DESKRIPSI TARI MAS MERAH

BAB IV DESKRIPSI TARI MAS MERAH

4.1 Deskripsi Tari Mas Merah

Menurut Curt Sachs (1963:5) dalam bukunya yang berjudul History of The Dance mengemukakan bahwa perkembangan tari sebagai seni yang tinggi telah ada pada zaman prasejarah. Pada awal kebudayaan tari telah mencapai tingkat kesempurnaan yang belum tercapai oleh seni atau ilmu pengetahuan lainnya.

Penyusunan gerak dalam seni tari, gerak dari masing-masing penari, ditambah dengan penyesuaian dengan ruang, sinar, warna, dan seni sastranya, kesemuanya merupakan suatu pengorganisasian seni tari yang disebut koreografi (Djelantik, 1990:23). Dimana koreografi ini memiliki ciri-ciri khas tertentu dari bentuk tarian yang dapat dilihat dan dinikmati oleh pelakunya dan penontonnya. Dimana didalam penyajian tarian Mas Merah ini menggunakan gerakan variatif pencak silat khas Melayu.

Hal ini berarti gerakan-gerakan yang terbentuk dalam tari adalah terstruktur ataupun terpola di dalam aturan-aturan adat dan nilai keindahan setempat yang dilakukan secara simbolis serta memiliki makna-makna tersendiri. Dimana kata struktur disini adalah bagian-bagian yang melengkapi tari Mas Merah dalam pertunjukannya saling berhubungan satu dengan yang lain, ataupun tahapan- tahapannya.

4.2 Penari Mas Merah

Penari merupakan bagian terpenting dalam pertunjukan tari Mas Merah ini, karena penari yang akan mempertunjukan tarian tersebut. Penari menjadi pusat perhatian penonton, sehingga diperlukan penari yang memiliki kecakapan dan kemampuan menarikan tari Mas Merah tersebut di panggung pertunjukan.

Dalam penyajian tari Mas Merah pada masyarakat Melayu di Kota Binjai biasanya harus menggunakan penari laki-laki berjumlah lima dan perempuan berjumlah lima juga. Sepasang dari sepuluh penari berperan menjadi Salam dan Salmah. Diawali dari posisi depan, sebelum memulai tarian dilakukan penghormatan kepada para tamu yang menghadiri pertunjukan, yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan gerakan. Dalam penyajian Tari Mas Merah yang penulis dapatkan dilapangan penari berjumlah sepuluh orang dan menampilkan gerakan sesuai dengan peran mereka masing-masing. Dimana struktur penyajiannya diawali dari posisi depan juga sebelum memulai tarian dilakukann penghormatan kepada para tamu yang menghadiri pertunjukan.

Pemilihan penari Mas Merah yang penulis dapatkan dilapangan merupakan anggota dari sanggar Melati Suci Binjai. Para penari yang dipilih mempunyai waktu akan berlatih lagi untuk mempelajari sebelum hari pelaksanaan. Pada saat pertunjukan, penari akan mempertunjukan tarian sesuai gerakannya.

4.3 Asal-usul Legenda Mas Merah

Mas Merah adalah sebutan khusus yang diberikan Salam kepada Salamah. Salam memberikan sebutan tersebut karena Salam memiliki cinta yang sangat dalam kepada Salmah orang yang sangat dicintainya semasa hidup Salam.

