tanpa dapat mengatakan seberapa besar lebih atau kurang itu. Uji nonparametrik lebih mudah dipelajari dan diterapkan dibandingkan dengan
uji parametrik.
Menurut Siegel 1997: 41, kelemahan uji statistika nonparametrik antara lain:
Jika data telah memenuhi semua anggapan atau asumsi model statistik parametrik, dan jika pengukurannya mempunyai kuasa power seperti
yang diinginkan, maka penggunaan metode nonparametrik akan merupakan penghamburan data. Tingkat penghamburan atau penyia-
nyiaan itu dinyatakan oleh kekuatan efisiensi kuasa uji nonparametrik. Perlu dinyatakan bahwa jika suatu uji nonparametrik memiliki efisiensi
kuasa uji yang besar, maka metode parametrik yang sesuai akan efektif dibandingkan dengan menggunakan metode nonparametrik.
2.4 Populasi dan Sampel
Dalam bagian ini, akan didefinisikan beberapa istilah yang akan digunakan:
2.4.1 Populasi
Menurut Sudjana 2005: 6 disebutkan bahwa: “populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif atau
kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang
lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.”
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekadar banyaknya objek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristiksifat yang dimiiki oleh objek tersebut. 2.4.2
Sampel
Menurut Sudjana 2005: 6 disebutkan bahwa: ‘sampel adalah bagian yang diambil dari populasi.” Misalkan suatu populasi tertentu terdiri atas semua pelajar
yang ada di sekolah, bagian dari semua pelajar yang terdaftar di kelas dua akan membentuk suatu kumpulan yang disebut sampel. Apabila setiap anggota yang
ada dalam sebuah populasi dikenai penelitian maka semua bisa dilakukan dan apabila hanya sebagian saja dari populasi yang diteliti maka bisa dilakukan
sampling.
Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.
Sampel selain harus dikumpulkan data yang benar, sampel pun harus dilakukan dengan benar dan mengikuti cara-cara yang dapat
dipertanggungjawabkan agar kesimpulannya dapat dipercaya. Dengan kata lain, sampel itu harus representative dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya
tercerminkan pula dalam sampel yang diambil. Pada dasarnya ada dua cara pengambilan sampel yakni sampel acak random
sampling dan nonrandom sampling. Menurut Djarwanto Subagyo 1998: 111 dijelaskan bahwa: “suatu cara pengambilan sampel disebut acak apabila kita tidak
memilih-milih individu yang akan dijadikan anggota sampel. Seluruh individu dalam populasinya diberi kesempatan yang sama untuk dijadikan anggota sampel
disebut probability sampling.”
2.5 Skala Pengukuran