Salah satu dari kesulitan-kesulitan dalam menghadapi stres di fakultas kedokteran adalah mahasiswa biasanya tidak mencari pertolongan dan dukungan
akan masalah yang mereka hadapi. Hasil dari sebuah survey yang didapat dari Universitas di Pennsylvannia menunjukkan dari 24 mahasiswa kedokteran
mereka yang teridentifikasi mengalami depresi, hanya 22 dari grup ini yang menggunakan layanan kesehatan jiwa. Chew-Graham, 2004. Halangan-halangan
untuk menggunakan layanan kesehatan brupa sedikitnya waktu, rasa takut akan kurangnya kerahasiaan, stigma yang berhubungan dengan penggunaan dari
layanan kesehatan jiwa, biaya, rasa takut akan pendokumentasian pada catatan akademis dan rasa takut akancampur tangan yang tidak diinginkan. Halangan-
halangan ini tampaknya tidak membaik setelah kelulusan, karena 35 dari dokter di Amerika Serikat tidak mempunyai perawatan kesehatan yang teratur. Gross,
2000 Seperti yang telah diungkapkan diatas, program studi pendidikan dokter
sangat menuntut dan memiliki lingkungan yang sangat syarat dengan stres. Terlebih lagi saat menjalani program pendidikan profesi dokter di rumah sakit
pendidikan, para mahasiswa akan menghadapi berbagai hal yang dapat menimbulkan stres dan belum ada penelitian yang meneliti mengenai faktor-faktor
pencetus stres pada mahasiswa fakultas kedokteran USU yang sedang menjalani program pendidikan profesi dokter di rumah sakit pendidikan. Oleh karena itu
saya sebagai peneliti ingin mengetahui faktor-faktor pencetus stres pada mahasiswa kedokteran Universitas Sumatra Utara USU yang sedang menjalani
program pendidikan profesi dokter di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana gambaran faktor-faktor pencetus stres pada mahasiswa fakultas
kedokteran USU yang sedang melaksanakan program pendidikan profesi dokter di RSUP H. Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
1.1.1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
faktor-faktor pencetus stres pada mahasiswa fakultas kedokteran USU yang sedang menjalani program pendidikan profesi dokter di RSUP H. Adam Malik
Medan. 1.1.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor pencetus stres pada mahasiswa fakultas kedokteran USU
yang sedang menjalani program pendidikan profesi dokter di RSUP H. Adam Malik Medan pada siklus bawah dan siklus atas.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Mendapatkan gambaran faktor-faktor pencetus stres pada mahasiswa fakultas kedokteran USU yang sedang menjalani program pendidikan
profesi dokter di RSUP H. Adam Malik Medan. 2.
Menambah pengetahuan bagi mahasiswa mengenai faktor-faktor pencetus stres mereka.
3. Memberikan informasi kepada lembaga terkait agar lembaga tersebut
dapat memperbaiki faktor-faktor pencetus stres bagi mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stres
2.1.1. Pengertian stres Menurut Lazarus Folkman dalam Morgan, 1986 stres adalah keadaan
internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh kondisi penyakit, latihan, dll atau oleh kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial
membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan coping.
Menurut Selye Bell, 1996 stres diawali dengan reaksi waspada alarm reaction terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh proses tubuh secara
otomatis, seperti : meningkatkan denyut jantung, yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stresor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga
exhaustion jika individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan. Rice 1987 mengatakan bahwa stres adalah suatu kejadian atau stimulus
lingkungan yang menyebabkan individu merasa tegang. Atkinson 2000 mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan
membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang. Situasi ini disebut sebagai penyebab stres dan reaksi individu terhadap situasi stres ini disebut
sebagai respon stres. Stres adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Chaplin, 1999
Lazarus 1984 juga menjelaskan bahwa stres juga dapat diartikan sebagai: 1.
Stimulus, yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres atau disebut juga dengan stresor.
2. Respon, yaitu stres merupakan suatu respon atau reaksi individu yang
muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres.
Respon yang muncul dapat secara fisiologis, seperti : jantung berdebar, gemetar dan pusing serta psikologis, seperti : takut, cemas, culit
berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
Universitas Sumatera Utara
3. Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu
secara aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
2.1.2. Penggolongan stres Selye dalam Rice, 1992 menggolongkan stres menjadi dua golongan.
Penggolongan ini didasarkan atas persepsi individu terhadap stres yang dialaminya :
2.1.2.a. Distress stres negatif Selye menyebutkan distress merupakan stres yang merusak atau bersifat
tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir atau gelisah. Sehingga individu
mengalami keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan, dan timbul keinginan untuk menghindarinya.
2.1.2.b.Eustress stres positif Selye menyebutkan bahwa eustress bersifat menyenangkan dan
merupakan pengalaman yang memuaskan. Hansaon dalam Rice, 1992 mengemukakan frase joy of stress untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat
positif yang timbul dari adanya stres. Eustress dapat mengakibatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi, dan performansi individu. Eustress juga dapat
meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan sesuatu, misalnya karya seni.
2.2. Stresor