Kisah cerita Mas Merah berawal dari kisah percintaan antara Salam dan Salmah Pada tahun 1890 Salam tinggal di Serawak Malaysia dan mempunyai abang bernama Amran. Salam telah menjalin hubungan secara diam-diam dengan gadis bernama Rukiah. Hubungan ini tidak diketahui oleh orangtua Salam. Rukiah adalah seorang gadis baik dan berparas cantik. Ayah Salam ingin menikahkan Amran dengan seorang gadis. Pada suatu hari ia bertanya pada Amran apakah dia ingin menikah. Karena dilihatnya Amran sudah "berumur". Amran menjawab, "Kalau Ayah hendak menikahkan aku, terserah pada Ayah saja,". Konon pada zaman dahulu, pasangan hidup diatur oleh orangtua. Ayahnya kembali bertanya pada Amran, "Siapa yang kau suka untuk menjadi istrimu?". "Terserah siapa yang Ayah suka untuk menjadi istriku, aku ikut saja,". Pilihan satu-satunya gadis yang baik dan cantik di daerah Serawak ialah Rukiah. Singkat cerita, dinikahkanlah Amran dengan Rukiah. Saat pernikahan mereka, Salam menjadi putus asa. Beberapa waktu kemudian Salam menjumpai Rukiah, dan berkata, "Kalau memang abangku yang menjadi jodohmu, ya sudah, apa yang bisa kita perbuat. Itu sudah kemauan orang tua. Daripada nantinya aku melihat kau bersenang-senang dengan abangku, lebih baik aku pergi dari sini,". Konon Salam melemparkan batu sebanyak tiga buah di tanah Serawak. Ia berkata, "Kalau timbul tiga buah batu yang kulempar di tanah Serawak ini, barulah aku akan pulang".

Saat pementasan di daerah Medan Labuhan, dengan kehendak Tuhan, Salam bertemu dengan Salmah. Salmah adalah kembang di Medan Labuhan-Belawan. Ayah

Salmah bernama H. Kasim. Ibu Salmah berhutang pada seorang keturunan India bernama Tambi namun ia tidak mampu membayar hutangnya. Lalu Tambi mengatakan pada orangtua Salmah, "Kalau memang hutang Anda tidak bisa terbayar, ya sudah". Namun melihat hutangnya yang tidak terbayar maka H. Kasim kembali berkata pada Tambi, "Untuk mengikat erat persaudaraan bagaimana kalau Salmah saya kawinkan dengan Anda". Di saat acara perkawinan Salmah dengan Tambi, pementasan sandiwara ini diundang untuk mengisi acara tersebut. Salam memainkan biola sambil menyanyikan sebuah lagu yang berjudul "Kau adalah Mas Merahku". Isi bait dari lagunya seperti ini: Sayang Mas Merah jangan merajuk Mari kemari abang nan bujuk Kalau ada penawar yang sejuk Racun kuminum haram tak mabuk Sayang selasih dibawa dulang Mekar satu di atas peti Sayang kekasih Mas Merahku sayang Biar Bang Salam membawa diri

Mendengar bait ini, Salmah langsung jatuh pingsan. Masyarakat sekitar tidak mengetahui bahwa Salmah adalah Mas Merah yang disebut Salam dalam lagunya. Salam kembali berputus asa dan kemudian pergi ke laut untuk menjadi nelayan di daerah Brandan. Setelah melaut selama berbulan-bulan, Salam dapat melupakan Salmah. Namun Salmah tidak menyukai Tambi dan akhirnya mereka akhirnya bercerai.

Pulau Kampai awalnya adalah hutan yang lebat. Dan tidak seorang pun dari masyarakat Belawan yang berani membuka lahan hutan Pulau Kampai tersebut.

Orang yang dituakan di daerah ini adalah H. Makminias. H. Makminias berkata bahwa ia tidak berani membuka hutan ini. "Yang berani adalah abangku yaitu H. Kasim" tambahnya. H. Kasim adalah ayah Salmah yang tinggal di Belawan. Maka H. Makminias menjemput H. Kasim beserta anaknya Salmah. Namun, di tengah perjalanan mereka dirampok penyamun yang dikenal dengan Pendekar Nayan (Pendekar Senayan). Mereka diikat di tiang layar. Salmah dibawa ke tempat para penyamun dan ia berteriak meminta pertolongan.

Saat itu Salam bersama temannya Husein sedang melaut di kawasan itu. Mendengar teriakan seorang wanita, Salam hendak menolong namun dihalangi oleh Husein. Husein berkata pada Salam, "Aku tidak berani kesana. Daerahnya sangat angker. Biasanya orang yang pergi kesana pasti tidak bisa kembali pulang". Namun keinginan Salam untuk menolong wanita tersebut tidak bisa terhalangi oleh temannya Husein. Akhirnya terjadilah perkelahian antara Pendekar Nayan dengan Salam. Akhirnya Pendekar Nayan kalah dan bertemulah Salam dengan Salmah. H. Kasim yang awalnya tidak menyukai Salam akhirnya berbaik hati.

