0,10 atau nilai VIF 10. Jadi multikolinieritas terjadi tolerance 0,10 atau nilai
VIF 10. 3.5.3.3
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2006. Model regresi yang baik adalah yang
terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Bila terjadi heteroskedastisitas akan menimbulakan varians koefisien regresi menjadi
minimal dan confidence interval melebar, sehingga hasil uji signifikansi
statistik tidak valid lagi. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat ZPRED dengan nilai residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y
sesungguhnya yang telah di studentized. Dasar pengambilan keputusan:
a Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik point – point yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas.
b Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.5.4 Uji Hipotesis
3.5.4.1 Pengujian secara parsial Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-maising variabel independen yang digunakan terhadap variabel dependen secara parsial
Ghozali, 2006. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan uji t adalah:
1 Nyatakan hipotesis nol serta hipotesis alternatifnya. H1 berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen. 2
Pilih taraf nyata tingkat signifikansi α Signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95 atau α=5
3 Melakukan uji t dengan metode perbandingan antara t hitung dengan t tabel. Nilai t tabel = t
a H1 ditolak apabila t hitung t tabel. Artinya variabel independen tidak berpengaruh secara sigifikan terhadap variabel dependen
b H1 diterima apabila t hitung t tabel. Artinya variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen secara parsial.
4 Melakukan uji t dengan dasar probabilitas a H1 ditolak apabila nilai P 0.05
b H1 diterima apabila nilai P 0.05
3.5.4.2 Uji Simultan Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen Ghozali, 2006. Langkah-langkah dalam
melakukan uji F adalah:
1 Merumuskan hipotesis dan alternatifnya H1 berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen secara simultan. 2 Menentukan tingkat signifikansi da
n derajat kesalahan α Tingakat signifikansi dalam penelitian ini adalah 95 atau α= 5
3 Melakukan uji F dengan cara membandingkan F hitung dengan F tabel. Dimana nilai F tabel= F α k n-k-1
a H1 ditolak jika F hitung F tabel b H1 diterima jika F hitung F tabel
4 Melakukan uji F dengan berdsarkan probabilitas. a H1 ditolak apabila P 0.05
b H1 diterima apabila P 0.05
3.5.4.3 Koefisien Determinasi
1 Koefisien determinasi Berganda Koefisien determinasi pada intinya menyatakan seberapa baik suatu
model untuk menjelaskan variasi variabel dependen Ghozali, 2006. Nilai yang semakin tinggi menjelaskan bahwa semakin cocok variabel independen
menjelaskan variabel dependen. Semakin kecil nilai berarti semakin sedikit
kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai koefisien determinasi
adalah sebagai berikut: a Nilai
harus berkisar 0 sampai 1
b Blia = 1 berarti terjadi kecocokan sempurna dari variabel
independen menjelaskan variabel dependen. c Bila
= 0 berarti tidak ada hubungan sama sekali antara variabel independen terhadap variable dependen.
2 Koefisien determinasi parsial Koefisien derterminasi parsial
untuk mengetahui sejauh mana sumbangan variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Koefisien dihitung
dengan rumus :
Nilai sama dengan 1 satu berarti kemampuan model menjelaskan
variasi variabel dependen secara sempurna 100. Sebaliknya sama dengan
nol berarti variabel independen tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel dependen. Untuk mengetahui sumbangan dari variabel idependen
secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat dari koefisien determinasi parsial
.
61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian
Sesuai dengan karakteristik sempel penelitian berjumlah 55 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1 Penentuan Sampel
Keterangan Jumlah Perusahaan
Perusahaan yang melakukan IPO periode 2008-2011
80
Sampel dikeluarkan karena mengalami overpricing
15
Sampel dikeluarkan karena tidak mengalami underpricing
dan overpricing harga tetap
1
Sempel dikeluarkan karena nilai ROA negatif
9
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria
55
Sumber : www.idx.co.id , diolah Jumlah perusahaan yang melakukan IPO pada periode tersebut sebanyak
80 buah, 1 perusahaan tidak mengalami perubahan antara harga saham penawaran perdana dengan harga penutupan hari pertama di pasar sekunder, 15 perusahaan
yang harga saham pada penawaran perdananya lebih tinggi daripada harga penutupan pada hari pertama di pasar sekunder
overpricing, dan 9 perusahaan mempunyai nilai ROA negatif. Sehingga total sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 55 perusahaan.