II.2.3. Fly Ash
Fly Ash adalah material yang sangat halus serta mempunyai gradasi yang
seragam yang berasal dari sisa pembakaran besi baja atau batu bara. Sekitar 80 abu yang terbentuk dari pembakaran batu bara keluar dari tungku pembakaran,
ada yang melalui cerobong asap yang disebut fly ash dan ada sisa kasar pembakaran batu bara pada dasar tungku disebut bottom ash. Fly ash termasuk
material yang disebut dengan pozzolanic material karena fly ash mengandung bahan pozzolan yaitu Silica SiO
2
, Besi Oksida Fe
2
O
3
, Aluminium Oksida Al
2
O
3
, Calsium Oksida CaO , Magnesium Oksida MgO dan Sulfat SO
4
. Mutu dari fly ash beragam, hal ini bergantung pada :
• Mutu dan jenis batu bara • Efisiensi pembakaran dan kehalusan serbuk batu bara
• Dimensi tungku pembakaran • Cara penangkapan fly ash dari pembakaran
II.2.3.1. Analisa Unsur Kimia Fly Ash
Menurut Davidson 1961 hasil analisa kimia dari fly ash memiliki ukuran yang berbeda-beda dan unsur-unsur yang tidak terbakar seperti : SiO
2
, Al
2
O
3
dan Fe
2
O
3
cenderung berada pada partikel yang berukuran halus, sedangkan unsur- unsur karbon yang ada pada umumnya ditentukan oleh “Loss of ignition” lebih
dominan pada partikel kasar, sehingga persentase berat yang lolos ayakan No. 325 ASTM pada umumnya dapat dipakai sebagai indikator kadar karbon.
Universitas Sumatera Utara
II.2.3.2. Sifat Fisik dan Karakterikstik Kimia Fly Ash
Ukuran dan bentuk karakteristik partikel fly ash tergantung dari tempat asal dan kesamaan dari batu bara, derajat penghacuran sebelum dibakar,
pembakaran yang merata dan tipe sistem padat yang berlubang disebut cenosphere
dan yang berbentuk bulat yang mengandung lebih sedikit fly ash disebut plerosphere. Proses pembakaran batu bara memegang peranan yang
sangat penting sebab fly ash yang dihasilkan akan semakin baik apabila proses pembakarannya semakin sempurna. Fly ash akan berwana kehitam-hitaman jika
dilakukan dalam pembakaran dengan suhu pembakaran kurang dari 1000
�
C pembakaran tidak sempuran dan akan berwana keabu-abuan jika dilakukan
pembakaran dengan suhu pembakaran pada suhu 1000
�
C pembakaran sempuran. Pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan fly ash yang
kehitam-hitaman, hal ini disebabkan kandungan karbon yang terdapat dalam fly ash
masih banyak yang belum terbakar.
II.2.3.3. Klasifikasi Fly Ash
Menurut ASTM C618- 96 ada tiga klasifikasi abu layang batubara fly ash
yaitu : • Fly ash kelas F : merupakan fly ash yang diproduksi dari pembakaran
batubara antrasit atau bituminus dan mempunyai sifat pozzolanic. Fly ash kelas F ini kadar kapurnya rendah CaO 10 sedangkan kadar SiO
2
+ Al
2
O
3
+ Fe
2
O
3
70.
Universitas Sumatera Utara
• Fly ash kelas C : diproduksi dari pembakaran batubara lignit atau sub- bituminus. Mempunyai sifat pozolanic dan sifat self-cementing, sifat ini
timbul tanpa penambahan kapur. Fly ash kelas C mengandung kapur CaO 20 dan kadar SiO
2
+ Al
2
O
3
+ Fe
2
O
3
50. • Fly ash kelas N : merupakan buangan atau pozzolan alam terkalsinasi seperti
beberapa tanah diatomaceous , opalinse chert dan debu-debu vulkanik serta bahan- bahan lainnya yang mungkin masih dalam proses kalsinasi Wardani,
2008.
Tiap elemen dalam fly ash memiliki sifat yang berbeda-beda. Elemen- elemen utama dari abu layang dibedakan dalam tiga kelompok sebagai berikut:
1. Oksida logam asam, antara lain: SiO
2
, Al
2
O
3
, dan TiO
2
2. Oksida logam basa, antara lain: Fe
2
O
3
, CaO, MgO, K
2
O dan Na
2
O. 3. Unsur-unsur lain, seperti P
2
O
5
, SO
3
, sisa karbon dan beberapa unsur lain
II.2.3.4. Pengaruh Fly Ash Terhadap Tanah Lempung