KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kabupaten Magetan

1. Keadaan Alam

a. Letak Geografis Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang terletak di ujung barat Provinsi Jawa Timur. Secara Astronomis, Kabupaten

Magetan terletak diantara 7 ° 38 ′ 30" lintang selatan dan 111 20 ′ 30" bujur timur. Kabupaten magetan merupakan kabupaten terkecil kedua

se Jawa Timur setelah Sidoharjo. Luas wilayahnya sebesar 68.884,74 Ha yang terdiri dari 18 kecamatan dengan 235 desa atau kelurahan. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten magetan sebagai berikut : Sebelah Utara

: Kabupaten Ngawi, Kabupaten Madiun Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Ponorogo Sebelah Barat

: Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Karanganyar Sebelah Timur

: Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang berpotensi di bidang pertanian dan pariwisata. Letak Kabupaten Magetan yang diapit oleh kabupaten-kabupaten yang lain, memungkinkan hasil-hasil pertanian dapat dipasarkan keluar terutama buah-buahan dan sayur- sayuran, maka hal ini akan menguntungkan bagi petani dan pedagang dalam hal ini adalah petani dan pedagang buah mangga Arumanis untuk memasarkan hasil produksi mereka kepada konsumen luar kota atau kabupaten.

b. Topografi Kabupaten Magetan sebagian besar wilayahnya merupakan daerah perbukitan dengan tingkat kemiringan tanahnya rata-rata 0 – 30 %. Keadaan ini berpengaruh terhadap drainase, bila curah hujan tinggi, maka tidak terjadi genangan air. Kabupaten Magetan berada pada ketinggian antara 60 sampai dengan 1.660 meter diatas permukaan air laut. Hal ini yang menjadikan Kabupaten Magetan mampu b. Topografi Kabupaten Magetan sebagian besar wilayahnya merupakan daerah perbukitan dengan tingkat kemiringan tanahnya rata-rata 0 – 30 %. Keadaan ini berpengaruh terhadap drainase, bila curah hujan tinggi, maka tidak terjadi genangan air. Kabupaten Magetan berada pada ketinggian antara 60 sampai dengan 1.660 meter diatas permukaan air laut. Hal ini yang menjadikan Kabupaten Magetan mampu

c. Iklim Kabupaten Magetan sebagian wilayahnya adalah perbukitan yaitu dibawah lereng Gunung Lawu sebelah timur sehingga relatif lebih dingin, suhu udara berkisar antara 16 – 20° C di daerah pegunungan dan 22 – 26° C di dataran rendah. Curah hujan yang turun mencapai 1.481 – 2.345 mm pertahun di dataran tinggi dan 876 – 1.551 mm pertahun di dataran rendah. Curah hujan mempengaruhi produksi hasil pertanian, dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah produksi buah mangga Arumanis, dimana curah hujan rendah produksi melimpah sedangkan curah hujan yang tinggi produksi menurun.

d. Pemanfaatan Lahan Jenis tanah mempunyai pengaruh terhadap kesuburan tanah sehingga akan berpengaruh juga pada keputusan dalam penggunaan wilayah. Penggunaan lahan di Kabupaten Magetan bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan dan kesesuaian dari kemampuan wilayah tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan wilayah di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 6. Luas Lahan Menurut Pemanfaatannya di Kabupaten

Magetan Tahun 2008

Persentase (%) Sawah

Jenis Penggunaan Tanah

Luas (Ha)

41,16 Tegal

28.355,98

18,71 Bangunan/pekarangan

12.884,97

22,53 Hutan Negara

15.518,77

13,35 Hutan Rakyat

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009 Lahan di Kabupaten Magetan sebagian besar dimanfaatkan

untuk sektor pertanian. Lebih dari sepertiganya dimanfaatkan untuk sawah yaitu sebesar 41,16 % atau 28.355,98 ha. Urutan kedua adalah

bangunan dan pekarangan, yaitu sebesar 15.518,77 ha atau 22,53 %. Lahan tegalan berada di urutan ketiga yaitu sebesar 12.884,97 ha atau 18,71 %. Kabupaten Magetan memiliki hutan negara seluas 13,35 % atau 9.196,95 ha; yang ditanami mahoni, pinus, sono, keling dan jati. Pemanfaatan lahan tersempit adalah hutan rakyat seluas 0,56 % atau sebesar 383,01 ha yang ditanami tanaman serupa. Pemanfaatan lahan untuk keperluan lainnya seluas 2.545,06 ha atau 3,70 % dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Magetan. Dari data tersebut dapat diketahui jika lahan yang berpotensi untuk pengembangan tanaman buah mangga Arumanis adalah lahan sawah, pekarangan dan tegal seluas 56.759,72 ha atau 82,40 % dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Magetan. Jenis lahan ini sangat mendukung untuk usahatani buah mangga Arumanis. Biasanya tanaman buah mangga Arumanis ditanam di areal persawahan, pekarangan dan tegalan.

