Hasil Penelitian ANALISIS PRAGMATIK DALAM KARTUN EDITORIAL “KABAR BANG ONE” PADA PROGRAM BERITA TV ONE

commit to user 43 Bang One merupakan perwujudan dari aspirasi rakyat yang mengkritisi berbagai macam kebijakan pemerintah dari sudut pandang yang objektif. Berpenampilan pendek dan gemuk dengan wajahnya yang dihiasi oleh kumis dan kaca mata sebagai ciri khasnya serta suaranya yang khas diisi oleh pimpinan redaksi pemberitaan TV One, Karni Ilyas. Kemunculan karakter Bang One diterima dengan baik oleh masyarakat. Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai bagaimana analisis pragmatik dalam kartun editorial Bang One. Aspek-aspek pragmatik dalam kartun editorial bang one yang akan dibahas dalam penelitian ini, meliputi: 1 konteks yang melatarbelakangi judul dalam kartun editorial Kabar Bang One, 2 praanggapan yang muncul berdasarkan kartun editorial tersebut 3 penggunaan implikatur, dan 4 bentuk pelanggaran bidal prinsip kerjasama. Identifikasi data dalam penelitian ini selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

B. Hasil Penelitian

1. Konteks yang Melatarbelakangi Kartun Editorial “Kabar Bang One”

Pada Program Berita TV One a. Konteks Fisik Setting Konteks fisik setting meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa dalam suatu komunikasi dan objek yang disajikan dalam peristiwa komunikasi tersebut. Dalam kartun editorial Bang One judul yang digunakan berkaitan erat dengan gambaran tempat setting peristiwa yang berhubungan dengan isu atau permasalahan yang sedang hangat dibicarakan oleh media cetak maupun elektronik, meskipun ada beberapa yang tidak jelas tempatsettingnya. Kartun editorial yang memiliki kejelasan setting adalah sebagai berikut. 1 Bioskop dan sebuah pedesaan yang sebagian besar anak- anaknya penderita gizi buruk dan busung lapar. FF-1 2 Di dalam helikopter yang hampir jatuh pilot mengatakan “may day..may day” SRPN-2. commit to user 44 Berdasarkan setting bisa dipahami bahwa itu merupakan kode darurat, karena may day juga memiliki makna sebagai “Hari Buruh” yang biasa diperingati setiap tanggal 1 Mei. 3 Di ruang pemeriksaan di kantor Komite Pemberantasan Korupsi KPK. KJ-4 Melalui setting ini bisa dipahami bahwa yang berada di dalam dan sedang melakukan penyelidikan adalah seorang penyidik KPK, bukan polisi. 4 Di Pangkalan minyak tanah dan pangkalan gas. AT-5 Berdasrkan setting dapat dipahami bahwa antrean terjadi di tempat tersebut bukan di tempat lain, misalnya toko atau pasar. 5 Di dalam sebuah mobil dan dealer mobil. MM-6 Kedua tempat ini mempengaruhi asumsi pemakaian bahasa bahwa yang dimaksud mutakhir adalah mobil, bukan tank atau bahkan pesawat. 6 Di warung, rumah makan, dan balai desa pedesaan. GP-7 Dalam hal ini judul dapat dipahami berdasarkan tempat tersebut dan peristiwa bahasa yang terjadi. 7 Taman makam pahlawan dan lingkungan di sekitarnya. P-8 Dalam judul ini setting mengalami perubahan sesuai perilaku para peran dalam peristiwa komunikasi dengan Bang One yang berperan sebagai pejuang. 8 Di tengah hutan gundul di daerah Ketapang. MPL-10 Setting tersebut memberikan kontribusi yang kuat untuk menunjukkan konteks adanya tindakan ilegal logging pembalakan liar, karena para pelaku komunikasi berpakaian layaknya koboi sehingga dimungkinkan terjadi salah persepsi dalam memahaminya. 9 Di sebuah jalan dengan rambu-rambu yang tertutup pohon. JJW-11 Setting ini menguatkan konteks bahwa sang pengendara Bang One tidak mengetahui keberadaan rambu-rambu tersebut. commit to user 45 10 Sebuah kamar di hotel Ritz Carlton Hilton dan gedung pertunjukkan Srimulat. BS-13 Kedua setting tersebut menguatkan konteks adanya perbandingan peristiwa di dalamnya. 11 Di dalam mikrolet dengan jurusan Harmoni-Kota. H-14 Setting tersebut memberikan gambaran jelas bahwa sang Supir mengatakan hal yang ia ketahui tentang “Harmoko”. 12 Rumah reyot di pinggiran kota Jakarta. EG-15 Selain menjadi setting tetap dalam setiap peristiwa komunikasi dalam judul ini, setting peristiwa tersebut memperkuat ucapan tokoh anak kecil dalam kartun editorial ini. Anak kecil cenderung mengucapkan sesuatu sesuai dengan apa yang dilihat. Berdasarkan penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa tempat terjadinya peristiwa setting pemakaian bahasa merupakan konteks fisik yang paling sering digunakan dan mempunyai keterkaitan yang erat dalam tiap judul kartun editorial Bang One. Selain itu dengan adanya konteks tersebut dapat memudahkan kita untuk memahami maksud pemakaian bahasa dan menghindari salah persepsi salah satunya pada judul MPL-10, karena pemeran dalam peristiwa komunikasi justru menggunakan pakaian koboi yang notabene kontras dengan tempat terjadinya pemakaian bahasa.

b. Pengguna Bahasa Participant

1 Seorang anak yang terkena penyakit gizi buruk dan busung lapar FF-1. Ratapan dan penampilan anak tersebut menunjukkan adanya perbandingan yang menonjol antara booming film fiksi“Ayat- Ayat Cinta” dengan fakta penderitaan rakyat. 2 Pilot Helikopter dan Bang One SRPN-2. Keduanya tidak melakukan percakapan, akan tetapi bahasa yang diucapkan merepresentasikan kondisi persenjataan yang diandalkan sebagai peralatan utama yang menjaga sistem ketahanan negara dari serangan luar. commit to user 46 3 Seorang bapak yang terbatuk-batuk, anak kecil dan Bang One. TBC-3 Bapak tersebut hadir sebagai pembuka komunikasi, keduanya menciptakan sinergi komunikasi yang menarik dan Bang One hadir untuk memberikan peringatan sesuai dengan konteks. 4 Anggota KPK dan jaksa KJ-4 Keduanya melakukan perdebatan hal ini direpresentasikan dari gesture kedua tokoh. 5 Pegawai Pertamina, agen gas, ibu-ibu rumah tangga dan Bang One. AT-5 Ibu-ibu rumah tangga berperan aktif dalam komunikasi, sedangkan Pegawai Pertamina tidak terlibat komunikasi dengan agen gas. Bang One hadir sebagai komentator. 6 Sales Mobil, Jenderal TNI berbintang satu, dan Bang One MM- 6. 7 Bang One, pedagang, petani, pengusaha, aktivis, penjual rujak, pria berkumis, dan massa di sebuah balai desa GP-7. Berdasarkan kelompok pengguna bahasa yang digambarkan dengan berbagi profesi dan perilaku dapat dipahami konteks dari berbagai alasan yang diungkapkan oleh participant. 8 Bang One pejuang veteran, pengemis, ibu-ibu, koruptor, pencari kerja, dan anak-anak. P-8 Diangkat dari fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, dengan demikian konteks dapa dipahami berdasarkan latar belakang dan faktor usia participant. 9 Hendarman Supandji jaksa agung, Untung Uji, Wisnu Subroto, Kemas Yahya, istri Kemas Yahya, dan Bang One. BB-9 Participant berasal dari lingkungan kejaksaan, digambarkan dalam berbagi ekspresi sesuai dengan judul. commit to user 47 10 Menteri kehutanan dan Bang One MPL-10. Disajikan dengan sosok koboi yang heroik namun terkepung oleh kawanan koboi berseragam militer, jaksa dan berdasi, hingga Bang One nampak kesal mengetahui hal tersebut. 11 Bang One dan Polisi lalu lintas JJW-11. Digambarkan dengan Bang One yang mengendarai sepeda motor ditilang karena tidak tahu kalau ada tanda dilarang melintas karena tertutup pohon. 12 Anggota Mahkamah Agung MA, staff Badan Pemeriksa Keuangan BPK, Presiden, dan Bang One. MB-12 Digambarkan dengan silang pendapat antara anggota MA dan BPK yang ditengahi oleh presiden. Bang One hadir sebagai komentator. 13 Badut, Kaka Slank, Bang One, dan pelawak srimulat BS-13. Dalam judul ini hanya bang one dan pelawak Srimulat yang melakukan percakapan, sementara Kaka Slank menyanyi dan badut melakukan beberapa tiindakan komunikasi. 14 Mantan Menteri Penerangan Harmoko, sopir mikrolet, mahasiswa UI, anggota koperasi, dan Bang One H-14. Para partisipan yang berasal dari kalangan sosial yang berbeda menjadikan konteks ucapan semakin mudah untuk dipahami. 15 Pegawai pajak, anak kecil, dan Bang One EG-15. Digambarkan dengan seorang anak yang memberikan pertanyaan kepada seseorang yang dianggap pegawai pajak dengan penuh justifikasi. Bang One hadir sebagai komentator. Secara umum konteks fisik yang didasarkan pada pengguna bahasa partisipan yang disajikan dalam peristiwa komunikasi kartun editorial Bang One digunakan untuk menunjukkan bentuk tak terujar, sehingga akan memperjelas maksud tuturan. Diantaranya adalah label nama yang diterakan pada orang ataupun benda pada kartun editorial merupakan identifikasi agar mengetahui siapa tokoh yang dimaksud. commit to user 48

