Terminologi Masyarakat Dasar-Dasar Teori. 1. Terminologi Budaya

5.3. Terminologi Masyarakat

Kata masyarakat dalam bahasa Inggris disebut society berasal dari kata Latin yaitu socius yang berarti kawan. Ini paling lazim ditulis dalam tulisan-tulisan ilmiah maupun bahasa sehari-hari untuk menyebut kesatuan-kesatuan hidup manusia. “Masyarakat” sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu syaraka, yang artinya “ikut serta, berperan serta”. Kata Arab musyaraka berarti saling bergaul. Istilah masyarakat terlalu banyak mencakup hubungan yang luas sehingga walaupun diberi defenisi yang mencakup keseluruhannya masih ada juga yang tidak memenuhi unsur-unsurnya. Berikut adalah berbagai pandangan para sarjana tentang defenisi masyarakat. Ralph Linton mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu 61 Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan . 62 Herkoyits mendefenisikan masyarakat sebagai kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti cara hidup tertentu . 63 Menurut J.L Gillin dan J.P Gillin masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan yang sama . 64 Maclver menyatakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling bantu-membantu yang meliputi kelompok- kelompok dan pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia . 61 Pelly, H. Zainul. 1997. Pengantar Sosiologi. Medan: USU Press Medan. Hal 28 62 Pelly, H. Zainul. 1997. ibid. hal 29 63 Pelly, H. Zainul. 1997. ibid 64 Pelly, H. Zainul. 1997. ibid. Universitas Sumatera Utara dam kebebasan. Sistem yang kompleks selalu berubah atau jaringan dari relasi sosial itulah yang dinamakan masyarakat 65 Bagi Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan yang objektif secara mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya. Masyarakat bukanlah hanya penjumlahan individu-individu semata melainkan suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar mereka; sehingga menampilkan suatu realita tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri . Menurut Paul B. Horton dan C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompokkumpulan manusia tersebut. 66 Marion Levy mengemukakan empat Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu kelompok dapat disebut masyarakat, yaitu 1 kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu; 2 rekrutmen seluruh atau sebagian anggota melalui reproduksi 3 kesetiaan pada suatu “sistem tindakan utama bersama” 4 adanya system tindakan utama bersama yang bersifat “swasembada”. Kemudian Inkeles mengemukakan bahwa suatu kelompok hanya dapat dikatakan sebagai masyarakat bila kelompok tersebut memenuhi keempat Kriteria tersebut; atau bila kelompok tersebut dapat bertahan stabil untuk beberapa generasi walaupun samasekali tidak ada orang atau kelompok lain diluar kelompok tersebut 67 Talcot Parsons pun merumuskan kriteria bagi adanya masyarakat. Menurutnya masyarakat adalah suatu sistem sosial yang swasembada self subsistent melebihi masa hidup individu normal, dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta . 65 Maclver. 1955. Society, An Introductory Analysis. Hal 5 66 Durkheim, Emile.1964. The Rules, of Sociological Method. New York: Free Press. Hal 102. 67 Sunarto, Kananto. 2000. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hal. 56 Universitas Sumatera Utara melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya. Edward Shils pun menekankan pada aspek pemenuhan keperluan sendiri self sufficiency yang dibaginya dalam tiga komponen: pengaturan diri, reproduksi sendiri dan penciptaan diri self-regulation, self- reproduction, self-generation 68 Kalau kita merujuk definisi Linton maka masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu-individu yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama. Dalam waktu yang cukup lama itu yang belum terorganisasikan, mengalami proses fundamental yaitu . 69 1. adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota : 2. timbulnya secara lambat laun, perasaan kelompok atau L’espirit de corps Proses itu biasanya bekerja tanpa disadari dan diikuti oleh semua anggota kelompok. Untuk tidak simpang siur dalam penggunaan istilah, maka yang dimaksud dengan kelompok group disini adalah setiap pengumpulan manusia sosial yang mengadakan relasi sosial antara yang satu dengan yang lain 70 68 Sunarto, Kananto. 