36 matematika siswa. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil
belajar matematika siswa yang diajar dengan metode konvensional dengan pemberian hadiah dan hukuman sebesar 66,320, lebih tinggi daripada rata-
rata hasil belajar matematika siswa yang tidak diberi perlakuan sebesar 57,755. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
matematika siswa yang dikenai pembelajaran konvensional dengan pemberian hadiah dan hukuman lebih baik dari siswa yang dikenai
pembelajaran konvensional tanpa pemberian hadiah dan hukuman.
C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran akan berlangsung efektif apabila terdapat aktivitas belajar siswa, di mana dengan efektifnya proses pembelajaran maka hasil
belajar siswa juga akan meningkat. Oleh karena itu secara tidak langsung aktivitas siswa sangat berkaitan dengan hasil belajar siswa. Di mana aktivitas
siswa tersebut akan terjadi jika siswa tersebut memiliki motivasi, di mana motivasi merupakan segala tenaga yang dapat membangkitkan atau
mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Motivasi dapat timbul dari diri siswa itu sendiri atau yang sering disebut dengan motivasi
intrinsik dan juga dapat timbul karena ada rangsangan dari luar motivasi ekstrinsik. Apabila motivasi intrinsik siswa rendah maka diperlukan
rangsangan dari luar untuk meningkatkan motivasinya motivasi ekstrinsik. Di mana pemberian reward dalam pembelajaran merupakan salah satu
37 motivasi ekstrinsik, yang bentuknya dapat berupa pujian, penghargaan, dan
hadiah. Berdasarkan observasi awal, aktivitas dan hasil belajar siswa SMK
PIRI1 Yogyakarta kelas X kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan pada pembelajaran mata pelajaran Dasar-Dasar Otomotif DDO masih rendah.
Selain itu, dari pihak guru berdasarkan pengamatan dan wawancara kepada siswa diketahui bahwa saat mengajar masih kurang memberikan penghargaan
terhadap prestasi belajar atau kegiatan positif yang dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu, pemberian reward dalam pembelajaran pada mata pelajaran
tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga aktivitas dan hasil belajarnya juga meningkat.
D. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas maka diajukan hipotesis dan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Hipotesis penelitian
a. Ada perbedaaan aktivitas belajar antara siswa yang diberikan reward
dalam pembelajaran dan siswa yang tidak diberikan reward dalam pembelajaran.
b. Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberikan reward
dalam pembelajaran dan siswa yang tidak diberikan reward dalam pembelajaran.
38 2.
Pertanyaan penelitian Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah “Apa saja hambatan
yang dialami guru dalam melakukan pemberian reward pada proses pembelajaran?”
39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen, di mana metode ini termasuk bagian dari penelitian eksperimen. Ciri utama dari
penelitian eksperimen adalah adanya perlakuan treatment. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Sugiyono 2007: 107 bahwa metode
penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Metode penelitian quasi eksperimen terdiri dari dua bentuk yaitu time
series design dan non-equivalent control group design. Dalam penelitian ini, desain penelitian quasi eksperimen yang digunakan adalah non-equivalent
control group design. Hadjar 1996: 334 menyebutkan bahwa pada dasarnya kerangka desain penelitian ini sama dengan desain penelitian eksperimen
sejati pre test-post test kecuali pada penempatan secara acak yang tidak dilakukan dalam desain penelitian ini. Jadi langkah-langkah yang ditempuh
adalah sebagai berikut: 1.
Memilih dua kelompok subyek yang sedapat mungkin tidak mempunyai perbedaan kondisi yang berarti. Hal ini dilakukan untuk menekan
kemungkinan munculnya hipotesis tandingan yang menjadi sumber ancaman bagi validitas internal hasil penelitian.