c. Topik Pembicaraan Content

Topik konten dalam peristiwa komunikasi memiliki peran penting untuk mengungkap konteks yang melatarbelakangi kartun editorial tersebut. Dalam hal ini penegasan sisi lain tindakan manusia terdapat makna yang harus ditangkap dan dipahami, sebab manusia melakukan interaksi sosial melalui bentuk-bentuk komunikasi yang menggunakan simbol-simbol. Dengan kata lain, untuk menginterpretasikan maksud dari suatu kartun editorial, haus dipahami terlebih dahulu topiknya. Topik konten yang terdapat dalam peristiwa komunikasi kartun editorial Bang One adalah sebagai berikut. 1 Rendahnya kepedulian pemerintah terhadap penderitaan rakyat. Dikiaskan dengan perbedaan sikap dalam menyikapi booming film Ayat-Ayat Cinta dengan penderitaan rakyat. FF-1 Dalam hal ini Film Ayat-Ayat Cinta digambarkan sebagai fiksi dan penderitaan rakyat sebagi faktanya. 2 Buruknya kondisi persenjataan sebagai alat utama sistem ketahanan negara. SRPN-2 Digambarkan dengan berbagai kerusakan dan keadaan persenjataan yang mengkhawatirkan. 3 Buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia. TBC-3 Merujuk pada tingginya penderita tuberkolosis di Indonesia. Percakapan ketiganya mengisyaratkan adanya pesan serius yang bisa didapatkan dari tindakan para peran dalam komunikasi tersebut. 4 Politisasi dan kriminalisasi dalam KPK dan Kejaksaan. KJ-4 Adanya perdebatan mengisyaratkan ketidakcocokan antara keduanya. 5 Konversi minyak tanah ke gas, hingga terjadinya kelangkaan gas. AT-5 Digambarkan dengan sedemikian rupa hingga bisa dipahami permasalahan yang coba diangkat oleh editor. commit to user 49 6 Rencana pemerintah untuk membeli alutsista untuk TNI. MM-6 Digambarkan dengan sebuah mobil yang serba bisa dan penuh fasilitas. 7 Tingginya angka golput pada pemilu GP-7 Sikap masyarakat yang memilih golput didukung dengan alasan yang sesuai semakin memperjelas sikap pesimis terhadap pemilu sebagai sebuah jaminan perubahan. 8 Pejuang kemerdekaan. P-8 Sikap Bang One meneriakkan kata “merdeka” bukan tanpa tujuan, tetapi secara sadar dan patriotis untuk mengetahui opini dan pandangan mengenai kemerdekaan. 9 Pembersihan di kalangan kejaksaan. BB-9Sikap para jaksa yang ketakutan dapat diinterpretasikan bahwa keduanya tidak memiliki kedekatan secara personal dengan jaksa agung, sementara sikap Kemas Yahya yang tenang dan yakin mengetahui kebiasaan Hendarman mengisyaratkan sikap optimis bahwa ia memiliki kedudukan dan kedekatan secara personal dengan Hendarman Supanji. 10 Pemberantasan pembalak liar oleh departemen kehutanan. MPL-10 Sikap koboi yang terkejut dan Bang One yang geram dan melempar topi dapat diinterpretasikan bahwa ada suatu hal yang tidak diduga sebelumnya oleh sang koboi dan Bang One yang melempar topi sebagai tanda ketidaksanggupan terpaksa menyerah 11 Maraknya penjebakan yang dilakukan oleh aparat. JJW-11 Berawal dari pembelaan anggota DPR yang tertangkap KPK bahwa ia dijebak, kemudian memunculkan pernyataan presiden agar tidak menjebak warga yang tidak tahu atau tidak bersalah. commit to user 50 12 Mahkamah Agung menolak diaudit oleh BPK mengenai penerimaan biaya perkara. MB-12 Sikap keduanya menjelaskan bahwa adanya perbedaan pendapat di kedua lembaga tersebut, sementara presiden yang datang menengahi dapat diinterpretasikan bahwa presiden sudah mengetahui pokok permasalahan antara keduanya, sementara sikap Bang One yang penuh tanda tanya menggambarkan keraguan terhadap sikap presiden. 13 Tingkah laku kurang tidak terpuji anggota DPR. BS-13 Dikiaskan dengan sosok badut yang selama ini kita ketahui bertingkah lucu penuh atraksi konyol. Tidak jauh berbeda dengan anggota dewan yang berkantor di Senayan yang bertingkah laku konyol dengan mempermainkan UUD, jalan- jalan dengan uang rakyat atau hasil makelar proyek, berpacaran, menerima suap hingga tertangkap KPK, sungguh ironis. 14 Harmoko mendirikan PKN. H-14 Sikap Harmoko menggambarkan bahwa ia kembali mengibarkan karirnya di dunia politik melalui PKN, disikapi berbeda oleh berbagai kalangan. 15 Efek kasus mafia pajak Gayus Tambunan. EG-15 Gambaran pegawai pajak yang dihakimi oleh seorang anak. Tindakan atau perilaku dari para peran dalam peristiwa komunikasi dalam kartun editorial Bang One dengan kemampuan visualnya secara umum mampu menyampaikan topik yang terkandung di dalamnya yakni makna sosial dibalik tindakan peran dalam kartun editorial tersebut. Tindakan atau perilaku tersebut relatif mudah untuk dipahami sehingga cukup efektif untuk memahami topik konten yang melatarbelakangi.

