Perumusan Masalah Batasan Masalah Tinjauan Pustaka

model persediaan produksi dengan mempertimbangkan laju produksi tergantung demand dan tingkat persediaan. Bhunia dan Maiti 1998 mengembangkan model dengan laju produksi tergantung tingkat persediaan. Wee dkk 1999 mengembangkan model persediaan produksi dengan mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Wee dan Hui-Ming 1999 mengembangkan model dengan mempertimbangkan quantity discount, harga dan backorder parsial. Sarker dkk 2000 mengembangkan model kerusakan produk dengan mempertimbangkan faktor inflasi dan penundaan dalam pembayaran. Model-model yang dikembangkan tersebut hanya memperhatikan satu aspek saja, yaitu pemasok atau pembeli. Berdasarkan dari model-model tersebut, penulis mengembangkan suatu model integrasi pemasok-pembeli untuk produk yang mengalami kerusakan dengan backorder untuk mendapatkan solusi optimal yang menguntungkan kedua belah pihak.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana model integrasi pemasok-pembeli untuk produk yang mengalami kerusakan dengan backorder untuk memperoleh total biaya yang minimum bagi pemasok-pembeli.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah yang digunakan dalam model persediaan ini yaitu: 1. Tingkat produksi bersifat deterministik dengan laju yang tetap. 2. Laju kerusakan produk adalah konstan. 3. Tingkat permintaan � pembeli dan tingkat produksi � pemasok adalah tetap dengan � �. 4. Tidak terjadi lost sale, permintaan yang tidak terpenuhi akan dilakukan backorder dan dipenuhi dengan pengiriman berikutnya. 5. Biaya kerusakan produk dan biaya backorder adalah tetap. 6. Biaya transportasi ditanggung oleh pembeli. 7. Pemenuhan untuk backorder diterima sekaligus.

1.4 Tinjauan Pustaka

Herjanto 2004, hal: 219, menyatakan bahwa persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Ristono 2009, hal: 2, menyatakan bahwa persediaan merupakan suatu model yang umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan usaha pengendalian bahan baku maupun barang jadi dalam suatu aktifitas perusahaan. Ciri khas dari model persediaan adalah solusi optimalnya difokuskan untuk menjamin persediaan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Baroto 2002, hal: 53, menyatakan bahwa timbulnya persediaan disebabkan oleh mekanisme pemenuhan atas permintaan, keinginan untuk meredam permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun waktu kedatangan, serta adanya keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari kenaikan harga di masa mendatang. Dua masalah yang dihadapi suatu sistem di dalam mengelola persediaannya Nasution, 2008, hal: 116 adalah sebagai berikut: 1. Masalah Kuantitaif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan penentuan kebijaksanaan persediaan, antara lain: a. Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesandibuat. b. Kapan pemesananpembuatan barang harus dilakukan. c. Berapa jumlah persediaan pengamanannya. d. Metode pengendalian persediaan mana yang paling tepat. 2. Masalah Kualitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan sistem pengoperasian persediaan yang akan menjamin kelancaran pengelolaan sistem persediaan seperti: a. Jenis barang apa yang dimiliki. b. Di mana barang tersebut berada. c. Siapa saja yang menjadi pemasok supplier masing-masing item. Tujuan pengendalian persediaan Assauri, 1998, hal: 177 dapat diartikan sebagai usaha untuk: 1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga menyebabkan proses produksi terhenti. 2. Menjaga agar penentuan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar sehingga biaya yang berkaitan dengan persediaan dapat ditekan. 3. Menjaga agar pembelian bahan baku secara kecil-kecilan dapat dihindari. Jonrinaldi dan Suprayogi 2006, menyatakan bahwa pada model integrasi antara pemasok dan pembeli untuk produk yang mengalami kerusakan dengan backorder, total biaya persediaan �� merupakan gabungan antara total biaya pemasok dan total biaya pembeli, yang dapat dirumuskan sebagai: �� = total biaya pemasok + total biaya pembeli 1. Total Biaya Pemasok Total biaya pemasok diperoleh dengan menggabungkan biaya pembuatan setup cost, biaya penyimpanan holding cost, dan biaya deteriorasi yang dapat dirumuskan sebagai: �� � = biaya pembuatan + biaya penyimpanan Jika diketahui: Biaya pembuatan = � � Biaya penyimpanan = � � � � � + � � �� � � Maka �� � dapat dirumuskan sebagai: �� � = � � + � � � � � + � � �� � � 2. Total Biaya Pembeli Total biaya pembeli diperoleh dengan menggabungkan biaya pemesanan ordering cost, biaya penyimpanan holding cost, dan biaya kekurangan persediaan shortage cost yang dapat dirumuskan sebagai: �� � = biaya pemesanan + biaya penyimpanan + biaya shortage Jika diketahui: Biaya pemesanan = �+��+���� � Biaya penyimpanan = � � � � + � � � Biaya shortage = �. � 2 2� Maka �� � dapat dirumuskan sebagai: �� � = 1 � � + �� + ��� + � � � � + � � � + �. � 2 2� Dengan demikian �� dapat dirumuskan sebagai: �� = �� � + �� � �� = � � � + � � � � � + � � �� � � � + � 1 � � + �� + ��� + � � � � + � � � + �. � 2 2 �� Dimana: 1. Untuk Sistem Rantai Pasok � = jumlah pengiriman per siklus produksi � = ukuran produksi per batch produksi unit � = total waktu siklus tahun � = ukuran pengiriman unit � = laju kerusakan terhadap tingkat persediaan per tahun � � = biaya kerusakan Rpunit 2. Untuk Pemasok � = laju produksi unittahun � = biaya setup per siklus batch pruduksi Rpsetup � � = biaya penyimpanan persediaan Rpunittahun � � = luasan di bawah kurva persediaan pemasok 3. Untuk Pembeli � = laju permintaan unittahun � = biaya pemesanan Rppesan � � = biaya penyimpanan persediaan Rpunittahun � = biaya tetap transportasi Rpkirim � = biaya variabel transportasi Rpunit � � = luasan di bawah kurva persediaan pembeli � = ukuran stockout unit � = biaya backorder Rpunittahun

1.5 Tujuan Penelitian