Sunnatullah dalam Pengelolaan Umat

Sunnatullah dalam Pengelolaan Umat

Sesungguhnya tujuan utama diutusnya para nabi ialah untuk membimbing umat manusia agar memperoleh penge- tahuan yang cukup, menyampaikan mereka kepada kebaha- giaan dunia dan akhirat, serta menutupi kekurangan mereka - lantaran terbatasnya akal dan pengalaman mereka- dengan menurunkan wahyu. Singkatnya, tujuan utama itu ialah

menyempurnakan hujjah atas mereka. 3 Akan tetapi, ketika para nabi itu diutus, Allah swt. dengan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya dan melalui pengatu- ran-Nya yang bijaksana, melengkapi mereka dengan kondisi jiwa sehingga mereka dapat menerima dakwah nabi dan membimbing manusia dalam menempuh jalan kesempurnaan.

Mengingat faktor terbesar pengingkaran, penyimpangan dan penolakan terhadap Allah dan para nabi adalah rasa tidak

1 Lihat QS. Al-Anfal: 36 2 Lihat QS. Ibrahim: 12, Al-Baqoroh: 61, 87, 91, Alimran: 21, 112, 181, Al- Maidah: 70, An-Nisa': 155

3 Lihat QS. An-Nisa': 65, Thaha: 134

PANDANGAN DUNIA ILAHI butuh 1 dan lalai akan sebegitu luasnya kebutuhan makhluk,

maka Allah Yang Mahabijak menyiapkan kondisi dan sebab- sebab yang mendorong manusia agar dapat menyadari kebutuhan dan kepentingan mereka, juga untuk menyela-

matkan mereka dari kelalaian, kecongkakan dan fanatisme. 2 Maka itu, Allah menguji mereka dengan berbagai macam ujian, bencana dan musibah agar mereka merasa dan menga- kui kelemahannya kemudian tunduk di hadapan Allah swt.

Akan tetapi faktor inipun tidak berpengaruh secara merata dan menyeluruh, sebab masih banyak sekali manusia - khususnya orang-orang yang memiliki kekayaan materi yang melimpah- yang hidup dalam usia yang panjang di dalam kesenangan dan kezaliman terhadap orang lain. Dalam gambaran Al-Qur'an, mereka bagaikan batu bahkan lebih

keras. 3 Mereka tidak sadar akan kelalaian mereka, bahkan senantiasa tenggelam dan terus berjalan dalam kesesatan, sakalipun mereka telah ditimpa berbagai bencana. Nasehat dan peringatan para nabi tidak lagi berarti bagi mereka sama sekali. Dan ketika Allah mengangkat azab dan bencana dari mereka lalu mengembalikan nikmat-Nya kepada mereka, mereka berkata: "Kesusahan sudah biasa terjadi di dunia ini,

seperti yang menimpa nenek-nenek moyang kita", 4 lalu mereka kembali berbuat maksiat dan menumpuk harta kekayaan dan menghimpun kekuatan. Mereka lalai bahwa semua itu merupakan ujian Ilahi yang dapat membuat mereka sengsara, baik di dunia maupun di akhirat.

1 Lihat Qs. Al-'Alaq: 6 2 Lihat Qs. Al-An'am: 42, Al-A'raf: 94.

3 Lihat Qs. Al-An'am: 43, Al-Mu'minun: 76 4 Lihat Qs. Al-A'raf: 95, 182, 183, Alimran: 178, At-Taubah: 55-58, Al- Mu'minun: 54-56.

MENGENAL AWAL KEHIDUPAN Alhasil, ketika pengikut dan pembela para nabi telah

mencapai jumlah yang memungkinkan untuk membentuk sebuah masyarakat yang mandiri, dapat menjaga dan membela diri serta memerangi musuh-musuh Allah, mereka

diperintahkan untuk melakukan jihad. 1 Ketika itulah azab Allah akan ditimpakan kepada orang-orang yang kafir melalui kekuatan orang-orang mukmin. 2 Jika kondisi tidak memung- kinkan, kaum mukmin diperintahkan oleh para nabi untuk menghindar dan menjauhi orang-orang kafir karena azab dan bencana Ilahi –melalui jalan lainnya– akan diturunkan ke atas umat penentang yang tidak dapat diharapkan lagi kebaikan-

nya, dan mereka tidak mungkin kembali ke naungan Ilahi. 3 Inilah sunnatullah yang tidak mungkin berubah dan berganti dalam mengatur kehidupan umat manusia. 4 []

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !

1. Terangkan sikap-sikap umat manusia terhadap dakwah para nabi?

2. Sebutkan faktor-faktor dan motif yang mendorong mereka sehingga menentang nabi!

3. Apakah sarana yang digunakan oleh orang-orang yang menentang nabi?

4. Sebutkan sunnatullah sekaitan dengan diutusnya para nabi dan sikap umat terhadap mereka!

1 Lihat Qs. Alimran: 146 2 Lihat Qs. At-Taubah: 14

3 Lihat Qs. Al-'Ankabut: 40, dan di surat-surat lainnya. 4 Lihat Qs Al-Fathir: 43, Ghafir: 85, Al-Isra': 77