d. Tujuan Purpose

Sebagai kartun editorial tujuan purpose mengacu pada latar belakang pengetahuan editor mengenai berita dan isu yang sedang ramai commit to user 51 dibahas di masyarakat. Dengan kata lain, editor dapat menciptakan peristiwa, menafsirkan dan mengarahkan kebenaran, ini merupakan peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas yang dikonstruksikan. Sebagai editorial visual, kartun tersebut mencerminkan kebijakan dan garis politik media yang memuatnya. Berikut adalah konteks tujuan yang terdapat pada sampel penelitian ini. 1 Kartun editorial berjudul Fakta vs Fiksi FF-1 merupakan wujud kritik terhadap pemerintah yang kurang peka terhadap fakta penderitaan rakyat. Editor menggunakan latar belakang booming film AAC Ayat-Ayat Cinta yang ditonton oleh berbagai lapisan masyarakat hingga presiden dan wakil presiden menyempatkan diri untuk menonton dengan menyewa sebuah gedung bioskop. Sementara itu keadaan rakyat semakin memprihatinkan dengan berbagai permasalahan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. 2 Kartun editorial berjudul Senjata Renta Penjaga Negara SRPN-2 menyoroti tentang buruknya kondisi persenjataan Indonesia, dan terbatasnya anggaran pertahanan. Editor menggunakan peristiwa kecelakaan helikopter milik TNI AU di Subang sebagai referensinya, terbatasnya anggaran pertahanan mempengaruhi kondisi persenjataan itu. Anggaran pertahanan dipotong 15 persen dengan alasan penghematan APBN. Dengan dana terbatas, alokasi untuk pemeliharaan persenjataan yang sudah uzur pun jadi kurang. Begitu pula dana untuk membeli suku cadang. Yang terjadi justru kanibalisme: mencopot suku cadang satu alat untuk dipasangkan ke alat lain. 3 Kartun editorial berjudul Tuberkolosis TB-3 menggunakan tema kesehatan, bertujuan khusus menyoroti permasalahan tentang buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia. Editor mengacu pada Laporan WHO dalam Global Report, menyebut Indonesia berada pada peringkat 3 dunia penderita TB commit to user 52 Tuberkulosis terbanyak setelah India dan China. 4 Kartun editorial berjudul KPK vs Jaksa KJ-4 bertujuan untuk menyampaikan pandangan dalam menyikapi konflik antara KPK dan kejaksaan agung yang saling tuding. Editor mengkonstruksikanya berdasarkan pada manuver KPK menangkap Jaksa Urip Tri Gunawan yang menerima uang 660 ribu dolar AS dari Artalyta Suryani pada Minggu, 2 Maret 2008, terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia BLBI Bank Dagang Nasional Indonesia BDNI. 5 Kartun editorial berjudul Antre Terus AT-5 bertujuan untuk mengkritisi kebijakan pemerintah yang ditunjukkan dengan permasalahan di balik dan pasca konversi gas. Editor menggunakan kondisi yang terjadi di tengah masyarakat pasca konversi minyak tanak ke gas. Lonjakan pemakaian elpiji pascakonversi bergulir membuat Pertamina kewalahan karena kondisi infrastruktur bongkar muat elpiji yang terbatas. Akibatnya, rawan terjadi gangguan pasokan gas elpiji ke masyarakat hingga menyebabkan antrean panjang. 6 Kartun editorial berjudul Mobil Mutakhir MM-6 bertujuan untuk memberikan pandangan terhadap rencana pembelian alutsista baru untuk TNI dari pemerintah. Editor menggambarkan ilustrasi berdasarkan pada isu sosial penyalahgunaan anggaran untuk alutsista yang tidak tepat karena pemerintah membatasi penggunaan pinjaman luar negeri dan lebih memanfaatkan pinjaman dalam negeri. Pembelian alutsista juga diutamakan yang berasal dari industri dalam negeri, begitu pula bahan bakunya. 7 Kartun editorial berjudul Golongan Putih GP-7 bertujuan untuk menyampaikan pendapat tentang meningkatnya angka golput pada pemilu. Editor menggunakan fenomena yan terjadi di masyarakat yang memiliki kesadaran rendah menggunakan hak pilihnya dikarenakan commit to user 53 berbagai alasan mulai dari ekonomi hingga money politic. 8 Kartun editorial berjudul Pejuang P-8 bertujuan untuk mengkritisi keadaan Indonesia 65 tahun setelah merdeka. Editor menggunakan momen hari kemerdekaan sebagai moment cerita. arti MERDEKA yang dipahami para pejuang kemerdekaan 45 berbeda dengan apa yang kita pahami saat ini. Memang arti dari kata MERDEKA adalah lepas dari penjajahan atau lepas dari genggaman para penjajah, tapi saat ini yang kita diperangi adalah penjajahan ekonomi. 9 Kartun editorial berjudul Bersih-Bersih BB bertujuan untuk mengkritisi komitmen jaksa Agung yang terkesan pilih kasih. Editor mengilustrasikan tindakan Hendarman “membersihkan” Kejaksaan dengan menyingkirkan kedua jaksa yang diketahui berhubungan dengan Artalyta Suryani berdasarkan bukti dari Komisi Pemberantasan Korupsi, tapi tidak berlaku tegas terhadap Kemas Yahya. 10 Kartun editorial berjudul Melawan Pembalak Liar MPL bertujuan untuk mengkritisi merebaknya pembalakan liar di daerah Ketapang yang sulit untuk dihentikan. Editor menggunakan opini yang berkembang mengenai peran aparat penegak hukum dan instansi pemda yang terlibat sehingga sulit untuk menghentikanya. 11 Kartun editorial berjudul Jangan Jebak Warga JJW bertujuan untuk mengkritisi kinerja aparat yang suka menjebak warga berdasarkan pernyatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menekankan pentingnya aspek pendidikan, sebelum aspek penegakan hukum, dalam pemberantasan korupsi. Jika warga negara melakukan korupsi karena tidak tahu, aparat penegak hukum turut mempunyai andil terhadap terjadinya korupsi itu. Editor mengilustrasikanya dengan peristiwa yang lebih sederhana. Misalnya saat razia kendaraan bermotor sering kita lihat polisi mengendap-endap menunggu pelanggar. commit to user 54 12 Kartun editorial berjudul MA vs BPK MB-12 bertujuan untuk mengkritisi sikap Mahkamah Agung yang menolak penerimaan biaya perkara diaudit oleh BPK. Sengketa ini bisa diselesaikan jika peraturan pemerintah PP yang mengatur masalah ini diterbitkan. Editor mengilustrasikan dengan perdebatan antara anggota MA dengan anggota BPK yang dilerai oleh presiden. 13 Kartun editorial berjudul Badut Senayan BS-13 bertujuan untuk menggambarkan sekaligus mengkritisi tingkah laku angota DPR. Editor mengilustrasikan tingkah laku anggota DPR sebagai seorang badut yang penuh trik permainan. 14 Kartun editorial berjudul Harmoko H-14 bertujuan untuk mengungkapkan pendapat mengenai kembalinya Harmoko, mantan menteri penerangan pada era orde baru dalam dunia politik dengan mendirikan PKN Partai Kerakyatan Nasional. Editor mengilustrasikan citra Harmoko pada masa lalu dengan berbagai akronim. 15 Kartun editorial berjudul Efek Gayus EG-15 bertujuan untuk menggambarkan salah satu efek ramainya pemberitaan mengenai terungkapnya kasus penggelapan pajak oleh pegawai pajak bernama Gayus Halomoan Tambunan. Editor mengilustrasikan salah satu efeknya dengan gambaran pelecehan anggota masyarakat terhadap pegawai pajak. Konteks tujuan kartun editorial Bang One secara keseluruhan dipengaruhi oleh pemberitaan yang sedang marak di media, khususnya media elektronik. Dengan demikian editorredaktur memiliki latar pengetahuan yang sama dengan pemirsa terhadap pemberitaan yang sedang berkembang akan mempermudah pemahaman dengan mengaktifkan pikirannya terhadap hal-hal yang tidak diungkapkan dalam satuan bahasa yang terdapat dalam kartun editorial tersebut. commit to user 55