2. Keadaan Penduduk

a. Pertumbuhan Penduduk Penduduk merupakan sasaran dan pelaku dari pembangunan. Oleh karena itu salah satu keberhasilan pembangunan dipengaruhi oleh keadaan penduduk suatu daerah. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Magetan mengalami peningkatan dari tahun 2003 – 2007. Peningkatan jumlah penduduk dari lima tahun terakhir tidak begitu signifikan. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang masuk atau menetap dan menetap lebih banyak daripada penduduk yang mati atau pindah keluar Kabupaten Magetan. Jumlah penduduk di Kabupaten Magetan dari tahun 2003 hingga tahun 2007 dapat ditunjukkan pada Tabel 7 di bawah ini :

Tabel 7. Jumlah Penduduk Kabupaten Magetan dari Tahun 2004 –

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Pertumbuhan Penduduk (%)

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009 Berdasarkan Tabel 7 diatas terlihat bahwa pada tahun 2004

jumlah penduduk Kabupaten Magetan sebanyak 687.773 jiwa. Tetapi setiap tahun mengalami pertumbuhan rendah. Pada tahun 2004 sampai tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 2,4 %. Tahun 2005 sampai tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 2,5 %. Kemudian pada tahun 2006 sampai tahun 2007 naik sebesar 1,5 %. Sedangkan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 pertumbuhannya sebesar 1,5 %. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Magetan dari tahun 2004 sampai tahun 2008 rata-rata kenaikannya sebesar 1,6 %. Kenaikan jumlah penduduk ini akan berpengaruh terhadap berbagai sektor terutama sektor pertanian. Kabupaten Magetan yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani merupakan daerah yang potensial untuk usahatani dan pemasaran buah mangga Arumanis.

b. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat mempengaruhi besarnya tenaga kerja terutama disektor pertanian yang dibutuhkan dalam usahatani, karena besarnya tenaga yang dihasilkan antara laki-laki dan perempuan itu berbeda. Keadaan penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel

8 berikut :

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Magetan Tahun 2004-2008

Tahun

Jumlah penduduk (jiwa)

Sex ratio

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009 Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui jumlah penduduk

laki-laki dan perempuan yang terkecil terjadi pada tahun 2004 yaitu 332.352 jiwa untuk penduduk laki-laki dan 355.421 jiwa untuk penduduk perempuan. Sedangkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang terbesar terjadi pada tahun 2008 yaitu 335.292 jiwa

untuk penduduk laki-laki dan 357.982 jiwa untuk penduduk perempuan. Dari tahun 2003 sampai 2008 jumlah penduduk perempuan lebih banyak apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Dari tahun ketahun rasio jumlah penduduk laki- laki dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan terus meningkat. Dilihat dari nilai sex ratio yang hampir selalu mendekati 100%, ini berarti kesempatan kerja antara penduduk laki-laki dan perempuan relatif sama.

c. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur Keadaan penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penduduk usia non produktif dan penduduk usia produktif. Data mengenai penduduk berdasarkan kelompok umur di Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Jumlah Penduduk Kabupaten Magetan Menurut Golongan

Umur Tahun 2008

Kelompok Umur

Jumlah (Jiwa) (Tahun)

Jenis Kelamin

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Pada Tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk menurut kelompok usia produktif yaitu usia 15 – 64 tahun lebih besar daripada usia non produktif yang terdiri dari usia 0 – 14 tahun dan ≥

65 tahun. Banyaknya penduduk usia produktif ini mendukung untuk dikembangkannya usahatani mangga Arumanis karena pada umumnya usia produktif mempunyai tenaga untuk melakukan kegiatan usahatani lebih baik daripada usia non produktif. Angka Beban Tanggungan bernilai 44 yang berarti setiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung 44 penduduk non produktif.

d. Keadaaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Keberhasilan sektor pertanian suatu wilayah dapat dilihat dari tingkat tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian. Besarnya penyerapan tenaga kerja akan dapat meningkatkan pendapatan per kapita penduduk, sehingga dapat menyejahteraan hidup penduduk pada wilayah tersebut. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel 10. berikut ini:

Tabel 10. Jumlah Penduduk di Kabupaten Magetan Menurut Mata Pencaharian Utama Tahun 2004-2008 (orang)

2. & galian 34 40 42 44 44 Industri

3. Pengolahan

35.831 35.420 Listrik, Gas

4. dan Air Minum

Angkutan & 7. Komunikasi

439.65 434.60 Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 10 di atas diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kabupaten Magetan bekerja di sektor pertanian. Sektor terbesar urutan kedua yang berperan dalam penyerapan tenaga kerja adalah sektor perdagangan, kemudian disusul oleh sektor jasa pada urutan ketiga, sektor industri urutan keempat dan urutan terakhir adalah pada sektor pertambangan dan galian.

3. Keadaan Perekonomian dan Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan dari tahun ke tahun terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan penduduk Kabupaten Magetan. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur melalui pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan tolak ukur kinerja perekonomian. Pertumbuhan PDRB dari tahun ke tahun setelah adanya krisis ekonomi belum menampakkan hasil yang maksimal. Hal ini nampak dari besarnya pertumbuhan ekonomi masih rendah meskipun relative positif yaitu yang ditunjukkan pada PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tiap-tiap sektor, sehingga usaha pemulihan perekonomian Kabupaten Magetan perlu untuk ditingkatkan. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk 3. Keadaan Perekonomian dan Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan dari tahun ke tahun terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan penduduk Kabupaten Magetan. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur melalui pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan tolak ukur kinerja perekonomian. Pertumbuhan PDRB dari tahun ke tahun setelah adanya krisis ekonomi belum menampakkan hasil yang maksimal. Hal ini nampak dari besarnya pertumbuhan ekonomi masih rendah meskipun relative positif yaitu yang ditunjukkan pada PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tiap-tiap sektor, sehingga usaha pemulihan perekonomian Kabupaten Magetan perlu untuk ditingkatkan. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun. Besarnya PDRB atas harga berlaku tersaji pada Tabel 11 dibawah ini :

Tabel 11. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Magetan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2004 - 2008

No. Sektor Perekonomian PDRB (%)

2. Pertambangan & galian

3. Industri Pengolahan

8,21 8,33 Listrik, Gas dan Air

6. Perdagangan, Hotel

7. Angkutan & Komunikasi

100 100 Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa PDRB didominasi oleh sektor pertanian dan perdagangan dan perhotelan. Dapat diketahui bahwa sumbangan sektor pertanian untuk Kabupaten Magetan masih dominan, sehingga jika sektor pertanian mengalami kenaikan secara signifikan maka dimungkinkan besaran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), tahun 2008 menyumbang 31,48 % yang berarti meningkat 0,18 % jika dibandingkan tahun 2007. Untuk kontribusi PDRB, selain sektor pertanian dan perdagangan yang memberikan kontribusi PDRB selain kedua sektor Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa PDRB didominasi oleh sektor pertanian dan perdagangan dan perhotelan. Dapat diketahui bahwa sumbangan sektor pertanian untuk Kabupaten Magetan masih dominan, sehingga jika sektor pertanian mengalami kenaikan secara signifikan maka dimungkinkan besaran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), tahun 2008 menyumbang 31,48 % yang berarti meningkat 0,18 % jika dibandingkan tahun 2007. Untuk kontribusi PDRB, selain sektor pertanian dan perdagangan yang memberikan kontribusi PDRB selain kedua sektor

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar, di mana dalam penghitungan ini digunakan harga tahun 2000. Besarnya PDRB atas harga konstan tersaji pada Tabel 12 dibawah ini :

Tabel 12. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Magetan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2006 - 2008

No. Sektor Perekonomian PDRB (%)

2007 2008 1. Pertanian

35,56 35,85 2. Pertambangan & galian

0,58 0,57 3. Industri Pengolahan

8,29 8,50 4. Listrik, Gas dan Air Minum

5,90 5,87 6. Perdagangan, Hotel

24,14 24,92 7. Angkutan & Komunikasi

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009 Besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat

digunakan untuk mengetahui struktur perekonomian suatu daerah. Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa kegiatan perekonomian di Kabupaten Magetan ditopang oleh sembilan sektor perekonomian, antara lain sektor pertanian; sektor pertambangan dan galian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas, dan air minum; sektor bangunan/konstruksi; sektor perdagangan, hotel; sektor angkutan dan komunikasi; sektor keuangan; serta sektor jasa-jasa. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan dari Sembilan yang ada pada PDRB, 5 (lima) sektor menghasilkan pertumbuhan yang positif. Sektor yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah sektor perdagangan, perhotelan 0,78 %. Sektor pertanian mampu memberikan sumbangan

0,29%, sektor industry pengolahan 21%, sektor jasa sebesar 16%, dan sektor keuangan 10%.