Salam pergi ke mana saja dengan membawa biola. Dan ia selalu menyanyikan lagu "Kau adalah Mas Merahku". Di daerah itu ada seorang tauke ikan yang merantau dari Malaysia ke Pulau Kampai bernama Tu Awang Muhammadin. Ia membeli ikan-ikan dari para nelayan dan dikenal dengan sifatnya yang baik hati. Salam yang dulunya menjual ikan di Pulau Sembilan dan Brandan, kini hanya menjual ikannya di Pulau Kampai. Tanpa diketahui Salam, Tu Awang Muhammadin selalu memperhatikan gelagat Salam yang selalu termenung. Ia juga melihat hubungan Salam dengan Salmah yang sudah serius. Tu Awang Muhammadin menanyakan kepada Salam, "Lam, apakah kau mau menikah? Jangan hanya pergi ke laut saja. Kalau memang engkau mau, akan kunikahkan kalian". Salam menjawab,

"Terserah Tu Awang saja". Kemudian Tu Awang kembali menanyakan kepada Salam, "Siapa yang jadi pilihanmu?". Pilihan jatuh pada Salmah.

Mereka menikah selama sepuluh tahun dan tidak mempunyai keturunan. Suatu hari keduanya terkena penyakit cacar. Pada tahun 1920 tepatnya pada hari Jumat pukul 05.00 pagi Salam meninggal, dan disusul oleh Salmah pada pukul 06.00 pagi. Sebelum meninggal Salam berpesan kepada Husein, temannya, "Kalau nanti aku meninggal tolong kuburkan aku berdekatan dengan kuburan istriku, dan tanamkan bunga tanjung di atas nisan kuburan kami berdua,". Bunga tanjung yang ditanam adalah kisah perjalanan cinta Salam sebagai tanda antara Semenanjung Malaysia, Medan Labuhan dan Pulau Kampai.

Tarian Mas Merah yang diciptakan Freidy Idris, berdasarkan dengan cerita percintaan Salam dan Salamah. Awal Freidy Idris Menciptakan tarian Mas Merah berawal saat sanggar yang Freidy Idris pimpin, yaitu sanggar Melati Suci ingin mengikuti lomba di Taman Mini Jakrta pada tahun 2010 yang lalu. Saat itu Freidy Idris berpikir tarian apa yang harus ia buat untuk ditampilkan pada acara perlombaan di Taman Mini Jakarta. Saat itu Freidy Idris teringat dengan perjalanannya saat Kepulau Kampai yang dimana Freidy Iris teringat dengan makam Mas Merah yang Freidy Idris kunjungi dan Freidy Idris tergerak hatinya mengangkat kisah cerita Salam dan Salmah yang terjadi di Pulau Kampai, sebagai alur cerita dalam tarian yang akan diciptakan Freidy Idris untuk perlombaan di Taman Mini Jakarta. Freidy Idris menciptakan gerakan kreasi tari Mas Merah dan mengajarkannya pada anggota sanggar Melati Suci yang Freidy Idris pimpin untuk persiapan perlombaan di Taman Mini Jakarta. Sebelum Freidy Idris dan anggota sanggar Melati Suci pergi ke Jakarta untuk mengikuti perlombaan, mereka menarikan tari Mas Merah di Pulau kampai, tepatnya di tepi laut Pulau Kampai.

Freidy Idris juga berkerja sama dengan Syahril Felani untuk membuat music iringan yang akan mengiringi penari Mas Merah saat mempertunjukan tarin Mas Merah yang akan diperlombaakan di Taman Mini Jakarta. Hasil yang sangat memuaskan yang diraih oleh penari Mas Merah dimana tarian yang diciptakan Freidy Idris berhasil medapatkan jura penyajian terbaik, kostum terbaik, musik terbaik, dan jura seSumatera Kepulauan Riau.