e. Nada Key

Nada merupakan salah satu dimensi penting untuk mengetahui konteks komunikasi, berhubungan dengan manner, nada suara nada suara bias halus, keras, dan netral.Nada merupakan intonasi yang digunakan dalam pembicaraan yang akan berpengaruh pada konteks seperti humor, marah, ironi, sarkastik, dan lemah lembut. Berikut adalah penjelasan tentang nada yang terdapat dalam sampel penelitian. 1 Satu-satunya ucapan yang terdapat dalam kartun editorial berjudul Fakta vs Fiksi FF-1 memiliki nada ironi untuk menyindir, hal ini didasarkan pada ucapan anak kecil yang mengatakan “aku dan banyak lagi yang gizinya buruk koq nggak ada yang nangis?” 2 Dalam kartun editorial berjudul Senjata Renta Penjaga Negara SRPN-2 terdapat dua nada yang berbeda, yaitu ucapan pilot helikopter “may day..may day” yang bernada keras pertanda keadaan gawat dan ucapan Bang One “Senjata renta untuk menjaga negara?..beli baru Tapi anggaranya ada nggak ya?” netral namun bermakna bias antara humor dan sindiran. 3 Pada ucapan pertama bapak yang terkena tuberkolosis TBC-3 “kita peringkat 3 dunia Cuma kalah sama India dan Cina” bernada netral namun menyindir, sedangan ucapan sang anak “Di bidang apa pak? Tenis, bulu tangkis, teknologi, reboisasi, atau mis dunia, Asian idol, pariwisata?” bernada antusias penuh tanda tanya, sementara jawaban sang bapak “bukan Di bidang penyakit tuberkolosis” bernada marah untuk menyindir, dan ucapan Bang One “jangan dekat-dekat bisa menular” sambil menunjuk ke arah bapak bernada keras untuk memberi peringatan. 4 Dalam kartun editorial berjudul KPK vs Jaksa terdapat percakapan sebagai berikut. Jaksa : “kitakan sama-sama penyelidik” Pet. KPK :“kita sama-sama penyelidik Tapi di sini aku periksa kamu bukan kamu periksa aku” commit to user 56 Dalam percakapan tersebut nada dari ucapan jaksa adalah nada keras untuk membantah, sementara petugas KPK menjawab dengan nada yang lebih keras untuk penegasan. 5 Kartun editorial berjudul Antri Terus AT-5 memiliki beberapa jenis nada berdasarkan percakapan berikut. Pet. Pertamina: “daripada antri minyak tanah pindah saja ke gas, dapat tabung gratis, dapat kompor gratis” ucapan ini bernada halus untuk membujukpersuasif Ibu M: “iya kita pakai gas saja” Ibu K: “setuju konversi” Ibu P: “gas lebih oke” Ucapan ketiga ibu tersebut bernada halus dan menujukkan ketertarikan. Di sebuah pangkalan gas “MangQ-rah” Ibu M: “isi gas ada?’ ucapan ibu ini bernada halus penuh tanda tanya Agen gas: “gas kosong belum ada kiriman” ucapan agen gas ini bernada agak kasar Ibu K: “tabungnya ada?’ ucapan ibu ini bernada halus penuh harap Agen gas: “Kosong, kalo ada harganya mahal”. ucapan agen gas ini bernada netral agak sedikit berbisik namun penuh maksud Bang One: “tabung mahal, gas langka, antre lagi Sama saja antre..apa kata dunia?” ucapan Bang One bernada ironi untuk menyindir sekaligus mengandung konteks humor 6 Ucapan dalam kartun editorial berjudul Mobil Mutakhir MM-6 memiliki konteks yang berbeda Agen : “ini pas buat bapak dech”. Ucapan ini memiliki nada halus dan persuasif, sementara ucapan Bang One: “pilih Alutsista yang tepat” bernada humor namun memiliki konteks pesan yang serius. 7 Nada yang berbeda terdapat dalam kartun editorial berjudul Golongan Putih GP-7 meskipun sebenarnya memiliki konteks yang hampir sama, berikut adalah penjelasanya. Bang one: “Nggak nyoblos?” hal ini ditanyakan kepada beberapa pihak, berikut adalah jawabanya Ibu penjual makanan: “saya harus jualan dong” Petani: “panen dulu” Pengusaha: “tidak ada yang berubah buat apa?” commit to user 57 Aktivis: “dari dulu aku golput” Penjual rujak: “Istri nanti dikasih makan apa?” Bapak kumis: “semua jualan kecap no.1 padahal aku nggak suka kecap” Penduduk: “kami nunggu serangan fajar” Bang One bertanya dengan nada penuh tanya, sementara jawaban yang diberikan rata-rata bernada netral antara halus dan kasar, namun kesemunanya mengandung konteks untuk mengatakan “tidak” dengan memberikan alasan. Bang One: “yang golput banyak artinya rakyat sudah bosan dikibulin sama janji-janji palsu kale” Ucapan Bang One mengandung nada humor namun memiliki konteks serius untuk menyimpulkan pendapat. 8 Terdapat kesamaan dengan judul sebelumnya dalam kartun editorial berjudul Pejuang P-8 terdapat perbedaan nada namun dengan konteks yang hampir serupa. Bang One: “aku pejuang 45, bagaimana negara ini setelah 43 tahun...” dengan sikap berdiri tegak setelah berdoa di makam para pahlawan “merdeka” kata ini diucapkan kepada beberapa orang dan seperti inilah jawaban mereka. Dalam ucapan ini terdapat nada tanya dan ucapan keras penuh semangat. Pengemis: “merdeka apa? Sejak kecil kami miskin” Ucapan pengemis mengandung nada bantahan sekaligus ironi yang bertujuan untuk meminta belas kasihan. Ibu kuning: “kalo selalu dililit hutang apa itu merdeka” Ucapan ini bernada sarkastik bertujuan untuk menunjukkan amarah. Ibu biru: “semua barang naikhilang atau antre, itu merdeka” Ucapan ini bernada agak kasar untuk menunjukkan konteks serius. Koruptor: “merdeka Kita bebas berkorupsi ria” Ucapan ini bernada penuh semangat tapi memiliki maksud yang berbeda dengan konteks. Pencari kerja: “ tapi jutaan dari kami menganggur” commit to user 58 Ucapan ini bernada keras penuh ironi dengan konteks mengeluh bertujuan untuk mendapatkan simpati. Bang One: “lalu apa artinya para pahlawan bangsaaku marahmarah sedih” sambil berjalan lunglah menuju kembali ke makam Ucapan Bang One bernada bias antara marah dan sedih bertujuan untuk menunjukkan rasa kecewa dalam konteks yang sebenarnya. Anak-anak: kaget melihat bang one “hi..serem ada mayat hidup” Ucapan anak-anak tersebut halus dalam konteks menunjukkan rasa kaget sekaligus takut Bang One: “aduh..generasi baru” Ucapan Bang One bernada netral dan pasrah dalam konteks serius. 9 Kartun editorial berjudul Bersih-Bersih BB-9 menggunakan nada yang relatif halus, meskipun ada beberapa yang berbeda. Hendarman: “saya akan sapu bersih Kejagung, saya akan tunjukkan kalau saya tegas” Ucapan Hendarman bernada tegas dalam konteks untuk menunjukkan keseriusan. Untung Uji: sedang menerima panggilan dari telepon seluler “Mas Untung tolong” Ucapan yang berasal dari telepon Untung bernada halus dalam konteks memohon bantuan. Hendarman: datang menghampiri Untung “yang kotor singkirkan” Ucapan Hendarman bernada keras dalam konteks marah. Wisnu: “kita keduluan KPK” Ucapan wisnu bernada halus dalam konteks memberi informasi. Kemas Yahya: “nanti..nanti itu sudah diatur” Hampir serupa dengan ucapan Wisnu ucapan Kemas Yahya bernada halus namun dalam konteks menenangkan atau memberi jaminan. Di sebuah kamar... Adegan seorang suami Kemas Yahya jatuh dari tempat tidur setelah bermimpi buruk Istri : “kenapa pak?” Suami: “ ah Cuma mimpi, nggak apa-apa. Biasanya pak Hendarman menyelesaikan secara adat” commit to user 59 Ucapan istri Kemas Yahya bernada halus dalam konteks bertanya, sementara ucapan Kemas Yahya bernada yakin dan sedikit humor namun dalam konteks serius. Bang One: “secara adat=tidak dipecat” Ucapan Bang One merupakan anti klimaks dari percakapan sebelumnya, nada yang digunakan adalah nada humor dalam konteks menyindir. 10 Dalam kartun editorial berjudul Melawan Pembalak Liar MPL-10 terdapat kesamaan konteks antara dua ucapan yang disajikan oleh dua tokoh yang berbeda. Koboi biru: “pembalak liar akan saya basmi” dengan wajah penuh semangat Bang One “Cukong aparat polisi, jaksa, TNI, pemerintah semua ikut main. Parah” dengan wajah geram Koboi biru mengatakanya dengan nada penuh semangat dalam konteks yang serius, sementara Bang one mengatakan dengan nada keras dalam konteks serius antara kaget, marah, dan kecewa. 11 Percakapan yang terdapat dalam kartun editorial berjudul Jangan jebak Warga JJW-11 terjadi antara Bang One dan Polisi. Bang One: “Presiden bilang jangan jebak warga yang tidak tahu, kalau ada warga melakukan pelanggaran, atau kesalahan karena tidak tahu, kita ikut bersalah. Apa maksudya ya? Al-amin?” Polisi: “Bapak tidak melihat tanda larangan itu?” Bang One: “ah bapak jangan jebak warga yang tidak tahu”sambil tertawa Ucapan pertama Bang One bernada serius dan ingin tahu dalam konteks memahami berita yang baru saja ia baca, sementara ucapan polisi bernada keras dalam konteks bertanya sekaligus memperingatkan, sedangkan jawaban Bang One bernada humor namun dalam kontek bercanda sekaligus menyindir. 12 Dalam kartun editorial MA vs BPK MB-12 terdapat percakapan antara anggota MA dengan anggota BPK. Anggota BPK: “laporan keuangan MA tidak akuntabel” Anggota MA: “terserah” Anggota BPK: “aneh itu tidak bisa diaudit” Anggota MA: “nggak aneh. Ini titipan orang, dibalikin kalo lebih.” commit to user 60 Anggota BPK:”kenapa nggak bisa diperiksa?” Anggota MA:” ubah dulu hukum acara perdata” Anggota BPK:”di rekening anda ada uang 7,4 M harus diaudit, masuk neraca keuangan MA, aneh..” Anggota MA: “nggak aneh” Anggota BPK:”harus tetap diaudit, aneh..” Presiden:”sabar..sabar PP biaya perkara MA sedang dibuat” Bang One:” kapan PP biaya MA turun pak?” Dalam percakapan tersebut anggota BPK cenderung menggunakan nada keras untuk menunjukkan keberatan, sementara anggota MA menggunakan nada yang lebih santai dalam menjawab dan memberi alasan, sedangkan presiden menggunakan nada netral dalam konteks sebagai penengah dan Bang One menggunakan nada halus dalam konteks bertanya dan ragu-ragu akan ucapan presiden. 13 Dalam kartun editorial berjudul Badut Senayan BS-13terdapat beberapa ungkapan yang memiliki nada yang berbeda seiring dengan perjalanan tokohnya. Badut bermain jugling kotak bertuliskan “RUU”, kemudian “UUD” Kaka Slank: “ UUD ujung-ujungnya duit” Badut: “jalan-jalan London, New York ada yang ngongkosin sponsor” Badut: berduaan dengan PSK”pacaran ah..” Badut: tertangkap KPK karena menerima suap di hotel Ritz Carlton “itu uang untuk betulin pagar, itu duit di kamar Azirwan, itu uang reses, itu uang pinjaman” sementara itu dipanggung pertunjukan Srimulat, Bang One: “kok sepi?” Pelawak: “yang ini sudah tutup, yang ramai sebelah pak”. Sambil menunjuk ke arah Senayan gedung DPR Kaka Slank mengucapkan kata-kata tersebut dengan nada bernyanyi lagu Seperti Para Koruptor dengan konteks menyindir. Ucapan badut Senayan kebanyakan menngunakan nada netral, kecuali ucapan ketika tertangkap KPK yang bernada halus dan memohon dalam konteks memberi alasan. Sedangkan ucapan Bang One kepada si pelawak bernada halus dalam konteks bertanya, kemudian si pelawak menjawab dengan nada santai dengan sedikit commit to user 61 humor dalam konteks memberi jawaban sekaligus menyindir badut Senayan. 14 Kartun editorial berjudul Harmoko H-14 berisi tentang berbagai akronim Harmoko, mengandung nada yang bervariasi sesuai dengan konteks. Harmoko: “namaku Harmoko” Supir Mikrolet: “itu karena kantor bapak, antara Harmoni-kota ya?” Mahasiswa UI: “bukan, itu singkatan hari-hari omong kosong” Dalam percakapan tersebut harmoko menggunakan nada santai dalm kontek memperkenalkan diri, sementara sang sopir mikrolet menggunakan nada bertanya dalam konteks menyindir; sedangkan mahasiswa UI menggunakan nada sarkastik dalam konteks memberikan bantahan sekaligus menghina. Anggota Koperasi:” bersama bapak hari-hari omong koperasi” Harmoko: “sekarang hari-hari aku omong koordinasi partaiku” Bang One:”Harmoko bisa juga berarti hari-hari menuju ko istana” Harmoko:” begini, senua ini atas petunjuk bapak rakyat” Bang One: “bukan presidan lagi, ya?” Berbeda dengan percakapan sebelumnya, pada bagian ini nada yang digunakan lebih santai, salah satunya adalah ungkapan anggota koperasi dalam konteks memberi dukungan dan ucapan Harmoko dalam konteks memberi konfirmasi menanggapi ucapan Bang One yang bernada santai dalam konteks meminta konfirmasi sekaligus menyindir. 15 Dalam kartun editorial berjudul Efek Gayus EG-15 nada yang digunakan cenderung nada tanya namun agak bias dalam konteks menghakimi menuduh dengan pendapat, sementara Bang One menggunakan nada humor dalam konteks memberikan komentar. Anak Kecil: ”Bapak pegawai pajak?” “Masak rumah reyot begini?” “ Ke kantor naik motor?” “Nggak punya mobil, apartemen?” “Perhiasan juga tidak?” ”Tabungan Cuma puluhan juta?” “Kesimpulanku cuma ada dua ” commit to user 62 “Kamu pembohong atau kamu gila” Bang One: “efek gayus hehehe”