4. Keadaan Pertanian

a. Sektor Pertanian Sektor pertanian di Kabupaten Magetan ditunjang oleh lima subsektor, yaitu subsektor tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan, dan subsektor perikanan. Sektor pertanian menyumbang 32,48 % dari total PDRB Kabupaten Magetan. Pada subsektor tanaman pangan komoditi yang dihasilkan yaitu; padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau. Disamping tanaman pangan dengan padi sebagai bahan pangan pokok masyarakat, Kabupaten Magetan memiliki tanaman unggulan lainnya yaitu tanaman buah Mangga Arumanis dan Buah Jeruk Pamelo, serta buah-buahan lainnya. Hasil sub sektor tanaman bahan pangan tersebar di 18 kecamatan yang berada di Kabupaten Magetan. Jenis tanaman bahan pangan di Kabupaten Magetan tersaji pada Tabel 13 berikut :

Tabel 13. Jenis-jenis Komoditi Tanaman Pangan di Kabupaten

Magetan tahun 2008

No.

Produksi (Kw) A. Padi dan Palawija

Jenis Komoditi

3. Ubi kayu

4. Ubi jalar

5. Kacang tanah

7. Kacang hijau

B. Sayur-Sayuran

1. Bawang putih

2. Bawang merah

13. Bawang daun

16. Kacang Panjang

C. Buah-Buahan

5. Semangka dan Melon

6. Jambu biji

10. Jeruk besar

11. Jeruk keprok

12. Durian

13. Mangga

14. Pisang

15. Rambutan

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 13 diatas dapat diketahui bahwa komoditi subsektor tanaman bahan pangan terbesar adalah komoditi padi dengan jumlah produksi 2.140.255 kw, produksi yang terkecil adalah komoditi kacang hijau yaitu sebesar 1.035 kw. Sedangkan untuk komoditi jenis sayur-sayuran produksi terbesar yang dihasilkan adalah kubis yaitu 140.200 kw, dan produksi terendah adalah komoditi bawang putih sebesar 456 kw. Kategori buah-buahan yang produksinya terbesar adalah buah mangga Arumanis sebesar 292.259 kw, sedangkan produksi buah terendah adalah buah manggis yaitu 44,75 kw.

b. Keadaan Usahatani Buah Mangga Arumanis Sekitar tahun 1995 buah mangga Arumanis telah masuk dan mulai ditanam di lahan ataupun pekarangan masyarakat. Hal ini merupakan bentuk program penanaman pohon mangga Arumanis dari Dinas Pertanian Kabupaten Magetan. Dimana penanamannya adalah tersentra di Kecamatan Parang. Hingga saat ini Kecamatan Parang menjadi sentra produksi buah mangga Arumanis dimana produk unggulannya adalah buah mangga Arumanis yang mampu dipasarkan keluar Kabupaten Magetan diantaranya Surabaya, Pasar Induk Keramat Jati Jakarta Timur dan sekitarnya. Akhir tahun 2009 telah diterapkan pengolahan buah mangga Arumanis yang masih dalam kondisi mentah menjadi keripik mangga.

B. Keadaan Umum Kecamatan Parang

Kecamatan Parang merupakan kecamatan yang terletak di bagian selatan Kabupaten Magetan dan berada pada ketinggian antar 275 sampai dengan 1.000 meter diatas permukaan laut, berjarak ± 15 Km dari pusat pemerintahan Kabupaten Magetan. Luas wilayah Kecamatan Parang adalah 7.254,47 Ha yang terdiri dari 1 kelurahan dan 12 desa dengan 106 RW, 294

RT dan 54 lingkungan atau dusun. Kecamatan Parang merupakan penghasil produksi buah mangga Arumanis terbesar di Kabupaten Magetan. Batas wilayah Kecamatan Parang adalah sebagai berikut : Sebelah Utara

: Kecamatan Ngariboyo

Sebelah Timur

: Kecamatan Lembeyan dan Kawedanan

Sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo.

