hisyam. 2000. Strategi Pembelajran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta. http://bnsp-indonesia.org/id.bnsp/wp-content/uploads/proses/Permen_41_Tahun2007.pdf. Diakses pada tanggal 14 November 2014. Pukul 10:10.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AFEKTIF RECEIVING DAN RESPONDING SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH (Studi Eksperimen Siswa Kelas X SMA PERSADA Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 98

KREATIVITAS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

1 15 49

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII MTs Nurul Iman Sekincau Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 38 44

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LIMBAH (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Sidomulyo Kab. Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 6 52

KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) (Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gunung Alip Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 11 59

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 14 60

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung T.P 2014/2015)

0 7 59

KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI DAUR ULANG LIMBAH MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) (Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

4 20 58

PENGARUH ACTIVE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 27 50

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA

0 2 5