Gips diproduksi menjadi beberapa jenis, yaitu plaster, stone, high-strength stone, dan bahan tanam berdasarkan sifat fisiknya. Perbedaan utama pada sifat fisik
gips yaitu tergantung pada variasi ukuran, bentuk, dan porositas bubuk gips yang dihasilkan dari proses pengapuran yang berbeda.
3
2.3.1 Tipe – tipe Gips
Berdasarkan spesifikasi ADA American Dental Association No. 25, gips dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Tipe I Impression Plaster
Digunakan untuk mencetak daerah edentulous dan perbaikan gigitiruan. Gips tipe ini memiliki konsistensi yang lebih kental sehingga gips sulit mengalir keluar
dari sendok cetak saat dimasukkan kedalam mulut.
8
Plaster cetak jarang digunakan lagi sebagai bahan cetak dalam kedokteran gigi karena telah digantikan oleh bahan
yang kurang kaku seperti hidrokoloid dan elastomer.
3,5
2. Tipe II Model Plaster Gips tipe II umunya digunakan sebagai bahan membuat model studi dan bahan
tanam untuk mengisi kuvet dalam pembuatan gigitiruan.
3,5
Gips tipe II dihasilkan dari gips yang dipanaskan pada suhu 110ºC-120ºC sehingga menghasilka
n senyawa β- hemihidrat yang porus, mempunyai bentuk yang sangat tidak teratur dan jarak antar
partikel yang besar yang menyebabkan reaksi pengerasan memerlukan banyak air.
8
3. Tipe III Dental Stone Gips tipe III dihasilkan dari gips yang dipanaskan pada temperatur 125ºC
dibawah tekanan atmosfer sehingga mengalami dehidrasi dan kandungan airnya akan berkurang, setelah melalui proses dehidrasi, maka akan dihasilkan seny
awa α- hemihidrat yang lebih padat, bentuknya teratur, kurang porus, dan kristal dengan
bentuk prismatik. Karakteristik yang dimiliki oleh α-hemihidrat menyebabkan gips ini membutuhkan jumlah air yang lebih sedikit dan memiliki kekuatan lebih besar
dibandingkan dengan gips tipe II, sehingga gips tipe III sering digunakan sebagai bahan pembuatan model kerja.
2,3,5
Gips tipe III awalnya berwarna putih sehingga sulit dibedakan dengan gips tipe I dan II sehingga pabrik biasanya memberi warna
Universitas Sumatera Utara
kekuningan atau warna kapur lainnya, namun perlu diketahui bahwa pemberian warna pada gips tidak menentukan kualitas gips. Berdasarkan spesifikasi ADA
No.25, setting ekspansi gips tipe III setelah 2 jam pengerasan yaitu sebesar 0,00 - 0,20 dan besar rasio WP, yaitu sebesar 28-30 ml air100 gr gips.
3,5
4. Tipe IV Dental Stone, High Strength Gips tipe IV digunakan sebagai bahan pembuatan die stone, terdiri dari partikel
α-hemihidrat jenis Densite yang berbentuk kuboidal serta daerah permukaan yang lebih kecil dibandingkan gips tipe III. Pada pencampuran gips tipe IV ini penggunaan
air lebih sedikit dibandingkan dengan gips tipe III sehingga memiliki kekuatan dan kekerasan yang cukup untuk tahan terhadap daya abrasi saat penggunaan instrumen
yang tajam serta memiliki setting ekspansi yang minimal.
3,5
5. Tipe V Dental Stone, High Strength, High Expansion Gips tipe V merupakan gips yang memiliki ekspansi yang lebih besar yaitu
sekitar 0,1-0,3.
4
Ekspansi pengerasan pada gips tipe V ini ditingkatkan karena logam campur yang baru, seperti basis logam, memiliki pengerutan pengecoran yang
lebih besar dibandingkan logam campur mulia konvensional sehingga dibutuhkan ekspansi yang lebih besar pada stone yang digunakan untuk die untuk mengimbangi
pengerutan pemadatan logam campur.
3,5
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Tipe-tipe Gips
4,5
Jenis gips Rasio W:P
Setting time
min 2-Hr setting
expansion 1-Hr compressive
strength Min
Max MPa
psi I. Plaster,
impression 0.40 – 0.75
4±1 0.00
0.15 4.0
580
II. Plaster, model 0.45 – 0.50
12±4 0.00
0.30 3.0
1300 III. Dental stone
0.28 – 0.30 12±4
0.00 0.20
20.7 3000
IV. Dental stone, high strengths
0.22 – 0.24 12±4
0.00 0.10
34.5 5000
V. Dental stone, high strength,
high expansion 0.18 – 0.22
12±4 0.10
0.30 48.3
7000
2.3.2. Karakteristik Gips