Sebelah Barat : Kecamatan Poncol, Propinsi Jawa Tengah,

Kabupaten Wonogiri.

1. Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Parang Kecamatan Parang merupakan kecamatan yang memiliki potensi daerah untuk dikembangkannya usahatani mangga Arumanis. Adapun penggunaan lahan di Kecamatan Parang dapat ditunjukkan pada Tabel 14 dibawah ini :

Tabel 14. Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Tahun 2008

No.

Luas (Ha) 1. Sawah pengairan teknis

Penggunaan Lahan

1.221,00 3. Sawah pengairan irigasi sederhana

168,00 4. Sawah Tadah hujan

541,44 5. Tegal/ kebun

2.655,25 6. Hutan Negara

Sumber : Kecamatan Parang Dalam Angka 2009 Berdasarkan Tabel 14 diatas dapat diketahui bahwa penggunaan

lahan di Kecamatan Parang paling besar dipergunakan untuk sawah pengairan teknis yaitu seluas 1.221,00 Ha. Sedangkan penggunaan lahan kedua adalah untuk tegal/ kebun seluas 2.665,25 Ha dimana penggunaannya adalah untuk tanaman jagung, kacang tanah, kedelai, dan terutama buah mangga Arumanis. Kondisi lahan yang cenderung berbukit, sedikit curah hujan dan kelembaban tanah yang sesuai cukup baik untuk usahatani buah mangga Arumanis.

2. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan

Salah satu indikator kemajuan masyarakat suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk suatu daerah, maka bisa dikatakan semakin maju pula daerah tersebut, dimana potensi untuk mengembangkan daerah tersebut juga besar. Tingkat pendidikan disuatu daerah dipengaruhi antara lain oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi serta ketersediaan sarana pendidikan yang ada. Keadaaan penduduk menurut pendidikan di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel 15 dibawah ini : Tabel 15. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Kecamatan Parang

Kabupaten Magetan Tahun 2008

No. Tingkat Pendidikan

% 1. Belum/Tidak sekolah

Jumlah (Jiwa)

15,2 2. Tidak Tamat SD

20,5 3. Tamat SD

40,4 4. Tamat SMP

11,7 5. Tamat SMA

8,6 6. Tamat P.T.

Sumber : Kecamatan Parang Dalam Angka 2009 Berdasarkan Tabel 15 tampak bahwa prosentase penduduk yang

belum/tidak sekolah adalah sebesar 15,2 %. Penduduk yang tidak tamat tamat SD adalah sebesar 20,5 %. Penduduk yang tamat SD sebesar 40,4 % dari total jumlah penduduk, dimana jumlah ini memiliki prosentase terbesar. Prosentase penduduk di Kecamatan Parang yang hanya tamatan SD yang besar ini disebabkan karena sebagian sedang menempuh pendidikan tingkat SMP, dan masyarakat yang usia lanjut pada masa itu belum terfasilitasi untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi serta kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi sebagian penduduk, hal ini disebabkan karena alasan ekonomi yang lemah, sehingga tidak mampu mengenyam pendidikan yang lebih tinggi . Rendahnya tingkat penduduk tersebut akan berdampak pada pola pikir penduduk yang cenderung susah untuk menerima adanya perubahan kearah yang lebih baik serta cenderung memiliki pandangan dan pengetahuan yang sempit.

Salah satu contohnya adalah kesadaran dan kemampuan untuk merawat dan mengusahakan usahatani buah mangga Arumanis yang lebih baik, dimana cara perawatan pohon yang kurang maksimal sehingga berdampak pada produksi buah mangga Arumanis itu sendiri, hal ini ditunjukkan hasil produksi buah berukuran kecil, tingkat serangan hama dan penyakit meningkat.

3. Keadaan Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian Penduduk Jumlah penduduk Kecamatan parang sampai dengan Bulan Desember 2008 adalah sebanyak 46.041 jiwa, dimana terbagi atas penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22.379 jiwa, perempuan sebanyak 23.662 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 13.371 KK. Adapun jumlah penduduk menurut jenis mata pencaharian di Kecamatan Parang tersaji pada Tabel 16 dibawah ini :

Tabel 16. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Tahun 2008

No.