Setelah memenangkan perlombaan tarian yang diperlombakan di Taman Mini Jakarta para penonton yang melihat tarian tersebut merespon dengan baik dan mulai ada tawaran untuk mempertunjukan tarian Mas Merah di berbagai Kota-kota besar, seperti : Jakarta, Batam, Medan, Binjai, Pekan Baru, Kalimantan, Aceh, dan Kota- kota lain. Tarian Mas Merah perdana dipertunjukan di Kota Medan pada hari Sabtu,

9 juli 2011 di Taman Budaya Medan. Sanggar yang dipimpin oleh Bapak Freidy dipanggil ke Malasiya untuk mempertunjukan 2 tarian dalam sebuah acara, dan mereka ingin mempertunjukan tarian Mas Merah dan tarian Sigale-gale yang sudah digarap oleh Bapak Freidy.

Gambar 4.1

Piagam Penghargaan Penyajian Unggul Parade Tari Nusantara pada tahun 2010 di

Tamn Mini Jakarta Sumber: Koleksi Freidy Idris

Gamba r 4.2 Piagam Penghargaan Penata Musik Unggulan Parade Tari Nusantara Pada Tahun 2010 di Taman Mini Jakarta Sumber: Koleksi Freidy Idris

Gambar 4.3

Piagam Penyajian Terbaik Wilayah Sumatera Parama Natya Budaya Swarna Dwipa

Sumatera Parade Tari Nusantara pada tahu 2010 di Taman Mini Jakarta. Sumber: Koleksi Freidy Idris

4.4 Busana dan Properti Tari Mas Merah

Pada pertunjukan tari Mas Merah, busana yang dikenakan oleh penari Mas Merah adalah karya kreasi Bapak Freidy yang mengkombinasikan busana perpaduan India dengan busana Melayu. Busana yang dikenakan oleh penari perempuan adalah Pada pertunjukan tari Mas Merah, busana yang dikenakan oleh penari Mas Merah adalah karya kreasi Bapak Freidy yang mengkombinasikan busana perpaduan India dengan busana Melayu. Busana yang dikenakan oleh penari perempuan adalah

Payung yang dipegang oleh Salmah akan dihancurkan oleh Salmah sebagai lambang kekecewaan, karena Salmah tidak bisa menikah dengan Salam yang dimana Salmah akan dinikahi dengan lelaki yang dijodohkan orangtuanya kepadanya yaitu Tambi.

Gambar 4.4 Payung Kertas Sumber: Koleksi Penulis

4.5 Gerak dalam Pertunjukan

Pada kebudayaan Melayu di Kota Binjai, tarian Mas Merah yang ditampilkan untuk pertunjukan hiburan yang menjadi pusat perhatian para penoton untuk melihatnya. Dari gerakan-gerakan tari Mas Merah mengandung sebuah unsur cerita tentang percintaan Salam dan Salmah dari gerakan yang ditarikan.

Selanjutnya menurut Bapak Freidy Idris yang merupakan informan penulis, gerakan-gerakan tari Mas Merah merupakan gerakan kreasi memiliki hitungan variatif dan memiliki makna tersendiri. Gerakan menggambarkan bagaimana perjuangan Salam untuk mendapatkan Salmah dan sampai mereka bersama sampai akhir hidup mereka. Gerakan-gerakan tersebut, dapat dilihat dari deskripsi secara kinisiologis sebagai berikut.

Tabel 5.1 Deskripsi Gerak Tari Mas Merah

No Ragam Hitungan dan

Gambar Tempo Tarian

Deskripsi Gerak Penari Mas Merah

dan Pola

1 Ragam 1 Hitungan sesuai dengan Posisi kaki kiri diletakan di bawah kaki kanan iringan musik.

ditengkukan setengah.

Tempo lambat

Posisi ke dua tangan di turunkan kebawah.

