dengan tujuan untuk sebuah pencitraan atau pengakuan dari pihak lain tentang kemampuan yang kita miliki. Dalam penelitian ini eksistensi diwujudkan oleh
Yani seorang koreografer sexy dance yang berusaha meningkatkan eksistensi diri dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat tentang bakat yang
dimiliki melalui pembuatan karya sexy dance.
2.2 Koreografer
Seorang koreografer adalah perencana dan pengatur yang memiliki tugas mendesain, merencana, dan membangun, ditambah lagi pertimbangan agar
karyanya nampak efektif di atas pentas, lewat re-kreasi dari penari-penari yang membawakannya yang dengan pemimpinnya menjadi orkrestasi dari tubuh yang
bergerak Widaryanto, 2005:34. Proses penciptaan dilakukan melalui tahapan-tahapan yang meliputi
pengamatan dan penjelajahan terhadap sumber eksploitasi, pengolahan sumber dengan berbagai teknik improvisasi, dan penyusunan elemen-elemen
pembentukan , dan penyajian pertunjukan. I Wayan senen,2005:135 Menurut Widaryanto bakat tari harus dimiliki baik oleh penari ataupun
penata tari. Bakat tari adalah anugrah atau pembawaan yang dapat dibangkitkan, dipersubur dan dikembangkan, tetapi tidak bisa dipaksa atau tumbuh subur
dipelihara. Kemampuan yang harus dimiliki penari dan bakat sebagai penata tari adalah:
a. Bakat Gerak
b. Kemampuan dramatik
c. Rasa pentas atau rasa ruang
d. Rasa irama
e. Daya ingat
f. Komposisi kreatif Widaryanto,2005:31-32
Koreografer adalah orang yang menyusun sebuah karya tari Sumandiyo, 1999:136. Koreografer harus mampu membina penari dalam memberi gerakan.
Sebagai seorang koreografer atau penata tari harus melengkapi diri dengan kemampuan atau memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Memiliki sikap terbuka. Penata tari selalu membuka diri terhadap setiap
perubahan yang dihadapi ketika membuat suatu karya tari. 2.
Memahami keunikan dari setiap pribadi, mulai dari pribadinya sendiri dan pribadi orang lain, termasuk guru-guru dan penari-penarinya.
3. Mempunyai rasa struktural, yaitu mampu mengungkap dan menghayati
segala macam bentuk dan wujud yang hadir di sekitar. 4.
Memiliki rasa dramatik, yaitu peka terhadap perkembangan situasi dramatik, baik dalam alur yang nyata maupun dalam bentuknya yang lebih abstrak.
5. Memiliki kemampuan yang mematut, yaitu kemampuan untuk membuang
gerakan yang vulgar dari yang halus, tidak mencampur aduk gerakan yang lemah gemulai dengan yang primitif.
6. Memiliki sifat-sifat cerdik, cekatan, dan cakap menilai.
7. Memiliki kemampuan penguasaan bahasa yang jelas atau yang puitis
sehingga mudah menyampaikan maksud-maksud koreografer pada para penari.
8. Benar-benar menguasai masalah yang hendak diungkapkan.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa koreografer adalah seseorang yang menciptakan gerak-gerak baru yang dirangkai
hingga menjadi satu rangkaian gerak yang utuh dan memunculkan rasa estetis bagi penonton yang menyaksikan tarian tersebut. Penelitian ini berisi tentang
koreografer bernama Yani yang berkecimpung pada gerak tarian sexy yaitu sexy dance yang sering ditampilkan pada café-café dan tempat hiburan malam. Yani
memiliki bakat dan ciri-ciri yang ada pada seorang koreografer yang dituangkan dalam bentuk gerak sexy menjadi sebuah gerak sexy dance.
2.3 Proses koreografi