Pemasakan dengan LAITRAM Proses Pemasakan Udang CPDTO Cooked Peeled Deveined Tail-

41 Pengelompokkan ↓ Pengupasan kulit, pengambilan usus dan pembelahan punggung ↓ Koreksi ↓ Treatmen dengan carnal ® dan garam ↓ Pemasakan ↓ Pendinginan ↓ Pembekuan dengan tunnel freezer ↓ Penimbangan ↓ Glazing ↓ Pengemasan dan Pelabelan ↓ Penyimpanan dalam cold room Gambar 6. Digram Alir Proses Pemasakan CPDTO SSOP, PT. CPB

2.2. Pemasakan dengan LAITRAM

® Proses pemasakan pada PT. Centralpertiwi Bahari menggunakan 2 jenis mesin pemasak yaitu mesin pemasak metode konvensional dan mesin pemasak Laitram ® cooker. Keduanya memakai steam sebagai sumber panasnya dan memanfaatkan pindah panas konduksi dan konveksi dalam prosesnya. Pindah panas diartikan sebagai pemancaran suatu energi dari suatu daerah ke daerah lain karena perbedaan suhu yang terjadi antara kedua daerah tersebut. Terdapat tiga cara panas dipindahkan dari atau kedalam bahan pangan yaitu secara konduksi, konveksi dan radiasi. Konduksi adalah pindah panas didalam molekul atau dari suatu molekul kedalam molekul lain dengan saling menukarkan energi kinetik antara molekul tanpa 42 ada pergerakan dari molekul tersebut sedangkan konveksi adalah energi yang dipindahkan dengan kombinasi antara konduksi panas dengan penyimpanan panas dan adanya pencampuran keduanya. Perpindahan panas secara konveksi dikaitkan dengan adanya bahan secara curah bulk dari bahan yang bersuhu tinggi ke bahan yang bersuhu lebih rendah. Cara pindah panas yang terakhir adalah radiasi dimana energi dipindahkan dalam bentuk gelombang elektromagnet yang dipancarkan oleh bahan yang mempunyai energi tersebut Wirakartakusumah et al, 1989 Pemasakan yang baik yaitu mengikuti kurva parabola pemanasan dimana awal dimulainya pemasakan terjadi proses pindah panas secara konveksi perpindahan panas dari udara ke permukaan produk yang dipanaskan, kemudian dilanjutkan dengan puncak kurva yaitu awal dimulainya proses pendinginan dan proses pindah panas secara konduksi pindah panas dari permukaan produk ke titik terdingin produk Anonim c, 2004. Secara lebih rinci, kurva pemanasan dapat dilihat pada Gambar 7 dibawah ini Gambar 7. Kurva Pemasakan Anonim c, 2004 Kurva Pemanasan diatas tersebut dijadikan pedoman dalam pemilihan variasi suhu yang digunakan pada mesin Laitram ® cooker. Laitram ® cooker yang digunakan adalah jenis 43 FC200 Forced Convection 200 dengan menggunakan sistem konveksi paksaan. Mesin Laitram ® cooker secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 8 sebagai berikut Gambar 8. Mesin Laitram ® FC 200 Anonim a, 2001 Laitram ® cooker diharapkan akan meningkatkan rendemen karena suhu pusat udang tidak jauh berbeda dengan suhu pada permukaan udang sehingga komponen yang hilang selama proses pemasakan akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan proses pemasakan metode konvensional, selain itu lamanya proses pemasakan dalam mesin Laitram ® akan membuat produk lebih aman karena produk akan lebih lama berada pada kisaran suhu diatas pertumbuhan bakteri. Laitram ® juga akan memberikan penampakan, tekstur dan rasa yang lebih bagus dibandingkan dengan mesin konvensional Anonim a, 2001. Mesin konvensional menggunakan suhu pemasakan 99-100 °C dengan waktu yang lebih singkat yaitu 120 detik 2 menit untuk produk CPDTO 31-40, hal ini akan mengakibatkan produk overcook dan cooking loss yang tinggi. Perbandingan udang masak pada metode konvensional dengan mesin Laitram ® secara lebih rinci disajikan pada Gambar 9 berikut ini. 44 Gambar 9. Perbandingan proses pemasakan mengunakan Laitram ® dengan mesin konvensional Laitram ® Machinery, 2001 Pada Sistem konveksi paksaan, pola aliran fluida disekeliling permukaan yang dipanaskan ditentukan oleh gaya eksternal seperti pompa atau kipas Toledo, 1991. Pada mesin Laitram ® gaya eksternal pada mesin berasal dari blower yang akan mensirkulasikan panas sehingga panas yang didapatkan akan terdistribusi dengan baik. Sirkulasi panas pada mesin Laitram ® dengan sistem konveksi paksaan dapat dilihat pada gambar 10. Blower Gambar 10. Sirkulasi panas pada mesin Laitram ® oleh blower Laitram ® Machinery, 2001 45

IV. METODOLOGI PENELITIAN A.