(Tari tak terikat pada Posisi kepala di tundukan. ketukan musik, tetapi gerak dalam tiga posisi)

Pola ᴏ

∆ = penari perempuan ᴏ = penari laki-laki

Melodi biola

2 Ragam 2 4x8

Posisi badan tegak lurus untuk peran utama.

Tempo lambat

Posisi tangan lurus kearah samping kanan dan posisi kepala menghadap ke samping kanan. Untuk peran dayang posisinya setengah duduk.

Pola

Melodi biola

3 Ragam 3 4x8 Hitungan 3x8 Salam memberikan payung Tempo lambat

kepada Salmah. Posisi kepala sama-sama tegak sambil saling memandang. Ke dua tangan kanan sama-sama memegang payung. Posisi badan tegak lurus. Kaki kanan sama-sama maju ke depan.

Pola

4 Ragam 4 4x8

Gerakan ini merupakan gerakan hormat. Posisi

Tempo cepat

kepala tegak lurus. Ke dua telapak tangan disatukan dan tangannya membentuk seperti tanda hormat. Posisi kaki kanan di majukan ke depan.

Pola

5 Ragam 5 4x8

Gerakan siku tangan kanan kepada masing-

Tempo sedang

masing pasangan pada hitungan 2x8. Posisi badan tegak lurus menghadap pasangan. Posisi kaki kanan maju ke depan. Tangan kiri dibuka ke atas dan jarinya di genggam. Sedangkan jari jempol dibuka. Tempo sedang.

Pola ∆ᴏ ᴏ∆ ᴏ∆

6 Ragam 6 4x8

Gerakan dayung sampan. Tangan penari

Tempo sedang

perempuan dan lai-laki digenggam. Posisi perempuan kaki kananya duduk setengah. Sedangkan kaki kirinya berdiri setengah. Untuk posisi laki-laki kaki kirinya maju ke depan dan agak ditengkuk. Sedangkan kaki kanannya mundur ke belakang.

Pola ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆ ᴏ

7 Ragam 4x8

Posisi kepala agak ditundukan.

7 Tempo cepat

Tangan kanan maju ke depan dan jari di genggam . sedangkan jari jempol di buka. Posisi badan agak dibungkukkan menghadap serong kiri. Posisi kaki kiri ditengkukkan dan kaki kanan maju serong kanan.

Pola ᴏ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆

8 Ragam 1x8

Gerakan halangan antara permpuan

8 Tempo cepat

dan laki-laki. Posisi ke dua peran berhadap-hadapan. Untuk peran perempuan arah badan ke samping kanan ke dua kaki dibuka. Untuk peran laki-laki arah badan ke samping kanan. Posisi kaki dibuka dan kaki kanan menghadap serong kanan.

Pola ᴏ ∆ ∆ ∆ ∆ ᴏ ∆

9 Ragam 1x8

Gerakan ini menunjukan gerakan

9 Tempo sedang

konflik. Posisi perempuan bersadar ke pungung laki-laki. Posisi laki- laki membungkuk kebawah.

Pola ᴏ ∆ ∆ ∆ ∆ ᴏ ∆

10 Ragam 4x8

Gerakan ini menunjukan peran Mas

10 Tempo pelan

Merah. Posisi badan perempuan tegak lurus. Tangan kanan ke arah atas, telapak tangan dibuka menghadap ke atas. Sedangkan tangan kiri dibuka kea rah bawah, sedangkan jarinya tegak lurus ke atas. Sedangkan dua pengawal laki- laki berdiri tegak lurus dan ke dua tangan mengangkat peran Mas Merah.

Pola ∆ ᴏ∆ᴏ ∆ ∆ ∆ ᴏ ᴏ ᴏ

11 Ragam 1x8

Gerakan tangan diayunkan ke

11 Tempo cepat

depan atas yang menandakan kegembiraan. Posisi badan tegak lurus untuk peran Salam dan Salamah, sedangkan tangan dibuka. Untuk penari lainnya posisi badan setengah jongkok.

