Analisa Regresi Berganda Penaksiran Parameter dengan Metode Matriks

selanjutnya, analisa regresi digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Algafari, 2000 Secara umum, model regresi sederhana dapat dituliskan dalam bentuk : = Untuk Populasi 2.4 Model regresi sederhana 2.4 untuk populasi diatas dapat ditaksir berdasarkan sampel acak yang berukuran n dengan model regresi untuk sampel yaitu : ⏞ = Untuk Sampel 2.5 Dengan : = Variabel tak bebas = Variabel bebas explonatory variable = Nilai intercept = Koefisien regresi = Sisaan

2.1.1 Analisa Regresi Berganda

Dalam analisis regresi berganda terdapat satu variabel tak bebas dan dua atau lebih variabel bebas. Secara umum, persamaan regresi berganda dapat dibuat dalam bentuk berikut : Untuk Populasi 2.6 Universitas Sumatera Utara ⏞ = Untuk Sampel 2.7 Namun dikarenakan adanya perbedaan satuan masing-masing variabel independen, maka analisis regresi dalam penelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang telah ditansformasikan ke dalam logaritma, sehingga persamaannya adalah sebagai betikut : Log Y = Alasan menggunakan analisis regresi dalam transformasi log adalah : 1. Parameter dapat langsung menunjukkan koefisien elastisitas, yaitu persentase perubahan dalam variabel dependen untuk persentase perubahan tertentu dalam variabel independent. 2. Gejala heteroskedastisitas dapat dikurangi karena transformasi logaritma akan dapat memperkecil skala variabel-variabel yang diukur. 2.1.2 Metode Matriks 2.1.2.1 Konsep Dasar dan Definisi Matriks Matriks ialah suatu kumpulan daripada angka-angkasering disebut elemen- elemen yang disusun menurut barisdan kolom sehingga dibentuk empat persegi panjang, dimana panjangnya dan lebarnya ditunjukkan oleh banyaknya kolom- kolom dan baris-baris. J. Supranto, 1974 Apabila suatu matriks A terdiri dari m baris dan nkolom, maka matriks A ditulis sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara [ ] Atau disingkat dengan : Disebut matriks tingkat , karena terdiri dari baris dan kolom. Setiap disebut unsur dari matriks.

2.1.2.2 Transpose Suatu Matriks

Jika baris-baris dan kolom-kolom dari suatu matriks dipertukarkan baris pertama menjadi kolom pertama dan seterusnya, maka diperoleh suatu matriks yang disebut tanspos matriks. Transpos suatu matriks , dilambangkan dengan , ialah matriks yang diperoleh dengan mempertukarkan baris dengan lajurnya. Jadi bila, [ ] Maka : [ ] Universitas Sumatera Utara

2.1.2.3 Penjumlahan Matriks

Dua matriks yang berukuran sama dapat dijumlahkan maupun dikurangkan dengan menambahkan ataupun mengurangkan unsur yang sesuai.

2.1.2.4 Perkalian Matriks

Perkalian dua matriks hanya dapat dikerjakan bila keduanya memenuhi sifat tertentu dan perkalian ini dikerjakan dengan cara yang tertentu pula. Dua matriks bujur sangkar yang berukuran sama selalu dapat diperkalikan. Sedangkan perkalian hanya memenuhi arti bila banyaknya jalur sama dengan banyaknya baris . Jadi bila dinyatakan dengan dengan dan unsur dinyatakan dengan maka unsur adalah : ∑ Perhatikan bahwa pada umumnya Bila : [ ] dan [ ] Maka : [ ] Dalam perkalian ini, tidak dapat dilakukan tidak terdefenisi. Akan tetapi bila dan setangkup dan perkalian terdefinisi maka . Universitas Sumatera Utara Perkalian suatu matriks dengan matriks satuan akan menghasilkan matriks itu sendiri.

2.1.2.5 Invers Suatu Matriks

Misalkan suatu matriks bujur sangkar . Suatu matriks ukuran disebut invers balikan dari bila dipenuhi . Lambang yang biasa digunakan untuk invers adalah , jadi . Tidak mudah menghitung invers suatu matriks kecuali bila ukurannya kecil seperti , atau bila bentuknya amat sederhana. Untuk matriks dengan ukuran yang lebih besar dan bentuknya tidak sederhana biasanya perhitungan inversnya dikerjakan dengan komputer.

