Arsil Rahmatillah, 2014 EFEKTIVITAS
CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN
KETAATAN ‘IBĀDAH
ṢALĀT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
b. Mengetahui ketaatan „ibādah alāt siswa setelah dilaksanakan pembinaan
ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah . c.
Mengetahui efektivitas pembinaan ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah dalam meningkatkan ketaatan „ibādah alāt siswa.
3. Cara Menggunakan Instrumen Penelitian
Cara menggunakan instrumen penelitian ini sederhana, yaitu dengan meminta responden memberi tanda checklist
√ pada kolom instrumen yang tersedia dan pemilihan disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi pada
responden. Setiap item mempunyai lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Sering, Sering, Kadang
– Kadang, Jarang dan Tidak Pernah.
4. Pemberian Skor pada Instrumen Penelitian
Pemberian skor pada instrumen ini terdapat dua bagian sesuai dengan bentuk item apakah positif atau negatif.
Tabel 3.3 Pemberian Skor Pada Instrumen Bentuk
Item Pemberian Skor
Sering Sekali Sering
Kadang –
Kadang Jarang
Tidak Pernah
+ Positif
5 4
3 2
1 -
Negatif 1
2 3
4 5
Sumber : Riduwan 2012:13
G. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengemban instrumen dilakukan oleh peneliti satu tahap demi satu tahap, tahap pertama yang dilakukan adalah menyusun kisi
– kisi intrumen, setelah kisi
– kisi intrumen tersusun peneliti lakukan uji validitas dan tahap terakhir dari proses pengembangan instrumen ini adalah uji reliabilitas instrumen.
Berikut ini penjelasan dari proses pengembangan instrumen :
1. Prosedur Penyusunan Instrumen
Arsil Rahmatillah, 2014 EFEKTIVITAS
CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN
KETAATAN ‘IBĀDAH
ṢALĀT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Dalam prosedur penyusunan instrumen, peneliti akan memaparkan keterangan
– keterangan dari beberapa ahli mengenai prosedur pembuatan instrumen. Arikunto 2006:225 memaparkan, sebelum kuesionare disusun, maka
harus didahului oleh prosedur : a.
Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. b.
Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner. c.
Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan
teknik analisisnya. Menurut Riduwan 2012:32, langkah
– langkah menyusun instrumen penelitian ialah :
a. Mengidentifikasi variabel – variabel dalam rumusan judul penelitian.
b. Menjabarkan variabel tersebut menjadi sub variabel atau dimensi.
c. Mencari indikator atau aspek setiap sub variabel.
d. Menderetkan diskriptor dari setiap indikator.
e. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir – butir Instrumen.
f. Melengkapi Instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata pengantar.
Pendapat para ahli tersebut diintegrasikan oleh peneliti dan setelah itu peneliti mengaplikasikannya sehingga terbentuklah kisi
– kisi instrumen yang terdiri dari 57 pernyataan. Kisi
– kisi instrumen dalam penelitian ini dilampirkan.
2. Uji Validitas Instrumen
Arikunto berpendapat 2006:168: Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
– tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Menurut Sugiyono 2012:121. “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
Arsil Rahmatillah, 2014 EFEKTIVITAS
CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN
KETAATAN ‘IBĀDAH
ṢALĀT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
diukur”. “Validitas atau kesahihan suatu instrumen adalah ukuran seberapa tepat instrumen itu mampu menghasilkan data sesuai dengan ukuran yang
sesungguhnya yang i ngin diukur” Zainal, 2009:164.
a. Validitas Isi
“Validitas isi berkaitan dengan pertanyaan mengenai seberapa lengkap butir
– butir yang digunakan telah memadai atau dapat mengungkap sebuah konsep” Zainal, 2009:164.
Zainal mengungkapkan 2009:165- 166 “Pengujian validitas isi dapat
menggunakan dua pendekatan yakni panel juri dan validitas muka” 1
Panel Juri Zainal mengungkapkan 2009:165 :
Untuk menguji apakah butir – butir yang digunakan untuk mengukur
sebuah konsep tertentu telah memadai atau mampu menggambarkan maka butir
– butir tersebut dimintakan evaluasinya kepada sekelompok juri atau penilai yang dianggap profesional dibidang itu.