f. Media Saluran Channel

Media atau saluran merupakan cara para peserta partisipan untuk berinteraksi dalam proses komunikasi seperti tatap muka, melalui telepon, melalui surat, melalui e-mail, dan melalui telegram. Pada data 1 FF dan data 2 SRPN tidak terjadi tatap muka, dalam kartun editorial tersebut terdapat seorang anak penderita gizi buruk dan Bang One yang sedang melontarkan pertanyaan dan pendapatnya yang disampaikan secara langsung melalui lisan. Hal ini bertujuan bahwa pesan tersebut tidak diperuntukkan khusus untuk seseorang melainkan untuk siapa saja yang merasa tersindir oleh ilustrasi yang disajikan dalam kartun editorial tersebut. Selain itu pada data 2 SRPN terdapat komunikasi lisan melalui microphone yang dilakukan pilot helikopter dengan tujuan untuk meminta bantuan sekaligus memberi peringatan. Komunikasi tatap muka dengan jelas digambarkan pada data 3 hingga data 15 dengan penjelasan sebagai berikut. 1 Pada data 3 TB terdapat komunikasi langsung tatap muka dengan lisan antara bapak, anak dan Bang One, sehingga komunikasi berlangsung baik tanpa ada kesalahpahaman. 2 Pada data 4 KJ terjadi komunikasi langsung melalui lisan hingga menjurus ke perdebatan antara penyidik KPK dengan jaksa. Dalam hal ini jelas digambarkan bahwa komunikasi diantara keduanya tidak berlangsung baik. 3 Pada data 5 AT terdapat komunikasi langsung antara pegawai Pertamina dengan ibu-ibu yang sedang antri minyak tanah, komunikasi antara ketiga ibu tersebut dan komunikasi langsung antara agen gas dengan ibu-ibu yang sama. 4 Pada data 6 MM digambarkan bahwa terjadi komunikasi lisan tatap muka antara agen mobil dengan jenderal berbintang satu, meskipun sang jenderal belum merespon ucapan sang agen. 5 Pada data 7 GP dan 8 P terjadi komunikasi langsung dengan commit to user 63 lisan dialog antara bang One dengan beberapa pihak , kemudian ditutup dengan monolog Bang One. Dalam kartun editorial tersebut tatap muka berlangsung dimulai dengan Bang One bertanya memberikan salam terlebih dahulu. 6 Pada data 9 BB terdapat adegan komunikasi melalui telepon genggam handphone yang diperankan oleh Untung Uji, Wisnu, dan Kemas Yahya dengan partisipan yang sama yang tidak disebutkan identitasnya, juga komunikasi langsung tatap muka antara Kemas Yahya dan Istrinya di dalam kamar tidur mereka. Bagi pembaca adegan komunikasi melalui handphone cenderung sulit untuk dipahami karena ketidakjelasan partisipan komunikasinya. 7 Pada data 10 MPL terjadi tatap muka antara koboi biru dengan para pembalak liar, namun tidak terjadi komunikasi secara lisan. 8 Pada data 11 JJW Bang One bersemuka dengan seorang Polisi kemudian melakukan komunikasi verbal secara langsung. 9 Pada data 12 MB terjadi komunikasi verbal yang intens antara anggota BPK dengan anggota MA hingga mengarah pada perdebatan, kemudian Presiden datang untuk melerai kedua belah pihak dengan bahasa verbal. 10 Pada data 13 BS terjadi komunikasi verbal langsung antara Bang One dengan pelawak Srimulat, selebihnya adalah monolog lisan badut Senayan. 11 Pada data 14 H seluruh peristiwa komunikasi terjadi secara langsung, baik antara Harmoko dengan Sopir mikrolet, harmoko dengan anggota koperasi hingga Harmoko dengan Bang One. 12 Pada data 15 EG peristiwa komunikasi terjadi antara seorang anak dengan pegawai pajak, dalam hal ini komunikasi verbal hanya dilakukan oleh anak tersebut, sementara sang pegawai pajak hanya berkomunikasi melalui ekspresi wajah yang terlihat keberatan dengan pertanyaan dan pernyataan anak tersebut. commit to user 64 Secara umum media saluran komunikasi yang digunakan partisipan dalam kartun editorial Bang One berinteraksi dengan bersemuka antara satu sama lain, sedangkan komunikasi tak langsung dilakukan tanpa adanya tokoh partisipan sehingga dikondisikan bahwa yang diajak berkomunikasi adalah pemirsa melalui media televisi tempat kartun editorial tersebut ditayangkan, dalam hal ini kebanyakan dilakukan oleh Bang One dengan hadir sebagai penutup dalam tiap episode judul dengan melemparkan pernyataan atau bahkan pertanyaan yang bernada kritik sehingga secara tidak langsung menarik pemirsa untuk ikut berpartisipasi menanggapi dan menjawabnya.

2. Praanggapan presuposisi yang muncul dalam kartun editorial “Kabar

Bang One” pada program berita TV One Praanggapan presuposisi merupakan kondisi yang dianggap ada sebelum membuat ujaran. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 6 klasifikasi praanggapan, yaitu presuposisi eksistensial, presuposisi faktif, presuposisi non- faktif, presuposisi leksikal, presuposisi struktural,dan presuposisi konterfaktual.

a. Presuposisi Eksistensial

Berikut adalah presuposisi eksistensial yang terdapat dalam kartun editorial Bang One. 1 Data 1 FF “aku dan banyak lagi yang gizinya buruk koq nggak ada yang nangis?” kata aku menunjukkan eksistensi keberadaan jati diri referen yang diungkapkan dengan kata yang definit menimbulkan praanggapan bahwa tidak ada seorangpun yang menangis melihat banyak anak yang menderita gizi buruk. 2 Data 9 BB “Saya akan sapu bersih Kejagung, saya akan tunjukkan kalau saya tegas” kata saya menunjukkan eksistensi keberadaan jati diri referen yang diungkapkan dengan kata yang definit menimbulkan praanggapan bahwa Hendarman akan membersihkan kejagung sebagai bukti ketegasanya. 3 Data 10 MPL “pembalak liar akan saya basmi” kata saya menunjukkan eksistensi keberadaan jati diri referen yang commit to user 65 diungkapkan dengan kata yang definit menimbulkan praanggapan bahwa orang tersebut akan membasmi pembalak liar.