2.1.2.6 Determinan Matriks

Determinan adalah suatu skalar angka yang diperoleh dari suatu matriks bujur sangkar melalui operasi khusus. Disebut perasi khusus karena dalam proses penurunan determinan dilakukan perkalian-perkalian. Determinan dinotasikan dengan tanda | |. Salah satu cara dalam perhitungan determinan adalah dengan menggunakan metode Pivot. Perhatikan determinan : Universitas Sumatera Utara || || Elemen kolom ke-2, ke-3, ke-4, dan seterusnya dikalikan dengan dan sebagai imbalannya dikalikan dengan , diperoleh : || || Sekarang gandakan elemen-elemen kolom 1 dari persamaan 1 dengan dan seterusnya, dan kurangkan pada kolom ke-2, ke-3, ke-4 dan seterusnya dari persamaan 1, maka diperoleh : | | | | Ekspansi menurut baris pertama : | | | | | | Universitas Sumatera Utara | | | | | | Sehingga diperoleh rumus dasar metode pivot seperti dibawah ini : | | Contoh penyelesaian mencari determinan matriks berordo 6 x 6 dengan menggunakan metode pivot, | | | | || || | | | | | | Universitas Sumatera Utara

2.1.2.7 Minor dan Kofaktor suatu Determinan

Diketahui suatu determinan dari suatu matriks tingkat n. Jika elemen-elemen dari baris ke- dan kolom ke- semuanya dikeluarkan akan terdapat suatu determinan dari matriks tingkat , yang disebut minor pertama dari matriks yang dituliskan dengan | |. Harga dari minor ditulis dengan , disingkat dengan dari elemen , jadi : | | Contoh : Bila [ ] Minor dari adalah : | | | | | | | | | | | | dan seterusnya sampai | | Sehingga kofaktornya adalah : | | | | = | | Universitas Sumatera Utara | | | | = - | | | | | | = | | dan seterusnya sampai | |

2.1.3 Penaksiran Parameter dengan Metode Matriks

Untuk mendapatkan taksiran parameter dari sampel dapat dilakukan dengan taksiran OLS Ordinary Least Square, yaitu dengan cara meminimumkan nilai sisaan e. persamaan 2.6 ditulis kembali yaitu : 2.8 2.9 Untuk mencari dilakukan dengan meminimumkan jumlah kuadrat galat ∑ Dengan menurunkan S secara parsial terhadap dan samakan dengan nol maka : ∑ = 0 ∑ = 0 ∑ = 0 ………………………………………………………………………………………………………………………… 2.10 ∑ = 0 Universitas Sumatera Utara Setelah disusun kembali dan mengganti semua parameter dengan penaksirnya, sistem persamaan ini dapat ditulis dalam persamaan normal yaitu : ∑ ∑ ∑ = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ = ∑ ………………………………………………………………………………………………………….. 2.11 ∑ ∑ ∑ ∑ = ∑ Jika persamaan normal dibentuk dalam bentuk matriks maka persamaan 2.11 menjadi : 2.12 Dengan menyelesaikan persamaan 2.12 diperoleh : Dalam bentuk matriks dapat dituliskan : [ ] [ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ∑ ∑ ] Universitas Sumatera Utara

2.2 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah ukuran variabel total pada peubah tak bebas yang dapat dijelaskan oleh hubungannya dengan peubah bebas. Koefisien determinasi dilambangkan dengan R 2 yang bernilai antara 0 – 1. Apabila terdapat suatu hubungan linear yang sempurna diantara peubah makan koefisien determinasi akan bernilai 1. R 2 sering digunakan sebagai ukuran untuk mengindikasikan seberapa baik garis linear terhadap data. Semakin baik maka R 2 akan mendekati nilai 1 dan sebaliknya. Untuk menghitung nilai R 2 digunakan rumus : ∑

2.3 Indeks Pembangunan Manusia

Ukuran pembangunan yang digunakan selama ini, yaitu PDB dalam konteks nasional dan PDRB dalam konteks regiobal, hanya mampu memotret pembangunan ekonomi saja. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu indikator yang lebih mampu tidak saja menangkap masalah perkembangan ekonomi saja akan tetapi juga perkembangan aspek sosial dan kesejahteraan manusia. Pembangunan manusia memiliki banyak dimensi. Menurut Badan Pusat Statistika 2007, Indeks Pembangunan Manusia IPM merupakan ukuran capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Indeks Pembangunan Manusia IPM menggambarkan beberapa komponen, yaitu capaian umur panjang dan sehat yang mewakili bidang kesehatan, angka melek huruf, partisipasi sekolah dan rata-rata lamanya bersekolah mengukur kinerja pembangunan bidang pendidikan, Universitas Sumatera Utara