4 Bagan Spektrum Sastra Robert Scholes

Gambar 4.4 Bagan Spektrum Sastra Robert Scholes

Dalam spketrum sastra Scholes, dunia pengalaman (history) ditempatkan di tengah. Jika persepsi tokoh tentang dunia pengalaman ideal, arahnya bergerak ke kanan. Jika persepsi tokoh tentang dunia pengalaman tidak ideal, arahnya bergerak ke kiri. Apabila sebuah karya sastra melalui tokoh-tokohnya mengandaikan dunia pengalaman sejajar dengan sejarah, maka karya itu cenderung disebut sebagai history, biography, otoboigrafy, atau jurnalism.

Dalam sentiment dunia fiksi tidak memiliki tokoh hero. Dalam tragedy, dunia fiksi cukup ideal dengan munculnya tokoh-tokoh pahlawan yang membuat dunianya penuh dengan hal-hal yang bersifat heroik. Sisi kanan yang paling ekstrim adalah romance yaitu dunia superhuman yang hidup dalam dunia ideal.

Dalam kerangka teori Scholes, comedy diisi oleh tokoh-tokoh yang merendahkan dunia pengalaman dengan tokoh-tokoh yang berasal dari papan bawah. Dalam piqaresque, protagonis berjuang dalan suatu dunia yang tidak karuan, di luar toleransi dunia manusia yang wajar. Satire dalam pengertian ini berarti sebuah karya sastra yang memiliki tokoh yang berada dalam situasi kisruh atau kacau balau. Dunia pengalaman direndahkan habis-habisan. Hal ini sebagai Dalam kerangka teori Scholes, comedy diisi oleh tokoh-tokoh yang merendahkan dunia pengalaman dengan tokoh-tokoh yang berasal dari papan bawah. Dalam piqaresque, protagonis berjuang dalan suatu dunia yang tidak karuan, di luar toleransi dunia manusia yang wajar. Satire dalam pengertian ini berarti sebuah karya sastra yang memiliki tokoh yang berada dalam situasi kisruh atau kacau balau. Dunia pengalaman direndahkan habis-habisan. Hal ini sebagai

Dalam cerpen LMM ada beberapa tokoh yang patut dicatat: Tuhan, Malaikat, Nabi Muhammad, Menteri Luar Negeri, Presiden Soekarno, Pelacur daerah Planit, dsb. Dilihat dari intensitasnya, nabi dalam cerpen LMM menjadi tokoh utama. Nabi memprotes Tuhan agar mau menurunkannya ke bumi. Tokoh utama dalam cerpen RSK adalah kakek Garin, penjaga masjid yang saleh ini suatu ketika merasa tersinggung oleh Ajo Sidi yang dinilainya telah melecehkan konsepsi keagamaannya hingga akhirnya bunuh diri, sedangkan tokoh utama cerpen KP adalah seorang wanita yang bergulat dalam dunia atah berantah dalam pencarian identitasnya.

Dari segi penokohan cerpen LMM tidak menampilkan tokoh yang padu dibanding dengan cerpen lainnya. Terutama pada bagian akhir muncul tokoh- tokoh yang saling tidak menunjang. Cerpen LMM memiki konflik yang kurang digarap dengan baik. Hal ini disebabkan oleh penokohan yang kurang padu.

Dalam cerpen LMM terdapat dua latar utama yaitu latar gaib dan latar empitik. Sorga dan bumi. Dalam cerpen LMM tampak memiliki tokoh dan latar yang kisruh. Dunia rekaan pada cerpen LMM tidak ideal, terjadi pemutarbalikan nilai dengan proporsi latar lebih besar pada dunia empirik. Dengan demikian cerpen LMM dalam spektrum Scholes berada pada posisi antara komedi (comedy) dan pikares (piqaresque).

Dalam cerpen RSK pun ditampilkan dua latar yaitu gaib dan empirik. Namun, konflik dibangun pada dunia gaib dalam diri tokoh utama Garin sehingga penggambaran dunia negatif yang kisruh hanya terjadi pada latar gaib. Dengan Dalam cerpen RSK pun ditampilkan dua latar yaitu gaib dan empirik. Namun, konflik dibangun pada dunia gaib dalam diri tokoh utama Garin sehingga penggambaran dunia negatif yang kisruh hanya terjadi pada latar gaib. Dengan

Cerpen KP bertemakan pergulatan tokoh utama dalam mencari identitas diri. Cerpen KP dapat dengan tegas diklasifikasikan sebagai suatu olok-olok terhadap dunia empirik (nalar). Dengan demikian cerpen KP menjadi sangat jauh dari dunia pengalaman. Maka, cerpen KP merupakan satire yang sangat kental.

Berikut adalah tabel yang disimpulkan oleh Tommy Christomy dalam perbandingan ketiga cerpen tersebut. Judul Genre

Oposisi Subjek-Objek LMM Komedi / Pikares

Latar

Nabi x Kenyataan RSK Pikares / Satir

Empirik / Gaib

Garin x Ajo Sidi KP

Empirik / Gaib

Satir

Empirik / Gaib

Wanita x Diri