Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF Variance Inflation Factor 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi
tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas Ghozali, 2002 : 57-59
3. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain Ghozali, 2002: 69. Alat uji yang digunakan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas secara
kuantitatif dalam suatu persamaan regresi dapat dilakukan dengan uji korelasi Rank Spearman.
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig 2-tailed 0,05, maka maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas Santoso, 2001 : 301
3.5. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.5.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Adapun model persamaan regresi yang digunakan yaitu sebagai berikut
Y = b + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ e Djarwanto, 2001 : 176
Keterangan : Y
= Pertumbuhan laba X
1
= Cash Ratio CR
X
2
= Debt Ratio DR
X
3
= Total Assets Turnover
X
4
= Return On Assets ROA
bo = Konstanta
b
1,2,3,,4
= Koefisien regresi e
= Standart Error
3.5.2. Uji Hipotesis
3.5.2.1. Uji Kesesuaian Model
Uji F ini dilakukan untuk menguji sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri
dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan
datang
Prosedur Uji F :
1. H
: b
1
,,,b
4
= 0 artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri
dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam memprediksi
pertumbuhan laba di masa yang akan datang H
1
: b
1
,,,b
4
≠ 0 artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari
Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan
laba di masa yang akan datang 2.
Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05.
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas 0,05, maka H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna
melihat kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan
dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang ii.
Jika nilai probabilitas 0,05, maka H ditolak dan H
1
diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat
kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam
memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang
3.5.2.2. Uji Parsial
Uji t ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris kemampuan rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,
Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang
Prosedur Uji t :
1. H
: b
j
= 0 artinya rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan
secara parsial mempunyai kemampuan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang
H
1
: b
j
≠ 0 artinya rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas, Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan
secara parsial tidak mempunyai kemampuan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05
3. Kriteria keputusan :
i. Jika nilai probabilitas 0,05, maka Ho diterima dan H
1
ditolak, yang berarti rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,
Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan secara parsial tidak mempunyai kemampuan dalam memprediksi
pertumbuhan laba di masa yang akan datang ii.
Jika nilai probabilitas 0,05, maka Ho ditolak dan H
1
diterima, yang berarti rasio keuangan yang terdiri dari Rasio likuiditas,
Rasio leverage, Rasio aktivitas, dan Rasio keuntungan secara parsial mempunyai kemampuan dalam memprediksi
pertumbuhan laba di masa yang akan datang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
Berdasarkan pada teknik penentuan sampel, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 perusahaan Farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 – 2008 dan untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan gambaran dari masing-masing perusahaan
yang dijadikan sampel, yaitu :
1. PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk
PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk, didirikan pada tanggal 5 Febuari 1976, dengan berdasarkan akta Notaris No. 5 yang dibuat
dihadapkan Abdul Latief, SH. Perseroan bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan dan
distribusi, produk – produk farmasi, produk – produk kimia yang berhubungan dengan farmasi dan perawatan kesehatan, dengan kantor
pusat yang berkedudukan di Bogor dan Jakarta, dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1976.
2. PT. IndoFarma Persero, Tbk
PT. IndoFarma Persero, Tbk, didirikan pada tanggal 2 Januari 1996 dan diubah dengan akta No 134 tanggal 26 Januari 1996 keduanya
dari notaris Sutjipto, SH. Perseroan bergerak dalam bidang memproduksi bahan baku dan
bahan penolong farmasi serta bahan kimia termasuk agrokimia, baik 42