b. Presuposisi Faktif

Berikut adalah presuposisi faktif yang terdapat dalam kartun editorial Bang One. 1 Data 5 AT Konversi minyak tanah ke gas dinilai tidak efektif- konversi minyak tanagh ke gas tidak efektif , informasi yang dipraanggapkan mengikuti kata kerja dapat dianggap sebagai suatu kenyataan. 2 Data 8 P Mereka menganggap merdeka adalah bebas dari segala permasalahan, kata kerja faktif menganggap memicu praanggapan bahwa merdeka adalah bebas dari segala permasalahan. 3 Data 11 JJW presiden mengatakan bahwa jangan jebak warga yang tidak tahu, kalau ada warga melakukan pelanggaran, atau kesalahan karena tidak tahu, kita ikut bersalah memicu praanggapan bahwa ada oknum yang menjebak warga. 4 Data 12 MB BPK mengalami kesulitan dalam mengaudit keuangan MA. Kata kerja faktif mengalami memunculkan praanggapan bahwa BPK kesulitan mengaudit keuangan MA. 5 Data 15 EG Terungkapnya kasus Gayus Tambunan membuat citra pegawai pajak menjadi buruk di mata masyarakat. Kata kerja menjadi memunculkan praanggapan bahwa Terungkapnya kasus Gayus Tambunan membuat citra pegawai pajak buruk di mata masyarakat

c. Presuposisi Non-faktif

Berikut adalah presuposisi non-faktif yang terdapat dalam kartun editorial Bang One. commit to user 66 1 Data 3 TBC saya mengharapkan Indonesia menempati peringkat ke-3 dunia dalam bidang tenis, bulu tangkis, teknologi, reboisasi, Miss World, Asian idol, dan pariwisata yang sebenarnya adalah Indonesia tidak menempati peringkat ke-3 dunia dalam bidang tenis, bulu tangkis, teknologi, reboisasi, Miss World, Asian idol, dan pariwisata. 2 Data 4 KJ Jaksa seharusnya menghormati tugas dan wewenang KPK yang sebenarnya terjadi dalam kartun editorial tersebut jaksa tidak menghormati tugas dan wewenang KPK.

d. Presuposisi Leksikal

1 Data 7 GP Pada pemilu kali ini angka golput semakin tinggi praanggapan yang muncul pada pemilu yang lalu angka golput rendah. 2 Data 9 BB Biasanya pak Hendarman menyelesaikan secara adat apabila dipahami secara konvensional maka akan muncul praanggapan seharusnya kali ini pak Hendarman tidak menyelesaikan secara adat. 3 Data 10 MPL Oknum pemerintah dan hukum ikut berperan dalam pembalakan liar secara konvensional muncul praanggapan bahwa seharusnya mereka tidak ikut berperan. 4 Data 13 BS ...pertunjukan di senayan jauh lebih ramai dibandingkan pentas Srimulat memunculkan praanggapan dulu Pertunjukkan Srimulat adalah pertunjukkan yang paling ramai.

e. Presuposisi Struktural

1 Data 9 BB “Bagaimana cara anda menunjukkan ketegasan?” praanggapan ini sudah diasumsikan kebenarannya sesuai dengan praanggapan terhadap komitmen Hendarman “anda akan tunjukkan kalau anda tegas” 2 Data 10 MPL “bagaimana pembalakan liar di Ketapang?” sesuai dengan praanggapan yang diasumsikan benar bahwa pembalakan liar di Ketapang parah. commit to user 67

f. Presuposisi Konterfaktual

Berikut adalah hasil penelitianya: 1 Data 2 SRPN seandainya negara memiliki Alutsista yang canggih untuk menjaga pertahanan negara keadaan yang sesungguhnya adalah negara tidak memiliki alutsista canggih dan menggunakan senjata tua untuk menjaga negara. 2 Data 13 BS seandainya anggota DPR tidak korupsi dan jujur kenyataanya Anggota DPR yang tertangkap tangan oleh KPK menerima suap selalu berkelit dengan berbagai alasan. Berdasarkan hasil penelitian, praanggapan yang paling banyak muncul dalam kartun editorial Bang One adalah presuposisi faktif, hal ini disebabkan karena informasi yang ditampilkan dalam kartun editorial Bang One merupakan informasi yang marak diberitakan oleh media, sehingga masyarakat akan cenderung tahu bahwa apa yang disampaikan adalah kebenaran. Selain itu daya kemustahilan praanggapan tersebut tidak dapat dijelaskan dengan perlakuan semantik apapun karena pengertian tersebut didasarkan pada kondisi faktual.

3. Implikatur dalam kartun editorial “Kabar Bang One” pada program

berita TV One Dalam tuturan implikatif, penutur dan lawan tutur harus mempunyai konsep yang sama dalam suatu konteks. Jika tidak, maka akan terjadi suatu kesalahpahaman atas tuturan yang terjadi di antara keduanya. Hal tersebut juga berlaku dalam memahami kartun editorial Bang One. Terdapat dua macam implikatur, yaitu implikatur konvensional dan implikatur konversasional.

a. Implikatur Konvensional

Implikatur konvensional merupakan implikatur yang dihasilkan dari penalaran logika. Berikut adalah implikatur konvensional yang terdapat dalam sampel penelitian. 1 Dalam data 2 SRPN terdapat ucapan Bang One “Senjata renta untuk menjaga negara?..beli baru Tapi anggaranya ada nggak ya?”. Awalnya ucapan Bang One menciptakan implikatur bahwa pembelian senjata baru adalah solusi terbaik untuk merevitalisasi commit to user 68 persenjataan negara, namun penggunaan kata “tapi” membatalkan implikatur tersebut dan menciptakan anomali bahwa ketersediaan anggaran merupakan permasalahan selanjutunya. 2 Hampir serupa dengan data 2 SRPN, data 4 KJ juga memiliki implikatur konvensional paja jawaban petugas KPK “kita sama- sama penyelidik Tapi di sini aku periksa kamu bukan kamu periksa aku”. Ucapan tersebut menciptakan implikatur bahwa petugas KPK menyetujui ucapan jaksa, namun penggunaan kata “tapi” membatalkan implikatur tersebut dan menciptakan implikatur baru bahwa terdapat perbedaan sesuai dengan konteks yang sedang berlangsung. 3 Dalam data 5 AT ucapan petugas Pertamina Pet. Pertamina, “daripada antre minyak tanah pindah saja ke gas, dapat tabung gratis, dapat kompor gratis” secara konvensional terdapat perbedaan antara minyak tanah dan gas sehingga menimbulkan implikatur bahwa dengan beralih ke gas maka tidak perlu lagi antri juga mendapatkan kompor dan tabung secara gratis. 4 Terdapat implikatur konvensional pada data 6 MM khususnya pada ucapan Agen : “ini pas buat bapak dech” dan Bang One: “pilih Alutsista yang tepat”. Ucapan agen menimbulkan implikatur bahwa mobil mutakhir tersebut sesuai dengan selera kebutuhan pembeli, sedangan ucapan Bang One secara konvensional menguraikan sikap peringatan dan menimbulkan implikatur bahwa mobil mutakhir tersebut kurang tepat untuk dijadikan alutsista. 5 Ucapan Bang One “yang golput banyak artinya rakyat sudah bosan dikibulin sama janji-janji palsu kale” pada data 7 GP menimbulkan implikatur bahwa jangan lagi mengumbar janji-janji gunakan strategi baru untuk menarik simpati rakyat dalam pemilu. 6 Pada data 13 BS terdapat percakapan Bang One: “kok sepi?” dan Pelawak: “yang ini sudah tutup, yang ramai sebelah pak”. Jawaban pelawak atas pertanyaan Bang One menciptakan implikatur bahwa tempat tersebut sepi karena sudah tutup dan commit to user 69 tempat sebelah gedung senayan sedang memberikan tontonan yang lebih ramai. Dipahami secara konvensional bahwa keramaian yang dimaksud adalah sepak terjang para politisinya yang lebih ahli dalam melakukan lelucon politik. 7 Pada data 15 EG menimbulkan implikatur yang dipahami secara konvensional bahwa pegawai pajak memiliki kehidupan ekonomi kelas atas. Secara umum implikatur konvensional dalam kartun editorial Bang One menggunakan konteks logika sebagai landasan untuk memahaminya. Implikatur tersebut sebagian besar timbul dari ucapan Bang One yang berusaha mengkomunikasikan makna yang bersifat ironis, metaforis, dan sebagainya.

