Konsep Uang dalam Islam

2.3.2 Bentuk Uang

  “Di antara Ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu DINAR, tidak dikembalikannya padamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya…” (Ali ‘Imran: 75).

  “Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa DIRHAM saja…” Yusuf: 20)

  Menurut Muhammad Rawas Qal’ah Ji, syarat minimal sesuatu dapat dianggap sebagai uang adalah substansi benda tersebut tidak bisa dimanfaatkan secara langsung melainkan hanya sebagai media untuk memperoleh manfaat, dan dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki otoritas untuk menerbitkan, uang seperti Baitul Maal atau bank sentral. Namun, pada masa pemerintahan bani Umayyah, pembuatan uang (dinar dan dirham) bukan merupakan otoritas pihak tertentu dalam pemerintahan.

  Dalam sejarah Islam, bentuk uang yang digunakan pada umumnya adalah full bodied money atau uang intrinsik, dan nilai intrinsiknya sama dengan nilai ekstrinsiknya (harga uang sama dengan nilainya). Jenis yang umum adalah dinar emas seberat 4,25 gram dan dirham perak seberat 2,975 gram (baca gambar 5).

  DINAR

  DIRHAM

  QS. Ali ‘Imran (3): 75

  QS. Yusuf (12): 20

  Gambar 5. Uang Dinar dan Dirham

  Sementara itu, uang dalam bentuk fiat money atau uang ekstrinsik, ketika nilai ekstrinsiknya tidak sama dengan nilai intrinsiknya (harga uang tidak sama dengan nilainya). Fiat money berupa uang kertas pernah digunakan pada Daulah Utsmaniah sejak tahun 1254 H dan disebut al-Qai’mah. Namun, setelah beredar selama 23 tahun, pada tahun 1278 H dibekukan karena terlalu banyak fiat money yang sudah beredar sehingga kehilangan kepercayaan masyarakat. Uang kertas kemudian diberlakukan kembali secara paksa pada 1293 H sampai jatuhnya Daulah Utsmaniah pada 1332 H.

  Pada dasarnya uang yang digunakan dalam Islam adalah uang yang tidak mengandung riba dalam penciptaannya. Bentuknya dapat full bodied money atau fiat money dengan 100 standar emas. Prinsip keduanya sama, yaitu membatasi penciptaan uang sehingga stabilitas nilai uang terjaga. Namun demikian, full bodied money mempunyai keunggulan karena ia memiliki fungsi uang yang sebenarnya, yaitu sebagai penyimpan nilai.

  Sementara itu, fiat money yang digunakan dalam ekonomi konvensional saat ini tidak dapat dikategorikan sebagai uang yang sah dari kaca mata Islam karena fiat money tersebut tidak memiliki nilai atau tidak di-back up dengan cadangan emas senilai harga yang tercantum dalam uang tersebut. Penciptaan fiat money zaman sekarang mengandung unsur riba karena bertambahnya uang tidak dibarengi dengan adanya ‘Iwad (equivalen countervalue berupa risiko, kerja dan usaha, atau tanggungan), seperti yang dijelaskan pada subbab 2.4. Dalam istilah ekonomi konvensional, penciptaan uang baru menimbulkan keuntungan seigniorage yang dinikmati oleh Sementara itu, fiat money yang digunakan dalam ekonomi konvensional saat ini tidak dapat dikategorikan sebagai uang yang sah dari kaca mata Islam karena fiat money tersebut tidak memiliki nilai atau tidak di-back up dengan cadangan emas senilai harga yang tercantum dalam uang tersebut. Penciptaan fiat money zaman sekarang mengandung unsur riba karena bertambahnya uang tidak dibarengi dengan adanya ‘Iwad (equivalen countervalue berupa risiko, kerja dan usaha, atau tanggungan), seperti yang dijelaskan pada subbab 2.4. Dalam istilah ekonomi konvensional, penciptaan uang baru menimbulkan keuntungan seigniorage yang dinikmati oleh

2.3.3 Uang dalam Sistem Ekonomi Islam

  Dalam sejarah kegiatan ekonomi Islam, pentingnya keberadaan uang ditegaskan oleh pendapat Rasulullah SAW yang menganjurkan dan menyebutkan bahwa perdagangan yang lebih baik (adil) adalah perdagangan yang menggunakan media uang (dinar atau dirham), bukan pertukaran barang (barter) yang dapat menimbulkan riba ketika terjadi pertukaran barang sejenis yang berbeda mutu.

  Dengan keberadaan uang, hakekat ekonomi (dalam perspektif Islam) dapat berlangsung dengan lebih baik, yaitu terpelihara dan meningkatnya perputaran harta (velocity) di antara manusia (pelaku ekonomi). Dengan keberadaan uang, aktivitas zakat, infaq, shadaqah, wakaf, kharaj, jizyah, dan lain-lain dapat lebih lancar terselenggara. Dengan keberadaan uang juga, aktivitas sektor swasta, publik, dan sosial dapat berlangsung dengan akselerasi yang lebih cepat (Sakti, 2006).

BUNGA

  Uang Sebagai Alat Tukar

  Uang Sebagai Komoditi

  Pasar Moneter:

  Uang, Modal, Obligasi,

  Kredit dan Spekulasi

  Derivatif

  Corak Ekonomi Konvensional:

  Dikotomi Riil dan Moneter

  Sumber: Sakti (2006)

  Gambar 6. Corak Ekonomi Konvensional

  Dalam ekonomi konvensional, sistem bunga dan fungsi uang yang dapat disamakan dengan komoditi menyebabkan timbulnya pasar tersendiri dengan uang sebagai Dalam ekonomi konvensional, sistem bunga dan fungsi uang yang dapat disamakan dengan komoditi menyebabkan timbulnya pasar tersendiri dengan uang sebagai

  Dikotomi sektor riil dan moneter tidak terjadi dalam ekonomi Islam karena absennya sistem bunga dan dilarangnya memperdagangkan uang sebagai komoditi sehingga corak ekonomi Islam adalah ekonomi sektor riil, dengan fungsi uang sebagai alat tukar untuk memperlancar kegiatan investasi, produksi, dan perniagaan di sektor riil.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2