2000. ibid. 69 Harsojo, Prof. 1984. Pengantar Antropologi. Bandung: Bina Cipta. Hal. 127 70 Harsojo, prof. 1984. Ibid. . Anggota dari suatu kelompok menunjukkan adanya suatu reprositas. Kelompok seperti yang dimaksud diatas belum terorganisasikan secara sadar. Jadi menurut Linton ada satu faktor yang penting dalam pembentukan suatu masyarakat yaitu faktor waktu. Sebab faktor waktulah yang memberi kesempatan pada individu untuk dapat bekerja sama dan menemukan pola tingkah laku dan sikap yang bersifat timbal balik, dan menemukan suatu teknik untuk hidup bersama. Dengan adanya waktu yang cukup lama timbullah syarat yang dimiliki oleh tiap-tiap masyarakat, yaitu proses adaptasi dan organisasi dari kelakuan para anggota kelompok dan disamping itu timbullah kesadaran berkelompok. Adaptasi timbal balik dalam tingkah laku dan sikap individu, Universitas Sumatera Utara mengubah aggregate of individuals kelompok yang terorganisasikan dan mempunyai jiwa kelompok, dan jika kelompok itu mempunyai ciri-ciri seperti itu maka Linton menyebutnya masyarakat 71 . Adapun kerjasama yang terdapat dalam suatu masyarakat terdapat dalam bidang psikologis bukan hanya pada bidang fisik saja. Dengan adanya penyesuaian psikologis, terdapatlah integrasi dalam masyarakat. Dan pada umumnya dalam suatu masyarakat, pola sikap dan emosi cenderung sama yang disebabkan oleh kebiasaan dan latihan. Oleh karena itulah masyarakat dapat mengadakan suatu tindakan sebagai suatu kesatuan 72 W F Connell menyimpulkan bahwa ciri masyarakat adalah . CiriKriteria Masyarakat Seperti yang telah disebut, menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpulan manusia bisa dikatakandisebut sebagai masyarakat. 1. Ada sistem tindakan utama. 2. Saling setia pada sistem tindakan utama. 3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota. 4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiranreproduksi manusia 73 71 Harsojo, prof. 1984. Ibid. 72 Harsojo, prof. 1984. ibid. hal 128. 73 http:pakguruonline.pendidikan.netbuku_tua_pakguru_dasar_kpdd_15.html : 1. suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai kelompok yang berbeda, diorganisasi, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada daerah geografls tertentu, Universitas Sumatera Utara 2. kelompok orang yang mencari penghidupan secara berkelompok, sampai turun temurun dan mensosialkan anggota anggotanya melalui pendidikan, 3. suatu ke orang yang mempunyai sistem kekerabatan yang terorganisasi yang mengikat anggota-anggotanya secara bersama dalam keselurühan yang terorganisasi Menurut Koentjoraningrat ikatan yang menyebabkan suatu kesatuan disebut masyarakat adalah pola tingkah laku yang menyangkut semua aspek kehidupan dalam batas kesatuan tersebut yang sifatnya khas, mantap, dan berkesinambungan, sehingga menjadi adat istiadat. Selain adat istiadat yang meliputi sektor kehidupan serta kontinitas waktu, warga masyarakat juga harus memiliki ciri lain yaitu rasa identitas bahwa mereka merupakan suatu kesatuan yang khusus yang berbeda dari kesatuam- kesatuan masyarakat lainnya. Maka yang disebut masyarakat harus memilki keempat ciri itu, yaitu 74 1. interaksi antar warga 2. adat istiadat, norma-norma, hukum serta aturan yang mengatur semua pola tingkah laku masyarakat 3. kontinuitas dalam waktu 4. rasa identitas yang kuat yang mengikat semua warga . Faktor-FaktorUnsur-UnsurMasyarakat Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini 75 1. Berangotakan minimal dua orang manusia : 2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu 3. Adanya aturan aturan yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama 4. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan. 5. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama 6. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat. 74 Koentjaraningrat.1996. Pengantar Antropologi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Hal. 121 75 Pelly, H. Zainul. 1997. Op. cit. hal . 30-31 Universitas Sumatera Utara Masyarakat tidak begitu saja muncul seperti sekarang ini, tetapi adanya perkembangan yang dimulai dari masa lampau sampai saat sekarang ini dan terdapat masyarakat yang mewakili masa tersebut. Masyarakat ini kemudian berkembang mengikuti perkembangan jaman sehingga kemajuan yang dimiliki masyarakat sejalan dengan perubahan yang terjadi secara global, tetapi ada pula masyarakat yang berkembang tidak seperti mengikuti perubahan jaman melainkan berubah sesuai dengan konsep mereka tentang perubahan itu sendiri. 5.4. Budaya Politik 5.4.1. Terminologi Budaya Politik

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

8 99 104

Pengendalian Persediaan Produksi Minyak Sawit Dan Inti Sawit Pada Ptpn IV (Persero) Bah Jambi

12 130 52

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja Di PTPN – IV (Studi Kasus Di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

1 57 104

Manifestasi Ketidakadilan Gender Pada Masyarakat Perkebunan (Studi deskriptif pada buruh perempuan pembibitan kelapa sawit PTPN IV unit usaha Bah Jambi)

2 34 102

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 10

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 1

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 24

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 26

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 2

Manifestasi Ketidakadilan Gender Pada Masyarakat Perkebunan (Studi deskriptif pada buruh perempuan pembibitan kelapa sawit PTPN IV unit usaha Bah Jambi)

0 0 12