commit to user 24
masing ransum perlakuan berada pada kondisi normal untuk pertumbuhan mikroba rumen. Hal ini menunjukkan bahwa proses coating minyak sawit
pada urea tidak mempengaruhi kondisi pH, sehingga proses pencernaan fermentasi oleh mikroba didalam rumen juga berjalan normal, ini sesuai
dengan pendapat Hendratno et al., 1987 bahwa untuk keberhasilan fermentatif dalam rumen pH-nya berkisar 5,5 sampai 7,0. Nilai pH rumen
dalam penelitian ini berkisar antara 6,21 sampai 6,77 hasil ini lebih kecil dari penelitian yang dilakukan oleh Mahesti 2009 yaitu 6,79 sampai 6,91.
Kondisi pH yang ideal ini dapat dicapai karena pemberian imbangan pakan antara konsentrat dan hijauan yaitu 60:40 dan kandungan
konsentrat yang hampir sama di setiap perlakuan. Seperti yang dijelaskan Soetanto, 1999 untuk menjaga agar pH rumen tidak menurun atau meningkat
secara drastis maka perlu adanya hijauan didalam ransum dalam proporsi yang memadai 40 dari total ransum , tidak berbedanya nilai pH cairan
rumen tersebut juga dipengaruhi oleh produk fermentasi dalam rumen seperti NH
3
. Nilai NH
3
yang didapat pada penelitian ini relatif sama antar perlakuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Church 1988 bahwa pH dipengaruhi oleh
produk fermentasi yaitu NH
3,
dimana pH berbanding lurus dengan konsentrasi NH
3.
Berdasarkan hasil penelitian, seluruh perlakuan memberikan respon yang baik terhadap pH rumen. Hal ini terlihat dari kisaran pH rumen berada pada
kondisi pH rumen normal
sehingga aktivitas bakteri selulolitik tidak terhambat. Hal ini sesuai dengan pendapat Ørskov, 1982 bahwa aktivitas bakteri
selulolitik terhambat apabila pH cairan rumen dibawah 6,2 sedangkan bakteri amilolitik akan lebih dominan sehingga kecernaan serat kasar akan menurun,
dan aktivitas akan optimal di dalam rumen pada pH 6,7.
B. NH
3
Cairan Rumen
Konsentrasi NH
3
cairan rumen domba lokal jantan selama penelitian disajikan pada tabel 5.
commit to user 25
Tabel 5. Rerata NH
3
cairan rumen perlakuan mg100ml Perlakuan
Ulangan Rerata
1 2
3 4
P
15,3 15,91
15,91 18,36
16,37
P
1
18,36 17,75
16,83 16,52
17,37
P
2
18,36 16,52
18,05 17,14
17,52
P
3
17,75 17,75
18,05 16,52
17,52
Rerata NH
3
cairan rumen domba lokal jantan selama penelitian pada perlakuan P
, P
1
, P
2
dan P
3
berturut-turut adalah 16,37; 17,37; 17,52 dan 17,52 mg100ml. Rerata-rata konsumsi pakan domba lokal jantan pada
penelitian disajikan pada grafik 2.
15 15.4
15.8 16.2
16.6 17
17.4 17.8
P0 P1
P2 P3
Perlakuan
Grafik 2. Rerata Konsentrasi NH
3
mg100ml satuan domba lokal jantan selama penelitian
Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa rerata NH
3
cairan rumen pada masing – masing perlakuan berbeda tidak nyata P0,05. Hal ini berarti
dengan penambahan Urea 0, 1, 2 dan 3 tidak memengaruhi NH
3
cairan rumen. Konsentrasi NH
3
ini masih dalam kisaran normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Leng 1980 cit Widyawati et al., 2009, bahwa konsentrasi
NH
3
berkisar antara 1 sampai 34 mg100ml, untuk pertumbuhan maksimal dan aktivitas mikrobia diperlukan konsentrasi NH
3
antara 5,0 sampai 23,5 mg100ml.
K on
se n
tr a
si N
H
3
m g
100m l
16,37 17,37
17,52 17,8
17,4 17
16,6 16,2
15,8 15,4
15 17,52
commit to user 26
Perbedaan yang tidak nyata pada konsentrasi NH
3
menunjukkan bahwa minyak sawit mampu memperlambat hidrolisis urea dan melindungi
urea dari serangan degradasi mikroba rumen untuk menjadi NH
3
. Hal ini tercermin dengan konsentrasi NH
3
yang hampir sama dalam cairan rumen dibandingkan dengan kontrol. Fenomena ini terjadi karena minyak
merupakan senyawa non-polar, sehingga sulit larut dalam sistem rumen dan cenderung berasosiasi dengan urea. Pada kondisi demikian minyak akan
menghalangi kontak langsung antara mikroba serta enzim-enzimnya dengan urea Hernaman, 2009.
Urea oleh mikroba rumen akan diubah menjadi amonia dan CO
2
. Untuk sintesis NPN, mikroba membutuhkan sejumlah besar asam-asam
organik yang dapat disediakan secara efektif oleh pati pakan. NH
3
akan diabsorbsi lewat dinding rumen masuk peredaran darah dan di bawa ke hati
yang kemudian diubah menjadi urea McDonald et al., 1988. Konsentrasi NH
3
menunjukkan jumlah protein ransum di dalam rumen dan nilainya sangat dipengaruhi oleh kemampuan mikroba rumen dalam mendegradasi protein
ransum, hal ini sesuai dengan pandapat Arora 1989, bahwa peningkatan konsentrasi NH
3
di dalam rumen akan menyebabkan terjadinya peningkatan sintesis protein mikroba, sedangkan
Konsentrasi
NH
3
di dalam rumen dipengaruhi oleh kandungan protein dalam pakan, pH rumen, kelarutan protein
bahan pakan, serta waktu setelah pemberian pakan.
Ditambahkan lagi oleh Widyobroto et al., 1995 cit Riyanto et al., 2009, bahwa konsentrasi NH
3
di dalam rumen dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain solubilitas dan laju
degradasi protein pakan.
C. VFA Volatile Fatty Acid Cairan Rumen