Kamboja, Mesir, Thailan, Turki, dan Vietnam. Sementara di wilyah Karibia, arus wisatawan menuju Kuba meningkat lebih dari lima kali lipat pada tahun 1990.
2. 5 Kepariwisataan dan Pembangunan Nasional
Sebelum mendiskusikan arti penting dan hubungan antara ekonomi dan wisata, sangat penting untuk mengetahui dimensi-dimensi wisata. Sehingga, akan diperoleh
pemahamn yang jelas antara pengaruh dimensi-dimensi tersebut, dalam kaitannya dengan isu ekonomi suatu kawasan destinasi wisata.
Mill 1990 mendiskusikan bahwa dimensi–dimensi wisata antara lain terdiri atas atraksi, fasilitas, transportasi, dan keramahan. Dalam pariwisata, dimensi–dimensi
tersebut menjadi faktor yang menentukan tingkat komperatif penyelanggaraan dan destinasi wisata. Atraksi merupakan salah satu dimensi yang unik, karena seringkali atau
dapat dinikmati pada kawasan tertentu dan masa atau waktu tertentu.Biasanya, seringkali tidak dapat ditiru oleh distinasi-distinasi di tempat lain. Atraksi selalu menarik
orang untuk datang ke dalam sebuah kawasan tujuan wisata, meskipun dimensi lainnya seperti fasilirtas, tranportasi, dan keramah-tamahan destinasi sangat kurang .Di Jawa,
contoh terbaik untuk kasus ini adalah festival Kasodo di Pegunungan Tengger. Fewstival yang hanya terjadi sekali dalam satu tahun ini dilakukan di pegunungan Tengger dengn
satu ekstrem dan memerlukan “perjuangan” untuk mencapai pegunungan tersebut. Namun, tantangan ini tidak menyurutkan semangat pengunjung untuk menyaksikan
fesival Kasodo. Selain menikmati atraksi Kasodo, pengunjung masih dapat menikmati matahari terbit atau matahari tenggelam yang dapat dinikmati di puncak Gunung Bromo.
Atraksi dapat berdasarkan sumber daya alam, budaya, etnisitas, negara berkem- bang dengan tingkat kekayaan sumber daya alam yang tinggi, atraksi alam seperti
Universitas Sumatera Utara
bentangan panati berpasir putih, air terjun, bentang padang rumput, dan pegunungan, hutan, sungai, gua, fauna, dan yang lainnya merupakan andalan utama sebuah destinasi
wisata. Setidaknya, sumber daya alam dan kekayaan hayati yang melimpah dan menak- jubkan itu, telah menarik orang–orang Eropa untuk melakukan ekspedisi kepulau–pulau
yang berada di Indonesia. Gua merupakan bahagian dari landscape yang menarik dan telah lama
mengundang minat manusia untuk mengunjungi gua. Kekayaan gua di pulau Jawa dan Bali diperkirakan sebanyak 1000 gua dan sekitar 200 gua saat ini telah dipetakan.
Banyak gua telah digunakan sebagai bagian dari atraksi yang menarik oleh pemerintah daerah sebagai pengganti destinasi hutan tropic karena kondisi dan pembatasan ekologi
di wilayah administratifnya. Sangat menarik bahwa issue-isue yang menyertai wisatawan untuk mengunjungi gua sangat berkaitan dengan masalah budaya dan ritual-
ritual dibandingkan dengan menikmati pesona flora dan fauna di sekitar dan di dalam gua. Meskipun pada kenyataannya kekayaan flora-fauna di sekita ddan di dalam gua
sangat unik dan menarik untuk ditampilkan sebagai atraksi wisata. Bagi sebahagian kalangan wisatawan, berwisata menyelusuri gua sangat berguna untuk menguji
kemampuan fisik, keberanian, dan mengungkap hal-hal baru yang tidak pernah diketahui sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GUA LIANG DAHAR
3.1 Sejarah