b. Implikatur Konversasional

Implikatur konversasional merupakan implikatur yang dihasilkan karena tuntutan konteks tertentu. Biasanya menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan. Berikut adalah implikatur Konversasional yang terdapat dalam sampel penelitian. 1 Pada data 1 FF terdapat ucapan anak penderita gizi buruk: “aku dan banyak lagi yang gizinya buruk koq nggak ada yang nangis?”. Penutur memaksudkan untuk menunjukkan perasaanya tanpa menyinggung orang-orang tertentu, yang sebenarnya akan lebih mudah dipahami apabila dalam ucapan tersebut menjadi “melihat film saja menangis..melihat aku dan banyak lagi yang gizinya buruk koq nggak ada yang nangis?” 2 Percakapan antara bapak dan anak dalam data 3 TB secara konversasional mengimplikasikan bahwa Indonesia berada pada tingkat ke-3 dalam hal tuberkolosis bukan dalam prestasi dan kita tidak boleh berdekatan dengan penderita TBC karena penyakit tersebut bisa menular. 3 Pada data 8 Pejuang terdapat implikatur percakapan yang mengimplikasikan perbedaan dalam memaknai kemerdekaan baik commit to user 70 secara positif maupun negatif, khususnya kemerdekaan ekonomi. Terdapat maksud untuk menyindir beberapa pihak. Relasi tuturan berdasarkan percakapan dapat dijabarkan sebagai berikut Pengemis + merdeka Merdeka itu tidak miskin - tidak miskin Ibu Kun + merdeka Merdeka itu tidak dililit Hutang - tidak dililit hutang Ibu biru + merdeka - barang murah dan tidak antre Merdeka itu barang murah dan tidak antre 4 Implikatur percakapan pada data 9 BB dapat dijelaskan berdasarkan percakapan berikut. Istri : “kenapa pak?” Suami: “ ah Cuma mimpi, nggak apa-apa. Biasanya pak Hendarman menyelesaikan secara adat” Bang One: “secara adat=tidak dipecat” Berdasarkan percakapan tersebut terdapat kalimat yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan, ah Cuma mimpi digunakan untuk menutupi perasaan yang sebenarnya, kemudian muncul implikatur bahwa si suami Kemas Yahya tidak akan dipecat, Hendarman biasanya menyelesaikan masalah tidak dengan cara memecat, dan Menyelesaikan secara adat artinya tidak dipecat. 5 Pada data 10 MPL implikatur percakapan terdapat pada ucapan berikut. Bang One: “Cukong aparat polisi, jaksa, TNI, pemerintah semua ikut main. Parah” Ucapan tersebut merupakan ironi yang disengaja untuk menunjukkan kemarahan dan kekecewaan, ucapan tersebut menciptakan implikatur keadaan parah karena cukong, aparat polisi, jaksa, TNI, dan pemerintah ikut bermain peran dalam pembalakan hutan. commit to user 71 6 Pada data 11 JJW implikatur konversasional dapat ditemukan pada percakapan berikut ini. Polisi: “bapak tidak melihat tanda larangan itu?” Bang One: “ah bapak jangan jebak warga yang tidak tahu” Jawaban Bang One mengimplikasikan sebuah sindiran yang muncul akubat inferensi yang didasari oleh latar belakang pengalaman tentang polisi dengan perilaku suka menjebak dan menciptakan implikatur bahwa Bang One tidak melihat tanda larangan yang dimaksud oleh polisi tersebut. 7 Jawaban yang dilontarkan anggota MA pada data 12 MB mengimplikasikan sikap mengelak dengan alasan. Selain itu ucapan Presiden:”sabar..sabar PP biaya perkara MA sedang dibuat” menimbulkan implikatur PP biaya MA belum selesai dibuat, sementara ucapan Bang One :” kapan PP biaya MA turun pak?” implikatur yang timbul adalah PP biaya MA belum turun, muncul akibat adanya inferensi pengetahuan bahwa PP tersebut sudah lama dibahas sajak lama namun hingga kini belum ada hasilnya. 8 Percakapan yang terjadi pada data 14 H berikut ini. a Harmoko: “namaku Harmoko”, Supir Mikrolet: “itu karena kantor bapak, antara Harmoni-kota ya?” Implikatur yang muncul adalah Supir mikrolet tidak yakin kantor Harmoko terletak antara Harmoni-Kota b Mahasiswa UI: “bukan, itu singkatan hari-hari omong kosong” Implikatur yang muncul adalah bahwa menurut mahasiswa UI Harmoko memiliki gemar beromong kosong c Anggota Koperasi:” bersama bapak hari-hari omong koperasi” Implikatur yang muncul adalah bahwa para anggota kopersai setiap hari membicarakan tentang koperasi dengan Harmoko d Harmoko: “sekarang hari-hari aku omong koordinasi partaiku” Implikatur yang muncul adalah bahwa saat ini Harmoko sedang berbicara masalah koordinasi partainya. e Bang One:”Harmoko bisa juga berarti hari-hari menuju ko istana” commit to user 72 Implikatur yang muncul adalah bahwa Harmoko memiliki arti lain dibanding yang sebelumnya menurut Bang one Harmoko:” begini, senua ini atas petunjuk bapak rakyat” Bang One: “bukan presidan lagi, ya?” Implikatur yang muncul adalah yang memberi petunjuk kepada Harmoko adalah bapak rakyat yang sebelumnya adalah presiden. Berdasarkan analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa implikatur konversasional yang digunakan dalam kartun editorial Bang One digunakan agar pernyataan yang disampaikan itu lebih santun. Secara umum kartun editorial Bang One menggunakan implikatur sebagai sarana untuk menyindir, menanggapi, mengkritik, memberi simpati dan lain- lain kepada pihak-pihak tertentu dengan tujuan agar pihak-pihak yang menjadi objek implikatur mengerti dan merefleksikan apa yang telah dilakukannya. Kartun editorial Bang One memakai implikatur dengan aplikasi konteks sosial yang terjadi dalam masyarakat. Pemakaian implikatur dalam editorial ini juga dapat menjadi sebuah dasar jika sindiran, kritikan, bahkan makian dapat disampaikan dengan ringan.

4. Bentuk-bentuk penyimpangan prinsip kerjasama dalam kartun editorial

“Kabar Bang One” pada program berita TV One. Untuk menjalin komunikasi yang baik maka orang akan berbicara sejelas mungkin, tidak berbelit-belit, ringkas, tidak berlebihan, berbicara secara wajar. Hanya saja dalam pragmatik terdapat penyimpangan-penyimpangan, ada maksud-maksud tertentu, tetapi ia harus bertanggung jawab atas penyimpangan itu, sehingga orang lain bisa mengetahui maksudnya. Dengan kata lain diperlukan sebuah kerja sama. Dalam rangka melaksanakan prinsip kerja sama itu, setiap penutur harus mematuhi empat maksim percakapan yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi dan maksim pelaksanaan.

a. Maksim Kuantitas

Penyimpangan terhadap maksim kuantitas terdapat pada: 1 data 3 TBC, anak : “Di bidang apa pak? Tenis, bulu tangkis, teknologi, commit to user 73 reboisasi, atau mis dunia, Asian idol, pariwisata?” pertanyaan sang anak sebenarnya sudah jelas, namun ujaran yang mengikutinya justru bertentangan dengan maksim kuantitas, namun nampaknya ini sengaja dilakukan untuk menggambarkan rasa ingin tahu sang anak. 2 data 5 AT, jawaban agen gas terhadap pertanyaan ibu M dan K Ibu M: “isi gas ada?’ Agen gas: “gas kosong belum ada kiriman” Ibu K: “tabungnya ada?’ Agen gas: “Kosong, kalo ada harganya mahal” jawaban agen gas tersebut bertentangan dengan maksim kuantitas karena dengan menjawab kosong atau tidak ada sudah memberikan kontribusi yang cukup terhadap lawan tuturnya. maksim ini sengaja dilanggar untuk mengilustrasikan adanya maksud tersembunyi dari jawaban tersebut. 3 data 7 GP, jawaban para responden Bang One Bang one: “Nggak nyoblos?” hal ini ditanyakan kepada beberapa pihak, berikut adalah jawabanya Ibu penjual makanan: “saya harus jualan dong” Petani: “panen dulu” Pengusaha: “tidak ada yang berubah buat apa?” Aktivis: “dari dulu aku golput” Penjual rujak: “Istri nanti dikasih makan apa?” Bapak kumis: “semua jualan kecap no.1 padahal aku nggak suka kecap” Massa: “kami nunggu serangan fajar” Jawaban-jawaban tersebut bertentangan dengan maksim kuantitas yang menghendaki setiap peserta tuturan memberikan kontribusi secukupnya, dalam hal ini responden cukup menjawab dengan kata “tidak” atau “nanti”, namun penyimpangan ini sengaja dilakukan untuk menggambarkan kompleksnya sikap masyarakat terhadap pemilu. 4 data 8 P, jawaban salam merdeka Pengemis: “merdeka apa? Sejak kecil kami miskin” Ibu kuning: “kalo selalu dililit hutang apa itu merdeka” Ibu biru: “semua barang naikhilang atau antre, itu merdeka” Koruptor: “merdeka Kita bebas berkorupsi ria” commit to user 74 Pencari kerja: “ tapi jutaan dari kami menganggur” kontribusi yang diharapkan oleh pejuang Bang One hanyalah jawaban kata “merdeka” layaknya salam perjuangan dahulu, namun terjadi penyimpangan terhadap maksim kuantitas, hal ini dikarenakan untuk menggambarkan kesulitan masyarakat pasca 65 tahun merdeka. 5 data 9 BB, pada percakapan Kemas Yahya dan istrinya. Istri : “kenapa pak?” Suami: “ ah Cuma mimpi, nggak apa-apa. Biasanya pak Hendarman menyelesaikan secara adat” Sebenarnya Kemas Yahya berkontribusi cukup dengan hanya menjawab “nggak apa-apa” ,namun ia melanggar maksim kuantitas dengan mengatakan sesuatu yang tidak ditanyakan oleh istrinya. Hal ini sengaja dilakukan untuk menenangkan diri memperkuat pendapatnya mengenai sikap Hendarman. 6 data 11 JJW pada jawaban Bang One terhadap pertanyaan polisi, Polisi: “bapak tidak melihat tanda larangan itu?” Bang One: “ah bapak jangan jebak warga yang tidak tahu”sambil tertawa kontribusi yang diharapkan polisi tersebut dari Bang One adalah jawaban “ya” atau “tidak”, namun Bang One justru menanggapinya dengan kalimat santai. Penyimpangan ini sengaja dilakukan untuk mendapatkan efek lucu. 7 data 13 BS jawaban pelawak Srimulat terhadap pertanyaan Bang One. Bang One: “kok sepi?” Pelawak: “yang ini sudah tutup, yang ramai sebelah pak”. Sambil menunjuk ke arah Senayan gedung DPR Sebenarnya pelawak tersebut cukup menjawab “sudah tutup”, namun sengaja menambahi dengan kalimat “yang ramai sebelah pak”, penyimpangan yang terjadi sengaja dilakukan untuk mengungkapkan sesuatu yang sifatnya konvensional. commit to user 75 8 data 15 EG pertanyaan yang diajukan anak tersebut terlalu berlebihan sehingga tidak memberikan kesempatan kepada lawan tuturnya untuk berkontribusi dalam komunikasi tersebut. Penyimpangan ini justru menimbulkan kesan tidak berimbang dan menghakimi. Berdasarkan hasil penelitian kartun editorial Bang One penyimpangan terdapat maksim kuantitas cukup sering digunakan dalam kartun editorial Bang One, hal ini sengaja dilakukan untuk mendapatkan nilai kelucuan dan memberi pesan khusus kepada pemirsa.