2 Validitas muka
Zainal mengungkapkan 2009:166 “Dalam hal ini, pengujian validitas hanya dilakukan dengan membaca atau memeriksa penampilan dan bahasa yang
dipergunakan dalam kuesioner, oleh karena itu banyak peneliti yang kurang percaya terhadap validitas muka”.
Validitas isi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan panel juri, pendekatan panel juri ini dilaksanakan dengan cara kisi
– kisi instrumen yang telah terbentuk sebelum peneliti pergunakan dilapangan terlebih dahulu peneliti
mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing juga kepada dosen ahli, adapun dosen yang dimintai evaluasinya oleh peneliti ialah :
a Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.
b Dr. H. Fahrudin, M.Ag.
c Dr. Wawan Hermawan, M.Ag.
Arsil Rahmatillah, 2014 EFEKTIVITAS
CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN
KETAATAN ‘IBĀDAH
ṢALĀT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan justifikasi dari dosen tersebut didapatkan hasil 35 buah item intrumen yang selanjutnya oleh peneliti lakukan validitas kriteria. Instrumen hasil
validitas isi ini dilampirkan.
b. Validitas Kriteria
Zainal mengungkapkan 2009:166 “Pengujian terhadap validitas kriteria dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kesamaan persepsi
seseorang dengan kriteria tertentu, sehingga akan memudahkan peneliti untuk membedakan pendapat antar individu”.
Zainal mengungkapkan 2009:166 “ Pengujian validitas kriteria terdapat dua pendekatan, yakni” :
1 Validitas Konkuren
Disebut juga validitas serentak. Suatu butir dikatakan valid, apabila butir tersebut mampu memberikan nilai yang berbeda untuk individu yang
memang dinyatakan berbeda berdasarkan kriteria tertentu. Alat analisis korelasional dapat digunakan untuk menguji validitas konkruen Zainal,
2009:166.
2 Validitas Prediktif
Suatu butir dinyatakan mempunyai validitas prediktif yang tinggi apabila butir tersebut mampu memberikan nilai berbeda untuk individu yang
berbeda berdasarkan kriteria yang diprediksikan untuk masa mendatang. Validitas prediktif dapat diuji dengan alat analisis korelasional Zainal,
2009:166. Zainal mengungkapkan 2009:167 :
Validitas kriteria merupakan jenis validitas yang sering digunakan oleh peneliti.
Pengujian validitas
kriteria dilakukan
dengan cara
membandingkan atau mengkorelasikan antara skor hasil pengukuran Instrumen dengan kriteria atau standar tertentu yang dipercaya dapat
digunakan untuk menilai suatu variabel. Zainal mengungkapkan 2009:167 :
Arsil Rahmatillah, 2014 EFEKTIVITAS
CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN
KETAATAN ‘IBĀDAH
ṢALĀT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Untuk mengganti suatu kriteria yang pada umunya sulit ditemukan itu, maka dapat diupayakan dengan menggunakan dasar logika matematika,
yakni dengan menggunakan skor total dari butir – butir dalam Instrumen
yang akan diujikan validitasnya. Dengan demikian pengujian validitas kriteria dari suatu instrumen dilakukan dengan cara menghitung harga
koefisien korelasi sederhana Pearson Correlation antara skor masing –
masing butir dengan skor total dari butir – butir tersebut sebagai
kriterianya. Rumus Person Corelation yang dimaksud adalah :
Gambar 3.2 Rumus Pearson Correlation Sumber : Zainal 2009:168
Jika :
�
= Skor butir ke i, maka i = 1,2,3,... M = Rata
– rata skor pada setiap butir. Y
= Skor total dari dari seluruh butir. M Y = Rata
– rata skor total. Maka :
�
=
�
− M
�
Y = Y
– MY Validitas kriteria dalam penelitian ini diujikan kepada 40 siswa kelas VIII
SMP Pasundan 6 Bandung, siswa yang diminta untuk uji validitas ini di luar sampel penelitian. Uji validitas kriteria dalam instrumen ini dihitung melalui
bantuan software SPSS versi 20. Cara penggunaan sofware SPSS versi 20 untuk uji validitas kriteria
adalah: Analyze kemudian pilih correlate dan pilih birave. Sorot item no 1 sampai
total. Tandai pilihan pada kotak pearson, two tailed dan flag significant
R
�
=
Σ
�
Σ
� 2
Σ
2
Arsil Rahmatillah, 2014 EFEKTIVITAS
CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN
KETAATAN ‘IBĀDAH
ṢALĀT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
correlations. Klik option dan tandai pilihan kotak mean and standart deviations, klik continue sehingga kembali ke kotak dialog awal. Dan
terakhir klik ok Riduwan dan Sunarto, 2012:275-277.