Pola ᴏ ∆ ᴏ ∆ ∆ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ᴏ

12 Ragam 1x8

Gerakan membuka tangan kiri ke

12 Tempo cepat

arah serong kiri. Posisi badan tegak lurus, kepala menghadap kearah samping kiri. Untuk posisi tangan diangkat ke atas menghadap serong kiri dan kaki kiri mundur ke belakang mengdap serong kiri. Kaki kanan tegak lurus menghadap ke depan.

Pola ∆ ∆ ∆ ∆ ᴏ ᴏ

13 Ragam Hitungan sesuai Gerakan ini dimana Salam dan

13 dengan

iringan Salmah akan berpisah karena

musik.

Salmah mau menikah dengan orang

Tempo lambat

yang dijodohkan oleh orang tuanya. Posisi badan tegak lurus. Untuk laki-laki posisi badan ke arah samping kiri dan posisi kepala menghadap ke kanan. Untuk posisi perempuan bsdan tegak lurus , tangan kiri mengengam tangan peria dan tangan kanan memegang payung serta posisi kepala ke arah kanan melihat laki-laki.

Pola ∆ ∆

14 Ragam Hitungan sesuai Gambaran ini menunjukan rasa ke

14 dengan

iringan kecewaan atau rasa sedih Mas

musik.

Merah(Salmah).

Posisi

badan

Tempo lambat

setengah berdidri. Kedua tangan menekan atas payung kertas yang sudah

dikembangkan

untuk

dihancurkan.

Pola ∆ ᴏ ᴏ ∆ ∆ ᴏ ᴏ ∆

15 Ragam Hitungan sesuai Badan pemeran Mas Merah tegak

15 dengan

iringan lurus. Kepala menghadap samping

musik.

kanan, serta payung yang dipegang

Tempo lambat

oleh tangan kanan di campakkan ke arah kanan atas.

Pola ∆ ᴏ ᴏ ∆

16 Ragam Hitungan sesuai Pengawal laki-laki mengangkat

16 dengan

iringan peran Mas Merah. Mas Merah

Dokumen yang terkait

PENGARUH PELATIHAN PENDAMPINGAN SUAMI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU INPARTU PRIMIGRAVIDA KALA I FASE LATEN DI RS BERSALIN DEWI SARTIKA DAN RSUD IBNU SINA KAB. GRESIK

1 30 27

EFEKTIVITAS PEMASARAN PRODUK KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA PT. BANK JATIM Tbk CABANG PASURUAN NOOR ADILLA NIM: 201110190511007

0 7 22

PENERAPAN PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENILAIAN KELAYAKAN PERMINTAAN KREDIT INVESTASI PEMERINTAH (KIP) PADA PT BANK JATIM CABANG SUMENEP LISA LUSIANA NIM: 201110190511008

0 12 19

STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK JATIM Tbk CABANG PASURUAN LELI PURNIA NIM: 201110190511021

0 17 20

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS DEWI SARTIKA DAN GUGUS HASANUDIN KOTA TEGAL

37 176 262

USAHA RUMAH MAKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN Drs. Sardan, MM. Nama: Damar Jaler Prastowo NIM: 10020005 Jurusan: Teknik Elektro UNIVERSITAS SURYADARMA JAKARTA 2012 BAB I PENDAHULUAN - USAHA RUMAH MAKAN

0 0 12

View of ALFIANA SARTIKA PENDAFTARAN PENDUDUK PINDAH DATANG DI KELURAHAN SANGASANGA DALAM KECAMATAN SANGASANGA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

0 0 13

Juni 2016 THE EFFECT OF WORK SAFETY AND HEALTH, TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP, AND ORGANISATIONAL CULTURE ON THE ORGANISATIONAL COMMITMENT OF EMPLOYEES OF MATARAM FISH QUARANTINE, HARVESTING AND FISH QUALITY CONTROL CLASS II By : MILIS NIM: I2A013096 ABSTRA

0 0 13

JAKUB SINULINGGA SINULINGGA NIM: 070707014

0 0 70

CHRISMES ELISABET MANIK NIM: 070707009

1 2 154