Jumlah (orang) 1 Petani

Mata Pencaharian

11.871 2 Buruh tani

3.359 3 Pengusaha industri

885 4 Buruh industri

488 5 Pengusaha bangunan

3 6 Buruh bangunan

829 7 Pedagang

1.808 8 Pengangkutan/transportasi

240 9 Pegawai Negeri Sipil

791 10 Pegawai swasta

129 11 TNI/POLRI

Sumber : Kecamatan Parang Dalam Angka 2009 Berdasarkan Tabel 16 diatas dapat diketahui bahwa jumlah

penduduk menurut mata pencaharian di Kecamatan Parang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 11.871 orang. Hal ini disebabkan karena luas lahan pertanian dan kemampuan penduduk untuk kepemilikan lahan pertanian cukup banyak. Sebagian besar lahan pertanian penduduk menurut mata pencaharian di Kecamatan Parang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 11.871 orang. Hal ini disebabkan karena luas lahan pertanian dan kemampuan penduduk untuk kepemilikan lahan pertanian cukup banyak. Sebagian besar lahan pertanian

Keadaan ini menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya penduduk di Kecamatan Parang masih mengandalkan sektor pertanian. Hal ini merupakan peluang untuk lebih mengembangkan sektor pertanian termasuk tanaman hortikultura khususnya buah mangga Arumanis, dimana jumlah penduduk pada sektor ini dan luas lahan pertanian juga termasuk petani buah mangga Arumanis yang biasanya ditanam di pematang sawah, lahan-lahan kurang subur bahkan sebagian ada yang menggunakan lahan sawahnya khusus untuk buah mangga Arumanis.

4. Keadaan Pertanian Kecamatan Parang memiliki luas lahan pertanian yang cukup besar yaitu 7.254,47 Ha, dimana penggunaannya adalah untuk tanaman padi dan palawija; buah-buahan dan sayuran. Adapun produksi tanaman pangan menurut jenis tanaman bahan pangan tersaji pada Tabel 17 berikut :

Tabel 17. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman Bahan Pangan di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Tahun 2008

No.

Jenis Tanaman

Produksi (kw)

A. Padi dan Palawija

1. Padi 127.231 2. Jagung

78.394 3. Ubi kayu

272.828 4. Kacang tanah

33.054 5. Kedelai

197 B. Sayur-sayuran 1. Kentang

160 2. Kubis

30 3. Bayam

226 4. Cabe rawit

1.026 5. Terong

60 6. Kangkung

685 7. Kacang Panjang

C. Buah-buahan

1. Nangka 1.525

2. Pepaya 3.252 3. Jeruk besar

3 4. Jeruk keprok

7. Pisang 17.436 8. Rambutan

Sumber : Dinas Kecamatan Parang, 2009 Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa komoditi tanaman

bahan pangan kelompok jenis padi dan palawija terbesar adalah produksi Ubi kayu sebesar 272.828 kw hal ini disebabkan karena lahan sawah lebih sedikit dibandingkan dengan lahan tegalan. Kelompok sayur-sayuran produksi terbesar adalah cabe rawit yaitu 1.026 kw, sedangkan kelompok tanaman buah-buahan produksi terbesarnya adalah buah mangga Arumanis sebesar 170.016 kw dan produksi terbesar kedua adalah buah pisang sebesar 17.436 kw. Biasanya tanaman sayuran dan buah-buahan tersebut ditanam di lahan tegalan atau pekarangan. Buah mangga Arumanis merupakan salah satu komoditi buah unggulan di Kabupaten Magetan, terutama di Kecamatan Parang yang sebagian besar penduduknya mengusahakan buah mangga Arumanis. Kondisi wilayah, iklim, dan topografi Kecamatan Parang sesuai untuk penanaman buah mangga Arumanis.

Syarat tumbuh dan kemampuan produksi tanaman buah mangga Arumanis baik di daerah kering. Kecamatan Parang memiliki curah hujan terbesar 636 mm/th. Tanaman buah mangga secara vegetatif lebih baik tumbuh pada wilayah yang memiliki curah hujan 1200-1500 mm/th sedangkan kemampuan produksi generatif maksimal apabila curah hujannnya < 750 mm/th. Suhu optimal yang dibutuhkan tanaman buah

mangga Arumanis antara 22-27 0 C pada ketinggian tempat yang baik 1250 meter dpl. Perkebunan mangga yang baik pada ketinggian 600-700 meter

dpl, hal ini sesuai dengan daerah penelitian dimana Kecamatan Parang dpl, hal ini sesuai dengan daerah penelitian dimana Kecamatan Parang