b. Maksim Kualitas

Penyimpangan terhadap maksim kualitas pada kartun editorial Bang One hanya terdapat terdapat dalam data 11 JJW pada ucapan Bang One. Bang One: “presiden bilang jangan jebak warga yang tidak tahu, kalau ada warga melakukan pelanggaran, atau kesalahan karena tidak tahu, kita ikut bersalah. Apa maksudnya ya? Al-amin?” Polisi: “bapak tidak melihat tanda larangan itu?” Bang One: “ah bapak jangan jebak warga yang tidak tahu”sambil tertawa Ucapan Bang One tidak mendasar pada bukti meskupun bersifat komunikatif karena yang terlihat memang ada tanda larangan meskipun sedikit tertutup pohon, namun penyimpangan ini sengaja untuk mengungkapkan pendapat dengan efek lucu. Berdasarkan hasil penelit ian kont ribusi yang mengarah pada penyim pangan m aksim kualit as sangat sedikit karena kart un edit orial Bang One m em iliki kont eks yang jelas dalam t iap judulnya, selain it u m inim t erjadi perist iw a t anya jaw ab ant art okoh dalam kart un edit orial t ersebut .

c. Maksim Relevansi

Penyimpangan terhadap maksim relevansi dalam kartun editorial Bang One terdapat pada: 1 data 8 P pada kontribusi responden terhadap salam “merdeka” Pengemis: “merdeka apa? Sejak kecil kami miskin” Ibu kuning: “kalo selalu dililit hutang apa itu merdeka” commit to user 76 Ibu biru: “semua barang naikhilang atau antre, itu merdeka” Koruptor: “merdeka Kita bebas berkorupsi ria” Pencari kerja: “ tapi jutaan dari kami menganggur” jawaban di atas adalah jawaban responden terhadap salam “merdeka” dari seorang veteran. Bila responden sebagai peserta yang kooperatif, maka tidak selayaknya mereka langsung membantah, seharusnya mereka menjawab “merdeka” karena yang memberi salam bukanlah pihak yang terkait yang dapat memberi solusi terhadap permasalahan yang mereka alami. Penyimpangan ini sengaja dilakukan untuk menguatkan kesan kata “merdeka” seperti yang seharusnya. 2 data 12 MB pada percakapan antara anggota MA dengan anggota BPK. Anggota BPK: “laporan keuangan MA tidak akuntabel” Anggota MA: “terserah” Anggota BPK: “aneh itu tidak bisa diaudit” Anggota MA: “nggak aneh. Ini titipan orang, dibalikin kalo lebih.” Anggota BPK:”kenapa nggak bisa diperiksa?” Anggota MA:” ubah dulu hukum acara perdata” Anggota BPK:” di rekening anda ada uang 7,4 M harus diaudit, masuk neraca keuangan MA, aneh..” Anggota MA: “nggak aneh” Anggota BPK:”harus tetap diaudit, aneh..” Jawaban anggota MA yang terkesan asal tidak relevan dengan pertanyaan yang diajukan oleh anggota BPK, sebagai penegak hukum seharusnya anggota MA memberikan jawaban yang memiliki landasan hukum atau sesuai dengan apa yang diketahuinya. Penyimpangan ini sengaja dilakukan untuk memperkuat konteks perdebatan yang terjadi diantara kedua lembaga tersebut. 3 data 14 H pada tanggapan terhadap akronim Harmoko Harmoko: “namaku Harmoko” Supir Mikrolet: “itu karena kantor bapak, antara Harmoni-kota ya?” Mahasiswa UI: “bukan, itu singkatan hari-hari omong kosong” Anggota Koperasi:” bersama bapak hari-hari omong koperasi” Harmoko: “sekarang hari-hari aku omong koordinasi partaiku” commit to user 77 Bang One:”Harmoko bisa juga berarti hari-hari menuju ko istana” Dialog di atas adalah reaksi terhadap Harmoko yang dalam konteks sebelumnya telah disebutkan bahwa ia berniat mendirikan partai. Tanggapan tersebut tidak relevan dengan konteks yang dimaksudkan, namun secara konvensional sebenarnyarespon dengan menggunakan akronim Harmoko sesuai dengan konteks masa lalu Harmoko. Penyimpangan ini sengaja dilakukan untuk menyampaikan pesan kepada pemirsa mengenai masa lalu Harmoko. Berdasarkan hasil penelitian mengenai penyimpangan maksim relevansi dalam kartun editorial Bang One terdapat penyimpangan relevansi meskipun penyimpangan tersebut bukanlah mayoritas. hal ini dikarenakan secara tersurat eksplisit respons yang diberikan tidak terlihat relevansinya dengan pokok pembicaraan, karena sudah ada latar belakang pengetahuan background knowledge yang sama antara penutur dan lawan tutur maka komunikasi masih tetap bisa berjalan. Dengan kata lain, yang tersurat eksplisit nampak tidak relevan namun, yang tersirat implisit sebenarnya relevan.

d. Maksim Pelaksanaan Cara

Penyimpangan terhadap maksim pelaksanaan dalam kartun editorial Bang One terdapat pada: 1 data 4 KJ terdapat pada ucapan jaksa kepada penyidik KPK Jaksa: “kitakan sama-sama penyelidik” Petugas KPK: “kita sama-sama penyelidik Tapi di sini aku periksa kamu bukan kamu periksa aku” Ucapan jaksa menyebabkan penyimpangan terhadap maksim pelaksanaan karena maksim pelaksanaan mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, secara runtut, dan tidak berlebih-lebihan. Jaksa mengucapkan kalimat tersebut secara langsung, namun kalimat tersebut bermakna kabur karena tidak sesuai dengan konteks. commit to user 78 Penyimpangan tersebut sengaja dilakukan untuk menimbulkan efek mengalihkan pembicaraan penyelidik KPK dan efek lucu kepada pemirsa. 2 data 14 H ucapan Bang One menanggapi alasan Harmoko Harmoko:” begini, senua ini atas petunjuk bapak rakyat” Bang One: “bukan presidan lagi, ya?” Bang One sebenarnya memahami konteks bapak rakyat yang dimaksud oleh Harmoko adalah mantan Presiden Soeharto, namun Bang One memberikan tanggapan yang berlebihan dengan mengatakan “bukan presidan lagi, ya?”. Penyimpangan ini sengaja dilakukan untuk memperkuat segi latar belakang pengetahuan background knowledge terhadap masa lalu Harmoko sebagai orang kepercayaan Presiden Soeharto. Berdasarkan hasil penelitian, penyimpangan terhadap maksim pelaksanaan dalam kartun editorial Bang One sebenarnya bukan untuk melucu, tetapi justru untuk berlindung di balik lelucon tokohnya. Jurus ini digunakan upaya pembenaran dari apa yang telah dilontarkan karena ketidakberdayaan untuk mempertanggungjawabkan lontaran yang ternyata tidak memiliki dasar. Secara umum bentuk-bentuk penyimpangan prinsip kerjasama dalam kartun editorial Bang One dapat dengan mudah diidentifikasi apabila dipahami kontek dari tiap judulnya. Penyimpangan tersebut sengaja dilakukan untuk tujuan agar percakapan yang terdapat dalam kartun editorial tersebut mengajak pemirsa berpikir dan mengaitkanya dengan peristiwa konvensional sesuai dengan latar belakang pengetahuan pemirsa terhadap peristiwa aktual yang berkembang dalam pemberitaan.

C. Pembahasan Temuan Penelitian