Setelah mengetahui bagaimana cara untuk melakukan uji validitas kriteria selanjutnya peneliti akan membahas bagaimanakah cara untuk menghitung hasil
dari uji validitas kriteria ini. Zainal mengungkapkan 2009:167 :
Untuk menilai apakah suatu butir atau indikator tersebut valid ataukah tidak, dilakukan dengan menggunakan uji t t statistik terhadap koefisien
korelasi tersebut, yang rumus hitungnnya telah dituliskan diatas. Selanjutnya berdasarkan distribusi probabili
tas “t” dengan derajat kebebasan df = degree of freedom = n-2, cari atau temukan harga taraf
signifikasi pada harga t statistik tersebut. Berdasarkan pedoman aturan umum yang biasa digunakan, disimpulkan bahwa butir yang diuji
dinyatakan valid apabila ta raf signifikansi yang dihasilkan dari uji “t”
tersebut ≤ 0,05. Ini artinya bahwa skor pada setiap butir mempunyai
korelasi atau kesamaan yang tinggi dan signifikan terhadap skor total dari butir
– butir tersebut sebagai kriteria atau standarnya. Selain pendapat Zainal di atas terdapat cara lain untuk menghitung hasil
dari validitas kriteria ini yaitu dengan cara merumuskan hipotesis terlebih dahulu: �
= Tidak ada hubungan antara pernyataan 1 sampai 35 dengan variabel total.
� = Ada hubungan antara pernyataan 1 sampai 35 dengan variabel total. Kriteria Pengujian :
Sig � 0,05 maka �
diterima. Sig
� 0,05 maka � ditolak.
Kriteria pengujian ini bersumber dari Trihendradri, 2011:215.
Arsil Rahmatillah, 2014 EFEKTIVITAS
CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN
KETAATAN ‘IBĀDAH
ṢALĀT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Adapun hasil dari validitas kriteria ini adalah : Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kriteria
No Item
Sig �
Intervetasi Keterangan
1 0,021
0,05 Valid
Digunakan 2
0,003 0,05
Valid Digunakan
3 0,120
0,05 Invalid
Tidak Digunakan 4
0,066 0,05
Invalid Tidak Digunakan
5 0,007
0,05 Valid
Digunakan 6
0,021 0,05
Valid Digunakan
7 0,009
0,05 Valid
Digunakan 8
0,003 0,05
Valid Digunakan
9 0,106
0,05 Invalid
Tidak Digunakan 10
0,131 0,05
Invalid Tidak Digunakan
11 0,000
0,05 Valid
Digunakan 12
0,000 0,05
Valid Digunakan
13 0,010
0,05 Valid
Digunakan 14
0,016 0,05
Valid Digunakan
15 0,249
0,05 Invalid
Tidak Digunakan 16
0,007 0,05
Valid Digunakan
17 0,006
0,05 Valid
Digunakan 18
0,007 0,05
Valid Digunakan
19 0,021
0,05 Valid
Digunakan 20
0,076 0,05
Invalid Tidak Digunakan
21 0,012
0,05 Valid
Digunakan 22
0,001 0,05
Valid Digunakan
23 0,011
0,05 Valid
Digunakan 24
0,002 0,05
Valid Digunakan
25 0,000
0,05 Valid
Digunakan 26
0,004 0,05
Valid Digunakan
27 0,015
0,05 Valid
Digunakan 28
0,019 0,05
Valid Digunakan
29 0,171
0,05 Invalid
Tidak Digunakan 30
0,000 0,05
Valid Digunakan
Arsil Rahmatillah, 2014 EFEKTIVITAS
CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN
KETAATAN ‘IBĀDAH
ṢALĀT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
31 0,251
0,05 Invalid
Tidak Digunakan 32
0,060 0,05
Invalid Tidak Digunakan
33 0,048
0,05 Valid
Digunakan 34
0,002 0,05
Valid Digunakan
35 0,003
0,05 Valid
Digunakan
