Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan

yang krusial, dan cepat menemukan cara-cara penyelesaiannya dalam waktu yang singkat. 9. Keterampilan mengajar, yaitu pemimpin harus mampu menuntun, mendidik, mengarahkan, mendorong, dan menggerakkan anak buahnya atau anggotanya untuk berbuat sesuatu. 10. Kepercayaan, yaitu bahwa para anggota pasti dipimpin dengan baik, dipengaruhi secara positif dan diarahkan pada sasaran-sasaran yang benar.

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan

Pendapat Bass 1998 dalam Mutamimah 2001:3 menjelaskan bahwa seorang pemimpin dapat mentransformasikan bawahannya melalui empat komponen yang terdiri dari : 1. Charismatic Leadership Kharismatikpengaruh terhadap individu Pemimpin tersebut mempunyai power dan pengaruh. karyawan dibangkitkan, sehingga mempunyai tingkat kepercayaan dan keyakinan. Pemimpin membangkitkan dan menyenangkan karyawannya dengan meyakinkan bahwa mereka mampu menyelesaikan sesuatu yang lebih besar dengan usaha ekstra. 2. Inspirational Motivation Motivasi inspiratif Pemimpin selalu memotivasi dan merangsang bawahannya dengan menyiapkan pekerjaan yang berarti dan menantang, antusiasme dan optimisme ditunjukan. Pemimpin selalu mengkomunikasikan visi, misi dan harapan-harapan dengan tujuan agar bawahan mempunyai komitmen yang tinggi untuk mencapai tujuan. 3. Intellectual Stimulation Stimulasi intelektual Pemimpin selalu menstimuli bawahannya secara intelektual, sehingga mereka menjadi inovatif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang baru. Selain itu, pemimpin mengajarkan dengan melihat kesulitan sebagai masalah yang harus diselesaikan dan memberikan penyelesaian masalah secara rasional. 4. Individualized Consideration Konsiderasi individual Pemimpin memberikan perhatian kepada karyawan secara individual, seperti : kebutuhan karyawan untuk berprestasi, memberikan gaji, memberi nasehat kepada karyawan sehingga karyawan dapat tumbuh dan berkembang. Pendapat Bass 1998 dalam Mutamimah 2001:3 tersebut didukung oleh pendapat Yulk 1998:297 dan O 1 Kejelasan peran Banyak anggota karyawan yang tidak memiliki peranan yang jelas tentang tuntutan peranannya dan tidak yakin tentang perilaku apa yang diharapkan pemimpinnya. Bila terjadi kekacauan seperti ini maka bawahan akan menjadi frustasi dan menarik diri, yang pada akhirnya kinerja karyawan akan menjadi rendah. Kekacauan peran banyak sekali terjadi dalam situasi dimana suatu pekerjaan tidak terstruktur yang menuntut pemecahan masalah dan perilaku inovatif dari para karyawan. Bila pekerjaan dan lingkungan tidak menentu maka memberikan peraturan-peraturan dan prosedur kerja yang terperinci tidaklah sesuai. Pemberian pemahaman mengenai ke arah mana tujuan-tujuan yang dianggap layak merupakan suatu langkah yang tepat supaya dapat memperjelas peranan para karyawan. Dalam hal ini pemimpin hanya perlu memberikan keterangan kepada para karyawan tentang tujuan umum, prioritas-prioritas dan hambatan-hambatan yang menyertai. 2 Penetapan ganjaran hukuman yang memuaskan Seperti yang telah diketahui bahwa pengaitan ganjaran dalam suatu organissi akan mempengaruhi motivasi dan perilaku karyawan. Penetapan ganjaran yang sesuai ini didasarkan pada perilaku yang dilakukan para karyawan. Hukuman akan diberikan pada karyawan baik berupa skorsing ataupun pemberhentian apabila karyawan melakukan perilaku yang tidak diinginkan seperti pencurian, pelanggaran, kemalasan dalam bekerja ataupun hal negatif lainnya demikian sebaliknya apabila karyawan dapat melakukan pekerjaan dengan baik maka diberikan hadiah-hadiah tertentu, tanda jasa atau hak-hak istimewa tertentu privileges. 3 Mempermudah pekerjaan Terdapat banyak cara bahwa pemimpin mempermudah pekerjaan kelompok dan pada saat yang sama meningkatkan harapan bawahan bahwa, usahanya untuk mencapai pelaksanaan kerja terbaik akan berhasil. Dalam kebanyakan pekerjaan terdapat banyak faktor - faktor ekstra yang mempengaruhi pelaksanaan karyawan yang di luar jangkauan pengendaliannya. Faktor-faktor tersebut seperti: tersedianya pengadaan yang memadai, perlengkapan, dan informasi. 4 Kepemimpinan yang supportive Pemimpin juga seharusnya membuat jalan path ke pelaksanaan kerja terbaik lebih mudah ditempuh dengan memberikan dukungan psikologis kepada bawahan yang merasa tidak senang, tertekan, atau mendapatkan pekerjaan yang membosankan. Kepemimpinan yang suportif dan bijaksana sangat penting dalam situasi dimana tekanan pekerjaan berlebihan, konflik perasaan yang kuat, konflik antarpribadi. 2.3. Komitmen Organisasi 2.3.1 Pengertian Komitmen Organisasi