Dari uji validitas kriteria ini dihasilkan, dari 35 item instrumen yang di ujikan terdapat 9 instrumen yang tidak valid, yaitu item no 2, 3, 9, 10, 15, 20, 29,
31 dan 32. Sedangkan item instrumen yang valid terdapat 26 item instrumen, yaitu no 1, 2, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30,
33, 34 dan 35.
3. Uji Reliabilitas Instrumen
Arikunto berpendapat 2006:178 : Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu baik. Reliabelitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel
artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Menurut Sugiyono 2012:130 :
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test retest
Stability, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisi konsistensi butir
– butir yang ada pada intrumen dengan teknik
– teknik tertentu. Penelitian ini menggunakan uji reliabelitas internal dengan teknik uji
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Menurut Arikunto 2006:196 “Rumus
Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalny
a angket atau soal bentuk uraian”. Adapun rumus Alpha Cronbach menurut Arikunto 2006:196 :
�
11
=
� �−1
1 −
�
2
�
1 2
Arsil Rahmatillah, 2014 EFEKTIVITAS
CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN
KETAATAN ‘IBĀDAH
ṢALĀT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3 Rumus Alpha Cronbach Dimana :
�
11
= Reliabilitas instrumen. �
= Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal. �
2
= Jumlah varians butir. �
1 2
= Varians total. Dalam uji reliabilitas terdapat kriteria tinggi rendahnya koefisien
reliabilitas instrumen. Adapun klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford Diwyacitta, 2011:72 :
Tabel 3.5 Koefisien Reliabilitas Instrumen Menurut Gulidford Nilai
Klasifikasi 0,20
Derajat reliabilitas hampir tidak ada 0,21
– 0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,41 – 0,70
Derajat reliabilitas sedang 0,71
– 0,90 Derajat reliabilitas tinggi
0,91 – 1,00
Derajat reliabilitas sangat tinggi Sumber : Diwyacitta 2011:72.
Uji reliabelitas dalam penelitian ini diujikan kepada 40 siswa kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung, siswa yang dimintai untuk uji reliabelitas di luar
sampel penelitian. Dalam prosesnya uji reliabilitas ini menggunakan bantuan software SPSS versi 20.
Cara penggunaan software SPSS versi 20 untuk uji reliabilitas adalah: Analyze, pilih sclate, pilih reliability analysis. Setelah itu akan muncul
kontak dialog reliability analysis. Destinasikan item – item dengan cara
mengklik setiap variabel dan pindah variabel tersebut ke kotak item. Pada mode pilih alpha. Kemudian klik ok Riduwan dan Sunarto, 2012:350-
351. Adapun Hasil dari pengujian reliabilitas adalah :
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability
Arsil Rahmatillah, 2014 EFEKTIVITAS
CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN
KETAATAN ‘IBĀDAH
ṢALĀT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Dari uji validitas ini dihasilkan, bahwa instrumen yang diujikan memiliki nilai reliabilitas 0,723 berarti instrumen ini memiliki reliabilitas tinggi.
H. Teknik Pengumpulan Data